Senin, 01 Maret 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2992

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (6 Messages)

Messages

1a.

The Hurt Locker : Berdansa Dengan Kematian

Posted by: "Entertainment Publicity Indonesia" entertainment_publicity@yahoo.com   entertainment_publicity

Sun Feb 28, 2010 8:51 am (PST)





Berdansa Dengan Kematian

Kamis, 25 Februari 2010

 

Di suatu siang yang
terik. Sersan Matt Thompson (Guy Pearce) sedang mencoba menjinakkan sebuah bom.
Dengan keahlian yang dimilikinya, ia bisa menyelesaikan pekerjaan menantang
maut itu. Tapi maut memang tengah bersahabat dengannya. Maut itu ada di sebuah
handphone yang ketika ditekan nomor-nomornya berbuah ledakan maha dahsyat. Dan
Thompson pun terdiam untuk selamanya.

Disaat lain, seorang lelaki Irak dengan tubuh penuh terbungkus bom. Sersan
William James (Jeremy Renner) terpaku melihat begitu banyak bom di tubuh lelaki
itu namun begitu sedikit waktu yang dipunyainya. Ia pun meminta maaf karena tak
bisa menolong. Kamera pun merekam kejadian yang membuat bulu kuduk berdiri
ketika sang lelaki yang mengucapkan kalimat syahadat diterjang bom di tubuhnya
sendiri hingga luluh lantak.

Baik Thompson maupun James adalah dua sosok penantang maut. Mereka begitu akrab
dengan kematian. Bukan karena ingin memuaskan adrenalin, melainkan demi
menyelamatkan nyawa manusia lainnya. The
Hurt Locker yang dibesut sutradara wanita Kathryn Bigelow membahas
profesi 'mencengangkan' itu dengan lihai, tanpa terengah-engah dan tanpa
membuat jeda.

Kita disuguhkan pemandangan mengerikan di Irak. Begitu banyak bom ditanam di
tempat umum. Dan ketika bom itu meledak, ia seakan tak peduli jika ia merenggut
sekian banyak makhluk yang tak berdosa. Maka wajar saja jika dua rekan James,
Specialist Owen Eldridge (Brian Geraghty) dan Sersan JT Sanborn (Anthony
Mackie) merasakan sesak menghimpit manakala bertugas. Sementara James terlihat
begitu tenang. Tapi The Hurt Locker
memberi kesempatan pada kita, penonton, melihat karakter manusia yang berlapis.
James yang cool terguncang
jiwanya ketika menemukan seorang anak yang tewas dengan bom dijahit didalam
perutnya!

Film ini menjadi begitu hidup, rasanya berkat riset yang luar biasa detil. Juga
menjadi begitu hidup berkat 'kedekatan' Bigelow dengan material yang
dipunyainya. Maka feel
film ini pun bagaikan dokumenter karena begitu realistisnya kamera merekam
setiap gerakan para 'penantang maut' itu, berfokus pada desah nafas mereka
ketika bertugas dan melihat lebih dalam sisi humanisme mereka. Dan para pemain
pun tak lagi sekedar berakting, tapi 'menjadi' karakter yang diperankannya. Trio
Renner-Mackie-Geraghty menjadi ujung tombak The
Hurt Locker disamping tentu saja skrip nan matang dan pengarahan
yang luar biasa dari Bigelow.

The Hurt Locker
berpotensi mengguncang bawah sadar kita. Mempertanyakan lagi arti kematian dari
kehidupan. Arti peperangan dari perdamaian. Apa yang harus dimenangkan oleh
peperangan jika nyawa begitu banyak melayang? Jika sebutir peluru sebanding
harganya dengan sebuah nyawa? (ipe/photo: istimewa)

THE HURT LOCKER

Director : Kathryn Bigelow

Script Writer : Mark Boal

Cast : Jeremy Renner, Anthony Mackie, Brian Geraghty

 

http://www.lovelytoday.com/entertainment/d/2010/02/25/959/the-hurt-locker-berdansa-dengan-kematian

 

 

2.

[Artikel] Bahaya Peranan Uang Dalam System Ekonomi Kapitalis

Posted by: "ali" ali.hozi@yahoo.co.id   ali.hozi

Sun Feb 28, 2010 8:51 am (PST)



By : alihozi

Kita semua mengetahui bahwa peran asli uang adalah sebagai skala nilai umum dan sebagai media pertukaran, sebagai pemecah kesulitan-kesulitan yang timbul dari system barter. Tapi sekarang ini dalam masyarakat kita uang sudah memainkan peran lain yang tidak terkait dengan peran aslinya yaitu peran menimbun dan mengakumulasi kekayaan dan bahkan mendorongnya dengan melegalisasi system bunga.

Dengan uang banyak orang tidak hanya bisa membeli komoditas apapun yang ia inginkan, namun juga bisa menyimpan uang selama yang ia kehendaki. Hal inilah yang dikemukakan baik oleh JM Keynes dan Milton Friedmen dalam teori-teori mereka tentang permintaan atas uang dalam masyarakat kapitalis.

Peran insidental uang sebagai instrument penumpukan dan akumulasi kekayaan, merupakan peranan yang terpenting dalam naungan system ekonomi kapitalis. Peran ini mendorong terjadinya penumpukan kekayaan, ini akan menggoncang keseimbangan antara permintaan total dan penawaran total dari keseluruhan komoditas, baik secara produktif maupun konsumtif.

Akibatnya banyak kekayaan yang dihasilkan yang tersimpan tak dibelanjakan. Pasar kapitalis akan sulit menariknya keluar dan mengalami krisis penumpukan kekayaan yang dihasilkan. Keadaan ini akan bisa mematikan pergerakan produksi dan pada gilirannya kehidupan ekonomi secara umum. Dalam rentang waktu yang panjang, kapitalisme tidak menyadari ancaman kesulitan-kesulitan yang muncul tsb dari penumpukan kekayaan akibat peran insendital uang ini.

Kekayaan akan terkosentrasi di tangan segelintir individu, kesengsaraan akan merata menimpa sebagian besar anggota masyarakat karena orang kebanyakan tidak bisa memenuhi kebutuhan berbagai komoditas untuk hidup mereka karena menurunnya daya beli mereka.

Dalam system ekonomi Islam tidak seperti system ekonomi kapitalis tsb, Islam sangat menentang penumpukan kekayaan dengan membebankan zakat atas harta yang ditumpuk, dan mendorong pembelanjaan uang dalam ranah-ranah produktif maupun konsumtif.

Firman Allah,SWT dalam Al-Qur'an : "…..supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kalian". Qs 59:7

Dalam suatu riwayat Imam Ja'far Ash-Shadiq salah satu keturunan Rasulullah,SAAW yang terkenal menyatakaan, " Allah,SWT telah menganugerahi kalian kekayaan yang melimpah agar kalian membelanjakannya. Dia tidak menganugerahi kalian dengan semua itu untuk kalian timbun".

Oleh karena itu untuk mencegah bahaya peranan uang dalam system ekonomi kapitalis yang telah diuraikan diatas, kita semua harus mempunyai kesadaran penuh untuk melakukan introspeksi diri masing-masing apakah selama ini kita sudah menjalankan system ekonomi Islam dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu :

1. Melaksanakan kewajiban membayar zakat , infaq dan sedekah dari harta kekayaan yang kita miliki.
2. Membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari tanpa berperilaku boros dan berlebih-lebihan

3. Membelanjakannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu baik dari sanak family kita sendiri maupun orang lain, walaupun mungkin family kita tsb atau orang lain tidak meminta-minta kepada kita, tapi terlihat dari tanda-tanda mereka kalau mereka memang membutuhkan bantuan pertolongan kita.

4. Membantu kegiatan-kegiatan agama Islam dan kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat.
5. Menginvestasikan harta kita di ranah-ranah produktif

Ya Allah Ya Tuhan Kami, kami berlindung kepadaMu dari Sifat Bakhil atau Kikir dan berilah petunjukMu kepada kami agar kami bisa menggunakan harta kami sebaik-baiknya di jalan yang Engkau ridhai...Amiin

Wallahua'lam

Salam
Al-Faqir

http://alihozi77.blogspot.com
Bagi Anda yang membutuhkan pembiayaan dengan konsep bank syariah untuk keluarga dan perusahaan Anda dapat menghubungi Ali via sms : 0812-1249-001 atau email ali.hozi@yahoo.co.id

3.

[Artikel] Keutamaan Bersedekah Kepada Faqir Miskin Yang Tidak Memint

Posted by: "ali" ali.hozi@yahoo.co.id   ali.hozi

Sun Feb 28, 2010 8:51 am (PST)



By : Alihozi

Suatu hari di salah satu bagian ibukota terjadi peristiwa kebakaran di malam hari yang melanda sebuah rumah keluarga kaya raya, yang mana seluruh penghuni rumah termasuk pemiliknya mati terbakar didalam rumah tsb. Para penghuni rumah tsb sudah berusaha keluar dari rumah namun karena semua pintu keluar sudah terkepung api dan jendela-jendela yang ditralis besi yang kuat maka mereka tidak bisa keluar.

Walaupun penghuni rumah tsb tidak pernah mau bergaul dengan para tetangga apalagi menolong tetangga yang sedang kesusahan, para tetangga rumah tsb tetap berusaha menolong mereka dg membawa linggis, namun karena terlampau kuat tralis besi jendela rumah tsb, maka sia-sialah usaha mereka untuk menolong.

Apa yang terjadi kepada keluarga kaya tsb bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk kita semua yang mengaku beriman kepada Allah,SWT dan hari pembalasan bahwa untuk hidup bahagia dengan harta yang berlimpah aman dari maling,pencurian atau perampok adalah bukan dengan memasang tralis-tralis besi yang kuat di dalam rumah kita tapi kita harus menjalankan apa yang sudah diperintahkah dalam Al-Qur'an dan Sunnah yaitu melaksanakan Zakat,Infaq atau Shodaqah dari sebagian harta kita kepada para faqir miskin baik yang meminta-minta maupun tidak meminta kepada kita, khususnya di lingkungan sekitar kita.

Firman Allah,SWT dalam Al-Qur'an Qs. 2 : 273 :

" Berinfaqlah kepada orang-orang faqir yang terikat oleh jihad di jalan Allah, mereka tidak dapat berusaha di muka bumi , orang yang tidak menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta, kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya , mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) , maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui."

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah,SWT memerintahkan kepada kita untuk menafkahkan sebagian dari harta kita kepada para faqir miskin baik yang meminta maupun tidak meminta tapi kita tahu mereka membutuhkan pertolongan dari tanda-tanda mereka dalam kehidupannya sehari hari.

Apalagi jaman sekarang ini yang mana banyak sekali orang yang miskin yang untuk makan sehari-hari saja mereka harus berjuang dari pagi s/d sore namun masih kekurangan makan karena masih harus membayar mahalnya sewa kontrakan rumah, namun mereka enggan meminta-minta kepada orang kaya. Orang-orang miskin seperti inilah juga harus kita bantu, mungkin minimal dengan memberikan sebagian makanan yang ada di rumah kita, bukankah ini perintah Baginda Nabi Kita Muhammad,SAW kepada kita ummatnya?

Ulama terkenal Imam Habib Abdullah Hadad dalam kitabnya "Nasihat Agama dan Wasiat Iman " dalam Bab Zakat,Infaq dan Sedekah mengatakan bahwa orang yang tidak mau mengeluarkan zakat,infaq atau sedekah terhadap sebagian hartanya akan mengalami hal-hal sebagai berikut :

1.Harta tsb bisa menjadi sumber bahaya, fitnah dan bencana.
2.Harta tsb terangkat berkahnya.
3.Harta tsb bisa menjadi sumber dari segala perbuatan dosa.
4.Hidup penuh gelisah dan keluh kesah, merasa bosan dg ketentuan Allah,SWT.
5.Dikhawatirkan meninggal dalam keadaan Suul Khatimah (keluar dari agama Islam).
6.Di akhirat harta yang tidak dikeluarkan zakatnya akan menyiksa yang empunya harta tsb di neraka.

Mohon maaf atas segala kekurangan,

Walllahua'lam

Al-Faqir

http://alihozi77.blogspot.com
Bagi anda yang membutuhkan pembiayaan untuk keluarga dan perusahaan anda dengan konsep bank syariah bisa menghubungi ali via sms 0812-1249-001 atau email ali.hozi@yahoo.co.id

4.

[Seminar Pendidikan] Building Common Understanding Between Teacher E

Posted by: "Sfti Sfti" sfti@ymail.com   sfti@ymail.com

Sun Feb 28, 2010 8:51 am (PST)





5.

Artikel:  Tak Ada Yang Bisa Menghentikan Mereka Yang Pantang Menyera

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Feb 28, 2010 8:56 am (PST)



Artikel:  Tak Ada Yang Bisa Menghentikan Mereka Yang Pantang Menyerah
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Anda pernah gagal? Aneh sekali jika tidak. Karena, setiap orang yang pernah membuat pencapaian bermakna, pasti pernah gagal. Jadi, jika merasa tidak pernah gagal; mungkin perlu dicek kembali pencapaian-pencapaian kita selama ini. Tetapi, sungguhkah setiap orang yang pernah mencoba pernah gagal?  Ya. Memang demikian. Tetapi, mengapa ada orang yang kemudian berhasil, dan ada yang tidak? Tahukah anda apa gerangan penyebabnya?
 
"Aku tidak pernah kehilangan rasa kagum pada pohon pisang." begitu saya bilang kepada istri saya ketika melintasi pintu gerbang komplek perumahan kami. Disana ada sebidang tanah kosong yang ditumbuhi beberapa rumpun pohon pisang. Ketika melintasinya, saya melihat beberapa batang pohon yang tumbuh dari pohon yang sudah ditebang. "Karena," saya melanjutkan. "Mereka tidak pernah berhenti untuk tumbuh meski sudah ditebang."
 
Mendengar pernyataan itu, istri saya tertawa geli. "Iya," katanya. "Temanku sampai mencincangnya berkali-kali." lanjutnya.
 
"Mencincang pohon pisang?" Saya dilanda keheranan. Kok ada orang yang mencincang pohon pisang. Bagi saya, kata 'mencincang' memiliki unsur horor yang diciptakan dari kekesalan seseorang terhadap sesuatu. Kecuali 'daging cincang', tentu saja.
 
Lalu, istri saya menceritakan tentang temannya yang membeli sebuah rumah minimalis yang cantik. Namun, dihalaman rumahnya terdapat pohon pisang. Rasanya janggal ditengah kota ada rumah minimalis yang 'dihiasi' pohon pisang dihalamannya. Sangat mengganggu pemandangan. Maka, ditebanglah pohon pisang itu. Masalahnya, setiap kali ditebang sang pemilik baru rumah minimalis itu; sang pohon pisang selalu tumbuh lagi. Ditebang lagi. Tumbuh lagi. Sampai-sampai pemilik rumah kesal. Hingga, suatu kali dicincangnya itu batang pohon pisang. Matikah pohon pisang itu setelah dicincang? Subhanallah. Dia tumbuh lagi!
 
Setelah seluruh upayanya untuk 'mematikan' pohon pisang itu gagal, akhirnya teman istri saya memutuskan untuk 'mengijinkannya' tumbuh dihalaman. "Yah sudahlah..., kalau berbuah nanti bisa dimakan juga," begitu sang pemilik rumah bilang.
 
Anda yang pernah membaca buku pertama saya 'Belajar Sukses Kepada Alam' tentu masih ingat kisah seorang petani yang mengajarkan nilai-nilai keteguhan hati kepada anaknya. Beliau menggunakan pohon pisang sebagai media untuk menunjukkan keutamaan sifat pantang menyerah itu. Sebab, pohon pisang; tidak mau mati ketika ditebang. Dia hanya akan bersedia mati, setelah dia berbuah. Kalau dia ditebang sebelum berbuah, jangan harap anda dapat membunuhnya. Lalu, petani itu berkata kepada anaknya; "Ada satu cara yang tidak mungkin membiarkan engkau gagal, Nak."
 
"Apakah gerangan itu Ayahanda?" Tanya sang anak.
"Yaitu, engkau tidak berhenti melakukan sesuatu; sebelum berhasil." jawabnya.
 
 
Apa yang saya ceritakan diatas bukanlah kisah rekaan belaka. Melainkan sebuah realitas yang jika kita resapi maknanya; akan menunutun kita kepada sebuah keunggulan pribadi kelas tinggi. Sebab, seseorang yang memiliki semangat hidup seperti pohon pisang tidak akan pernah berhenti sebelum dia berhasil mewujudkan cita-citanya. Karena, falsafah hidup pohon pisang berbunyi;"tidak akan pernah menyerah, sebelum berbuah." Sehingga, orang-orang yang menerapkan falsafah itu; tidak akan pernah menyerah, sebelum berhasil mewujudkan tujuan hidupnya.
 
Apa tujuan hidup anda? Saya tidak tahu. Yang pasti, tidak satupun manusia dimuka bumi ini yang tidak memiliki tujuan hidup. Apa tujuan hidup pohon pisang? Untuk berbuah. Kita tanya sekali lagi; apa tujuan hidup anda? Mungkin untuk berbuah juga. Namun, buah yang kita hasilkan bukan berupa tumbuhnya organ atau bagian tubuh secara fisikal. Melainkan, sebuah karya yang dihasilkan oleh tindakan dan perbuatan yang kita lakukan.
 
Jikapun kita masih belum mampu mendifinisikannya, tidak berarti tidak memilikinya. Karena, manusia normal memiliki 'will' atau kehendak. Sehingga, pastilah mereka mempunyai dorongan dari dalam diri untuk berprestasi. Atau mencapai sesuatu dalam hidupnya. Oleh karenanya, sekalipun kita belum mampu mendefinisikan tujuan hidup kita dengan jelas, namun kita selalu memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu. Dan itu bisa berarti sebuah anak tangga untuk menuju kepada wujud 'tujuan hidup itu'. Misalnya, ingin mendapatkan jabatan lebih tinggi lagi. Ingin memiliki uang lebih melimpah lagi. Ingin menjual lebih banyak lagi. Ingin memberi manfaat kepada orang lain lebih besar lagi. Ingin menjadi orang yang lebih penyayang. Dan sebagainya. Anda tentu memiliki keinginan-keinginan semacam itu, bukan?
 
Sekarang, coba periksa lagi; apakah perjalanan kita untuk mewujudkan keinginan itu selalu berjalan dijalur mulus. Atau selalu melintasi jalan terjal, licin, dan berliku? Yah, kadang-kadang segala sesuatu berjalan seperti yang kita inginkan. Namun, kita tahu bahwa tidak selamanya semudah itu. Pada saat segala sesuatunya indah, tentu hati kita berbunga-bunga. Hingga kita sering lupa daratan. Namun, pada saat segala sesuatunya begitu sulit; kita sering sekali mudah patah semangat. Dan gampang menyerah.
 
Padahal, pohon pisang itu tidaklah demikian. Bahkan setelah berkali-ali dicincang; dia tumbuh lagi. Dan terus tumbuh lagi. Saat sang pemilik rumah menemukan bahwa tidak ada gunanya terus menerus menebang pohon pisang; kita jadi tahu bahwa tak ada yang bisa menghentikan mereka yang pantang menyerah. Sebab, mereka yang pantang menyerah tidak akan pernah berhenti untuk berusaha. Seberat apapun tantangan yang mereka hadapi. Seperih apapun penderitaan yang mereka alami. Sesulit apapun rintangan yang mereka lintasi.
 
Duh, andai kita mampu mencerna falsafah pohon pisang itu. Lalu meresapinya didalam hati. Kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin tak ada satu hal pun dimuka bumi ini. Yang mampu membuat langkah kita terhenti. Karena, dengan falsafah itu; maka kita. Tidak akan pernah berhenti. Sebelum Berhasil. Mewujudkan. Tujuan hidup kita.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Learning Facilitator  of "Business Process And Continuous Improvement" Program
http://www.dadangkadarusman.com/  
 
Catatan Kaki:
Ada satu cara yang pasti membuat kita berhasil. Yaitu, tidak berhenti melakukan sesuatu; sebelum berhasil.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com
 

6.

[BUKU INCARAN] Luapan Emosi Terpendam Jiwa Manusia

Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com   wartax

Sun Feb 28, 2010 4:11 pm (PST)



[BUKU INCARAN]

Luapan Emosi Terpendam Jiwa Manusia
---Anwar Holid

The Ninth (GPU, 2010, 296 hal.) berkisah tentang seorang anak kesembilan dari sebelas bersaudara. Dia berumur sembilan tahun, kira-kira kelas 4 SD. Dia bukan anak bungsu, melainkan punya dua adik, anak ketiga terakhir. Seorang saudaranya sudah meninggal waktu kecil, satu saudara sulungnya sudah menikah, tinggal di kota lain, di Debrecen. Di novel ini angka sembilan terasa mencolok, sengaja dipilih, mungkin punya mitos tertentu. Pilihan judul The Ninth tampak menekankan sesuatu. Apalagi novel ini terdiri dari sembilan bab.

Keluarga si anak ini miskin. Rumah sementara mereka sempit dan umpel-umpelan, tidur seranjang bertiga. Untuk menunjang ekonomi, keluarganya bisnis kecil-kecilan benda-benda religius Katolik seperti rosario dan salib, dijual ke gereja di sekitar kota mereka tinggal di Hongaria, dipasarkan oleh ayahnya. Mereka tinggal di kota kecil tanpa nama, kemungkinan di sekitar Debrecen, karena seluruh anak itu lahir di sana. Kalau tidak, mereka tinggal di dekat perbatasan Romania, sekitar tahun 1960-an, ketika negeri itu di bawah rezim komunis. Ayahnya pekerja keras, rewel, kaku. Ibunya bekerja paro waktu di pabrik pulpen, religius, tadinya ingin jadi pianis, mencintai sastra, dekat dengan pengurus gereja, bahkan mengarahkan anak-anaknya untuk beraktivitas di sana, misal dengan menjadi anak altar, penyanyi gereja, dan pembantu pastor bila ada orang meninggal.

Karena terlalu tertekan oleh kebutuhan ekonomi, anak-anak dalam keluarga ini terabaikan. Sampai-sampai secara ironik anak kesembilan ini bilang bahwa kebanyakan saudaranya punya kelainan, entah cacat fisik atau kesulitan belajar. Kecelakaan terakhir yang dia saksikan ialah jemari seorang saudaranya putus karena terjepit oleh hentakan ranjang lipat. Meski begitu mereka suka gotong royong dan sama-sama kerja keras waktu mengerjakan kerajinan, termasuk kakak-kakaknya harus ikut membangun rumah idaman yang akan mereka tinggali kelak.

Untuk mencari kesenangan di tengah kegaduhan keluarga, anak ini suka kelayapan sehabis pulang sekolah, baik ke stasiun tempat ayahnya pernah bekerja, juga ke rumah orang dan toko-toko yang ada di sana sekadar untuk melihat-lihat barang yang gagal dia dapat atau membaui aroma roti dan daging panggang di sebuah toko kue. Di sekolah, dia juga mengalami penindasan (bullying), mulai dari berupa celaan sampai secara fisik oleh kakak kelasnya. Saat kelayapan itu dia menemukan banyak hal. Dia tahu ada ayah teman sekelasnya tiap hari mabuk sampai harus dibopong ke luar dari bar oleh anak-anaknya. Dia suka mengintip rumah lain karena tampak sangat berbeda dengan rumahnya yang sumpek dan selalu ribut. Untuk mendapat uang saku, dia menjadi anak altar. Dia tambah senang bila ada orang meninggal, karena itu berarti uangnya bisa tambah banyak, membuat dirinya bisa jajan berbagai makanan di toko-toko dekat stasiun.

Suara anak kecil dalam The Ninth muncul dengan intensitas tinggi. Anak ini juga pengamat sosial yang tajam. Dia penasaran kenapa gaji ayahnya gagal memenuhi kebutuhan keluarga, seorang kawannya menyembunyikan foto perempuan telanjang, dan di sela-sela main sepak bola bersama saudara dan kawan-kawannya, pikirannya kerap khawatir soal hari esok, sampai dia sendiri akhirnya nekat melakukan dosa pertama, meskipun ia pernah menjadi putra altar dan ibunya senantiasa mengajak doa bersama sebelum tidur. Dosa itu membuatnya trauma, sangat bersalah, dan takut---tergambar dengan hebat di bab delapan dan sembilan---karena ia lakukan pada guru yang dia cintai. Guru inilah yang pernah memberinya tugas mengarang---dan secara implisit karya ini mungkin bisa dianggap sebagai perwujudan dari rasa bersalah ketika mengerjakan tugas tersebut.

Ferenc Barnás menyajikan novelnya sebagai luapan emosi terpendam jiwa manusia. Ingatan anak kecil ini luar biasa. Dia lebih dari sekadar jujur menceritakan rahasia paling kelam, mimpi paling brutal karena tekanan hasrat terpendam ingin menyalurkan dendam, iri dengan bekal milik kawannya, bertahan dan sesekali membalas dari kekerasan kakak kelas, kesenangan setiap kali ada orang yang meninggal, juga bersaing dengan kawan sekelas untuk menarik perhatian gurunya. Dia teliti membongkar kehidupan masa kecilnya yang sarat dengan tekanan dan persoalan. Dia juga berusaha meraba-raba persoalan samar, mulai dari bahasa tubuh ibunya, keunikan saudara kandung, sampai perilaku keras ayahnya terhadap aparat negara yang dianggapnya mau korupsi.
______________________________________
Detail Produk:
Judul: The Ninth (Anak Kesembilan)
Penulis: Ferenc Barnás
Penerjemah: Saphira Zoelfikar
Penerbit: GPU, Februari 2010
Tebal: 296 hal.; 13.5 x 20 cm; soft cover
ISBN 978-979-22-5459-4
______________________________________

Soal relevansi dengan Indonesia, Katalin B. Nagy yang memprakarsai penerbitan The Ninth berkomentar, "Rasanya hubungan budaya di antara Indonesia dan Hongaria belum seerat semestinya, karena kita belum sadar pengalaman kita sepanjang masa banyak miripnya. Saya berusaha 'membangkitkan' kesadaran ini melalui sastra terjemahan. Karya Ferenc bisa berarti karena aspek universalnya: seorang 'anak' berjuang melawan gereja, negara, dan diri sendiri melalui hasrat dan kebingungan."

Sekitar tahun 1960-an, Partai Komunis Hongaria yang berkuasa merupakan boneka Uni Soviet, sementara di Indonesia Partai Komunis Indonesia juga berpengaruh kuat. Apa dengan begitu membuat The Ninth bernuansa politik? Jawab Katalin, "Karya tersebut tak berpolitik atau mengkritik rezim komunis, melainkan hanya menggambarkan latar belakang sosial budaya. Rezim otoriter yang digambarkan dalam novel oleh seorang anak bisa saja di mana-mana."

Dulu Fuad Hassan---mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan---menerjemahkan Sang Mahasiswa dan Sang Wanita, berisi 10 cerpen Hongaria, dan Pulang, kumpulan cerpen karya Árpád Göncz. Bentang Pustaka pernah menerbitkan Fateless (Imre Kertész) dan The Last Window Giraffe (Péter Zilahy). Semua buku lama itu kini sudah tak dicetak ulang.

Ferenc Barnás mendapat pengakuan internasional setelah memenangi dua anugerah sastra Hongaria paling terkemuka: Sándor Márai Prize (2001) dan Tibor Déry Prize (2006). The Ninth mendapat grant penerjemahan dari PEN America, dikerjakan oleh Paul Olchváry. Barnás menerima sejumlah undangan residensi penulisan di Amerika Serikat, antara lain di Yaddo, MacDowell Colony, Edward Albee's The Barn, Virginia Center for the Creative Arts, dan Espy Foundation; pada tahun 2001 berceramah di Lahti International Writers Reunion, Finlandia.[]

Anwar Holid, editor, penulis, dan publisis. Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.

KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141.

Link terkait:
http://www.gramedia.com
http://www.ferencbarnas.com

===========================
KOMENTAR PEMBACA

The Ninth is a testament to the still-unplumbed depths of contemporary Hungarian literature, and a departure from the alienated fever dreams and horrors to which we've grown so accustomed to reading.
---Jeff Waxman, dari Three Percent Review

Kebanyakan kritikus menilai The Ninth sebagai novel terbaik karya Ferenc Barnás---merupakan pencapaian luar biasa dilihat dari segi gaya, bentuk, dan isi sekaligus.
---Paul Olchváry

The Ninth adalah novel perenungan pribadi yang lebih memberikan dasar untuk eksplorasi daripada yang muncul di permukaan, dan merupakan novel yang berhasil memunculkan suara anak kecil dengan baik.
---Josh Maday

For me, The Ninth is all the more provocative because it depicts, through a nimble exploration of a child's stream-of-consciousness, the vicissitudes of his imagination, and the tee-tottering state of his soul amid the village's sickening perfidy, corruption, and stupidity.
---Chad W. Post

The Ninth is an elegant book, and a ruthless one. It is a courageous book, one that knows fear. As is always the case with good literature, it is about us, wherever we may live in the world.
---Anonim

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Group Charity

GiveWell.net

Identifying the

best non-profits

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: