Rabu, 28 September 2011

[daarut-tauhiid] Antara Kita dan Dajjal

NB:

"Akan menimpa manusia tahun-tahun penuh dusta. Dimana pendusta dibenarkan
dan yang benar didustakan, si pengkhianat dikasih amanah dan si jujur malah
dikhianati. Pada masa tersebut, si Ruwaibidhah pandai mengumbar kata-kata."

Para shahabat bertanya, "siapa Ruwaibidhah itu? " Rasul menjawab, "Adalah
manusia bodoh yang memegang jabatan publik." (H.R. Ibnu Majah dari Abu
Hurairah)

*Antara Kita dan Dajjal*

Akan sangat sulit bagi umat Islam bila tidak ingin dikatakan bahwa tidak
mungkin, umat mampu memahami kondisi yang melingkupinya saat ini,
memosisikan dirinya, dan kemudian mengambil langkah-langkah strategis dan
antisipatif menghadapi perkembangan terkini dalam peperangan sebenarnya
antara keimanan dan kekufuran, tanpa umat melihatnya dengan perspektif akhir
zaman, skenario Hari Akhir, dan fitnah Dajjal.

Selama umat tidak mengambil secara serius apa yang telah dikabarkan dan
diperingatkan oleh Rasulnya, Muhammad SAW, mengenai berbagai fenomena,
tanda-tanda, dan fitnah akhir zaman, maka selama itu pula umat akan lalai
dan tidak pernah menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi, membawa
mereka terus pulas dalam tidur panjangnya, terbuai oleh mimpi-mimpi indah
dari musuhnya, hingga kemudian berpikir di mimpi itulah mereka telah bangun.
Orang yang bermimpi telah bangun, tetap saja adalah orang yang tidur !

Ketika Dajjal berperan sebagai tuhan, maka ia tidak akan melakukannya dengan
sebuah deklarasi, proklamasi, atau apapun yang semacamnya, tetapi cukuplah
baginya ketika manusia mengikuti cara / prosedur / aturan / mekanisme /
standar hidup yang telah dibawanya. Ketika manusia 'patuh' dan 'taat' atas
apa yang dibawanya, maka telah terpenuhi syarat bahwa ia telah menjadi tuhan
bagi manusia dan manusia telah menyembah Dajjal.

Semakin banyak manusia yang hidup dengan
cara/prosedur/aturan/mekanisme/standar Dajjal, maka semakin banyak pula
pengikutnya. Hingga ketika sampai pada kondisi di mana hampir seluruh
manusia di muka bumi ini mematuhi cara / prosedur / aturan / mekanisme /
standar yang diperkenalkan olehnya, maka Dajjal akan membuat jalan untuk
menjadi pengikutnya dan tetap menjadi pengikutnya adalah jalan yang paling
mudah dan sekaligus nyaman, sedangkan jalan untuk menolak cara / prosedur /
aturan / mekanisme / standar Dajjal adalah jalan yang paling sulit, memiliki
risiko paling tinggi, bahkan bisa mengorbankan segala yang telah dimiliki
sebelumnya, hingga yang tersisa pada manusia itu hanya keimanannya.

Sesungguhnya logika berpikir yang paling mempengaruhi manusia dari teori
evolusi bukanlah mengenai asal-usul manusia, tetapi ketika berpikir bahwa
perjalanan waktu yang lama telah membawa manusia kini menjadi lebih beradab,
lebih cerdas, lebih pandai, lebih berakal ketimbang manusia yang hidup jauh
di masa sebelumnya. Manusia dan zamannya telah berevolusi. Manusia dan
zamannya kini adalah sistem yang jauh lebih maju dan reliable, sedangkan
manusia dan zaman sebelumnya adalah sistem yang primitif.

Cara berpikir ini akan menjadikan manusia tidak terlintas sedikitpun dalam
pikirannya untuk mengalami hidup seperti zaman di belakangnya, karena bagi
mereka itu berarti kemunduran, keluar dari logika kemajuan. Bagi mereka yang
menerima cara berpikir Dajjal ini, maka mereka akan mudah menerima apapun
yang ditawarkan oleh zaman mereka sebagai produk kemajuan, baik itu cara
hidup atau prosedur atau aturan atau mekanisme atau standar hidup. Segalanya
akan diterima sebagai konsekuensi zaman yang semakin maju, beradab, dan
reliable.

Pertanyaan bagi Umat Islam, benarkah manusia dan zamannya kini lebih maju,
lebih cerdas, lebih beradab, ketimbang manusia dan zaman 1432 tahun yang
lalu? Lebih dari empat belas abad telah berlalu, benarkah manusia dan
zamannya kini lebih reliable ketimbang manusia dan zaman pada generasi
Rasulullah SAW dan para sahabat?

Dajjal adalah pendusta, maka ia akan menampilkan muslihat sehingga manusia
tidak perlu menyadari kenyataan yang sebenarnya, cukup mengetahui dari
sekedar yang terlihat dan ditampilkan. Misi Dajjal adalah menipu manusia.
Tipuan yang paling hebat adalah ketika yang ditipu tidak pernah menyadari
bahwa ia telah ditipu, bahkan ia akan membuang jauh-jauh segala kemungkinan
bahwa sebenarnya ia sedang dalam keadaan ditipu.

Sistem Dajjal adalah segala perangkat yang bertujuan membawa manusia pada
kekufuran, menghilangkan segala keterkaitan hidup dengan Yang Telah
Mengaruniakan hidup, dan walaupun segala fenomenanya adalah pertanda betapa
sudah dekatnya Hari Akhir, tetapi manusia justru akan lalai terhadapnya, dan
hidup seolah-olah roda peradaban mereka akan terus berputar, tidak mengenal
titik pemberhentian dan kehancuran.

Ketika Malaikat Jibril memberi pelajaran kepada umat ini mengenai Dien
mereka, pengetahuan mengenai Hari Kiamat memang hanya ada pada ALLAH semata,
tetapi pertanyaan berikutnya yang ditujukan pada Rasulullah SAW justru
adalah penekanannya, karena diharapkan umat ini waspada terhadap segala
tanda-tanda Hari Kiamat.

Dalam mengukur sesuatu baik atau buruk, mengalami kemajuan atau kemunduran,
Sistem Dajjal akan menggunakan segala parameter yang tersedia, tetapi ia
akan meninggalkan satu parameter, yaitu keimanan. Ketika hendak mengukur
kemajuan peradaban masyarakat, maka Dajjal akan mengajarkan bahwa lihatlah
apakah di tengah-tengah mereka ada bangunan-bangunan tinggi.

Semakin tinggi bangunan mereka, bahkan kalau bisa menembus langit, semakin
majulah mereka, semakin berbanggalah mereka bahwa layaklah mereka menyandang
predikat masyarakat yang telah maju, maka berlomba-lombalah untuk itu.

Ketika hendak mengukur prestasi seorang wanita, maka Dajjal akan mengajarkan
bahwa prestasi wanita harus diukur dengan laki-laki sebagai pembanding.
Dajjal mengajarkan bahwa wanita harus bisa seperti lelaki, bahkan kalau
perlu berperan sebagai pria. Dajjal tidak akan mengajarkan bahwa wanita dan
pria sejatinya adalah berbeda, layaknya malam dan siang, seperti langit dan
bumi, tidak mungkin menjadi sama, dan karena itulah mereka saling
membutuhkan untuk saling melengkapi.

Tetapi Dajjal akan mengajarkan bahwa wanita dan pria bisa dipertukarkan.
Wanita bisa menjadi pria, menjalankan peran sebagai pria, dan begitu pula
sebaliknya untuk setiap laki-laki. Sehingga wanita yang maju dalam Sistem
Dajjal terlihat dari pakaiannya yang semakin tidak ada bedanya dengan
pakaian laki-laki. Dajjal menghapus rasa malu dari wanita sehingga mereka
tidak sungkan lagi untuk menampilkan diri mereka secara terbuka,
terang-terangan, bahkan tidak ada lagi rasa sungkan ketika berkumpul,
berdekatan, dan bercampur dengan kelompok laki-laki.

Sistem Dajjal akan menilai seseorang itu berilmu atau tidak dari lembaran
kertas yang menjadi 'stempel' keilmuan, gelar bermacam-macam yang dibuat
'resmi', dan berbagai atribut-atribut lain yang begitu rumit dan kompleks.
Tidaklah mengherankan jika di dalam Sistem Dajjal, kemajuan pendidikan
dinilai dari jumlah pemilik 'kertas stempel' , jumlah pemilik gelar-gelar
'resmi', dan jumlah pemilik berbagai atribut keilmuan. Sehingga menjadi
wajar dalam Sistem Dajjal, akan sulit dibedakan antara menuntut ilmu,
menuntut gelar, menuntut kedudukan dan status, menuntut pangkat, dan
menuntut pundi-pundi pengisi perut.

Sistem Dajjal akan membuat negeri-negeri yang kaya dengan berbagai sumber
daya alamnya bingung dengan karunia yang mereka miliki karena tidak bisa
mendatangkan kesejahteraan. Sistem Dajjal akan memaksa negeri-negeri yang
berlimpah kekayaan alamnya untuk berpikir bahwa walaupun mereka memiliki
segalanya sebagai sumber penghidupan, tetapi mereka tidak bisa begitu saja
menggunakannya. Satu-satunya jalan menuju kesejahteraan mereka adalah dengan
menjadi hamba dan budak dari manusia-manusia lain yang tidak memiliki
seperti apa yang mereka punyai. Sistem Dajjal akan begitu ramah memberikan
penjelasan mengenai cara perbudakan, mekanisme perbudakan, dan aturan
perbudakan, bahkan mereka dengan senang hati akan menerima bila si hamba
meminta mereka menjadi sang tuan.

Sistem Dajjal akan mengupah manusia-manusia tiap negeri untuk menguras isi
alamnya dan mereka akan membayarnya dengan tumpukan kertas yang tidak
mempunyai nilai dan kegunaan apapun. Negeri yang semula kaya dengan sumber
daya alamnya kemudian mendapati isi alamnya terkuras habis dan dengan
bangganya berpikir mereka bisa hidup menggunakan tumpukan kertas-kertas
sebagai imbalan dari manusia-manusia yang telah memperbudak mereka.

Sistem Dajjal akan menghidupkan kegiatan ekonomi, perdagangan, dan sistem
keuangan yang jantungnya adalah riba. Sistem Dajjal akan membuat setiap
manusia sulit untuk bisa berlepas diri dari riba, hingga sekalipun manusia
itu berusaha menghindar dari riba, debu-debu riba tetap akan sampai
kepadanya. Transaksi yang berdasar atas saling tidak percaya, berpikir hanya
untuk menguntungkan diri sendiri walaupun orang lain mengalami kerugian, dan
serakah hingga berusaha untuk memonopoli dan selalu berusaha menjatuhkan
setiap pesaing dengan berbagai cara 'kreatif' adalah penggerak kegiatan
perdagangan dalam Sistem Dajjal.

Sistem Dajjal akan menciptakan uang yang sebelumnya belum pernah dikenal
dalam sejarah. Dajjal menciptakan uang yang created out of nothing. Cukup
dengan mencetak angka-angka pada kertas, Dajjal memaksa manusia untuk
percaya bahwa sekarang kertas-kertas itu telah bernilai. Peluh keringat,
komoditas sumber daya alam dan olahannya, serta hasil kerja keras dibayar
dengan sesuatu yang nothing. Yang menguasai peredaran 'uang' dialah yang
berkuasa, mengatur, dan menjadi tuan. Selainnya hanya merupakan pion-pion
dalam permainan Dajjal.

Sistem Dajjal akan membuat cara/prosedur/aturan/mekanisme/standar hidup yang
rumit. Manusia tidak bisa mengerti cara kerjanya, karena itulah lebih baik
mereka tidak usah terlalu memikirkan apa yang dibawa Dajjal, cukup jalani
saja, karena hampir seluruh manusia di muka bumi juga melakukan yang sama.

Cara/prosedur/aturan/mekanisme/standar hidup Dajjal dibuat bukan untuk
menyelesaikan masalah, tetapi untuk memecah masalah menjadi berbagai
masalah-masalah kecil, dan kemudian membuatnya berkembang menjadi
masalah-masalah baru dan besar, kemudian membaginya kembali dan berkembang
kembali masalah-masalah baru, begitu seterusnya.

Sistem Dajjal akan memproduksi manusia-manusia yang sudah dididik untuk
melihat masalah secara parsial, tidak komprehensif. Dengan demikian manusia
akan selalu bergantung pada Sistem Dajjal, karena manusia tidak pernah bisa
meyelesaikan permasalahannya.

Dajjal akan mengajak manusia untuk berlomba-lomba dengan apa yang mereka
sebut industri. Daya tarik Sistem Industri Dajjal adalah ketika segala
sesuatu bisa dijadikan industri, sehingga sangat terbuka peluang untuk
menjadi 'kreatif'. Politik menjadi industri, pendidikan menjadi industri,
kehidupan rumah tangga menjadi industri, kehidupan privasi menjadi industri,
anak-anak menjadi industri, kaum dhuafa menjadi industri, agama menjadi
industri, pertemanan menjadi industri, hobi menjadi industri, hiburan
menjadi industri, dan sungguh masih banyak lagi, kebanyakan adalah hal-hal
yang sebenarnya tidak memiliki manfaat signifikan bagi manusia kalau tidak
mau dikatakan lebih banyak kesia-siaan. Tetapi dengan berbagai industri yang
tidak akan habis komoditasnya ini, Dajjal membuat manusia percaya bahwa dari
sinilah mereka bisa menggantungkan hidup mereka.

Apapun bentuk dan tampilannya, Sistem Dajjal adalah sistem yang membawa
manusia pada kekufuran. Sekalipun muslim, Sistem Dajjal akan membuat seorang
muslim bisa beriman dan kufur secara periodik. Sedangkan Islam membawa pada
keimanan dan keselamatan. Islam tidak membutuhkan apa-apa yang begitu
melimpah dan melekat pada Sistem Dajjal.

Islam amat sederhana, sehingga bila ia diterapkan secara kaffah, manusia
yang sudah terbiasa dengan Sistem Dajjal akan terheran-heran betapa banyak
hal dan perangkat-perangkat yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Parameter
untuk mengukur baik-buruk dan maju-mundurnya sesuatu dalam Islam adalah
hanya keimanan pada ALLAH dan rasul-Nya. Manusia yang baik adalah manusia
yang beriman kepada ALLAH dan rasul-Nya.

Peradaban yang maju adalah yang membuat manusianya beriman kepada ALLAH dan
rasul-Nya. Cukup, Islam tidak butuh selain dari itu. Kemajuan ilmu
pengetahuan dalam Islam dilihat dari semakin tertanamnya rasa takut kepada
ALLAH, itu sudah cukup, dan Islam tidak butuh selain dari itu.

Sungguh jalan yang menghubungkan generasi Rasulullah SAW dan para sahabat
dengan generasi kita telah diputus oleh Dajjal dengan membangun tembok yang
sangat tebal dan tinggi, sehingga membuat kita tidak bisa mengenal lagi
jalan untuk kembali pada apa yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabat. Dajjal hanya memperkenankan kita untuk bisa mengenang generasi
Rasulullah SAW dan para sahabat, tetapi tidak untuk kembali pada jalan yang
telah ditapaki oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Satu-satunya cara bagi
kita untuk kembali pada jalan Rasulullah SAW dan para sahabat itu adalah
dengan menghancurkan dan merobohkan tembok kemapanan Dajjal. Setinggi,
setebal dan sekuat apapun tembok itu harus dihancurkan. Hanya mental jihad
pasukan Badar yang bisa melakukan itu.

Islam adalah apa yang berasal dari ALLAH dan rasul-Nya, Muhammad SAW. Tidak
ada Islam versi Dajjal. Hanya ada dua pilihan, menjadi Pengikut Muhammad
SAW, atau menjadi Pengikut Al Masih Ad Dajjal. Suatu saat pilihan ini akan
sangat tegas dan memaksa kita untuk memilih salah satu darinya.

"Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka
dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat). " (Q.S. Al
Anbiya : 1)

"Sungguh telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al Quran) yang di
dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti ?"
(Q.S. Al Anbiya : 10)

Profil Penulis : Ibnu Kahfi Bachtiar, guru di Universitas Maritim Raja Ali
Haji.

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/ibnu-kahfi-bachtiar-guru-di-universitas-maritim-raja-ali-ha-antara-kita-dan-dajjal.htm

NB:

Mengenai :

Ketika Dajjal berperan sebagai tuhan, maka ia tidak akan melakukannya dengan
sebuah deklarasi, proklamasi, atau apapun yang semacamnya, tetapi cukuplah
baginya ketika manusia mengikuti cara / prosedur / aturan / mekanisme /
standar hidup yang telah dibawanya. Ketika manusia 'patuh' dan 'taat' atas
apa yang dibawanya, maka telah terpenuhi syarat bahwa ia telah menjadi tuhan
bagi manusia dan manusia telah menyembah Dajjal.

Untuk saat ini (zaman ini) mungkin iya. Tetapi kelak Dajjal (berwujud lelaki
besar dengan satu mata normal, satu lagi cacat) memang akan meminta diakui
sebagai Rabb seperti misal hadits Imam Muslim melalui Abu Sa'id Al Khudri.


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: