Minggu, 27 Januari 2013

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3681

2 New Messages

Digest #3681
1
Sorotan Media Menyoal Kerja BNP2TKI by "Yons Achmad" freelance_corp
2

Messages

Sat Jan 26, 2013 9:59 pm (PST) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

Sorotan Media Menyoal Kerja BNP2TKI
Ditulis tanggal : 27 - 01 - 2013 | 12:55:52

Situs media online Detik Com (Sabtu, 26/01/2013 16:16 WIB) menyiarkan
berita yang cukup menarik. Cerita Ligwina Hananto dan Kisah Miris TKI di
Bandara Cengkareng. Berita itu diangkat dari serial cerita Ligwina Hananto
melalui akun twiternya terkait bagaimana ketidakdilan atau perlakuan yang
tidak sepantasnya oknum BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia) kepada beberapa TKI yang baru pulang dari luar
negeri. Mereka (para TKI itu) yang baru pulang dari Taiwan sesampai di
bandara Soekarno-Hatta Cengkareng ditarik kasar oleh petugas BNP2TKI untuk
melapor dulu kepada petugas. Saat Ligwina melihat perlakuan dholim
tersebut, malah ada oknum petugas yang bilang "Jangan Sok Pahlawan"

Publik tahu kisah tersebut berawal dari peristiwa (realitas), kemudian di
siarkan lewat twitter Ligwina dengan "pengikut" 102. 572 orang, kemudian
Detik Com meramunya dalam serial berita menarik kemudian isu inipun
menjadi pembicaraan banyak orang (publik). Sementara disaat media sosial
dan media-media online mempersoalkan dan mempertanyakan kasus tersebut,
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat, malah sibuk menangkis serangan dari akun
twitter kontroversial TrioMacan200. Jelas, yang demikian mencerminkan
bagaimana para pajabat publik, pegawai-pegawai pemerintah memang kurang
bisa diandalkan dan sigap dalam mensikapi kasus atau masalah yang
menyangkut warga negaranya.

Terlepas dari kasus tersebut, apa yang disiarkan Ligwina tersebut patut
menjadi contoh bagaimana kepedulian seorang warga atas warga lainnya yang
mendapatkan perlakuan tidak adil dari oknum pegawai pemerintahnya sendiri.
Dalam soal demikian, peran aktif Detik Com dengan cepat menyebarluaskan
dan mengemas kasus tersebut menjadi berita terhangat patut diacungi jempol
dan mendapatkan apresiasi positif. Kasus ini, setelah mendapatkan perhatian
media yang luas, setidaknya bisa menjadi langkah awal untuk mengusut tuntas
oknum yang melakukan ketidakadilan tersebut. Selanjutnya, jelas, menjadi
titik awal untuk mengevaluasi dan menyoal bagaimana sebenarnya kinerja
BNP2TKI selama ini.

Dalam kasus tersebut, muncul dugaan publik bahwa cara-cara dan prosedur TKI
yang baru pulang dari luar negeri hanya sebatas modus dari oknum-oknum tak
bertanggungjawab untuk melakukan pemerasan kepada para TKI tersebut. Dugaan
ini cukup wajar karena kita melihat bagaimana kerja-kerja pemerintah
maupun badan-badan khusus pemerintah lainnya berkinerja bobrok. Atas kasus
ini, tak ada jalan bagi BNP2TKI untuk menjelaskan atau memberikan
penjelasan secara memadai bagaimana sebenarnya kasus tersebut. Apakah
setiap TKI yang baru pulang dari luar negeri memang wajib lapor? Kalau
memang lapor, untuk apa? Sehingga tidak terkesan bahwa yang demikian
sengaja didesain untuk memeras para TKI.

Sekali lagi, inilah momentum bagi BNP2TKI yang punya tagline "Menaungi
kepentingan TKI" untuk memberikan penjelasan sebenar-benarnya kepada
publik, sekaligus menjelaskan apa sebenarnya tugas BNP2TKI dan bagaimana
kinerjanya selama ini. Dengan penjelasan yang memadai tersebut ada
kemungkinan publik akan melihat bagaimana kinerjanya selama ini dan
sekaligus bisa sebagai cara untuk mengembalikan kepercayaan publik pada
lembaga-lembaga pemerintah. Kita tunggu saja apa yang akan dilakukan
BNP2TKI selanjutnya. (Yons Achmad/Pemerhati media)

http://kanetmedia.com/artikel/read/sorotan-media-menyoal-kerja-bnp2tki/
Salam
Yons Achmad
Publicist @Kanetmedia
0821 2314 7969
Pin: 2677F8Ac

http://www.kompasiana.com/yons

Sat Jan 26, 2013 10:03 pm (PST) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

E-Commerce di Tahun 2013, Bagaimana Prospeknya?
Ditulis tanggal : 26 - 01 - 2013 | 12:55:52

Pada diskusi rutin bulan Januari di Institut Peradaban bertema "Dampak
Krisis Ekonomi Eropa Bagi Indonesia", saya mendengar cerita dari Dr Berly
Martawardaya (UI) bagaimana krisis di Eropa cukup mengerikan. Pun
pengangguran juga begitu merajalela. Belum lagi, bagaimana perusahaan
dan sektor-sektor yang bisa menampung dunia kerja dikuasai oleh kelompok
tertentu, sehingga bagi para sarjana, susah sekali menembus atau bekerja
di level bidang pekerjaan "bagus" tanpa ada koneksi atau akses khusus.
Untuk bisa bertahan dan menempati posisi pekerjaan yang diinginkan,
akhirnya mereka bekerja di luar negeri. Ke Amerika misalnya. Lantas,
bagaimana dengan di Indonesia?

Walau barangkali juga diserang krisis ekonomi, tapi Indonesia rasa-rasanya
tak seburuk krisis di Eropa. Sarjana-sarjana kita masih cukup leluasa dan
gampang mendapatkan pekerjaan. Baik di sektor pemerintahan maupun swasta.
Perusahaan-perusahaan tumbuh dengan menggembirakan sehingga lowongan
pekerjaan pun semakin terbuka lebar. Memang ada persaingan untuk menduduki
posisi tertentu dalam sebuah perusahaan, tapi, banyaknya lowongan membuat
mereka banyak alternatif, banyak pilihan. Terlepas dari semua ini, yang
menarik, juga tumbuh para pemikir-pemikir "diluar Kotak" (out of the box)
yang menabrak keumuman. Ya, tidak mau bekerja pada perusahaan orang lain,
justru mereka mencoba membuka usaha sendiri. Salah satunya adalah
E-Commerce atau bisnis jual-beli melalui media online (internet).
Sebenarnya, bagaimana prospek bisnis jual beli online di tanah air?

Keputusan untuk membuka bisnis jual beli online ini memang cukup rasional
dan cukup punya prospek menggembirakan kalau kita melihat data-data
berikut: Data Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP)
Kementerian Kominfo, menunjukan dari 245 juta penduduk Indonesia, pengguna
internet di Indonesia mencapai 55 juta orang. Dari data terakhir, tercatat
jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang atau menguasai
Asia sebesar 22,4 persen setelah Jepang.

Data lengkap dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII). Data yang tercatat mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia
beberapa tahun terakhir dan prediksinya sebagai berikut: 2010 (42 Juta),
2011 (55 juta), 2012 (63 Juta). Sedangkan untuk prediksi tahun-tahun
berikutnya: 2013 (83 Juta), 2014 (107 Juta), 2015 (139 Juta). Pengguna
internet dengan menggunakan parangkat Smartphone 70,1%, sedangkan pengguna
internet terbesar umur berkisar antara 12-34 tahun (64,2%).

Penelitian Nielsen menemukan data lain, di Indonesia bahkan tercatat
sebagai pengguna perangkat mobile tertinggi, sebanyak 48 persen, diikuti
oleh Thailand dan Singapura. Dari segi usia, semakin banyak pengguna
internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20 tahun dan 10-14 tahun
meningkat tajam. Dengan kondisi tersebut, Indonesia menjadi pangsa pasar
terbesar untuk teknologi informasi komunikasi (TIK), OS, gaming, dan
hardware (tablet, pc, dan netbook).

Berdasarkan data Kominfo April 2012, jumlah pengguna jejaring sosial di
Indonesia sangat besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna
Facebook dan 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Dari data tersebut
Indonesia menjadi negara kelima terbesar pengguna Twitter di bawah Inggris
dan negara besar lainnya.

Membaca data-data tersebut, walaupun agak berbeda-beda, tapi menunjukan
bahwa tren pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
kemajuan. Kemudian, perangkat dalam mengakses internet yang dulu hanya
terbatas pada komputer (PC) atau laptop, kemudian beranjak menggunakan
perangkat Tablet atau Smartphone. Dengan membaca data-data di atas,
rasa-rasanya, terjun ke bisnis jual beli online cukup menggiurkan. Memang,
data-data diatas sebatas pengguna internet saja, belum sampai pada berapa
persen orang Indonesia yang pernah atau sering melakukan pembelian lewat
internet, termasuk komoditas apa saja yang dibeli. Tapi setidaknya data
tersebut bisa digunakan sebagai salah satu alasan untuk (segera) membuka
toko online.

Hanya, masalahnya apa yang akan kita jual? Inilah yang sering membuat galau
anak-anak muda kreatif yang ingin terjun dan menggeluti dunia bisnis jual
beli online ini. Ya mereka banyak yang belum berhasil atau belum menemukan
produk apa yang mesti dijual. Bagi pebisnis yang ragu-ragu, mereka masih
menimbang-nimbang dan berpikir terus menerus kira-kira apa yang mesti
dijual melalui media online (toko online di internet).

Nah, ini yang membedakan dengan para pebisnis kreatif. Bagi pebisnis
kreatif, mereka tak terlalu banyak berpikir tentang apa yang mesti dijual.
Tetapi langsung action membuka toko online dan menjual apa yang sekiranya
laku walaupun bukan produk sendiri, tapi produk orang lain sambil
memikirkan kira-kira produk sendiri apa yang bisa diproduksi dan dijual
pada bulan-bulan berikutnya. Begitulah jiwa muda pebisnis kreatif,
action-action-action. Semua dipikirkan dan dipraktekkan sambil jalan.
Bagaimana dengan Anda? Selamat membuka toko online. Salam kemandirian
(Yons Achmad)

http://kanetmedia.com/artikel/read/ecommerce-di--tahun-2013-bagaimana-prospeknya/

Salam
Yons Achmad
Publicist @Kanetmedia
0821 2314 7969
Pin: 2677F8Ac

http://www.kompasiana.com/yons

Tidak ada komentar: