Jumat, 13 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Doa Rasa Syukur dan "Tolak Kooptasi"

Doa Rasa Syukur Dan "Tolak Kooptasi"

----------------


Ada sebuah wirid yang dianjurkan Nabi shollallahu 'alaih wa sallam untuk
dibaca setiap pagi dan sore hari. Jika wirid tersebut dibaca di waktu
pagi berarti orang itu telah memenuhi kewajiban bersyukurnya kepada
Allah di hari itu. Dan jika ia baca di waktu sore berarti orang itu
telah memenuhi kewajiaban bersyukurnya kepada Allah di malam itu.
 Lengkapnya hadits yang menyebutkan fadhillah luar biasa ini ada di dalam teks sebagai berikut:
 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ
 اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ
 لَا شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
فَقَدْ أَدَّى شُكْرَ يَوْمِهِ وَمَنْ قَالَ مِثْلَ ذَلِكَ
 حِينَ يُمْسِي فَقَدْ أَدَّى شُكْرَ لَيْلَتِهِ
 
Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari membaca doa: "Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima pagi ini adalah dariMu semata. Tidak
ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala puji dan bagiMu segenap
terimakasih", maka sungguh ia telah penuhi kewajiban bersyukurnya hari
itu. Dan barangsiapa mengucapkannya di waktu sore, maka sungguh ia
telah penuhi kewajiban bersyukurnya malam itu." (HR Abu Dawud 4411)
 Subhanallah.... Bayangkan,
saudaraku. Dengan membaca wirid yang begini singkat dan sederhana
seseorang dipandang telah memenuhi kewajiban bersyukur sehari dan
semalam. Kalimat yang isinya sebagai berikut:
 
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ
 لَا شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
"Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima pagi
ini adalah dariMu semata. Tidak ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala
puji dan bagiMu segenap terimakasih". (HR Abu Dawud 4411)
 Jika ia membacanya di waktu sore redaksi berubah sedikit menjadi sebagai berikut:
اللَّهُمَّ مَا أَمْسَى بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ
 لَا شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
"Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima sore
ini adalah dariMu semata. Tidak ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala
puji dan bagiMu segenap terimakasih". (HR Abu Dawud 4411)
 Dalam riwayat lainnya ada tambahan teks dalam wiridnya sehingga menjadi:
 
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ
 فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
"Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima pagi
ini atau dari salah satu makhlukMu, maka itu  adalah dariMu semata.
Tidak ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala puji dan bagiMu segenap
terimakasih". (HR An-Nasai 9835)
 Jika dibaca di waktu sore menjadi:
 
اللَّهُمَّ مَا أَمْسَى بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ
 فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
"Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima sore
ini atau dari salah satu makhlukMu, maka itu adalah dariMu semata.
Tidak ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala puji dan bagiMu segenap
terimakasih". (HR An-Nasai 9835)
 Disamping
wirid ini menjadi bukti bersyukur seorang hamba kepada Allah di waktu
pagi dan sore, ia juga melindungi seseorang dari kemungkinan "terbeli"
atau "terkooptasi" oleh fihak manapun. Apalagi di era seperti sekarang,
banyak fihak berusaha mendekat dan berbaik-baik karena memiliki aneka
kepentingan. Itulah sebabnya Islam memberikan tekanan khusus agar orang
beriman hanya memuji dan berterimakasih kepada Allah semata. Lihatlah
bagaimana dari awal surah Al-Fatihah saja sudah diarahkan untuk
mengucapkan kalimat:
 
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS Al-Fatihah ayat 2)
 Orang beriman tidak selalu menerima atau menolak pemberian yang datang  dari orang lain. Jika ia menolak maka itu berdasarkan sifat 'iffah
atau menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak ingin menjadi berhutang budi
kepada orang lain. Sebab tidak sedikit fihak setelah memberikan suatu
kebaikan kepada orang lain, lalu ia menuntut agar orang yang telah
menerima pemberiannya itu menjadi berterimakasih kepada diri
pemberinya. Bahkan kadang ada yang sampai menuntut kepatuhan dari fihak
penerima kebaikan. Inilah situasi yang sering berkembang, terutama
dalam dunia politik. Suatu fihak melakukan penanaman jasa kepada fihak
lain dengan syarat fihak penerima selanjutnya harus siap untuk memenuhi
agenda politik pemberi bantuan. Prinsipnya, setiap penerima bantuan
harus rajin dan konsisten bersyukur hanya kepada Sumber Pemberi
kenikmatan, yaitu Allah semata. Dan setiap pemberi kebaikan kepada
sesama manusia hendaknya selalu ikhlas lillahi ta'ala ketika memberikan bantuan kepada siapapun.
Maka doa di atas menjadi penangkal agar seseorang tidak mudah terbeli ataupun terkooptasi tatkala
ia menerima kebaikan orang lain. Tentu saja hal ini hanya akan efektif
bila orang itu benar-benar memahami dan menghayati makna wirid
bersyukur kepada Allah di pagi dan sore hari ini.
 "Ya Allah, apa saja ni'mat yang kuterima pagi
dan sore ini atau dari salah satu makhlukMu, maka itu  adalah dariMu
semata. Tidak ada sekutu bagiMu. Maka bagiMu segala puji dan bagiMu
segenap terimakasih. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan diriku
berhutang budi kepada siapapun di antara makhlukMu sehingga ia berhak
menguasai diriku dan menentukan jalan hidupku".

---------------
sumber:eramuslim.com

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Group Charity

Loans that

change lives

Kiva.org

Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Discover Car Groups

Auto Enthusiast Zone

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: