Hadis yang dimaksud adalah;
dari Ma'qil bin Yasar Radhiallahu `Anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda:
اÙÙ'رÙØ¡ÙÙا عÙÙÙÙ
Ù
ÙÙÙ'تÙاÙÙÙ
Ù' Ùس
"Bacalah surat Yasin kepada orang yang (menjelang) wafat di antara
kalian."
(HR. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, dll)
Hadis ini didhaifkan oleh asy-Syaikh al-Albani (lihat Irwa'ul Ghalil
dan lainnya). Namun Ibnu Hibban memasukkannya dalam kitab shahihnya,
maka menurutnya ini shahih, sebagaimana ditegaskan pula oleh al-Hafizh
Ibnu Hajar (Bulughul Maram, Kitabul Janaiz, no. 437. Cet.1, Darul Kutub
Al Islamiyah). Selain itu, di antara yang menguatkan hadis ini, dengan
berbagai dalilnya, adalah al-Imam ash-Shan'ani, al-Imam asy-Syaukani
dan lainnya.
Perbedaan dalam keshahihan hadis tersebut juga berakibat pada adanya
perbedaan di kalangan ulama tentang pengamalannya. Namun kali ini, saya
akan kutipkan di antara ulama yang membolehkan mengamalkannya.
Al-Imam An Nawawi Rahimahullah, mengatakan dalam kitabnya, Al Majmu'
Syarh Al Muhadzdzab:
ÙÙسÙ'تÙØÙبÙ`٠أÙÙÙ'
ÙÙÙÙ'رÙأ٠عÙÙÙ'دÙ
اÙÙ
ÙØÙ'تÙضÙر٠سÙÙرÙØ©Ù (Ùس)
ÙÙÙÙØ°Ùا ÙÙاÙÙÙ
Ø£ÙصÙ'ØÙابÙÙÙا ÙÙاسÙ'تÙØÙبÙ`Ù
بÙعÙ'ض٠اÙتÙ`ÙابÙعÙÙÙÙ
سÙÙرÙة٠اÙرÙ`ÙعÙ'د٠أÙÙÙ'ضÙا.
"Disunahkan membacakan surat Yasin di sisi orang yang sedang
menghadapi kematian. Demikian ini juga dikatakan oleh para sahabat kami
(syafi'iyah)
surat Ar Ra'du."
(Al Majmu' Syarh Al Muhadzdzab, 5/76. Dar `Alim Al Kitab)
Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, mengatakan dalam tafsirnya:
ÙÙØ£Ù ÙراءتÙا عÙد اÙÙ
Ùت
ÙتÙز٠اÙرØÙ
Ø© ÙاÙبرÙØ©Ø
ÙÙÙسÙ٠عÙÙ٠خرÙج اÙرÙØØ
ÙاÙÙ٠أعÙÙ
.
"Dan, seakan membacanya di sisi mayit akan menurunkan rahmat dan
berkah, dan memudahkan keluarnya ruh. Wallahu A'lam"
(Tafsir Al Quran Al `Azhim, 6/562. Dar An Nasyr wat Tauzi')
Asy-Syaikh Wahbah Az Zuhaili Hafizhahullah mengatakan:
ÙÙا٠اÙجÙ
ÙÙر: ÙÙدب Ùراءة
{Ùس} ÙØدÙØ« «Ø§ÙرؤÙا عÙÙ
Ù
ÙتاÙÙ
Ùس» ÙاستØس٠بعض
Ù
تأخر٠اÙØÙÙÙØ© ÙاÙشاÙعÙØ©
Ùراءة {اÙرعد} Ø£Ùضا ÙØ
ÙÙÙÙجابر: «Ø¥ÙÙا تÙÙ٠عÙÙÙ
خرÙج رÙØÙ»
ÙاÙØÙÙ
Ø© Ù
Ù Ùراءة {Ùس} Ø£Ù
Ø£ØÙا٠اÙÙÙاÙ
Ø© ÙاÙبعث
Ù
Ø°ÙÙرة ÙÙÙØ§Ø Ùإذا Ùرئت
عÙدÙØ ØªØ¬Ø¯Ø¯ ÙÙ Ø°Ùر تÙÙ
اÙØ£ØÙاÙ.
Jumhur ulama mengatakan: disunahkan membaca Yasin, lantaran hadits:
Bacalah oleh kalian kepada orang yang menghadapi sakaratul maut, surat
Yasin. Sebagian ulama muta'akhirin (belakangan) dari kalangan
Hanafiah dan Syafi'iyah juga memandang baik membaca surat Ar
Ra'du, dengan alasan perkataan Jabir: "Hal itu bisa meringankan
ketika keluarnya ruh."
Hikmah dibacakannya surat Yasin adalah bahwa peristiwa kiamat dan hari
kebangkitan disebutkan di dalam srat tersebut. Maka, jika dibacakan di
sisinya hal itu bisa memperbarui ingatannya terhadap peristiwa-peristiwa
tersebut.
(Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu, 2/599. Maktabah Misykah)
Lebih jauh lagi, yang menarik adalah, mereka yang lebih setuju pada
kedhaifan hadis tersebut, tetap berlapang dada terhadap yang
mengamalkannya.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah, fatwa beliau:
Ùراءة سÙرة (Ùس) عÙد اÙاØتضار
جاءت ÙÙ ØدÙØ« Ù
عÙ٠ب٠Ùسار
أ٠اÙÙب٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ
ÙسÙÙ
ÙاÙ: « اÙرءÙا عÙÙ
Ù
ÙتاÙÙ
Ùس » صØØ٠جÙ
اعة
ÙظÙÙا أ٠إسÙاد٠جÙØ¯Ø ÙØ£ÙÙ
Ù
٠رÙاÙØ© أب٠عثÙ
ا٠اÙÙÙدÙ
ع٠Ù
عÙ٠ب٠Ùسار , ÙضعÙÙ
آخرÙÙ , ÙÙاÙÙا: إ٠اÙراÙÙ
ÙÙ ÙÙس Ù٠أبا عثÙ
اÙ
اÙÙÙدÙØ ÙÙÙÙ٠شخص آخر
Ù
جÙÙÙØ ÙاÙØدÙØ« اÙÙ
عرÙÙ
ÙÙ٠أÙ٠ضعÙÙ ÙجÙاÙØ© أبÙ
عثÙ
ا٠, ÙÙا ÙستØب ÙراءتÙا
عÙ٠اÙÙ
ÙتÙØ ÙاÙذ٠استØبÙا
ظ٠أ٠اÙØدÙØ« صØÙØ ÙاستØبÙا ,
ÙÙÙ Ùراءة اÙÙرآ٠عÙد
اÙÙ
رÙض Ø£Ù
ر Ø·Ùب ÙÙع٠اÙÙÙ
ÙÙÙع٠بذÙÙ , Ø£Ù
ا تخصÙص سÙرة
(Ùس) ÙاÙأص٠أ٠اÙØدÙØ« ضعÙÙ
ÙتخصÙصÙا ÙÙس ÙÙ ÙجÙ.
Membaca surat Yasin bagi orang yang sakaratul maut, telah ada hadits
dari Ma'qil bin Yasar bahwa Nabi Shallalahu `Alaihi wa Sallam
bersabda: "Bacalah Yasin atas orang yang sedang menghadapi kematian
di antara kalian." Hadits ini dishahihkan oleh jamaah ahli hadits,
mereka menganggap sanadnya jayyid. Ini diriwayatkan oleh Abu Utsman AL
Hindi dari Ma'qil bin Yasar, yang telah didhaifkan oleh yang
lainnya. Mereka mengatakan: sesunggunya perawi ini bukanlah Abu Utsman
Al Hindi tetapi orang lain yang majhul (tidak dikenal). Maka hadits ini
telah dikenal adanya kelemahan lantaran kemajhulan Abu Utsman maka tidak
disunahkan membacakannya atas orang yang mengalami sakaratul maut, dan
bagi yang menshahihkan hadits ini maka membacanya adalah disunahkan.
Tetapi membacanya bagi orang sakit adalah perkara baik yang semoga Allah
memberikan manfaat dengannya. Ada pun mengkhususkan surat Yasin, maka
pada dasarnya bahwa hadits ini dhaif, maka tidak ada jalan untuk
mengkhususkannya.
(Majmu' Fatawa Ibnu Baz, 13/94. Muhammad bin Sa'ad As
Suwai'ir. Mawqi' Ar Riasah Al `Ammah Lil Buhuts Al
`Ilmiyah wal Ifta)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al `Utsaimin Rahimahullah ditanya
tentang apa hukumnya membaca surat Yasin untuk orang yang sedang
menghadapi sakaratul maut beliau menjawab:
اÙÙÙÙاء رØÙ
ÙÙ
اÙÙ٠استØبÙا
Ùراءة Ùذ٠اÙسÙرة عÙد
اÙÙ
Øتضر ÙØ°Ùر بعض Ø£Ù٠اÙعÙÙ
Ø£ÙÙا Ù
Ù
ا ÙسÙ٠خرÙج اÙرÙØ
ÙاستØباب ÙراءتÙا عÙد اÙÙ
Øتضر
Ù
بÙ٠عÙÙ ÙÙ٠اÙÙبÙØ ØµÙÙ
اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
(اÙرءÙا
عÙÙ Ù
ÙتاÙÙ
ÙاسÙÙ)).
ÙÙذا اÙØدÙØ« ضعÙ`ÙÙ٠بعض
Ø£Ù٠اÙعÙÙ
ÙاØتج ب٠بعضÙÙ
ÙØ¥Ù ÙÙرئت ÙأرجÙا Ø£Ùا ÙÙÙÙ
ÙÙ Ø°ÙÙ Ø¨Ø£Ø³Ø ÙØ¥Ù ÙÙ
تÙÙرأ
ÙاÙتÙصر عÙ٠اÙتÙÙÙÙØØ£Ù
تÙÙÙ٠اÙÙ
Ùت ((Ùا Ø¥Ù٠إÙا
اÙÙÙ)) ÙÙÙÙÙ Ø°Ù٠آخر
ÙÙاÙ
Ù Ù
٠اÙدÙÙا ÙØسÙ.
"Para ahli fiqih rahimahumullah- menyunnahkan membaca surat ini
di sisi orang yang sedang menghadapi kematian. Sebagian ulama
menyebutkan bahwa hal itu dapat memudahkan keluarnya ruh. Disunnahkannya
ini didasari oleh sabda Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam:
"Bacalah Yasin atas orang yang sedang menghadapi kematian di antara
kalian."
Hadits ini didhaifkan oleh sebagian ulama dan sebagian lain
menjadikannya sebagai hujjah. Jika dibacakan, saya berharap hal itu
tidak apa-apa, dan jika tidak dibacakan, maka hendaknya ditalqinkan
yaitu dengan membacakan Laa Ilaha Illallah agar itu menjadi akhir
ucapannya di dunia, maka itu baik."
(Fatawa Islamiyah, 2/105. Dikumpulkan oleh Muhammad bin Abdul Aziz Al
Musnid)
Sebagaimana telah kita simak di atas, yang dimaksud "mautakum"
dalam hadis yang dikutip di awal adalah orang yang sakaratul maut, bukan
orang yang telah meninggal. Lalu apakah dengan demikian menjadi salah
ketika bacaan Yasin (atau bacaan quran lainnya) diamalkan terhadap orang
yang sudah meninggal?
Ternyata hal tersebut pun merupakan perbedaan di kalangan ulama. Berikut
ini saya kutipkan mereka yang membolehkannya.
Abdullah bin Amru bin Al `Ash Radhiallahu `Anhuma
Beliau adalah seorang sahabat Nabi, ayahnya adalah Amr bin Al `Ash,
Gubernur Mesir pada masa Khalifah Umar. Dalam kitab Syarh Muntaha Al
Iradat, disebutkan demikian:
ÙÙعÙÙÙ' ابÙ'Ù٠عÙÙ
Ù'رÙÙ
Ø£ÙÙÙ`ÙÙÙ ÙÙاÙÙ
ÙÙسÙ'تÙØÙبÙ`٠إذÙا دÙÙÙÙÙ
اÙÙ'Ù
ÙÙÙ`Ùت٠أÙÙÙ' ÙÙÙÙ'رÙØ£Ù
عÙÙÙ'د٠رÙØ£Ù'سÙÙÙ
بÙÙÙاتÙØÙة٠سÙÙرÙØ©Ù
اÙÙ'بÙÙÙرÙØ©Ù
ÙÙØ®ÙاتÙÙ
ÙتÙÙÙا Ø Ø±ÙÙÙاÙÙ
اÙÙÙ`ÙاÙÙÙÙائÙÙÙ`Ù Ø
ÙÙÙÙؤÙÙÙ`ÙدÙÙ٠عÙÙ
ÙÙÙ
Ù {
اÙÙ'رÙØ¡ÙÙا Ùس عÙÙÙÙ
Ù
ÙÙÙ'تÙاÙÙÙ
Ù' } .
Dari Abdullah bin Amru, bahwa dia menganjurkan jika mayit dikuburkan
hendaknya dibacakan pembuka surat Al Baqarah, dan akhir surat Al
Baqarah. Ini diriwayatkan oleh Imam Al Lalika'i. Hal ini dikuatkan
oleh keumuman hadits: Bacalah Yasin kepada orang yang menghadapi
sakaratul maut.
(al-Imam Al Bahuti, Syarh Muntaha Al Iradat, 3/16. Mawqi' Al Islam)
Al-Imam Ahmad bin Hambal Radhiallahu `Anhu dan al-Imam Ibnu Qudamah
Rahimahullah
Ini telah masyhur dari Imam Ahmad, bahwa beliau membolehkan membaca Al
Quran untuk orang sudah meninggal. Al-Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah
mengatakan dalam kitabnya, Syarhul Kabir:
ÙÙا٠أØÙ
د ÙÙÙرءÙ٠عÙد
اÙÙ
Ùت إذا Øضر ÙÙØ®Ù٠عÙÙ
باÙÙرآ٠ÙÙرأ (Ùس) ÙØ£Ù
ر
بÙراءة ÙاتØØ© اÙÙتاب.
Berkata Ahmad: bahwa mereka membacakan Al Quran ( surat Yasin) pada sisi
mayit untuk meringankannya, dan juga diperintahkan membaca surat Al
Fatihah.
(al-Imam Ibnu Qudamah, Syarh Al Kabir, 2/305. Darul Kitab Al
`Arabi).
al-Imam Al Bahuti juga mengatakan:
ÙÙاÙ٠أÙØÙ'Ù
Ùد٠:
اÙÙ'Ù
ÙÙÙ`Ùت٠ÙÙصÙÙÙ
Ø¥ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ`Ù Ø´ÙÙÙ'Ø¡Ù
Ù
ÙÙÙ' اÙÙ'Ø®ÙÙÙ'ر٠Ù
ÙÙÙ'
صÙدÙÙÙة٠أÙÙÙ' صÙÙÙاةÙ
Ø£ÙÙÙ' غÙÙÙ'رÙÙÙ
ÙÙÙÙ'Ø£ÙØ®Ù'بÙار٠.
Imam Ahmad mengatakan, bahwa semua bentuk amal shalih dapat sampai
kepada mayit baik berupa doa, sedekah, dan amal shalih lainnya, karena
adanya riwayat tentang itu. (Syarh Muntaha Al Iradat, 3/16).
Al-Imam Asy Syaukani Rahimahullah
Dalam kitab Nailul Authar-nya, Ketika membahas tentang hadits dari Ibnu
Abbas, tentang pertanyaan seorang laki-laki, bahwa ibunya sudah
meninggal apakah sedekah yang dilakukannya membawa manfaat buat ibunya?
Rasulullah menjawab: ya. (HR. Bukhari, At Tirmidzi, Abu Daud, dan An
Nasa'i)
Dalam menjelaskan hadits ini, dia mengatakan:
ÙÙÙÙدÙ' اÙØ®Ù'تÙÙÙÙÙ ÙÙÙ
غÙÙÙ'ر٠اÙصÙ`ÙدÙÙÙØ©Ù Ù
ÙÙÙ'
Ø£ÙعÙ'Ù
ÙاÙ٠اÙÙ'بÙرÙ`Ù ÙÙÙÙ'
ÙÙصÙÙ٠إÙÙ٠اÙÙ'Ù
ÙÙÙ`ÙتÙ
Ø ÙÙØ°ÙÙÙبÙتÙ'
اÙÙ'Ù
ÙعÙ'تÙزÙÙÙة٠إÙÙÙ
Ø£ÙÙÙ`ÙÙÙ ÙÙا ÙÙصÙÙÙ
Ø¥ÙÙÙÙ'ÙÙ Ø´ÙÙÙ'Ø¡Ù
ÙÙاسÙ'تÙدÙÙÙ`ÙÙا بÙعÙÙ
ÙÙÙ
Ù
اÙÙ'Ø¢ÙÙØ©Ù ÙÙÙÙاÙÙ ÙÙÙ
Ø´ÙرÙ'Ø٠اÙÙ'ÙÙÙÙ'ز٠: Ø¥ÙÙ`Ù
ÙÙÙÙ'Ø¥ÙÙÙ'سÙاÙ٠أÙÙÙ'
ÙÙجÙ'عÙÙÙ Ø«ÙÙÙابÙ
عÙÙ
ÙÙÙÙÙ ÙÙغÙÙÙ'رÙÙÙ
صÙÙÙاة٠ÙÙاÙ٠أÙÙÙ'
صÙÙÙ'Ù
Ùا Ø£ÙÙÙ' ØÙجÙ`Ùا Ø£ÙÙÙ'
صÙدÙÙÙة٠أÙÙÙ' ÙÙرÙاءÙØ©Ù
ÙÙرÙ'Ø¢Ù٠أÙÙÙ' غÙÙÙ'رÙ
Ø°ÙÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' جÙÙ
ÙÙعÙ
Ø£ÙÙÙ'ÙÙاع٠اÙÙ'بÙرÙ`Ù Ø
ÙÙÙÙصÙÙÙ Ø°ÙÙÙÙ٠إÙÙÙ
اÙÙ'Ù
ÙÙÙ`Ùت٠ÙÙÙÙÙÙ'ÙÙعÙÙÙ
عÙÙÙ'د٠أÙÙÙ'Ù٠اÙسÙ`ÙÙÙ`ÙØ©Ù
اÙÙ'تÙÙÙÙ
Telah ada perbedaan pendapat para ulama, apakah `sampai atau
tidak' kepada mayit, perihal amal kebaikan selain sedekah?
Golongan mu'tazilah (rasionalis ekstrim) mengatakan, tidak sampai
sedikit pun. Mereka beralasan dengan keumuman ayat (yakni An Najm: 39,
pen). Sementara, dalam Syarh Al Kanzi Ad Daqaiq, disebutkan: bahwa
manusia menjadikan amalnya sebagai pahala untuk orang selainnya, baik
itu dari shalat, puasa, haji, sedekah, membaca Al Quran, dan semua amal
kebaikan lainnya, mereka sampaikan hal itu kepada mayit, dan menurut
Ahlus Sunnah hal itu bermanfaat bagi mayit tersebut. Selesai. (Imam Asy
Syaukani, Nailul Authar, 4/92. Maktabah Ad Da'wah Al Islamiyah)
Demikian sekilas uraian mengenai hal ini. Dikatakan sekilas karena telah
diringkas dari pembahasan hadisnya yang panjang dan pendapat-pendapat
ulama yang sangat banyak, baik dari yang mendukung maupun yang menolak.
Saya pribadi termasuk yang mendukung keshahihan hadis yang dikutip di
awal, dan cenderung pada pendapat yang membolehkan (menganjurkan)
mengamalkannya terhadap orang yang sakaratul maut, bukan yang telah
wafat.
Sebagai penutup, saya cukupkan dengan perkataan ulama kontemporer, yang
termasuk tidak setuju terhadap bacaan al-Quran untuk mayit, asy-Syaikh
`Athiyah bin Muhammad Salim.
Ø£Ù
ا Ø£Ù ÙØ°Ùب Ø¥Ù٠اÙÙ
ÙتØ
أ٠إÙ٠اÙÙبر ÙÙÙرؤÙا Ùبعض
اÙعÙÙ
اء ÙÙÙÙ: Ùا٠بعض
اÙسÙÙ ÙØب Ø£Ù ÙÙرأ عÙدÙ
ÙØ³Ø ÙبعضÙÙ
ÙØب أ٠تÙرأ
عÙد٠سÙرة اÙØ±Ø¹Ø¯Ø ÙبعضÙÙ
سÙرة اÙبÙØ±Ø©Ø ÙÙ Ø°ÙÙ Ù
Ù
Ø£ÙÙا٠اÙسÙÙ ÙÙ
٠أÙعاÙÙÙ
Ø
ÙÙا ÙÙبغ٠اÙØ¥ÙÙار ÙÙ Ø°ÙÙ
Ø¥ÙÙ Øد اÙخصÙÙ
Ø©Ø ÙÙ٠أÙ
Ø¥ÙساÙا٠عرض ÙجÙØ© ÙظرÙ
ÙاÙتÙ٠بذÙÙ ÙÙد أد٠Ù
ا
عÙÙÙØ ÙÙ٠أ٠تؤد٠إÙÙ
اÙخصÙÙ
Ø© ÙاÙÙ
Ùازعة ÙاÙÙ
داÙعة
ÙÙذا ÙÙس Ù
٠سÙØ© رسÙÙ
اÙÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
Ù٠اÙبÙاÙØ ÙÙ٠اÙدعÙØ©
Ø¥Ù٠اÙÙ٠أ٠إÙ٠سÙØ© رسÙÙ
اÙÙÙ.
"Adapun kami pergi menuju mayit, atau kubur, dan kami membaca Al
Quran. Maka sebagian ulama mengatakan: "Dahulu kaum salaf menyukai
membaca surat Yasin di samping mayit, sebagian lagi menyukai membaca
surat Ar Ra'du, dan sebagian lain surat Al Baqarah. Semua ini
merupakan ucapan dan perbuatan kaum salaf (terdahulu). Maka, tidak
semestinya mengingkari hal itu hingga lahir kebencian. Seandainya
manusia sudah menyampaikan pandangannya maka hal itu sudah cukup, dan
dia telah menunaikan apa yang seharusnya. Tetapi jika demi melahirkan
permusuhan, perdebatan, dan menyerang, maka ini bukanlah sunah
Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam dalam memberikan
penjelasan, dan bukan cara dakwah kepada Allah dan kepada sunah
Rasulullah."
(asy-Syaikh `Athiyah bin Muhammad Salim, Syarh Bulughul Maram, Hal.
113. Maktabah Misykah)
Wallahu a'lam
Syaikhul@KL
http://muqorrobin.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar