Kamis, 04 Juni 2009

[daarut-tauhiid] Ketabahan Seorang Wanita



Ketabahan Seorang Wanita


oleh Durrah Sulayman


Mungkin
sudah ditakdirkan bahwa sebagian besar wanita mempunyai resistensi yang
tinggi terhadap penderitaan hidup. Seperti kisah nyata seorang wanita
berikut ini, yang berusaha bertahan dan step by step memperbaiki
dirinya untuk kembali ke jalan Allah agar mendapat keselamatan dunia
akhirat.

Hidup sudah demikian berat bagi wanita ini. Di usia sembilan belas
tahun dia terpaksa menikah dengan pacar SMA nya karena hubungan bebas
mereka telah menyebabkan si wanita hamil di luar nikah. Pernikahan yang
sudah salah dari mula itu akhirnya dikaruniai seorang anak laki-laki.
Anak tersebut tumbuh tanpa mendapatkan banyak perhatian dan kasih
sayang dari ayah dan ibunya karena masing-masing sibuk dengan diri
mereka sendiri. Entah karena si ayah masih senang dengan dunia gemerlap
atau karena si ibu masih terlalu muda dan gamang menghadapi semua
masalah rumah tangga sendiri tanpa ada yang membimbingnya.

Pernikahan yang yang rapuh itu semakin lama semakin jauh dari apa
yang diharapkan si wanita. Apa yang diimpikannya semasa SMA untuk
membina keluarga kecil dengan pacar yang dicintainya, pupus sudah. Sang
suami semakin sering pulang larut malam. Si wanita memendam semua
kekesalan dan kemarahan dalam hatinya hingga suatu saat dia mendapati
perselingkuhan suaminya dengan wanita lain. Dia kecewa dan hancur serta
merasa telah sampai pada suatu titik dimana dia tidak mampu lagi untuk
hidup bersama suaminya, dia menggugat cerai.

Setelah proses perceraian yang rumit akhirnya dia hidup sendiri lagi
sebagai janda muda dengan seorang anak laki-laki yang berumur 5 tahun.
Dia bertekad melanjutkan pendidikannya yang terputus dan berusaha untuk
mandiri agar tidak menjadi beban orang lain. Ternyata kesendiriannya
itu tidak berlangsung lama. Seorang pria bujangan teman kuliahnya
menunjukkan perhatian kepadanya. Awalnya si wanita ragu, tapi setelah
pria itu berbicara serius untuk melamar si wanita dan menerimanya apa
adanya, akhirnya dia luluh juga.

Masalah kembali muncul karena laki-laki itu berbeda keyakinan dan
sang ayah sangat menentang rencana pernikahan mereka. Apalagi laki-laki
itu masih berstatus mahasiswa dan belum bekerja. Tapi kemudian dia
menunjukkan kesungguhannya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat di
hadapan seorang ustadz. Dengan hati yang berat akhirnya orangtua si
wanita merestui juga pernikahan mereka untuk menghindari kemaksiatan.

Awal pernikahan mereka adalah masa-masa yang indah. Si wanita
berusaha membantu suaminya sebagai seorang muallaf untuk belajar
melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan hukum-hukum Islam. Dia memohon
pada Allah Yang Maha Pemberi Ampun untuk mengampuni kesalahan-kesalahan
masa lalunya dan menerima taubatnya. Dia berikrar akan menjadikan rumah
tangganya bersama suami barunya ini menjadi rumah tangga yang sakinah
mawaddah warrahmah. Dia mulai menata keluarga barunya dengan
melandaskan semuanya pada syariat-syariat agama.

Sang suami ternyata adalah seorang yang perhatian dan penyayang,
apalagi dia sangat sayang pada anak si wanita dari suami terdahulu.
Pada tahun kedua perkawinan mereka dikarunia seorang anak perempuan
yang cantik. Si wanita merasa hidupnya sudah nyaris sempurna dengan
suami yang baik dan sepasang anak yang menyenangkan hati. Apalagi
suaminya menunjukkan kesungguhan dalam mendalami agama. Dia serasa
mendapatkan syurga dunia.

Namun kebahagiaan si wanita hanya berlangsung sesaat. Memasuki tahun
ketiga perkawinan mereka, dia mendapati bahwa suaminya tidak kunjung
berusaha untuk mencari nafkah. Beruntung orangtua si wanita adalah
orang yang berada, sehingga rumah tangga mereka di support oleh
orangtuanya. Semakin lama sang suami semakin tenggelam dalam dunia maya
yang sangat digemarinya. Dia jarang keluar rumah dan menghabiskan
hari-harinya di depan komputer.

Suatu hari si wanita terkejut dengan jawaban suaminya ketika dia
mengemukakan kegusarannya mengenai sikap suaminya yang tidak mau
berusaha mencari nafkah. "Orangtuamu kan kaya, lagian hartanya nggak
akan habis untuk menghidupi kita berempat", jawab sang suami. Masya
Allah, bagaikan petir di siang bolong, dia tidak mempercayai apa yang
di dengarnya. Dia menangis dan mengadu pada Allah agar suaminya
dibukakan hatinya. Wanita itu takut benang rumah tangga yang sedang
susah payah dirajutnya akan kembali putus di tengah jalan.

Rumah tangga nya mampu bertahan selama tujuh tahun. Tapi untuk mampu
meraih tujuh tahun itu si wanita harus berjalan terseok-seok, menutupi
sifat pemalas sang suami, mencari nafkah sendiri untuk biaya hidup
mereka, karena dia malu terus-terusan di support orangtua. Puncak dari
penderitaan wanita itu adalah ketika mereka bertengkar dan sang suami
mengatakan hal yang sangat memilukan hatinya.

Sang suami berkata, "Saya kan sudah berkorban dengan mengawini janda
dengan satu anak, jadi wajar dong kalau orangtua kamu membiayai hidup
kita" jawab laki-laki itu dengan enteng. "Tapi dulu kan kamu yang
meminta saya untuk menerima lamaran kamu, bukan saya yang memohon untuk
dinikahi", tangis wanita itu. Wanita itu tidak mengerti kemana perginya
semua kasih sayang yang pernah ditunjukkan suaminya dan kemana
menguapnya semua pelajaran agama yang mereka pelajari bersama-sama.
Apakah selama ini dia menikahi seorang pemain sinetron yang sangat
pandai berakting?

Setelah sholat istikharah dan berdoa memohon petunjuk dari Sang
Khalik, akhirnya wanita itu meminta cerai dari suaminya. Hal yang tak
terduga, sang suami dengan enteng mengabulkan permintaannya. Dengan
rasa malu si wanita kembali ke pangkuan orangtuanya, membawa dua orang
anak yang masih membutuhkan perhatian seorang ayah. Alhamdulillah
orangtua si wanita menerima mereka dengan ikhlas.

Perceraian kedua ini membawa si wanita semakin taat menjalankan
ibadah dan selalu mengikuti majelis-majelis keagamaan. Dengan
mendekatkan diri pada Allah SWT dia merasakan ketenangan jiwa dan lebih
ikhlas dalam menerima cobaan hidup. Dia yakin bahwa Allah pasti akan
memberi imbalan bagi orang yang sabar.

Ternyata Allah SWT tidak membiarkan wanita itu berlama-lama hidup
sendiri. Pada salah satu majelis keagamaan, seorang teman
memperkenalkannya pada seorang pria yang berprofesi sebagai Motivation
Trainer. Ternyata temannya itu menceritakan nasib si wanita kepada
laki-laki tersebut sambil meminta agar laki-laki itu mau memberi
nasehat serta motivasi pada si wanita. Akhirnya Allah menentukan lain,
sang pria meminta secara resmi agar si wanita mau menjadi isterinya.
Walaupun sudah melalui bermacam-macam cobaan hidup, tapi permintaan
laki-laki itu adalah hal sangat berat untuk dijawab.

Lama dia memohon petunjuk pada Allah SWT dan meminta nasehat pada
kedua orangtuanya, agar jawabannya kali ini benar-benar jawaban yang
tepat serta diridhoi oleh Allah dan juga kedua orangtuanya. Ayahnya
berkata, "Nak, apa yang sudah engkau lalui adalah pelajaran hidup yang
tidak akan kau dapatkan di sekolah manapun juga. Ayah bersyukur pada
Allah bahwa penderitaan yang kau lalui membawamu kembali ke Allah.
Berdoalah padaNya untuk mohon petunjuk jalan apa yang harus kau
ambil, kami akan mendukungmu apa pun keputusan yang kau ambil". Itulah
pertama kali dalam hidupnya kedua orangtuanya meridhoi langkah apa yang
akan diambilnya dalam menentukan pilihan hidup. Ridho orangtua adalah
ridho Allah, kini dia sangat percaya akan kata-kata tersebut.

Dengan hati yang plong akhirnya dia menerima lamaran laki-laki itu.
Mereka menikah secara siri, walaupun isteri pertama laki-laki itu sudah
memberi restunya. Menurut suaminya ada hal-hal yang belum memungkin
bagi mereka untuk mengumumkan pernikahan itu. Pada awalnya si wanita
agak terkejut dengan kehidupan rumah tangga barunya itu. Dia belum
terbiasa dengan kunjungan sang suami yang hanya sekali seminggu dan
itupun hanya untuk beberapa jam saja, selebihnya hubungan mereka lebih
banyak melalui telefon.

Suami barunya ini adalah seoang yang taat beragama dan benar-benar
pemimpin yang bertanggung jawab terhadap rumah tangga mereka. Setiap
ada masalah dia selalu memberikan pertimbangan yang bijaksana dan
berpikir positif sehingga semuanya bisa diselesaikan dengan baik.

Nobody's perfect, kesempurnaan hanya milik Allah, walaupun suaminya
sudah memenuhi kriteria suami idaman, tapi ada satu hal yang masih
mengganjal di hati. Dia tidak mengerti mengapa suaminya masih belum mau
mengakui pernikahan mereka dan mengapa sang suami mengunjunginya hanya
beberapa jam dalam seminggu, walaupun isteri pertama sudah merestui. Si
wanita tidak berani bertanya kepada suaminya karena dia pikir suaminya
itu sudah begitu baik padanya dan sangat tidak pantas kalau dia terlalu
banyak menuntut.

Tapi setelah lima tahun menjalani pernikahan siri dia memberanikan
diri untuk bertanya pada suaminya mengenai hal tersebut. Pertanyaan
tersebut membuat suaminya terdiam dan terlihat sangat sedih. Akhirnya
dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi mempermasalahkannya.
Terkadang ada rasa sedih merayapi hatinya karena dia merasa menjadi
isteri simpanan yang tidak diakui, walaupun mereka menikah sah secara
agama. Suaminya tidak pernah membawanya bepergian layaknya suami
isteri. Hari-harinya dilalui dalam kesendirian, mengurus anak-anak.

Si wanita akhirnya mengembalikan semuanya pada Allah agar suatu hari
nanti memberinya kesempatan untuk menjalani kehidupan layaknya sebuah
keluarga yang normal. Setelah dua pernikahannya terdahulu, dia tidak
ingin gagal untuk kali ini karena dia yakin pernikahannya kali ini
didasarkan atas cinta pada Allah dan restu dari kedua orangtuanya. Dia
yakin apa yang telah terjadi dan sedang terjadi pada dirinya adalah
atas izin Allah oleh karena itu akan dijalaninya dengan ikhlas dan
lapang dada.

Semoga kisah ini bisa memberi semangat dan motivasi bagi
wanita-wanita yang sedang menghadapi masalah. Jangan berputus asa
karena Allah SWT telah berjanji bahwa dibalik kesulitan akan selalu ada
kemudahan.

3 Juni 2009

-----------sumber: eramuslim.com

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: