Senin, 10 Agustus 2009

[daarut-tauhiid] Sahkah Puasa Tetapi Tidak Sholat?

 

Sahkah Puasa Tetapi Tidak Sholat?

Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima
karena orang yang meninggalkan shalat adalah kafir dan murtad.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin -rahimahullah- pernah ditanya :
Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan shalat?
Beliau rahimahullah menjawab, "Puasa yang dilakukan oleh orang yang
meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan
shalat adalah kafir dan murtad. Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk
bentuk kekafiran adalah firman Allah Ta'ala,
Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan
ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui." (QS. At Taubah [9] : 11)
Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah
meninggalkan shalat." (HR. Muslim no. 82)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
"Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat.
Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR. Ahmad, At
Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Pendapat yang mengatakan bahwa meninggalkan shalat merupakan suatu
kekafiran adalah pendapat mayoritas sahabat Nabi bahkan dapat dikatakan
pendapat tersebut adalah ijma' (kesepakatan) para sahabat.
'Abdullah bin Syaqiq –rahimahullah- (seorang tabi'in yang sudah masyhur)
mengatakan, "Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah
pernah menganggap suatu amalan yang apabila seseorang meninggalkannya akan
menyebabkan dia kafir selain perkara shalat." [Perkataan ini diriwayatkan
oleh At Tirmidzi dari 'Abdullah bin Syaqiq Al 'Aqliy ,seorang tabi'in.
Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah
di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. Lihat Ats
Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52, -pen]
Oleh karena itu, apabila seseorang berpuasa namun dia meninggalkan shalat,
puasa yang dia lakukan tidaklah sah (tidak diterima). Amalan puasa yang
dia lakukan tidaklah bermanfaat pada hari kiamat nanti. Oleh sebab itu,
kami katakan, "Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa". Adapun jika engkau
puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir
(karena sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah dari dirinya.
[Sumber: Majmu' Fatawa wa Rosa-il Ibnu 'Utsaimin, 17/62, Asy Syamilah]
Hanya Shalat dan Puasa di Bulan Ramadhan
Al Lajnah Ad Da'imah lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta' (Komisi Fatwa di Saudi
Arabia) pernah ditanya:
"Apabila seseorang hanya di bulan Ramadhan semangat melakukan puasa dan
shalat, namun setelah Ramadhan berakhir dia meninggalkan shalat, apakah
puasanya di bulan Ramadhan diterima? "

Jawab:
"Shalat merupakan salah satu rukun Islam. Shalat merupakan rukun Islam
terpenting setelah dua kalimat syahadat. Dan hukum shalat adalah wajib
bagi setiap individu. Barangsiapa meninggalkan shalat karena menentang
kewajibannya atau meninggalkannya karena menganggap remeh dan
malas-malasan, maka dia telah kafir. Adapun orang yang melakukan puasa
Ramadhan dan mengerjakan shalat hanya di bulan Ramadhan saja, maka orang
seperti ini berarti telah melecehkan agama Allah. (Sebagian salaf
mengatakan), "Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah,
pen) hanya pada bulan Ramadhan saja."
Oleh karena itu, tidak sah puasa seseorang yang tidak melaksanakan shalat
di luar bulan Ramadhan. Bahkan orang seperti ini (yang meninggalkan
shalat) dinilai kafir dan telah melakukan kufur akbar, walaupun orang ini
tidak menentang kewajiban shalat. Orang seperti ini tetap dianggap kafir
menurut pendapat ulama yang paling kuat. Karena Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam sendiri telah bersabda,

"Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat,
barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Daud,
At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu
Majah dengan sanad yang shahih dari Buraidah Al Aslamiy)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

"Inti (pokok) segala perkara adalah Islam, tiangnya (penopangnya) adalah
shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah." (HR. Tirmidzi dengan
sanad shahih dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu)
"Pembatas antara seorang muslim dengan kekafiran dan kesyirikan adalah
meninggalkan shalat." (HR. Muslim dari Jabir bin 'Abdillah Al Anshoriy).
Dan banyak hadits yang semakna dengan hadits-hadits di atas.
Wa billahit taufiq, wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa alihi wa
shohbihi wa sallam.
Al Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al 'Ilmiyyah wal Ifta'
Ditandatangani oleh 'Abdullah bin Mani' dan 'Abdullah bin Ghodyan selaku
anggota, 'Abdur Rozaq 'Afifi selaku Wakil Ketua dan 'Abdul 'Aziz bin
'Abdillah bin Baz selaku Ketua.
[Sumber : Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta',
pertanyaan ke-3, Fatawa no. 102, 10/139-141]
***
Setelah kita menyimak tulisan di atas, sudah selayaknya seorang muslim
menjaga amalan shalat agar amalan lainnnya pun menjadi teranggap dan
bernilai di sisi Allah. Kadar Islam seseorang akan dinilai dari penjagaan
dirinya terhadap shalat. Imam Ahmad –rahimahullah- mengatakan, "Setiap
orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama.
Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya
terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam
adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah
dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah,
sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam
hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu." (Lihat Ash Sholah, hal.
12)
Oleh karena itu, sudah saatnya seorang hamba yang sering melalaikan shalat
untuk bertaubat sebenar-benarnya dengan ikhlas karen Allah, menyesali dosa
yang telah dia lakukan, kembali rutin mengerjakan shalat dan bertekad
untuk tidak meninggalkannya lagi. Semoga Allah memudahkan kita dalam
melakukan ketaatan kepada-Nya dan menerima setiap taubat kita. Amin Yaa
Mujibas Sa'ilin.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

----------------------------------------------------------
ABN AMRO Bank N.V. is a subsidiary undertaking of The Royal Bank of Scotland Group plc. This message (including any attachments) is confidential and may be privileged. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message from your system. Any unauthorised use or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. ABN AMRO Bank N.V, which has its seat at Amsterdam, the Netherlands, and is registered in the Commercial Register under number 33002587, including its group companies, shall not be liable for the improper or incomplete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt or damage to your system. ABN AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the integrity of this communication has been maintained nor that this communication is free of viruses, interceptions or interference.
----------------------------------------------------------

__________________________________________________________
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email
__________________________________________________________

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Schizophrenia groups

Find support

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: