Kamis, 09 Juni 2011

[daarut-tauhiid] Sejarah: Neo-Orientalisme dan Proyek Membenturkan Peradaban

---------- Forwarded message ----------
From: Akmal Sjafril (via Multiply)


Neo-Orientalisme dan Proyek Membenturkan
Peradaban<http://multiply.com/gi/akmal:journal:831>

assalaamu'alaikum wr. wb.

Dalam L'Islam dans le miroir de l'Occident karya Jacques Waardenburg, ia
meninjau lima ahli penting yang menurutnya adalah para 'pencipta' citra
Islam yang membentuk pandangan Barat terhadap Islam. Kelima tokoh tersebut
adalah Ignaz Goldziher, Duncan Black Macdonald, Carl Becker, C. Snouck
Hurgronje dan Louis Massignon. Kelima tokoh ini memberikan kontribusi yang
unik, di mana karya-karyanya memiliki kecenderungan visi yang sangat
tendensius, bahkan bermusuhan, terhadap Islam.

Edward W. Said, dalam karyanya yang paling dikenal luas, Orientalism,
menambahkan bahwa hal yang tidak cukup ditekankan oleh Waardenburg adalah
bahwa sebagian besar orientalis abad kesembilan belas juga terikat secara
politis. Snouck Hurgronje adalah penasihat Pemerintah Kolonial Belanda yang
bertugas menangani wilayah jajahannya di Indonesia, Macdonald dan Massignon
adalah penasihat yang kerap dimintai pendapatnya oleh para penguasa kolonial
dari Afrika hingga Pakistan, dan secara umum kelima ahli tersebut telah
membentuk wawasan yang koheren mengenai Islam yang memberikan pengaruh besar
di kalangan pemerintah di seluruh belahan dunia Barat.

Mengikuti para pendahulu mereka, kaum neo-orientalis seperti Bernard Lewis
dan Samuel P. Huntington pun punya banyak andil dalam membentuk citra Islam
dalam pandangan masyarakat Barat dan pada akhirnya melegitimasikan berbagai
serangan militer yang dilancarkan kepada dunia Islam. Lewis, menurut Edward
W. Said, secara sistematis memainkan peranannya sebagai pemikir yang diakui
otoritasnya di Barat untuk mendiskreditkan Islam dan Arab. Ia kerap kali
berbicara tentang perlawanan Arab terhadap zionisme, namun mengabaikan
begitu saja fakta-fakta tentang adanya invasi zionis dan kolonisasi
Palestina. Ia berbicara mengenai tidak adanya demokrasi di Timur Tengah,
kecuali di Israel, tanpa pernah sekalipun menyinggung Hukum Pertahanan
Darurat yang digunakan Israel untuk memerintah warga Arab, atau mengenai
"penahanan preventif" terhadap orang-orang Arab, dan juga tentang
berlusin-lusin pemukiman illegal di Tepi Barat Gaza yang diduduki secara
militer.

Lewis adalah tokoh pertama yang mengajukan istilah clash of
civilizations(benturan peradaban) melalui sebuah artikelnya yang
berjudul "The
Roots of Muslim Rage". Dalam bukunya yang berjudul The Crisis of Islam: Holy
War and Unholy Terror, Lewis sama sekali tidak memberikan kritik terhadap
kebijakan Barat pada dunia Islam. Lewis sendiri menegaskan bahwa Islam
bukanlah musuh Barat. Akan tetapi, Muslim, dalam jumlah yang signifikan,
fundamentalis atau tidak, pastilah jahat dan berbahaya, karena mereka memang
seperti itu adanya. Itulah sebabnya Said menyimpulkan bahwa inti dari
ideologi Lewis adalah bahwa Islam dan kaum Muslimin tidak pernah berubah;
mereka hanya ada dan harus terus diawasi.

Mengikuti Lewis, Samuel P. Huntington pun berpendapat bahwa Islam adalah
musuh Barat yang sebenarnya. Pertentangan antara Islam dan Kristen-Barat ini
terutama disebabkan oleh perbedaan di mana kaum Muslim memandang Islam
sebagai way of life yang tidak memisahkan antara agama dan politik,
sedangkan Kristen mengambil posisi bertentangan dengan memisahkan kekuasaan
Tuhan dan Raja. Di sisi lain, baik Islam maupun Kristen sama-sama agama
misionaris yang mewajibkan umatnya untuk mengajak "orang-orang kafir" untuk
mengikutinya; keduanya juga disebarkan dengan penaklukan-penaklukan wilayah,
dan sama-sama memiliki konsep "jihad" dan "crusade" sebagai perang suci.

Dalam pengantar untuk bukunya, The Clash of Civilizations, Huntington
menjelaskan bahwa karyanya adalah sebuah penafsiran atas evaluasi politik
global sesudah Perang Dingin yang dimaksudkan sebagai kerangka kerja dan
paradigma dalam memandang politik global bagi para pembuat kebijakan. Baik
Lewis maupun Huntington memang sangat dekat dengan para pembuat kebijakan
Amerika Serikat (AS). Itulah sebabnya Huntington begitu kuat menyatakan
dukungannya pada supremasi AS dalam percaturan politik dunia, sebagaimana
yang telah dijelaskannya dengan tegas:

"A world without U.S. primacy will be a world with more violence and
disorder and less democracy and economic growth than a world where the
United States continues to have more influence than any other country in
shaping global affairs."

Pada kesempatan lain, Huntington memberikan 'wejangan' agar pemerintah AS
menjalankan fungsinya secara efektif sebagai negara superpower untuk
memegang kendali negara-negara lainnya di dunia, meskipun dengan cara yang
tidak kasat mata:

"The architects of power in the United States must create a force that can
be felt but not seen. Power remains strong when it remains in the dark;
exposed to the sunlight it begins to evaporate."

Karena pandangan-pandangannya yang sangat radikal dan tendensius inilah
Lewis dan Huntington dipandang sebagai propagandis – bukan cendekiawan –
oleh sementara ahli seperti Edward W. Said dan Noam Chomsky. Pemerintah AS
seolah merasa berkewajiban untuk mewujudkan ramalan-ramalan kedua
neo-orientalis ini. Setelah era Perang Dingin, pemerintah AS secara efektif
menjadikan Islam sebagai musuh bersama, 'memerangi teror dengan teror',
hingga akhirnya AS – dalam pandangan Chomsky – menjelma menjadi negara yang
paling ekstremis-fundamentalis di dunia.

Meski demikian, Chomsky sendiri lebih cenderung menganggap kebijakan politik
luar negeri AS tidak bermotifkan agama atau antiagama, melainkan murni
karena kepentingan politis belaka. Iran, misalnya, mengalami perlakuan yang
sangat berbeda di masa lampau. Sebelum Revolusi, Syah Iran adalah sekutu AS.
Pada tahun 1970-an, pemerintah AS mengatakan bahwa Iran seharusnya tidak
menghabiskan minyak bumi dan mencari alternatif sumber energi lainnya, yaitu
nuklir. Kini, orang menggunakan argumen yang sebaliknya, yaitu bahwa Iran
memiliki begitu banyak minyak bumi, dan karena itu, jika Iran berusaha
melakukan pengayaan Uranium, pastilah untuk membangun persenjataan nuklir.
Ketika Henry Kissinger ditanya oleh surat kabar The Washington Post tentang
sikap AS yang bertolak belakang ini, ia menjawab dengan polos bahwa dahulu
Iran adalah sekutu, dan mereka membutuhkan nuklir, sedangkan Iran kini
adalah musuh, dan karenanya, mereka tidak membutuhkan nuklir.

Apa pun tujuan asalnya, neo-orientalis memang merupakan kekuatan intelek
yang dikerahkan untuk mengamankan kepentingan bangsa-bangsa Barat. Oleh
karena itu, mereka kerap kali memandang umat Islam dalam kelompok-kelompok
kecil yang digolongkan berdasarkan sikap mereka terhadap Barat; kooperatif
atau non-kooperatif. Dari sanalah munculnya istilah-istilah Islam militan,
Islam moderat, Islam fundamentalis, Islam liberal, Islam tradisionalis,
Islam progresif, dan seterusnya.


Artikel ini dikirimkan ke Republika untuk dimuat di sisipan Islamia. Pada
pemuatannya, artikel ini digabungkan dengan tulisan karya Mas Satriyo. Hasil
akhirnya bisa dilihat di lampiran (attachment).


wassalaamu'alaikum wr. wb.

sumber: http://akmal/multiply.com/journal/item/831


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: