Jumat, 14 Oktober 2011

[daarut-tauhiid] Kisah Kematian Nabiyullah Adam ‘Alayhi Salam

KISAH KEMATIAN NABIYULLAH ADAM 'Alayhi Salam

PENGANTAR

Kisah ini memberitakan kepada kita tentang saat-saat terakhir kehidupan
bapak kita Adam dan keadaannya pada saat sakaratul maut. Para Malaikat
memandikannya, memberinya wangi-wangian, mengkafaninya, menggali kuburnya,
menshalatkannya, menguburkannya dan menimbunnya dengan tanah.

Mereka melakukan itu untuk memberikan pengajaran kepada anak cucu
sesudahnya, tentang bagaimana cara menangani orang mati.

NASH HADIS

Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa'di berkata, "Aku melihat seorang Syaikh di
Madinah sedang berbicara. Lalu aku bertanya tentangnya." Mereka menjawab,
"Itu adalah Ubay bin Kaab." Ubay berkata, "Ketika maut datang menjemput
Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, 'Wahai anak-anakku, aku ingin makan
buah Jannah." Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh
para Malaikat yang telah membawa kafan Adam dan wewangiannya. Mereka juga
membawa kapak, sekop, dan cangkul.

Para Malaikat bertanya, "Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau
apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?" Mereka menjawab, "Bapak kami
sakit, dia ingin makan buah dari Jannah." Para Malaikat menjawab,
"Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba."

Lalu para Malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia
berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa, "Menjauhlah dariku. Aku
pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan Malaikat
Tuhanku *Tabaraka
wa Taala*." Lalu para Malaikat mencabut nyawanya, memandikannya,
mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat
liang lahat di kuburnya, menshalatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan
meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya.
Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu
mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian."

*TAKHRIJ HADIS*

Hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad,
5/136.

Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadis ini berkata, Sanadnya shahih
kepadanya." (Yakni kepada Ubay bin Kaab). Al-Bidayah wan Nihayah, 1/98.
Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad. Rawi-rawinya
adalah rawi-rawi hadis shahih, kecuali Uttiy bin Dhamurah. Dia adalah rawi
tsiqah." Majmauz Zawaid, 8/199.

Hadis ini walaupun *mauquf* (sanadnya tidak sampai pada Nabi *Shallallahu
'alaihi wa Salam*) pada Ubay bin Kaab, tetapi mempunyai kekuatan hadis *
marfu'*, karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi akal untuk
mengakalinya.

PENJELASAN HADIS

Hadis ini menceritakan berita bapak kita, Adam manakala maut datang
menjemputnya -Adam rindu buah *Jannah*. Ini menunjukkan betapa cinta Adam
kepada *Jannah* dan kerinduannya untuk kembali kepadanya. Bagaimana dia
tidak rindu *Jannah*, sementara dia pernah tinggal di dalamnya, merasakan
kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat.

Bisa jadi keinginan Adam untuk makan buah *Jannah* merupakan tanda dekatnya
ajal. Sebagian hadis menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-tahun
umurnya. Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui
bahwa tahun-tahun umurnya telah habis. Perpindahannya ke alam Akhirat telah
dekat. Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin
memenuhi permintaannya. Mana mungkin mereka bisa menembus *Jannah* lalu
memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi, karena
rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka
untuk berangkat mencari.

Belum jauh anak-anak Adam meninggalkan bapaknya, mereka telah dihadang oleh
beberapa Malaikat yang menjelma dalam wujud orang laki-laki. Mereka telah
membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati.

Para Malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap
jenazah seperti pada hari ini. Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa
kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk menggali kubur.

Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari,
para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak
mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.

Manakala para Malaikat maut datang kepada Adam, Hawa mengenalinya sehingga
dia berlindung kepada Adam. Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam agar
memilih hidup di dunia, karena para Rasul tidak diambil nyawanya sebelum
mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan Akhirat .pen) sebagaimana
yang disampaikan oleh Rasulullah *Shallallahu 'alaihi wa Salam* kepada kita.
Adam tidak menggubris dan menghardiknya dengan berkata, "Menjauhlah dariku,
karena aku pernah melakukan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa
untuk makan pohon yang dilarang semasa keduanya berada di Jannah.

Para Malaikat mengambil ruh Adam. Mereka sendirilah yang mengurusi
jenazahnya dan menguburkannya, sementara anak-anak Adam melihat mereka. Para
Malaikat itu memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangi-wangian,
menggali kuburnya, membuat liang lahat, menshalatinya, masuk ke kuburnya,
meletakkannya di dalamnya, lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian
mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya. Para Malaikat
mengajarkan semua itu kepada anak-anak Adam. Mereka berkata, "Wahai Bani
Adam, ini adalah sunnah kalian."

Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian.
Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua
orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang. Dan cara
apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Allah, yang
besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya. Barang siapa melihat
tuntunan kaum muslimin dalam urusan jenazah yang diajarkan oleh
Rasulullah *Shallallahu
'alaihi wa Salam*, maka dia pasti melihat kesamaan antara hal itu dengan
perlakuan para Malaikat kepada Adam.

Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar
umat manusia. Ada yang membakar orang mati. Ada yang membangun
bangunan-bangunan megah, seperti piramid, untuk mengubur orang mati dengan
meletakkan makanan, minuman, mutiara dan perhiasan bersamanya. Ada yang
meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang
mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu

yang tidak berguna. Dan yang paling utama, semua itu telah menyelisihi
petunjuk yang Allah syariatkan kepada mayit Bani Adam.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1. Disyariatkan menyiapkan mayit dan menguburkannya seperti disebutkan di
dalam hadis.

2. Sunnah terhadap mayit adalah petunjuk semua Rasul dalam setiap syariat
mereka.

3. Pengajaran Malaikat kepada anak-anak Adam tentang sunnah ini dengan
ucapan dan perbuatan.

4. Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadis di
atas adalah

penyimpangan dari *manhaj* dan petunjuk Allah.

5. Keutamaan bapak kita Adam, di mana para Malaikat mengurusi jenazahnya,
menshalatkannya dan menguburkannya.

6. Kemampuan para Malaikat untuk menjelma menjadi manusia dan melakukan
sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

7. Sudah munculnya beberapa peralatann sejak zaman manusia pertama, seperti
kapak, cangkul dan sekop.

8. Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab
penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah telah
meminta kita agar berhati-hati terhadap sebagian istri dan anak-anak
kita, "Sesungguhnya
di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah terhadap mereka." (QS. At-Thaghabun: 14)

Sumber : Kisah-kisah Shahih Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah oleh Syaikh 'Umar
Sulaiman al-Asyqor


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: