Senin, 21 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Lapesdam NU Bima apresiasi Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi

 

Lapesdam NU Bima apresiasi Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi

Bilal

*Ahad, 20 Januari 2013 12:53:01*
http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/09/densus_logo_1.jpg>

*BIMA (Arrahmah.com http://arrahmah.com/>) - *Lembaga Pengembangan
Sumberdaya Manusia (Lapesdam) Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Bima,
mengapresiasai kerja Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) Bima.
Diharapkan hasil kerja dan temuan TPFR terus dipublikasikan agar publik
mengetahui apa yang sesuangguhnya terjadi. Apresiasai itu disampaikan
Direktur Lapesdam NU Kabupaten Bima, Asrul Raman, M.Pd, beberapa waktu
lalu, Rabu (16/1).

Dikatakannya, tidak semestinya tindakan antiteror yang dilakukan oleh
institusi Kepolisian juga mengambil jalan kekerasan, membunuh yang yang
berlum pasti keterlibatannya. Asas praduga tidak bersalah harus
dikedepankan dan terduga harus menjalani proses hukum.

"Saya tidak setuju kalau pola pemberantasan terorisme dengan jalan
pembunuhan," ungkapnya seperti dilansir Bimakini, beberapa waktu lalu, Rabu
(16/1/2013).

Jika pola pembunuhan ini yang dijadikan jalan dalam pemberantasan
terorisme, kata Asrul, maka tidak ubahnya mengulangi tindakan pemerintahan
Orde Baru. Dimana mereka yang dianggap preman dan meresahkan masyarakat
dimusnahkan.

"Sehingga muncul istilah saat itu Petrus, penembak misterius. Preman yang
dianggap meresahkan ditembak mati," katanya.

Akibatnya, kata dia, mereka yang memiliki tato, meski bukan preman resah
dan kuatir. Kini muncul lagi kecurigaan terhadap mereka yang memelihara
jenggot dan rajin beribadah ke masjid sebagai kelompok yang meresahkan dan
dianggap radikal. "Pola-pola seperti ini yang di-setting dari Barat,"
katanya.

Asrul mengatakan Bima bukanlah ladang atau lumbung tumbuh berseminya
teroris. Masyarakat Bima sesungguhnya patuh dan taah pada ketetapan Allah.
Secara kultur, masyarakat Bima juga memiliki rasa persaudaraan tinggi,
sehingga mengeliminasi tumbuhnya terorisme. "Mereka tidak layak ditembak
mati, tanpa menjalani proses hukum," tegasnya.

Akademisi dan pengamat terorisme, Syarif Ahmad, M.Si, mengatakan muncul
dugaan istilah industrialisasi terorisme. Suatu paham yang diimpor atau
diekspor dari Barat. "Terorisme itu bukan gerakan lokal atau regional,
namun global. Suatu gerakan yang dilakukan oleh kelompok tertentu dengan
tujuan politik dengan mengganggu stabilitas atau memengaruhi kebijakan
pemerintah," ujarnya saat dialog di BimaTV dengan tema Bima dan Cap
Terorisme, Selasa sore.

Indikasi terirosme sebagai industrialisasi, kata Syarif, dapat dilihat
pula pada kasus isu komunisme di Indonesia. Ketika itu untuk pemberantasan
komunisme, Indonesia mendapat dukungan dana dari luar. "Saya pun punya data
dari hasil penelitian, bahwa pemberantasan terorisme di Indonesia ini
didanai oleh Barat," ungkapnya.

Seperti dilansir Bimakini.com sebelumnya, TPFR Bima sudah mengumumklan
hasil investigasi tahap pertama, tentang klaim Kepolisian Bahtiar salah
satu yang ditembak mati Densus 88 namun hasil investigasi TPFR,
membuktikan bahtiar tidak pernah ke Poso.
Kini TPFR juga memfasilitasi pemulangan jenasah dan pengurusan izin
pemakaman, karena sempat muncul penolakan dari sejumlah masyarakat Desa
Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
(bilal/arrahmah.comhttp://arrahmah.com/read/2013/01/20/26235-lapesdam-nu-bima-apresiasi-tim-pencari-fakta-dan-rehabilitasi.html>
)

http://arrahmah.com/read/2013/01/20/26235-lapesdam-nu-bima-apresiasi-tim-pencari-fakta-dan-rehabilitasi.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: