Senin, 10 Oktober 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3494

Messages In This Digest (2 Messages)

1.
(Catcil) Modal Pejalan Kaki From: novikhansa@gmail.com
2.
Teman Seperjalanan From: novikhansa@gmail.com

Messages

1.

(Catcil) Modal Pejalan Kaki

Posted by: "novikhansa@gmail.com" novikhansa@gmail.com

Sun Oct 9, 2011 6:30 am (PDT)




Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ketika Kata Mengikat Makna <no-reply@wordpress.com>
Date: Sat, 8 Oct 2011 16:33:23
To: <novikhansa@gmail.com>
Subject: [New post] Modal Pejalan Kaki

Tulisan : Modal Pejalan Kaki
URL : http://novikhansa.wordpress.com/2011/10/08/modal-pejalan-kaki/
Terkirim : 8 Oktober 2011 pada 16:33
Penulis : novikhansa
Tag : cerita-cerita
Kategori : Tak Berkategori

Sebagai angkoters, otomatis saya juga pejalan kaki. Sebagai pejalan kaki, otomatis saya angkoters, eeeh :D

Intinya, sih karena ngangkot dan nggak selalu bisa langsung naik kendaraan ketika turun, saya harus banyak jalan kaki. Selain itu, berhubung bus, angkot dan kendaraan umum lain demen ngetem, kalau tidak terlalu jauh, saya milih jalan kaki.

Ketika SD-SMU, tanpa naik kendaraan apa pun, saya sampai ke sekolah. Di kompleks perumahan, banyak sekolah negeri. Waktu itu, belum ramai sekolah swasta. Saya dan kedua kakak saya disuruh sekolah yang dekat-dekat saja.

Lucunya, SD itu paling dekat; SMP agak jauh, nah SMU itu paling jauh... :D Kalau capek, ya naik ojek atau nebeng kakak, hehe. Saya pertama kali pakai jilbab itu SMU kelas satu. Otomatis pakai rok panjang, donk. Nah, saya pun 'mengukur rok' sebelum berani-beraninya berangkat telat. Kalau pakai rok agak lebar, bisalah saya berangkat pukul 7 kurang 15  menit. Kalau pakai rok agak sempit, mesti jam setengah 7, hehe.

Sudah berapa rok yang robek lantaran saya merasa tidak leluasa. Beruntung buat anak SMU sekarang yang roknya nggak model sepan kayak saya dulu.

Back to topic.
Berdasar pengamatan selama ini, ada beberapa modal yang diperlukan sebagai pejalan kaki.
1. Sepatu atau sandal yang oke punya
Tentunya bukan model keren, lucu, tapi yang kokoh untuk melewati terjalnya perjalanan. Trotoar di Jakarta itu tidak ramah dengan pejalan kaki. Kalau nggak dijadikan lokasi warung dan tongkrongan, jalannya bolong-bolong, rusak, dan teksturnya nggak banget.

Selain itu, kadang trotoar bentuknya miring oleh karena pemilik gedung sengaja memiringkannya karena gedungnya lebih tinggi dari jalanan. Jadi, jangan pakai sandal licin kalau mau jalan miring, hehe. Eh ya, jangan bayangin trotoar yang lebar dan bagus kayak di jalan protokol, ya :P Di Jakarta, justru banyak trotoar yang berubah fungsi hingga pejalan kaki kayak saya cuek aja jalan di jalan raya karena nggak kebagian lahan jalan :P

So, cari, deh sandal atau sepatu yang tahan banting. Dulu-dulu, saya suka pakai sepatu olahraga sampai-sampai diledekin teman kalau saya pakai sepatu bola ~_~. Atau paling nggak, sandal gunung, deh, hehe... Waktu di IBF Jogja, saya sempat nemu sandal gunung seharga 65.000, sayangnya ukurannya besar-besar ~_~

Jangan pakai sepatu yang alasnya tipis, itu bebatuan benaran berasa, deh di kaki :D

Sampai saat ini, saya masih hunting sepatu atau sandal karena tampaknya sandal jepit saya mulai 'protes'.

2. Masker
Polusi asap kendaraan dan asap rokok di mana-mana. Benar-benar nggak sehat. Kalau asap sate, soto, dan duren, sih enak :p
Dulu, saya berkali-kali pakai masker, tapi sekarang seringnya lupa. Jadinya, sekarang lebih sering memanfaatkan jilbab. Saya benaran nggak rela menghirup asap kendaraan, apa lagi asap rokok.

3. Payung
Kalau lagi di jalan, bisa hujan dan bisa panas sangat terik. Jangan lupa bawa payung lipat di tas. Kulit muka saya sempat sensitif dan saya pun memakai payung tengah hari bolong. Apa lagi kalau hujan deras, jangan lupa bawa, ya.. walau seringnya hujan angin  yang walau udah pakai payung, eh kok masih basah, hehe. Tapi, kata ibu, paling tidak, kepala harus terlindungi. Pengennya sih hujan-hujanan, tapi kan perjalanan masih jauh, bisa masuk angin, donk :P

4. Uang receh
Eh kenapa? Kan abis jalan kaki naik angkot :P Biar memudahkan abang sopirnya juga, kan? Selain itu, kalau di jalan ada aja yang ditemukan, jajanan misalnya, hehe

5. Jangan banyak-banyak bawa barang
Nah, berhubung jalan kaki, ya bawaannya jangan banyak-banyak. Repooot :D

Paling enak, sih pakai ransel, ya, asal barang-barang berharga nggak diletakkan sembarangan. Pernah lihat nggak orang pakai ransel eh ranselnya terbuka dengan lebar? Kemungkinan dia lupa menutup atau dia korban kejahatan.

6. Buku
Kalau capek, berhenti, duduk baca buku, hehe.. niat bener :P Bisa juga pas di angkot, ya baca buku kan? Alhamdulillah, saya termasuk diberi kemudahan baca buku di atas kendaraan yang melaju. Jadi, setiap pergi walau dekat, saya selalu pegang buku ^_^

7. Pakai busana yang menyerap keringat
Rapi, sopan, dan tetap terjaga tentunya ^_^
Jakarta panas, Bung, hehe... kalau pakai yang tebal-tebal, mengucurlah keringat. Kalau pakai yang tipis-tipis, wew bahaya juga... Pokoknya yang wajar-wajar aja, hehe.

8. Parfum
Wew, perjalanan panjang membuatmu beraroma, hehe. Dari mulai aroma matahari, asap kendaraan dan asap rokok yang kebetulan lewat, bisa juga bau duren, yang nyicip aja nggak, eh kok malah dapat baunya doank :p Bisa juga bau ikan karena kebetulan kamu lewat pasar, hehehe... So, bawalah parfum yang paling nggak menyamarkan bau kamu, hehe

Ada yang mau kasih tambahan lagi?  :D

Komentari tulisan ini: http://novikhansa.wordpress.com/2011/10/08/modal-pejalan-kaki/#respond

--
WordPress.com | Terima kasih karena terbang bersama WordPress!

Kelola Langganan
http://subscribe.wordpress.com/?key=91692fb31871a08ae0402a2673b88a9d&email=novikhansa%40gmail.com

Unsubscribe:
http://subscribe.wordpress.com/?key=91692fb31871a08ae0402a2673b88a9d&email=novikhansa%40gmail.com&b=L2V.s704VC5%26E8HWJFrh9%5B%25ejg%25_%7EUDDsJ%2FkM%3FnlcPY%3F_5yehx


2.

Teman Seperjalanan

Posted by: "novikhansa@gmail.com" novikhansa@gmail.com

Mon Oct 10, 2011 2:34 am (PDT)



Ketika melakukan perjalanan sendiri, seringnya aku bertemu dengan banyak orang asing. Kalau cuma sebentar mungkin biasa saja. Tapi, kalau agak lama, mau nggak mau ada saja cerita serunya. :) Perjalanan dengan angkutan umum memang selalu menyisakan banyak cerita.

Dalam perjalanan pulang kerja beberapa tahun lalu, aku bertemu seorang nenek dengan cucunya. Dia banyak mengajak bicara ini dan itu. Selain itu, dia juga minta diongkosi, hehe. Aku mendengarkan dan berusaha menanggapi.

Ketika menuju kampus untuk kuliah, seorang ibu bercerita banyak hal tentang pengobatan alternatif yang ia datangi, tentang ini dan itu. Si ibu benar-benar antusias mengajak bicara.

Aku merasa ada kesamaan di antara si nenek dan si ibu. Ingin bercerita dan didengarkan oleh orang, orang asing sekalipun.

Ketika suatu hari aku naik Damri pagi buta dari Kampung Rambutan untuk pertama kalinya, aku berusaha menyerap informasi dari mana pun agar tak salah turun. Teman seperjalananku seorang bapak yang tampaknya sibuk dengan walkman-nya. Aku tahu beliau juga sama-sama naik Sriwijaya ketika si petugas bertanya satu-satu kepada kami.

Kami baru bertukar informasi setelah insiden ponsel jatuh. Dalam keadaan bus yang agak gelap, begitu sulitnya ponsel itu ditemukan. Hingga aku mencoba berinisiatif mengeluarkan ponsel yang ada senternya. Taraaa, ponsel si bapak pun ketemu, hehe.

Sejak itu, kami pun mulai mengobrol. Aku juga mulai berani bertanya-tanya, di mana seharusnya aku turun untuk naik pesawat Sriwijaya. Si bapak cukup banyak memberi informasi. Obrolan tak hanya basa-basi.

Di lain kesempatan, ketika aku menuju kampus dari Depok. Asalnya, aku sering menyibukkan diri dengan membuka FB, MP, dll dari ponsel (sekarang udah nggak bisa karena aku ganti paket). Seorang di sebelahku mulai menyapa, aku menjawab seadanya dan ternyata obrolan kami terkait dengan penulisan. Aku pun memanfaatkan obrolan ini dengan bertanya, nanti aku turun di mana, ya kalau mau ke Utan Kayu, hehe.

Ketika suatu waktu ada urusan pekerjaan dengan klien di daerah Fatmawati, aku menaiki bus Prima Jasa Bandung-Lebak Bulus yang saat itu masih lewat Tol Jatibening. Kali ini, orang di sebelahku yang bertanya. Alhamdulillah, tempat yang dituju sama denganku, hehe. Kami berkenalan dan berbicara banyak hal. Aku lupa namanya. :D Dia dari Bandung dan ada panggilan kerja di Jakarta.

Kami sama-sama turun dari bus dan kemudian menyambung Metromini 610 menuju tempat yang sama. Eeh, aku diongkosi :D Sesampai lokasi, aku bilang, coba tanya satpam letak bloknya. Aku sendiri menuju blok yang lain dengannya.

Aku pernah mendengar cerita teman-temanku yang melakukan perjalanan dan bertukar nomor ponsel dengan orang yang ditemui. Aku pribadi belum pernah melakukan perjalanan sangat panjang dan kemudian bertukar nomor ponsel.

Ada kejadian lucu dari temanku tentang teman perempuannya.
Saat itu, dia duduk berdampingan dengan seorang laki-laki di sebuah bus. Tampaknya si laki-laki adalah salah satu rombongan pengajian. Tak ada komunikasi apa pun hingga kemudian, si laki-laki itu turun dan menyerahkan kertas bertuliskan nomor ponselnya. Eeeh....
Si perempuan itu pun kaget dan bingung dan kertas itu pun dibuang.

Mungkin nggak enak kalau nggak kenal, nanyain nomor ponsel, jadinya dikasi aja, kali-kali aja tertarik dan pengen nelpon. Jiaaaah. Gubraks :D

Ada banyak cerita tentang teman seperjalanan, tapi baru segini yang aku ingat.

Bagaimana denganmu?

Yuk berbagi cerita tentang teman seperjalanan :)
-----

Powered by Telkomsel BlackBerry�
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Yahoo! Groups

Small Business Group

Ask questions,

share experiences

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: