Senin, 01 April 2013

[daarut-tauhiid] Fwd: Nikmat bersikap tawadhu'

Nikmat bersikap tawadhu'


Oleh: Syaikhul Mujahid Dr. Abdullah Azzam (rahimahullah)
Serial Tarbiyah Jihadiyah jilid 2

(Arrahmah.com) – Diantara hikmah dan nikmat Allah adalah bahwasanya :

"Tiada seorangpun yang berlaku tawadhu' karena Allah melainkan Allah akan
meninggikan kedudukannya. Dan tiada seorangpun yang ambisi terhadap
ketinggian di dunia, melainkan Allah pasti akan menghinakan dan
merendahkannya." (Al Hadits)

Adapun peristiwa yang melatarbelakangi sabda Rasulullah Shallallahu Alayhi
Wa Sallam di atas ialah : Suatu ketika unta Rasulullah Shallallahu Alayhi
Wa Sallam yang bernama Al 'Adhaba dapat didahului oleh unta milik seorang
Badui. Padahal sebelum itu, tak pernah sekalipun unta tersebut dapat
didahului. Hal itu menyebabkan para sahabat menjadi jengkel, lalu
Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Sallam bersabda seperti hadits di atas.

Karena itu, berlakulah tawadhu', niscaya Allah akan meninggikanmu.
Jika engkau menghendaki ketinggian, maka Allah akan merendahkanmu.
Hiduplah kamu diantara manusia secara bersahaja dan jangan menonjolkan
dirimu di tengah-tengah mereka.

"Cukuplah seseorang itu disebut berbuat jahat, apabila ia meremehkan
saudaranya sesama muslim." (HR. Muslim).

Dalam hadits lain juga disebutkan:

"Janganlah kalian bersikap sombong terhadap manusia dan janganlah kalian
meremehkan mereka. Cukuplah seseorang itu telah berbuat dosa apabila
meremehkan saudaranya sesama muslim".

Boleh jadi orang yang kau remehkan di hadapanmu adalah singa perkasa
yang sebanding dengan sepenuh bumi orang seperti kamu. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Sallam :"Orang itu lebih baik dari
sepenuh bumi semisal orang tadi".

Ketika itu beliau bertanya kepada sahabat di sampingnya tentang seorang
laki-laki yang lewat di hadapannya : "Apa pendapatmu tentang orang itu".

Mereka menjawab ; "Orang itu layak, apabila meminang diterima pinangannya.
Apabila berkata didengar perkataannya. Apabila memerintah, ditaati
perintahnya". Kemudian ada seorang lain yang lewat, bajunya lusuh,
penampilannya tidak menarik perhatian. Lalu beliau bertanya : "Apa
pendapat kalian tentang orang yang ini?" Mereka menjawab : "Orang itu
pantas jika berbicara tidak didengar perkataannya." Kemudian sesudah itu
beliau bersabda : "Orang yang ini lebih baik dari sepenuh bumi orang yang
seperti tadi".

Berkata para ulama dan fuqaha : "Tidak ada dua jenis sesuatu yang salah
satunya sebanding dengan seribu atau beribu-ribu dengan yang lain kecuali
pada manusia. Terkadang seorang manusia bisa sebanding dengan sepenuh bumi
orang yang sejenisnya".

Wahai saudara-saudaraku!

Sesungguhnya nafsu ingin berkuasa dan berlaku sombong di muka bumi
menjadikan segelintir manusia mengaku-aku hak ketuhanan. Lalu mereka
menetapkan hukum bagi manusia dengan selain hukum yang telah ditetapkan
Allah.

"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari'atkan
untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?." (QS. Asy Syuura : 21)

Mereka merubah hukum Allah, merubah Kitabullah dan menentang sunnah
Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Sallam, dengan mensyari'atkan sesuatu
menurut apa yang didiktekan syetan kepada diri mereka, serta menurut apa
yang dinampakkan baik oleh hawa nafsu mereka.

Tasyri' (menetapkan hukum) adalah hak Allah semata. Ulama ushul telah
bersepakat bahwa Syaari'(pembuat undang-undang/hukum) adalah Allah 'Azza wa
Jalla saja. Sedangkan Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Sallam hanya
mengambil izin dari Allah dalam hal penetapan hukum. Hak menetapkan hukum
tetap berada di tangan Allah saja. Maka dari itu, barangsiapa menetapkan
hukum bagi manusia dengan selain apa yang diturunkan Allah, maka dia telah
mengaku-aku hak ketuhanan. Sama saja dia mengucapkan hal tersebut atau
tidak. Dan barangsiapa mematuhi hukum yang dibuat manusia, maka dia telah
menjadi hamba bagi manusia. Sama saja apakah dia mengucapkan penghambaan
itu atau tidak mengucapkannya.

Tatkala Hulaghu Khan mengajukan undang-undang Jenghis Khan yang bernama
"Ilyasiq" kepada umat Islam untuk diterapkan. Maka para ulama berdiri dan
mengangkat kitab "Ilyasiq", serata berkata : "Barangsiapa memutuskan hukum
dengan kitab ini, maka dia telah kafir. Dan barangsiapa berhukum dengan
kitab ini, maka dia telah kafir".

Berkata Ibnu Katsir dalam kitabnya "Al Bidayah wan Nihayah", tentang
Ilyasiq : "Barangsiapa meninggalkan hukum yang muhkam (terang dan tegas),
yang diturunkan kepada Muhammad bin Abdullah penutup para Nabi, lalu dia
berhukum dengan syariat lain yang telah dihapuskan, maka sungguh dia telah
kafir. Lalu bagaimana halnya dengan mereka yang berhukum dengan Ilyasiq,
yakni undang-undang buatan Jenghis Khas yang dikumpulkan dari ajaran
Yahudi, Nasrani dan Islam, dan mendahulukannya atas hukum Islam. Maka tak
pelak lagi, orang seperti itu kafir menurut ijma' kaum muslimin.
Barangsiapa menetapkan hukum dengan selain apa yang diturunkan olah Allah
meski hanya dengan ketetapan hukum saja, maka sesungguhnya dia telah keluar
dari agama Allah 'Azza wa Jalla. Dan barangsiapa mematuhi ketetapan hukum
tadi, maka sesungguhnya dia telah menjadi hamba bagi orang yang menetapkan
hukum itu. Sama saja dia mengucapkan dengan penghambaan itu atau tidak".

Barangsiapa menetapkan suatu undang-undang yang berbunyi: "Hukuman bagi
seorang pencuri adalah kurungan penjara selama dua bulan", sementara Allah
'Azza wa Jalla berfirman yang artinya :"Potonglah olehmu sekalian tangan
keduanya!" (QS. Al Maidah : 38), maka sesungguhnya dia telah mengaku-aku
hak ketuhanan. Sama saja dia mengucapkan hal itu atau tidak. Sebab dia
menganggap bahwa hukumnya lebih baik dari hukum Allah, dan perkataannya
lebih tegas dan lebih sempurna daripada firman Allah yang jelas dan tegas.

Karena itu, maka ucapan orang yang mengatakan "Hukuman bagi pencuri
adalah dua bulan kurungan penjara", tidak berbeda dengan orang yang
mengatakan bahwa : "Shalat Maghrib itu empat rakaat". Yang itu merubah
hukum Allah yang ini juga merubah hukum Allah. Yang itu kafir menurut
ijma' ummat. Dan yang ini juga kafir menurut ijma' ummat.

Waspadalah kamu sekalian wahai saudara-saudaraku, kepada mereka yang
merubah syariat Allah. Ketahuilah bahwa musibah paling besar yang menimpa
manusia adalah karena di kalangan manusia ada orang-orang yang mendakwakan
diri mempunyai hak membuat hukum. Mereka menyematkan kepada diri mereka
sendiri hak-hak ketuhanan yang hanya dimiliki oleh Rabbul 'Izzati, Pemilik
keagungan dan kemuliaan.

Maka dari itu, syariat harus datang dari Allah kemudian dari Rasulullah
Shallallahu Alayhi Wa Sallam. Dari Kitabullah dan dari Sunnah atau dari
ijma atau qiyas. Sumber-sumber perundang-undangan inilah yang telah
disepakati oleh seluruh ulama sepanjang sejarah Islam.

Barangsiapa menetapkan hukum dengan selain apa yang telah diturunkan oleh
Allah, maka dia kafir dan keluar dari Islam. Inilah yang menjadi konsensus
para Imam kaum muslimin.

Undang-undanglah yang memberikan hak kepada para penguasa di bumi untuk
menyembelih rakyat; yang memberikan kepada mereka hak untuk merampas harta
umat; yang memberikan hak kepada mereka untuk melampiaskan nafsu dan
syahwat mereka. Mengapa mereka berbuat demikian? Sebab undang-undang
melindungi mereka. Mereka berbicara atas nama undang-undang dan berbuat
mengatasnamakan undang-undang. Karena itu, ada sebagian perundang-undangan
manusia yang menetapkan bahwa si Fulan, yakni kepala negara, berada di atas
undang-undang. Maksudnya, undang-undang atau hukum tidak berlaku atasnya.
Dia mempunyai kekebalan hukum. Di dalam Islam, tak seorangpun manusia yang
berada di atas hukum (kebal hukum). Semuanya tunduk kepada syariat Allah.
Semuanya adalah hamba, yang wajib berhukum kepada syariat Allah 'Azza wa
Jalla.

Jika kita lihat di setiap tempat di bumi sekarang ini, maka kita akan
mendapati pengadilan-pengadilan yang menyidang para aktifis Islam. Mereka
menggiring pemuda-pemuda tersebut ke dalam penjara. Setiap para aktifis
Islam yang hidup di bawah belenggu kezhaliman dan kesewenang-wenangan ini
berkumpul, ketika mereka mengungkapkan rasa kesakitan mereka, ketika
mereka mengerang saat hendak menghembuskan nafas mereka; maka datanglah
polisi, datanglah intelijen, menangkap dan menyiksa mereka dalam
detik-detik terakhir kehidupan mereka. Para polisi tersebut menyiksa
mereka karena kezhaliman belaka. Sungguh mereka telah berlaku sombong dan
takkabur di muka bumi.

"Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan."
(QS. An Naml : 14)

Dan akibat dari perbuatan zhalim itu adalah seperti yang difirmankan Allah :

"Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka
akan kembali." (QS. Asy Syu'ara : 227)

Tiada sesuatu di dunia ini yang dimenangkan Allah seperti Dia memenangkan
mereka yang diputuskan persaudaraannya, seperti mereka yang didurhakai.
Allah pasti memenangkan wali-wali-Nya dan membalaskan bagi para kekasih-Nya
atas penganiayaan yang mereka alami dari musuh-musuhnya. Sesungguhnya di
muka bumi ini ada orang-orang zhalim yang menjadi cemeti Allah. Melalui
perantaraan mereka, Allah menyiksa orang-orang yang zhalim yang lain.
Kemudian Allah membalas dan menyiksa mereka semua.

Wahai saudara-saudaraku!

Ketahuilah bahwa di setiap tempat sekarang ini ada pesan berisi
peringatan : "Hindari sikap fanatisme! Waspadalah terhadap sikap
ekstrim!!", dengan mendapat dukungan ulama-ulama besar. Maksudnya adalah
supaya ulama-ulama tersebut berfatwa : Bagaimana menghadapi ekstremitas
agama? Bagaimana memerangi Islam militan? Bagaimana memerangi aqidah
jihad?

Sesungguhnya sebagian besar sidang pengadilan di negara Arab sekarang ini
dan di negara non Arab, kasus dakwaan yang menduduki peringkat pertama
adalah kasus jihad. Para aktifis disidang atas tuduhan terlibat dalam
gerakan jihad. Mereka dihukum mati atas tuduhan berjihad. Maka
kesombongan mana lagi yang lebih besar daripada ini?

Kerusakan dianggap sebagai tindakan keadilan, dan jihad dianggap sebagai
tindak kejahatan dan subversif terhadap sultan (penguasa), sehingga
pelakunya harus diganjar dengan hukuman mati dan digiring ke tiang
gantungan.

Apa mau mereka, para penguasa itu? Saya tak tahu apa dasar ketakutan
mereka terhadap pemuda yang ingin kembali kepada Allah, bertaubat kepada
Rabbnya dan merendahkan diri kepada Sang Penciptanya??

Mengapa mereka memusuhi habis-habisan para pemuda itu, namun tidak berbuat
habis-habisan terhadap kebanyakan pemuda yang larut dalam kemaksiatan dan
tenggelam dalam syahwatnya? Mereka tidak merasa takut atau menggigil
terhadap orang-orang semacam itu, yang mereka takutkan hanyalah jenggot
apabila memanjang dan jilbab apabila menutupi aurat seorang perempuan
mu'minat. Untuk menghadapi masalah ini, maka dibuatlah suatu
undang-undang. Para menteri dan interpol mengadakan pertemuan, berkumpul
di negeri kafir dan di negeri Islam untuk membuat suatu undang-undang
bagaimana cara menghadapi ekstrimitas agama? Bagaimana cara memerangi
Islam dengan tuduhan ekstrim, fanatik, militan, fundamentalis atau
ekslusive kepada para pengikutnya yang taat.

Yang mereka kehendaki adalah para pemuda yang mengumbar hawa nafsunya.
Seperti apa yang pernah dikatakan salah seorang atase dari sebuah negara
kepada saya : "Di Amerika dulu, pada suatu malam pernah seorang polisi
datang kepada saya dengan membawa tiga belas pemuda, yang semuanya terkena
penyakit gonorrhea (penyakit kelamin), karena sama-sama menyetubuhi seorang
wanita yang terkena penyakit gonorrhea". Para pemuda semacam ini tidak
menimbulkan bahaya terhadap penguasa. Mereka tidak menimbulkan bahaya,
karena para pemuda itu telah mereka tenggelamkan bersama hawa nafsu dan
syahwat mereka. Adapun para pemuda yang menjadi benteng umat, tulang
punggung negara dan bangunan bagi negerinya serta menjadi tumpuan harapan
umat ketika terjadi krisis dan peristiwa genting, maka mereka
memeranginya. Dengan apa? Dengan kuku dan cakar yang ditancapkan
musuh-musuh Allah di negeri kita. Cakar-cakar itu mengoyak isi perut tiap
orang Islam dan merobek-robek usus setiap mu'min.

Sesungguhnya ekstrimitas agama adalah sikap komitmen (berpegang teguh)
terhadap agama Allah 'Azza wa Jalla. Tidak ada sikap ekstrim, karena sikap
ekstrim itu timbul dari orang-orang yang melampaui batas (thaghut).
Sesungguhnya sikap ekstrim itu lahir dari mereka yang menzhalimi manusia
tanpa alasan yang benar. Adapun para pemuda yang bermaksud memulai jihad
di negerinya; para pemuda yang mencari jalan untuk menunaikan faridhah
I'dad guna melindungi negaranya dari Yahudi yang merayap ke setiap tempat,
melindungi negaranya dari kekafiran yang mengalir dari barat, dari bid'ah
yang menyerbu dari timur dan dari serbuan Yahudi / Nashrani yang datang
dari arah Laut Tengah, (mereka bukan orang-orang yang ekstrim).

Para pemuda yang tenggelam dalam syahwatnya, tidak akan menimbulkan bahaya
atas orang-orang zhalim dan pengikut hawa nafsu yang memegang kekuasaan.
Sesungguhnya yang menimbulkan ancaman terhadap mereka adalah : benteng
kokoh, tiang kuat, dan tembok keras yang menjadi tempat sandaran umat dan
tempat berlindung mereka ketika sedang menghadapi kesusahan.

"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya
berdo'a: "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang
zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah
kami penolong dari sisi Engkau." (QS. An Nisaa' : 75)

Orang-orang yang tidak melindungi kehormatan kita seperti kaum wanita,
dan tidak melindungi ketidaksalahan kita dan darah kita seperti anak-anak
dan tidak melindungi orang-orang tua jompo yang telah lapuk di makan usia,
merekalah sebenarnya orang-orang yang zhalim.

"Zhaalimi ahluha" artinya: bangsa dan pemerintahnya zhalim. Karena mereka
tidak melindungi kehormatan dan tidak menjaga kesucian serta tidak
melindungi serta harta kaum muslimin dari perampasan dan penyitaan
musuh-musuh Allah. Ini merupakan hukuman dari Allah 'Azza wa Jalla.

"Tiada sesuatu kaum yang meninggalkan hukum kepada kitabullah dan sunnah
Nabi-Nya, melainkan Allah pasti akan menguasakan mereka kepada musuh-musuh
mereka. Lalu musuh itu merampas sebagian apa yang berada di tangan
mereka." (Al Hadits)

Maka berhati-hatilah, janganlah kalian sampai terpedaya oleh fitnah-fitnah
yang menyesatkan, oleh kebohongan media massa yang menyesatkan seluruh
manusia, yang merubah mereka menjadi rakyat jelata belaka. Sebagaimana
yang dikatakan penyair Ahmad Syauqi.

// Kebohongan telah meraja lela

Kedustaan telah menipu banyak manusia

Hai mereka yang kerjanya membeo

Akalnya ada di telinganya //.

Mereka tidak berfikir. Otaknya ada di telinga. Setiap apa yang didengar
oleh telinganya, dianggapnya benar, dianggapnya shahih.

Jadilah kalian bersama orang-orang yang menyiapkan dirinya untuk melindungi
agama Alah dan membelanya di setiap tempat. Jadilah kalian bersama para
pemuda aktifis Islam. Bersamalah kalian dengan kelompok Islam. Bersamalah
kalian dengan dakwah Islam. Dan bersamalah kalian dengan harakah-harakah
Islam. Inilah tempat kedudukan kalian yang benar. Dan itulah tempat
kalian melatih diri dan di bawah naungannya kalian menumbuhkan tunas-tunas
baru yang lurus, benar dan lempang. Yang dicintai Allah dan diridhai oleh
Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Sallam.

(gashibu.com/arrahmah.com)
http://www.arrahmah.com/kajian-islam/serial-tarbiyah-jihadiyah-nikmat-bersikap-tawadhu.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: