Minggu, 01 Maret 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2545

Messages In This Digest (7 Messages)

Messages

1.

FW: [sekolah-kehidupan] [rampai] PENGECUT HUJAN

Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id   ujangjiung

Sat Feb 28, 2009 4:08 am (PST)

Karena aku seorang elang yang pembebasannya bersiponggang

lalu cukupkah mampu dudukmu menyihir penyair untuk menembus dan menghimpun renyai hujan dalam sesembahan.

----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] [rampai] PENGECUT HUJAN
Date: Sat, 28 Feb 2009 4:45:56
From: susanti <susanti@shallwinbatam.com>
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups..com>

sedang menanti segerobak hujan
yang berjongkok di balik tikungan
"Tunggu aku di jalan itu," smsnya tadi pagi
sengaja kuambil cuti dan langsung kemari
baju tidurpun belum kuganti
pertemuan kali ini pastilah penting sekali

Ini sudah malam
pengecut itu tak jadi datang
padahal sudah kubawakan payung ungu kesukaannya
Ah, sialan!
Tak ada yang akan mengantarku pulang.

-Skylash-
Nagoya, 27 Pebruari 2009

Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
2a.

Re: [rampai] Catatan Seorang Mama

Posted by: "gopo_alhusna" gopo_alhusna@yahoo.co.id   gopo_alhusna

Sat Feb 28, 2009 4:17 am (PST)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "susanti" <susanti@...>
wrote:

Hahaha... mbak Santi bisa aja deeeh... anakkyu cowok low masak
dipanggilnya Non?!!! Biarin aja ESKA banyak generasinya, biar lebih
rame, ayo mbak Santi ikut meramaikan SK Juniornya hihihi....

salam
Achi TM

> Idih, nanti lama-lama SK jadi dibagi ke dalam dua generasi;
generasi bapak-bapak dan emak -emak, dan generasi putra-putrinya.
> CATATAN SEORANG MAMA
> Nak, pada saat kau nangis-nangis minta ditemenin ke kamar mandi,
Bunda malah bilang, sambil matanya tak beranjak dari layar
komputer: "Duh, tanggung non, lagi banyak ide nih. Minta anter Ayah
aja ya."
> Sedangkan sang ayah lagi asyik-asyiknya ngorok di kamar.
> :D
>
>
> ----- Original Message -----
> From: inga_fety
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, February 26, 2009 5:14 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [rampai] Catatan Seorang Mama
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------------------------------------------
----------
>
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG - www.avg.com
> Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.3/1971 - Release Date:
02/25/09 06:40:00
>

3.

[rampai] AKANKAH BISU? (Achi TM)

Posted by: "Agung Argopo" gopo_alhusna@yahoo.co.id   gopo_alhusna

Sat Feb 28, 2009 4:19 am (PST)

AKANKAH BISU?
Achi TM
 
"Sekian dan terima kasih… itulah tadi paparan tangan dan kaki saya. Semoga bermanfaat."
Dan aku duduk, tanganku berpangku, mulutku bisu.
 
Sebuah cahaya malaikat berpendar kembali.
 
"Selanjutnya… amalan saudara, silakan…."
 
Aku terdiam. Tak ada amalan yang berdiri atau membela.
Tiba-tiba beku.
 
Masih menunggu
Keputusan Tuhan selanjutnya
 
.......

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
4.

[Ruang Kantor] Freelancer dan Beban yang Tak Terpisahkan

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Sat Feb 28, 2009 7:36 am (PST)



 

"Sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini,
tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi
besok.

Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa." (Steven Covey)

 

Akan ada banyak orang
yang berusaha melakukan hal tersebut, meninggalkan beban pekerjaan di kantor
dan kembali ke rumah tanpa beban. Menjadikan rumah sebagai tempat beristirahat,
tempat refreshing dan bercanda tawa
bersama keluarga.

 

Bagaimana dengan
pekerja rumahan. Para freelancer yang
menjadikan rumah sebagai "kantor". Segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan
bercampur jadi satu juga dengan segala hal yang berhubungan dengan urusan
rumah.

 

***

 

Sore itu harusnya sudah
bukan jam kerja. Walau aku bukanlah pekerja kantoran, jam kerja juga cukup
berpengaruh buatku. Para klien biasanya menghubungiku pada hari kerja dan jam
kerja, kecuali untuk pekerjaan yang memang butuh waktu cepat dan ada beberapa hal
yang harus diperbincangkan dan bisa dibilang jarang.

 

Aku menerima sebuah
SMS, tidak panjang, tapi mengena, tentang sebuah perintah dari klien untuk
merevisi naskah yang dua hari sebelumnya telah aku kirim via kurir. Aku yang
baru bisa bernapas lega sore itu, hanya terkaget membaca tulisan itu. Bagaimana
tidak, naskah tersebut sudah berkali-kali revisi. Aku sudah mengulang dan terus
mengulang hingga akhirnya semua di-burning
dan dikirim ke redaksi, tapi kenapa harus ada revisi lagi. Selain itu, perlu
diketahui naskah ini kejar tayang (hehe, kayak sinetron, ya :D).

 

Selanjutnya, diskusi
demi diskusi yang tidak adem mengiringi sore yang bukan jam kerja. Menambah
beban moral setelah aku mengatur kembali jadwal pekerjaan hari ini. Menambah
daftar beberapa hal yang tadinya di luar rencana. Kembali memulai pekerjaan
dari awal, setelah kekesalan menumpuk dan energi terkuras untuk memikirkan hal
itu. Efeknya, urusan rumah tangga jadi terbengkalai.

 

***

 

Seorang teman yang pernah
merasakan menjadi freelancer dan
pekerja kantoran bercerita, kalau dia tak bisa hidup tanpa rutinitas. Dia tak
biasa kerja tidak teratur. Dia menginginkan kerja yang pasti dijalani tiap
hari. Teman saya itu seorang desainer grafis, ilustrator dan layouter.
Ilustrasinya sudah mejeng di banyak buku, desainnya juga, dan belakangan dia
juga merambah ke dunia layout. Dia mulai bosan dengan pekerjaan sebagai freelancer yang tampaknya setengah hati
dia jalani. Dia lebih suka berkantor dan jelas pekerjaanya.

 

Sementara aku,
pekerjaan freelancer, sudah nyaris
lima tahun aku jalani. Diselingi dengan bekerja part time di kantor selama setahun (Mei 2006-Mei 2007) hingga
akhirnya aku memilih untuk stand by
di rumah. Aku memulai kembali dari awal pernak-pernik menjalani pekerjaan
sebagai freelance. Sempat membuat tim
dengan beberapa teman hingga akhirnya aku memilih bekerja terpisah, walau tetap
bekerja sama pada waktu-waktu tertentu.

 

Seringkali, ketika
memperkenalkan diri, orang yang baru aku temui akan menilai pekerjaanku. Betapa
nyamannya kerja di rumah, tak perlu berebut naik bus atau menghadapi macet yang
tak ada habisnya di Jakarta dan bisa kapan saja berhenti sejenak ketika jenuh
melanda.

 

Eits, jangan salah.
Bekerja dari rumah tak sepenuhnya menyenangkan, apalagi bagi orang yang
terbiasa dengan rutinitas. Dengan freelance,
pekerjaan tak menentu. Terkadang ada dengan deadline
yang berdekatan, tapi tak jarang juga sepi hingga berbulan-bulan. Salah satu
solusinya adalah menabung, karena walau proyek atau order sepi, pengeluaran
tiap bulan sudah pasti, hehe... :D

 

Belum lagi, antara
rumah dan pekerjaan seperti tanpa batas. Tak jarang pekerjaan harus dijalani
ketika weekend tiba. Di saat orang
lain tengah bersantai di rumah dan meninggalkan beban pekerjaan di kantor, si freelancer tengah berkutat dengan
pekerjaan yang tak kunjung selesai. Pada hari kerja, juga harus stand by dihubungi klien hingga akhirnya
sepekan full dengan segala hal yang
berbau pekerjaan.

 

Alhamdulillah, aku
mulai terbiasa dengan hal itu. Hmm, palingan yang tak bisa menerima adalah
teman-teman yang tak biasa dengan hal tersebut. Lha, liburan kok kerja. Bahkan,
berkali-kali ketika aku harus keluar kota saat weekend, aku tak lupa membawa laptop, hehe. Ini bisa diukur sebagai
workaholic ga, ya? Hehe.

 

***

 

Selain freelancer harus
siap mengorbankan waktu weekend-nya,
mengingat kutipan di awal tulisan, si freelancer
kebingungan meletakkan "beban" pekerjaannya di mana? Karena lingkup kantornya ada
di rumah juga.

 

Awalnya, aku memang tak
terlalu memikirkan hal tersebut. Aku biarkan beban pekerjaan itu bercampur jadi
satu dengan urusan rumah. Toh, ini
konsekuensi yang harus aku jalani sebagai pekerja rumahan. Sampai akhirnya,
pekerjaan rumah terbengkalai dan efeknya adalah ketidaknyamanan dalam bekerja.

 

Lagi-lagi aku kembali
diingatkan untuk menata kembali semuanya dengan baik. Apapun memang bisa
menjadi beban, apalagi soal pekerjaan, tapi aku berharap semuanya bisa
terselesaikan dengan baik...

 

Mau pilih jadi freelancer? Pekerja kantoran? Part timer? Silakan! Selama
nyaman menjalaninya ;)

 

Dilarang iri-irian
karena boleh jadi rumput tetangga yang tampaknya hijau, bisa begitu kering
ketika kita yang merawatnya, hehe...

 

SEMANGAAAAAAAAT :)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.wordpress.com/

5.

CatCil: Persahabatan Dua Wanita Lansia

Posted by: "Ellnovianty Nine" noviellnine@yahoo.com   noviellnine

Sat Feb 28, 2009 8:18 am (PST)

Sapporo, 28 Feb 2009

By Novi
http://novianty.multiply.com/

Hari ini hari Sabtu. Di luar udara begitu cerah. Matahari menebarkan
kehangatan walaupun butir-butir salju tak henti menari-nari dari
kahyangan Allah. Butir-butir mutiara dari langit yang bermandikan
cahaya terang sang surya, hmm...sebuah kolaborasi yang luar biasa
indah!

Alma terkena flu, akibat kemarin bermain salju heboh di luar rumah.
Dari hidungnya tak berhenti mengucur cairan ingus, dan sedikit
ber'kong-kong-kong' batuk berdahak. Berhubung hari ini dan besok
adalah 'weekend' dan akan repot jika Alma jatuh sakit yang lebih
parah, makanya aku paksakan membawa dia ke RS Tenshi, rumah sakit
terdekat.

Dokter Izuka-begitu nama dokter anak di RS tersebut. Menurut
diagnosisnya, Alma terkena flu dari tenggorokan. Selain mendapat obat
untuk membantu mengeluarkan dahak dan ingus, dokter Izuka juga
menyarankan agar aku memberikan teh hijau (tentunya tanpa gula) pada
Alma. Di akhir pemeriksaan, sang dokter berkata kepada putriku, "
Besok istirahat dulu di rumah ya manis. Kalau sudah sembuh baru main
salju lagi."

******************

Selesai pemeriksaan, aku mengajak ALma mencari roti isi krim yang
manis. Entah kenapa aku ingin sekali makan roti yang isinya krim
manis. Krim custard. Mungkin aku kecapean, karena tadi dari rumah
berjalan dua kiloan sambil menggendong Tiara di punggung, dan
mendorong baby car berisi Alma. Rasa capek itu bukan karena berjalan
dua kilo, tapi karena berjalan di atas tumpukan salju yang sangat
menguras energi.

Akhirnya kutemukan juga beberapa roti manis, lalu aku memilih duduk
di salah satu sisi rumah sakit. Di situ ada vending mechine, mesin
minuman. Alma telah kubelikan minuman seperti jelly yang mengandung
kalsium, vitamin C dan zat besi. Sedangkan aku memilih melon soda.
Ahhh...terasa segar di tenggorokan.

Kebetulan di tempat duduk yang kupilih juga dilengkapi sebuah meja
bundar. Di situ memang tempat orang untuk duduk-duduk sambil
mengunyah perbekalan yang mungkin mereka bawa dari rumah atau di beli
di kantin RS.

Ketika kami duduk, di meja itu telah duduk pula dua orang nenek-
nenek. Mau tak mau aku bertegur sapa dengan mereka. Di dekat kami
duduk terparkir sebuah alat bantu berjalan. Aku yakini itu milik
salah satu dari mereka.

Isi obrolan mereka itu lucu sekali. Satu dari dua nenek itu, namanya
Mitsuhashi Kinu san (MK), memberikan sebuah topi kepada temannya yang
bernama Yamamoto Akiko san (YA). Dari pembicaraan ringan, aku
akhirnya menyimpulkan bahwa nenek MK sedang menjenguk nenek YA yang
sedang dirawat inap.

Topi yang diberikan itu berwarna hitam. Bentuknya seperti topi laki-
laki, bukan topi berbentuk manis ala topi wanita. Nenek YA tidak PD
dengan topi hadiah dari nenek MK. Tapi nenek MK memaksa agar nenek YA
menerimanya, sambil mengatakan, "Kamu cantik memakai topi itu, jadi
tampak lebih muda...iya kan?" katanya sambil tiba-tiba meminta
pendapatku. Ah, ditodong begitu aku bingung. Aku iyakan saja daripada
berfikir serius. Sementara itu di dekatku, Alma tengah asyik makan
roti yang aku belikan. Sedangkan Tiara, tidur pulas di baby car.

Perbincangan para lansia tadi tak berubah sekitar "topi ini
untukmu"; "tapi aku nggak pd memakainya". Begitu berulang kali sampai-
sampai aku jadi geli melihat mereka. Aiiih.......aku hanya senyum-
senyum mendengarkannya.

Aku jadi penasaran seperti apa hubungan mereka. Aku mencoba bertanya
mengenai mereka. " Apakah kalian berteman?" Awalnya salah satu dari
mereka serius mendengarkan pertanyaanku. Tapi pertanyaanku ternyata
terbawa angin begitu saja, karena mereka malah kembali
asyik 'berantem' soal topi hadiah itu.

"Ambil saja, aku tidak mau kau membayarnya. Harganya hanya 105 yen
kok," kata si pemberi topi, nenek MK.

"Tapi jangan bilang siapa-siapa harganya ya. Bilang saja harganya
seribu." tambahnya lagi sambil terkekeh.

"Eh bener nggak sih aku bagus memakainya?" tanya nenek YA sekian
kali.

"Aku bayar ya...ya..ya.." lanjutnya setengah memaksa.

"Aduh kamu ini. Uang terus uang terus. Aku malas ah datang lagi
melihatmu," kata nenek MK setengah mengancam. Akhirnya nenek YA
berhenti berdebat.

Suara mereka lumayan 'kenceng' ketika berbicara satu sama lain.
Menggema ke atap-atap koridor ruang sakit. Ternyata nenek MK
menggunakan alat bantu dengar, mungkin telinganya sudah setengah
tuli. Aku memperkirakan bahwa mereka berdua sudah berusia di atas
tujuh puluh tahunan. Kaum manula di Jepang biasanya sangat enerjik
sehingga keliatan lebih muda dari usia mereka.

Ketika ada kesempatan bertanya, aku kembali mempertanyakan hubungan
mereka.

"Kami dulu sama-sama dirawat dalam satu bangsal," begitu kata nenek
MK.

"Dia kesepian, makanya aku kunjungi....hehehe..." katanya lagi.

Nenek YA tidak terlalu antusias menjawab pertanyaanku, karena
perhatiannya tersita dengan mematut-matut topi barunya tadi.

"Wah, anda adalah sahabat yang baik ya..."pujiku kepada nenek MK.

"Iya...dia orang baik." Tiba-tiba nenek YA bersuara. Aku tersenyum.
Ah, alangkah indahnya jika setua ini kita punya sahabat yang mau
menjenguk ketika kita dirawat inap. Apalagi jika persahabatan itu
ternyata berawal dari perasaan senasib, sebagai sesama pasien.

"Oke deh aku ambil topi ini. Nanti aku akan banggakan kepada para
suster." Nenek YA berkata tiba-tiba. Dia memang penuh kejutan,
menurutku.

"Iya...iya...Kamu harus banggakan kepada orang-orang di kamar
nanti, " jawab nenek MK. Dia keliatan lega.

"Kamu akan datang lagi kan, menjengukku?" tanya nenek YA.

"Iya iya. Minggu depan aku datang ke sini karena ada janji dengan
dokter mata dan dokter umum. Ini kartu janjiku." Nenek MKk
memperlihatkan kartu perjanjian dengan dokter kepada nenek YA. Aku
merasa kasian dengannya. Bagaimana tidak? Di telinganya terpasang
alat bantu dengar, lalu dia harus juga berobat ke dokter mata dan
dokter umum. Mungkin inilah gambaranku di usia senja nanti.

"Ke dokter mata? Wah aku juga ada perlu ke dokter mata," kata nenek
YA sambil berbinar. Ah, ternyata persamaan seperti itu adalah hal
yang menyenangkan hatinya.

"Ya sudah. Minggu depan hari selasa kamu tunggu saya di meja ini.
Pasti saya akan datangi." Begitu kata nenek MK kepada sahabatnya. Aku
tertegun melihat begitu kentalnya persahabatan kedua nenek ini.

Setelah hampir sejam beristirahat di meja itu, sambil ikut berceloteh
kesana kemari dengan para nenek, akhirnya aku berpamitan kepada
mereka.

"Aku harus mengambil obat untuk putriku." Kataku menjelaskan alasan
harus pamit dari situ.

Mereka menyempatkan bertanya tentang anak-anakku. Mereka bahkan
memuji si sulungku yang begitu kalem, tidak rewel dan cerewet
layaknya anak perempuan. Setidaknya begitu pendapat mereka. Aku hanya
tersenyum tulus membalas pujian itu.

******************:

Udara di luar masih cerah. Namun salju yang turun lebih lebat
dibandingkan dari kondisi ketika aku tiba di RS ini. Aku berjalan ke
arah apotik favorit Alma, karena di sana ada tempat bermain untuk
anak dengan berbagai mainan favorit Alma.

Sayangnya hari itu apotik tutup. Akhirnya dalam balutan bulir-bulir
salju yang terus menarikan tarian indahnya, aku kembali menggandeng
tangan si sulung sambil mendorong baby car yang ditiduri si bungsu.

Perlu sepuluh menit untuk tiba di apotik lain yang posisinya ada
persis di depan RS tadi. Salju makin lebat turun, si sulung begitu
heboh dengan keajaiban alam ini.

Setelah memberikan resep obat kepada apoteker, aku memilih duduk di
kursi terdepan. Ternyata di sampingku sudah duduk nenek MK, si
pemberi topi tadi. Aku dan dia sama-sama merasa surprise dengan
pertemuan ini.

"Loh kenapa baru tiba di sini?" tanyanya. Aku tahu kemana arah
pertanyaannya ini.

"Iya, tadi aku ke apotik lain tapi tutup. Akhirnya aku ke sini,"
begitu penjelasanku. Dia mengangguk lalu menepuk-nepuk tempat duduk
di sampingnya. Dia menyuruhku duduk di sebelahnya. Aku tiba-tiba
merasa jadi dekat dengannya. Dia adalah nenek yang baik lagi murah
senyum.

"Nenek tadi rewel banget ya?" Tiba-tiba dia mengeluh kepadaku.

"Ha? Maksud anda nenek yang tadi, sahabat anda itu?" tanyaku heran.

"Dia bukan sahabatku kok. Dia hanya seorang nenek kesepian yang
berteman denganku tanpa sengaja. Tadi itu topiku dimintanya."

Wah sebuah kejutan yang membuatku hampir tertawa. Dia menekukkan
wajahnya tanda kehilangan topinya.

"Oooo...aku pikir anda memberikan itu sebagai hadiah. Karena tadi
anda bilang, ini hadiah untukmu, "tanyaku.

"Tidak begitu. Dia bersikeras meminta topiku. Ya sudah aku terpaksa
berikan..." jawabnya dengan mulut dimanyunkan.

Aku terpaksa tertawa dalam hati. Ada sesuatu yang indah mengalir
dalam hatiku. Entah mengapa seperti itu.

Tanpa kusadari ingatanku teringat kepada nenek YA, yang menerima topi
tadi. Kini aku merasa yakin bahwa aku pernah melihatnya di rumah
sakit yang sama, hampir tiga minggu yang lalu. Waktu itu aku sedang
berbelanja di kantin RS. Setelah memilih barang belanjaan, aku
berdiri mengantri di belakang seorang wanita yang menggunakan alat
bantu berjalan.

Tiba-tiba kasir mendatangiku sambil meraih barang belanjaanku. Aku
kaget karena tidak ingin mendahului nenek di depanku. Tapi ternyata
si kasir melakukan hal itu karena nenek itu sebenarnya tidak boleh
jajan atau makan selain makanan yang ditentukan dari rumah sakit. Aku
ingat bagaimana si kasir dengan halus menolak belanjaan si nenek,
sambil berkata, "Maaf kami tidak bisa melayani anda. Anda harus tanya
dulu ke suster apakah sudah boleh jajan." Tapi nenek itu terus
berupaya memaksa si kasir untuk melayani belanjaannya.

Oh nenek Yamamoto....Apakah sebenarnya penyakitmu?

6a.

Fw: [Promosi Buku] Kiat Sukses Menaklukkan Mahalnya Kehidupan

Posted by: "roses_fn@yahoo.com" roses_fn@yahoo.com   roses_fn

Sat Feb 28, 2009 4:37 pm (PST)


Sekalian ikut mengucapkan terimakasih untuk temans, sudah memesan buku ini. Semoga Allah memberikan pahala berlipat ganda kepada kita semua.
 
Do'akan agar gerakan kami sukses terus. Tentuny juga kesuksesan menyertai temans semua. Amiin.
 
Salam,
Rose
 
From: Jumiarti Agus primoneanak@ybb.ne.jp

Assalamiu'alaikum  Wr Wb

Teman teman semua saya mewakili ACI mengucapkan terimakasih atas partisipasi
teman teman dalam kegiatan sumbangan buku ke Universitas, SMA dan SMP di
Ina, buku "Rahasia Melanjutkan studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang".
Sungguh besar sekali jumlah buku yang akan disumbangkan, alhmadulillah
sedikit demi sedikit yang penting kontinu, semoga semuanya bisa
tersumbangkan amiin:

Alhamdulillah semua buku telah dikirimkan kealamat. Bagi rekan rekan yang
telah ikut menyumbang, mohon juga untuk konfirmasi balik bila sasaran belum
menerimanya. Pihak penyumbang :

1. ACI
2.Penulis
3. Rina Fitriana
4. Prihardi Kahar
5. dr. Gunadi
6. Syafril Bandara
7. R Fuadhy
8. Dona Maiyerti (Brunei)
9. Dekta Najib (Thailand)
10 Asri (Tokodai)
11 Jumiarti Agus
12. Lia Harnita
13. Rika
14. Shinta Agustian
15. Juariah
16. Nengsi Rova USA
17. Yudith Fabiola (Singapure)
18. Ira Aprillia (Jerman)
19. Dewi Utami (Mie)
20. Hifizah N

Sasaran, kami utamakan ke SMA atau SMP dan Universitas almamater peyumbang,
atau kota penyumbang. Adapun yang telah dikirimkan adalah:
1. SMA di daerah Bandung dan sebagian kecil SMP (total 100 sekolah)
2. SMA di daerah Jakarta dan seluruh SMA di Depok
2. SMA di daerah Jawa Tengah, seluruh SMA di magelang (50 sekolah)
3. SMA di Kalimantan (20 sekolah)
4. SMA Sulawesi Selatan (10 sekolah)
5. SMA di Sigli (30 sekolah)
6. SMA dan SMP di SUMBAR  200 sekolah
7. Sebagaian ITS
8. Sebagin UI
9. Sebagian ITB
10. Sebagian UGM
11. Sebagian SMA di Jogya
12 Universitas Andalas

Total sekolah yang telah disumbangkan dalam pengiriman tahap 1 ada sejumlah
500 sekolah.

Untuk itu kami kembali mengajak kita semua untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan sumbangan buku tentang "Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa
ke Jepang" ini, karena sebenarnya informasinya juga bermnafaat bagi siapa
saja yg ingin sekolah ke luar negeri tidak hanya Jepang.

Bukankah kita semua menginginkan perubahan di negeri kita?

Bagaimana negeri akan berubah kalau kita tidak memulai untuk melakukan usaha
yang diperkirakan berhasil guna untuk perbaikan bangsa di masa datang.

Dengan semakin banyaknya kaum terdidik, akan semakin banyak yang maju,
identik juga dengan perbaikan kemampuan dan daya saing serta ekonomi ybs.

Bila rekan rekan ingin ikut berpartsisipasi, tidak selalu dalam jumlah
banyak 70, 60, 50, 40 30 atau 10, bahkan 1 buku pun kami sangat
menghargainya.

Harga untuk satu buku sumbangan hanya 290 yen

Silahkan kontak silviaaslami@yahoo.com, atau primoneanak@ybb.ne.jp bagi yang
inbgin berpartisipasi.

Wassalam dan terimakasih banyak, mohon maaf kepada pihak pihak yang tidak
berkenan.
Dr. Jumiarti Agus, MSi
Ketua Aku Cinta Indonesia (ACI)
K'91
http://jumiartiagus.multiply.com
http://acipublishing2007.multiply.com
http://akucintaanak.multiply.com

7a.

Check out my Facebook profile

Posted by: "Udo Yamin Majdi" ibnu_majdi@yahoo.com   ibnu_majdi

Sun Mar 1, 2009 12:44 am (PST)

Hi Sekolah,

I set up a Facebook profile where I can post my pictures, videos and events and I want to add you as a friend so you can see it. First, you need to join Facebook! Once you join, you can also create your own profile.

Thanks,
Udo

To sign up for Facebook, follow the link below:
http://www.facebook.com/p.php?i=744813923&k=5WFZ42QY435MZAG1QF56Q&r

This e-mail may contain promotional materials. If you do not wish to receive future commercial mailings from Facebook, please click on the link below. Facebook's offices are located at 156 University Ave., Palo Alto, CA 94301.
http://www.facebook.com/o.php?k=bbd9bf&u=533004130

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Group Charity

i-SAFE

Keep your kids

safer online

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: