Jumat, 23 September 2011

[daarut-tauhiid] Berhentilah Mengemis Pada PBB, Karena Palestina Hanya Bebas dengan Perlawanan!

Berhentilah Mengemis Pada PBB, Karena Palestina Hanya Bebas dengan
Perlawanan!

Perangilah mereka (orang-orang kafir), niscaya Allah akan menyiksa mereka
dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, Allah akan menghinakan mereka dan
menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang Mukmin (QS
at-Taubah: 14).

Mari kita semua bertanya kepada diri kita sendiri. Siapakah yang mengambil
alih tanah Palestina dan kemudian membaginya menjadi dua bagian dan ikut
melegitimasi kedatangan Israel ke bumi Palestina? Siapakah yang diam ketika
Amerika mendukung Ben Gurion untuk menjadikan Jerusalem sebagai ibukota
Palestina pada pidatonya tanggal 5 Desember 1949? Lalu sekarang kita
rama-ramai meminta "patung mati" itu untuk mengakui keanggotaan Palestina?
Berhentilah mengemis ke PBB! Karena hanya ada satu kata untuk membebaskan
tanah Palestina: Lawan!

Apa yang Bisa Diharapkan dari PBB?

Tentu bangsa Palestina tidak akan pernah lupa, bahwa pada 29 September 1947,
PBB mengeluarkan resolusi nomor 181 yang kemudian menjadi titik awal
legitimasi bersih Israel atas hak tanah Palestina. PBB membagi Palestina
menjadi dua wilayah; antara Yahudi dan Arab. Resolusi yang sangat tidak adil
karena mempersilahkan maling mencaplok kue pemiliknya dengan membagi dataran
suci itu antara 43% bagi muslim Palestina dan 53% untuk bangsa bengis
Yahudi.

Dan dari Resolusi PBB No. 181 itulah mereka mengantarkan David Ben Gourion
untuk memproklamirkan negara Yahudi dengan Ideologi zionisme sebagai asasnya
pada 14 Mei tahun 1948. Ideologi yang dapat didefinisikan sebagai
kepercayaan tentang kembalinya orang-orang dan bangsa Yahudi selama
berabad-abad, sehingga dapat menyelamatkan mereka dari kekuasaan orang-orang
non-Yahudi. Ideologi yang kelak akan menjadi cikal bakal akan sebuah fakta
bahwa gadis-gadis kecil Palestina sudah menjadi yatim-piatu di umur lima
tahun.

Yang menjadi fakta syahidnya Syekh Ahmad Yassin dan Abdul Aziz Rantisi. Yang
menjadi fakta menghitamnya bangkai tubuh saudara-saudara kita yang
diledakkan rezim Yahudi dengan white phosphorus. Sebuah bom keji itu
dilarang untuk diledakkan dalam sebuah perang oleh PBB. Lalu apakah
Persatuan Bangsa-Bangsa itu bertindak? Tidak sama sekali.

PBB pun selama ini tidak pernah mau menunjuk hidung Israel sebagai biang
kerok kejahatan global. Kita masih ingat, pada Sidang Khusus Darurat Majelis
Umum PBB untuk menindaklanjuti Gaza Berdarah pada peralihan tahun 2008-2009.
PBB hanya mengeluarkan resolusi yang dinilai terlalu lunak dan gagal
mengidentifikasi Israel sebagai keladi bagi krisis Gaza. Meski sebelumnya
ada dua resolusi yang ditawarkan PBB.

Pertama, rancangan resolusi yang menginginkan pasukan Israel ditarik tanpa
syarat dari Jalur Gaza. Sebuah resolusi yang disponsori beberapa Negara
seperti Venezuela, Malaysia, Suriah, Nikaragua dan Senegal, plus Presiden
Majelis Umum (MU) sendiri.

Kedua adalah rancangan yang lebih lunak dan kompromis terhadap gencatan
senjata di Jalur Gaza. Rancangan ini disponsori Mesir, atas persetujuan Uni
Eropa dan Palestina. Dan sapa nyana, kebrutalan Israel yang membunuh 1300
muslim Palestina tidak berdosa itu, hanya diganjar resolusi rancangan Mesir
yang akhirnya didukung 112 negara dan ditentang 10 negara, dan 20 negara
sisanya memilih abstain.

Ingatlah, zionisme tidak akan pernah mengenal bahasa "keanggotaan", apalagi
keanggotaan PBB. Rapat Dewan Umum PBB sendiri yang pernah mengeluarkan
Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975 dengan menyamakan Zionisme dengan
diskriminasi rasial. Akan tetapi, pada 16 Desember 1991, apa daya atas
tekanan Israel dan sekutunya AS pasca mengalahkan Irak, resolusi tersebut
dicabut kembali. Lalu pernahkah PBB mencabut resolusi 181 yang menekan
Palestina dan mentitahkan agar Israel angkat kaki dari Al Quds? Tidak
pernah. Dan sekarang kita semua berharap PBB menjadi "pengadil" yang sungguh
adil atas nasib bangsa Palestina? Lupakanlah.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?" (QS An
Nisaa':144)

Yang terjadi PBB adalah satu-satunya lembaga yang gemar mengoleksi resolusi.
Ya sekali lagi, resolusi! Resolusi yang hanya bisa mengecam, mengkritik,
mengutimatum Zionis Laknatullah tanpa ada realisasi berarti. Seperti
Resolusi 106: The Palestine Question (29 Maret 1955) yang 'mengutuk'
serangan israel untuk Gaza. Resolusi 111 yang 'mengutuk' Israel karena
serangan di Suriah yang menewaskan lima puluh enam orang". Resolusi 162 yang
'mendesak' Israel untuk mematuhi keputusan PBB". Atau Resolusi 237 yang
lagi-lagi hanya meminta Israel untuk mengizinkan kembalinya pengungsi
Palestina tahun 1967 dan masih banyak lagi. Maka melihat resolusi-resolusi
itu Israel tetap bergeming.

Karena bayangkan, hukum Allah saja yang jelas-jelas hukum tertinggi di muka
bumi mereka langgar, apalagi hukum buatan manusia. Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh
para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh
manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih".
(QS. Ali Imran: 21)

Hanya Satu Kata: Lawan!

Maka itu solusi untuk membebaskan Palestina tidak akan bisa ditembus melalui
jalur dialog. PBB pun tidak akan pernah bisa berbuat banyak sekalipun
Palestina sudah diakuinya. Lihat saja Irak dan Afghanistan. Sekalipun kedua
Negara adalah negara merdeka, tetap menjadi basis kekuatan Amerika yang juga
dibiarkan PBB.

Umat muslim Irak hidup dalam nestapa. Hak hidup nyaman mereka direnggut oleh
Amerika dan Israel. Dimana AS dan Israel melakukan pembagian wilayah: daerah
kaya minyak menjadi basis teritori Amerika, sedangkan situs Nebukadnezar
menjadi milik Yahudi. Disanalah mereka melakukan nostalgia atas kejayaan
Mesopotamia (baca: Kabbalah) yang pernah mereka toreh sekaligus menancapkan
batu untuk mendirikan Negara Israel Raya.

"Tanah yang Dijanjikan memanjang dari Sungai Nil ke Eufrat. Itu termasuk
bagian Suriah dan Lebanon" (Testimoni Rabi Fischmann, anggota Jewish Agency
for Palestine, di depan UN Special Committee of Enquirypada 9 Juli 1947).

Maka itu, sekali lagi, jalan yang bisa ditempuh hanyalah jalan jihad.
Terlebih Israel sedang memasuki masa krisis menyusul aksi terbesar dalam
sejarah negaranya dimana mereka didemo warganya sendiri. Inilah yang harus
menjadi momentum bagi umat muslim berintropeksi bahwa jalan 'lisan', tidak
akan pernah menggetarkan Israel untuk menghancurkan Palestina. Dan Allah
sudah memberi tahu kita bagaimana cara melumpuhkan mereka,

"Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Israel) yang kedua, (Kami
datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana
musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai". (QS. Al-Isra': 7)

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik." (QS Al-Maidah ayat 82)

Bayangkan betapa takutnya Israel jika satu saja muslim di dunia mengobarkan
jihad dan itu serempak dilakukan di seluruh dunia, mulai dari Sudan, Mesir,
Somalia, Afghanistan, Irak, Bosnia, Albania, Indonesia, Pakistan, Malaysia,
Kuwait, Jordania. Dan faksi jihad Islami di Palestina sudah mengobarkannya.
Apakah kita akan menyambutnya? Inilah yang pernah dikatakan Asy Syahid Abdul
Aziz Rantisi pasca gugurnya Syekh Ahmad Yasin, "Kami tak takut mati, namun
yang takut akan kematian adalah mereka kaum Zionis Yahudi. Kami tentu saja
akan membalas kepada Sharon dengan bahasa yang dia pahami, yaitu bahasa
darah".

Syekh Usamah Bin Laden sebelum wafat juga sudah mewanti-wanti perkara
ini."Di antara kekurangan kita di zaman sekarang, kita dihadapkan kepada
banyak jalan yang mengusung slogan-slogan pembebasan Palestina, padahal
sebagian besar jalan ini justeru menelantarkannya. Jalan yang paling besar
adalah tindakan penguasa-penguasa hari ini yang mengadakan
pertemuan-pertemuan para menteri dan melimpahkan masalah kepada Dewan
Keamanan PBB. Ini adalah sebuah cara untuk lari dari tanggung jawab dan
mentelantarkan masalah Palestina."

Maka itu bola ada ditangan umat muslim, bukan PBB. Ditangan para generasi
muslim yang akan turun bahu membahu membebaskan Palestina dengan "bahasa
darah" bukan linguistik diplomasi. Inilah sebuah perkara yang pernah
dilontarkan Abdul Aziz Rantisi, "Kami siap melakukan perang terbuka dengan
Israel."

Oleh karena itu, di penghujung zaman seperti ini, Nabi Muhammad shollallahu
'alaih wa sallam telah mempersiapkan umat Islam untuk bersiap-siaga
memerangi bangsa Yahudi. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, Rasulullah SAW
telah memprediksi bahwa umat Islam dan orang-orang beriman semuanya bakal
terlibat dalam perang semesta menghadapi kaum Yahudi di akhir zaman.

Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Nabi shollallahu 'alaih wa
sallam bersabda: "Kamu semua akan membunuh orang-orang Yahudi. Maka kamu
semua akan membunuh mereka sehingga batu akan berkata: Wahai para muslimin!
Di sini ada orang Yahudi, datanglah kemari dan bunuhlah dia." (HR Muslim)

Dan apakah kita ingin menundanya? "Salah satu alasan mengapa musuh-musuh
Allah sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambil alih tanah
mereka, karena sekelompok umat Islam telah kehilangan cinta mereka untuk
menjadi seorang yang gugur syahid," tandas Anwar Al Awlaki. Allahua'lam.(pz)

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/berhentilah-mengemis-pada-pbb-karena-palestina-hanya-bebas-dengan-perlawanan.htm


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: