Sabtu, 24 September 2011

[daarut-tauhiid] Kekalahan Kelompok Moderat di Afghanistan

 

Kekalahan Kelompok Moderat di Afghanistan

Sesudah Uni Soviet hengkang dari Afghanistan tahun l989, dan terbentuknya pemerintahan baru Mujahidin, kemudian Burhanuddin Rabbani yang berasal dari suku Tajik, terpilih menjadi Presiden Afghanistan.

Burhanuddin Rabbani, mantan presiden Afghanistan dan kepala Dewan Tinggi Perdamaian telah berbicara kepada delegasi Dewan Perdamaian dan Dewan Tinggi Ulama, di Kabul, Afganistan pada 1 Maret 2011.

Rabbani menginginkan rekonsiliasi antara berbagai kelompok di Afghanistan. Termasuk dengan Taliban. Posisi Rabbani menjadi "jembatan" antara kelompok-kelompok yang terlibat konflik di Afghanistan. Namun, Rabbani sudah terlanjur tidak dipercayai oleh kelompok Taliban, karena ketika invasi Amerika Serikat ke Afghanistan, Taliban menuduh Rabbani dan kelompoknya ikut terlibat penggulingan Taliban dari ibukota Kabul.

Nasib Rabbani seperti yang dialami oleh Panglima Perang terkenal dari Jamiat Islami, Ahmad Shah Mas'ud, yang dijuluki "Singa Lembah Panshir", yang menghancurkan seluruh pasukan elite dan tank Soviet di Lembah Panshir. Ahmad Shah Mas'ud tewas, ketika dua orang Taliban menyamar sebagai wartawan, yang kemudian meledakkan kameranya, dan menyebabkan tewasnya Ahmad Shah. Peristiwa itu, sekarang dialami oleh Burhanuddin Rabbani, tewas oleh dua orang pejuang Taliban.

Tewasnya Rabbani menandai kekalahan kelompok yang masih mau "menerima" Hamid Karzai, dan dianggap mempunyai hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Rabbani dibunuh Taliban, karena menjadi simbol "ulama", yang moderat, toleran, dan mempunyai hubungan dengan orang-orang kafir yaitu Presiden Hamid Karzai dan Amerika. Inilah posisi yang diambil oleh Rabbani, dan kemudian mengakibatkan kematiannya.

Sebelumnya, pejuang Taliban telah membunuh Ahmad Wali Karzai, orang kedua yang paling berkuasa di Afghanistan, yang menjadi adik tiri Presiden Hamdi Karzai. Kemudian membunuh Muhammad Khan, penasehat utama Hamid Karzai, dan sejumlah pejabat penting lainnya di Kabul. Pejuang Taliban menyerang Kedutaan Besar Amerika dan Markas Pasukan Nato di Kabul. Ini hanya menggambarkan bahwa posisi Amerika Serikat dan Pasukan Nato, serta Presiden Hamid Karzai semakin lemah dihadapan pejuang Taliban.

Pejuang Taliban melakukan pembersihan dari unsur-unsur pendukung Hamid Karzai dan Amerika Serikat, sebelum akhirnya pejuang Taliban menghancurkan seluruh kekuatan Amerika Serikat dan Nato dari Afghanistan.

Secara anatomis kekuatan Mujahidin Afghanistan, terdiri dari kekuatan tokoh-tokoh Mujahidin yang sangat berpengaruh, diantaranya, pertama : Abdul Rabb Rasul Sayyaf, pemimpin Mujahidin dari faksi Ittehad-al-Islami, kedua, Jamiat Islami dipimpin oleh Burhanudin Rabani, yang terpilih presiden Afghanistan, ketiga, Hizbut Islami dipimpin oleh Gulbuddin Hikmatiar, keempat, Hizbul Islami pimpinan Yunus Khalis dengan panglima perang Jalaludin Haqqani, kelima, Inqilabil Islami yang dipimpin oleh Muhammad Nabi, keenam, Insithalaq Mujahidin, yang berhaluan sekuler.

Namun, pemerintahan Mujahidin yang dipimpin Burhanuddin Rabbani itu, tidak berlangsung lama, dan kekuasaannya digusur oleh Taliban, yang menjadi kekuatan baru di Kabul. Taliban yang lahir dengan membawa arah baru, yang menerapkan hukum Islam secara murni, dan mengubah seluruh tata kehidupan rakyat Afghanistan.

Mullah Umar merupakan salah satu komandan lapangan dari Hizbul Islami. Tetapi, Umar yang melihat perselisihan dan konflik diantara para pemimpin Mujahidin itu, kemudian keluar dan mendirikan Taliban, sebagai kekuatan yang berintikan para pejuang yang berasal dari pelajar-pelajar yang berada di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan. Taliban berkembang sangat pesat bersamaan dengan situasi di Afghanistan.

Taliban akhirnya bisa mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pasca perang saudara antar faksi Mujahidin, sesudah Soviet meninggalkan Afghanistan. Taliban berhasil merebut kekuasaan di Afghanistan dan ibukota kabul dari para Mujahidin.

Menurut anggota Dewan Tinggi Perdamaian Fazel Karim Aymaq, dua pria memasukki rumah Rabbani dengan "pesan khusus" dari Taliban, ujar Aymaq. Kedua pria itu menyerahkan "surban", yang berisi bom kepada Rabbani. Surban menjadi simbol yang sangat penting dan dihormati oleh kalangan pemimpin Mujahidin dari seluruh suku. Saat seorang pejuang Taliban menyerahkan surban "sangat terpercaya", Aymaq mengatakan, "salah satu dari mereka meletakkan kepalanya di pundak Rabbani, dan meledakkan bahan peledak yang tersembunyi dalam sorbannya." Pembom itu meninggal bersama Rabbani.

Kematian Rabbani itu, hanya menunjukkan kegagalan dari Presiden Hamid Karzai dan Amerika Serikat, yang ingin menarik Taliban ke meja perundingan. Nampaknya Taliban tidak tertarik dengan perundingan. Taliban berniat menghancurkan seluruh kekuatan Amerika Serikat dan pendukungnya dari Afghanistan. Seperti mereka dahulu menghadapi Uni Soviet.

Menurut Joseph E.Stiglitz, perang telah menggerogoti perekonomian Amerika, sampai bangkrut. Karena biaya perang yang harus dikeluarkan oleh Presiden George Bush, tak kurang dari $ 5-7 triliun dollar. Inilah yang membuat Amerika Serikat sekarat. Stiglitz tidak melihat lagi langkah-langkah apapun yang bisa menyelamatkan Amerika Serikat dari kebangkrutan akibat perang.

Di mana Amerika Serikat harus menyediakan anggaran yang terus meningkat, nyaris 50 persen tentara Amerika Serikat yang pulang mengalami cacad seumur hidup, dan 600 ribu veteran perang, harus menjalani perawatan medis. Biaya yang harus dikeluarkan bagi kesehatan tentara yang cacad dan perawatan medis lainnya, bisa mencapai $ 600 - 900 milliar dollar.

Banyak tentara Amerika Serikat yang melakukan bunuh diri, melakukan perceraian, serta tindakan kekerasan, yang rata-rata setiap hari terjadi 25 kali. Kehancuran kehidupan para veteran perang Afghanistan, jumlahnya sudah tak lagi dapat dihitung. Inilah malapetaka bagi masa depan Amerika.

Sepanjang sejarah, perang yang dijalankan Presiden Bush, adalah satu-satunya yang dibayai oleh utang. Pada saat Amerika Serikat berperang, Amerika Serikat terus terpuruk ke dalam defisit, dan utang yang semakin menggunung, yang sekarang mencapai $ 14,3 triliun dollar. Perang di Afghanistan dan Irak telah menghancurkan masa depan Amerika Serikat, ujar Joseph E.Stiglitz. Wallahu'alam.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: