Misteri kebaikan dan keburukan.
Written by Rahmat Arafah A
Friday, 19 March 2010
http://www.nurulyaq
Orang yang berilmu menurut Ibnu Taimiah adalah, orang-orang yang memuliakan
Allah, mengikuti perintahNya, menjauhi larangan-laranganny
melampaui batas-batas yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Sedangkan orang yang bodoh, yaitu orang yang melakukan keburukan, serta
melakukan dosa-dosa dan enggan untuk menunaikan kewajiban kepada Sang
pencipta.
Maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia ini dimuka bumi tak lain dan tak
bukan adalah semata-mata untuk mengabdi kepadaNya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat ...
Bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta adalah dengan selalu
senantiasa menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasululah sebagai pedoman hidup.
Lantas, kenapa dalam kehidupan sehari-hari masih banyak sekali kita
mendapatkan orang-orang yang tidak mau mempercayai bahwa aturan hidup yang
sudah ditetapkan oleh Allah adalah yang paling sempurna? Menjawab hal ini,
maka dalam bukunya Al-Hasanah wa As-Sayyiah karya Ibnu Taimiah mengatakan
bahwa, manusia dimuka bumi ini terdiri atas dua komponen besar:
1. Manusia yang yang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai
pedoman hidupnya.
2. Manusia yang menjadikan hawa nafsu sebagai pedoman hidupnya. Sehingga
dalam hal ini yang paling banyak bertindak selaku motornya adalah Iblis
laknatullah
Penyebab Maksiat.
Ketika seseorang dengan sengaja melakukan hal yang kurang baik atau
kejelekan maupaun itu maksiat, maka hal inilah yang akan berdampak pada
adanya keinginan untuk melakukan yang kedua kali serta seterusnya.
Firman Allah: kemudian akibat orang-orang yang berbuat keburukuan itu juga
keburukan (QS 30: 10)
Selain itu, cinta pangkat dan jabatan juga menjadi salah satu factor dari
kejelakan (As-Sayyiah)
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, Apalah engkau akan jadi
pemelihara atasnya? (QS 25: 43). Dampak yang lebih parah dari cinta pangkat
dan jabatan adalah penyakit cinta dunia yang berlebihan. Sehingga apa yang
sudah didapatkan akan selalu merasa kurang puas. Demikianlah tipu muslihat
syetan dalam memperdaya anak cucu adam dimuka bumi ini.
Penyebab Kebaikan.
Begitu juga dengan perbuatan baik, atau Al-Hasanah. Apabila seseorang pernah
melakukan suatu perbuatan baik, meskipun baru sekali, maka akan berdampak
pada pelaku kebaikan itu sendiri; yaitu adanya keinginan untuk mengulangi
kebaikan itu.
Firman Allah: seandainya mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada
mereka, maka hal itu tentulah lebih baik bagi mereka dan akan mengokohkan
iman mereka. Namun apabila mereka demikian, niscaya kami akan berikan pahala
yang sangat besar untuk mereka dari sisi kami. Dan niscaya kami akan tunjuki
mereka jalan yang lurus. (QS: 4: 66-68)
Abu Utsman An-Naisabury mengatakan, bahwa barang siapa yang menjadikan
As-Sunnah (hadits Rasulullah) sebagai pengatur dirinya dalam kehidupan ini,
baik itu dalam perkataan maupun perbuatan, maka dampak dari itu ia akan
berbicara dengan bijaksana (penuh hikmah). Namun sebaliknya, apabila
seseorang yang menjadikan hawa nafsu sebagai pengatur dirinya, baik dari
sisi perkataan maupun perbuatan, maka ia akan berbicara dengan sesuatu yang
diada-adakan.
Firman Allah, Apabila kalian taat kepada As-Sunnah, maka kalian akan
mendapatkan petunjuk (QS 25: 54)
Perbedaan antara kebaikan (Al-Hasanah) dengan kejelekan (As-Sayyiah) menurut
Ibnu Taimiah dalam bukunya Al-Hasanah wa As-Sayyiah
1. Setiap kenikmatan dan kebaikan yang Allah berikan kepada manusia,
maka itu sesungguhnya merupakan ujian, namun nikmat tersebut diberikan tanpa
harus ada suatu penyebab yang menjadikan Allah memberikan nikmat tersebut.
Contoh; nikmat kesehatan, nikmat rezeki, nikamt pertolongan dll. Dalam hal
ini, Allah tidak membeda-bedakan antara orang-orang yang beriman tau tidak.
Naming letak ujiannya adalah, bagaiamana masing-masing dari manusia tersebut
mampu menggunakan semua nikmat dari Allah itu pada jalan yang benar serta
lurus.
2. Perbuatan jelek atau As-Sayyiah, akan mendapatkan teguran atau azab
dari Allah. Namun teguran atau azab tersebut bukan kehendak dari Allah,
namun kehendak dari pelaku itu sendiri. Misalnya, kita dihadapan kita ada
dua jenis makanan, yang satunya sungguh sangat enak dan bergizi, namun yang
satu lagi adalah makanan yang sudah basi. Apabila kita memilih makanan yang
sehat lagi bergizi, tentulah kita akan mengalami dampak yang positf. Namun
apabila kita memilih makanan yang sudah basi, maka resiko bermasalah dengan
perut adalah tanggung jawab kita sendiri. Hal ini karena ulah kita sendiri.
3. Orang-orang yang berbuat dosa atau kejelekan (As-Sayyiah)
segera bertobat akan kesalahannya, maka ia telah mengikuti jalannya
orang-orang yang beruntung serta mendapat petunjuk dariNya. Sebagai
gambarannya, marilah kita melihat secara bersama bagaiamana kehidupan orang
jahiliyah ketika Islam belum datang. Namun ketika Nabi Muhammad datang
membawa risalah Islam, orang-orang yang terbuka hatinya untuk mendapatkan
hidayah menyadari akan kesalahan dan kekeliruan mereka. Sehingga mereka
memeluk Islam serta menjadi pembela Islam hingga akhir hayatnya. Semoga kita
termasuk orang-orang ang selalu mengetahui kesalahan dan berusaha untuk
meminimalisir hingga menjauhinya.
4. Apabila seseorang tetap nyaman dengan perbuatan jelek yang berdampak
pada penumpukan dosa dengan dalih bahwa itu merupakan takdir Allah, maka
sesungguhnya mereka telah mengikuti golongan orang-orang yang sesat lagi
merugi serta tidak mendapat petunjuk. Hal ini merupakan sudah janji Syetan
kepada Allah untuk selalau senantiasa menggoda anak cucu adam hingga kiamat
kelak. Tidak lain tidak bukan supaya menjadi temannya di neraka kelak.
5. Kebaikan atau Al-Hasanah akan dilipat gandakan oleh Allah serta akan
menambahnya lebih banyak lagi. Sedangkan perbuatan buruk atau As-Sayyiah
tidak akan mendapatkan pahala, namun akan mendapatkan dosa setelah ia
melakukan dosa tersebut.
Firman Allah: Siapa saja yang datang membawa amal kebaikan, maka dia akan
memperoleh kebaikan itu dengan pahala sepuluh kali lipat dari amal
kebaikannya tersebut. Dan barang siapa yang membawa amal keburukan, maka dia
tidak akan mendapatkan balasan kecuali sama dengan amal keburukannya dan
mereka sesungguhnya tidak terzholomi. (QS 7: 160)
6. Sumber keburukan atau kejelekan (As-Sayyiah) adalah kebodohan,
memperturutkan syahwat serta hawa nafsu lalai akan berbuat kebaikan.
7. Sumber kebaikan (Al-Hasanah) adalah ilmu pengetahuan, iman yang kuat
dan ketaatan.
Hadanallah waiiyyakum jami'an.
Semoga petunjuk Allah selalu senantiasa menyertai kita semua.
Wassalam.
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar