Rabu, 23 Januari 2013

[daarut-tauhiid] MUI kecam keras penembakan brutal oleh Densus 88

 

MUI kecam keras penembakan brutal oleh Densus 88

Bilal

*Selasa, 22 Januari 2013 09:30:39*
http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/11/KH-Maruf-Amin.jpg>

*JAKARTA (Arrahmah.com http://arrahmah.com/>) -* Pembunuhan secara ngawur
dan serampangan terhadap terduga teroris di Poso dan Makassar yang
menewaskan sampai 7 orang dan diduga dilakukan aparat Densus 88, mendapat
kecaman keras dari MUI. Pasalnya, mereka yang dibunuh itu belum tentu
teroris apalagi bersalah dan mereka tidak akan mampu membela diri di
Pengadilan karena sudah mati. Apalagi membunuh satu orang sama dengan
membunuh seluruh manusia.

Seperti dilansir *Suara Islam Online* seusai konferensi pers yang
menjelaskan pandangannya mengenai khitan perempuan di Kantor Pusat MUI,
Senin (21/1), Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menegaskan, pihaknya mengecam
pembunuhan secara serampangan tersebut.

"MUI dengan tegas menolak terhadap pembnnuhan-pembunuhan yang tidak
berdasarkan fakta yang jelas. Sebab menghukum seseorang itu harus jelas
kesalahannya, apalagi sampai membunuhnya. Kita ingin mendapat penjelasan
secara detail mengapa pembunuhan terus dilakukan. Haram hukumnya membunuh
seseorang secara sembarangan" tegas ulama yang juga anggota Dewan
Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut.

Dikatakannya, dalam waktu dekat MUI akan meminta DPR untuk mempertanyakan
berbagai kasus pembunuhan yang dilakukan terhadap terduga teroris yang
belum tentu teroris. Apalagi negara kita menganut asas praduga tak
bersalah. Sebab tindakan apapun yang dilakukan aparat harus sesuai dengan
prosedur, karena negara kita negara hukum bukan negara kekuasaan.

Disinggung mengenai berbagai kasus pembunuhan terhadap terduga teroris
dimana semua korbannya adalah umat Islam, sementara RMS di Maluku dan OPM
di Papua tidak pernah disebut sebagai teroris meski mereka membunuhi aparat
TNI dan Polri disana, KH Ma'ruf Amin menegaskan persoalan penyebutan
teroris dan separatis itu hanya istilah saja.

"Saya kira itu hanya persoalan istilah saja. Kalau di Papua dan Maluku
mengapa disebut sebagai separatis bukan teroris, karena mereka ingin
memisahkan diri dari NKRI," ujar KH Ma'ruf Amin.

Mengenai adanya 7 jenazah terduga teroris yang saat ini masih disimpan di
RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta, KH Ma'ruf menegaskan seharusnya
mereka segera dikubur. Tetapi kalau ada kebutuhan khusus seperti untuk
pembuktian, bisa disimpan tetapi jangan terlalu lama, sehingga mereka dapat
segera dikubur oleh keluarganya.
(bilal/arrahmah.comhttp://arrahmah.com/read/2013/01/22/26259-mui-kecam-keras-penembakan-brutal-oleh-densus-88.html>
)

http://arrahmah.com/read/2013/01/22/26259-mui-kecam-keras-penembakan-brutal-oleh-densus-88.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: