Jumat, 04 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Tiga Sisi Tampilan Dajal (3-Habis)

 

Tiga Sisi Tampilan Dajal (3-Habis)
By Pizaro on December 28, 2012

[image: representation-of-al-dajjal]http://islampos.com/2012/arti-kemakmuran-di-sistem-dajjal/representation-of-al-dajjal-2/>

*Oleh: Ahmad Thomson*

Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala
sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.

Merenungkan Dajjal sebagai kekuatan gaib, kehadiran kekuatan ini ditandai
dengan kehadiran makhluk dari alam lain yang menguasai manusia, atau
sebagaimana terkadang jin merasuki orang atau binatang. Boleh jadi, Dajjal
sebagai kekuatan gaib, seperti jin, menjelma sebagai manusia atau binatang
tanpa perlu merasukinya, cukup dengan menyerupainya. Ada juga kemungkinan
bahwa penjelmaan Dajjal sebagai kekuatan gaib adalah jadi-jadian dari
sekelompok jin kafir, artinya bukan sesosok makhluk baru. Tidak diketahui
alam asal mereka. Sebenarnya diketahui bahwa ada banyak alam. Pada surat
al-Fatihah, Allah disebut *Rabbul 'aalamiin.*

Tanda bahwa perasukan telah terjadi ialah, bahwa anda menyaksikan sejum-lah
besar manusia atau kelompok-kelompok manusia, semuanya berlaku seolah satu
tubuh, seakan tak punya jati diri. Walaupun mereka nampak sebagai manusia
namun perilakunya sama sekah' tidak manusiawi, lebih mirip robot. Banyak
sekali buku dan film yang mengangkat gejala ini, dan itu semua bukan
khayalan belaka. Semuanya menunjukkan kepada kenyataan yang telah, sedang
dan akan terus terjadi, sebagaimana digambarkan dalam film The Man who *Fell
to Earth.*

Karena sisi Dajjal sebagai kekuatan gaib berada di Alam Gaib, maka
pengetahuan mengenainya hanya bisa diperoleh dan mereka yang punya sarana
ke Alam Gaib. Walaupun Nabi Muhammad saw diberikan sarananya, namun beliau
tidak berhasrat padanya. Karena hasrat kepada ilmu semacam ini adalah
kendala bagi orang yang berhasrat pada ilmu mengenal Allah.

Namun, dengan mengamati bagaimana-perubahan-perubahan yang terjadi pada
keadaan sosial budaya dunia, terutama di abad ini, dan dengan mengamati
bagaimana cara hidup masa kini, maka kita bisa memperoleh bukti dari alam
nyata - yaitu alam yang bisa ditangkap oleh panca indera kita - bahwa
pengam-bilalihan telah dan sedang terjadi. Dengan kata lain, kita dapat
mengenali ciri-ciri Dajjal sebagai kekuatan gaib, dengan meneliti Dajjal
sebagai gejala sosial budaya global.

Apabila kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial -budaya global, kita
akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat
kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena
sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem
Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga
begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan
sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.

Dalam seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan yang
sangat luar biasa di rauka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa berlaku di
seluruh dunia, yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang terbentuk dari
keluarga-keluarga yang saling mengenal dan saling membantu - baik di antara
warganya maupun antar pedesaan - kini dengan pesatnya telah terkikis dan
kehilangan sifatnya. Kini, di kota-kota besar, setiap insan semakin
terkucil dari jati dirinya, dari manusia di sekitarnya, dan dari pengenalan
kepada Allah -mereka sekedar menjadi sebuah roda gigi yang sibuk dalam
proses produsen-konsumen, yang apabila tidak sedang bekerja atau tidur,
mereka hampir selalu terjebak dalam pencapaian fatamorgana pemuasan diri
yang kekanak-kanakan dan tak ada habisnya, ini mcnjamin bahwa manusia tidak
akan punya banyak waktu untuk merenung dan bercermin tentang dari mana dan
akan kemana dia, juga tak ada waktu untuk mencoba membebaskan diri dari
jeratan rutinitas kehidupan yang membelitnya.

Walaupun ukuran pengelompokan sosial yang ada sekarang sebesar masyarakat
pedesaan, transaksi sosial antar warganya sudah tidak sehangat dan seerat
dahulu. Kini, semakin kurang waktu untuk saling bertemu dan semakin banyak
waktu tersita televisi. Semakin sedikit waktu untuk bekerja bersama dan
semakin banyak waktu untuk bekerja sendirian. Bagi mereka yang dilahirkan
dalam keadaan seperti ini, perubahan sosial ini tidak begitu kentara.
Seolah-olah semua berjalan sebagaimana mestinya, sebagaimana digambarkan
film *THX 1138.*

Mungkin satu-satunya cara untuk memahami betapa dahsyatnya perubahan yang
telah terjadi, adalah dengan mengamati apa yang terjadi ketika sebuah
perusahaan multinasional memutuskan untuk mulai menjarah sumber daya alam
dari suatu daerah yang sebelumnya terpencil. Dalam waktu yang cukup
singkat, kegiatan para pengatur perusahaan tersebut tidak hanya mengacaukan
cara hidup masyarakat asli daerah itu, tapi juga memusnahkan sumber-sumber
penghidupan tradisional mereka, dan dengan demikian menjamin pasokan tenaga
kerja murah untuk mengerjakan berbagai kegiatan perusahaan multinasional
itu. Mendadak semua orang dinomori dan mengejar sesuatu yang namanya uang,
dan terenggutlah keselarasan sosial yang pernah ada sebelum datangnya
pertambangan, atau ladang minyak, atau penebangan hutan, atau pendirian
pabrik, atau pembangkit listrik tenaga air, atau apa pun juga.

Semuanya dilaksanakan atas nama kemajuan, pemberadaban masyarakat
terbelakang, atau demi peningkatan mutu kehidupan, namun, pada hakikatnya
gaya hidup baru itu pasti terkait dengan teknologi baru, dan pasti juga
terkait dengan pelecehan pada ilmu hakiki, yang para kafir sebut sebagai
pendidikan dan melek huruf itu. Semuanya merupakan tanda terkikisnya atau
berakhirnya transaksi kemanusiaan yang sejati di daerah tersebut. Adapun
penduduk asli yang tidak bisa dipakai, akan sengaja digusur atau dibasmi
dengan aneka penyakit menular atau virus-virus baru, yang mereka belum
miliki penolak alaminya.

Sebuah perubahan perilaku sosial lainnya yang cukup berarti, dan jelas
berkaitan dengan meningkatnya otomatisasi di suatu kelompok sosial, adalah
bahwa dahulu keutuhan suatu masyarakat dibina dengan peribadatan kepada
Tuhan, kini unsur pengikat yang mendasar itu sudah semakin berkurang. Di
dunia barat, pola peribadatan yang menonjol adalah pola agama Kristen -
sebuah agama ganjil hasil percampuran dari gagasan-gagasan Paulus sendiri,
filsafat Yunani, pembaharuan yang mengada-ada atas peran kerahiban - dalam
rangka berusaha keras untuk selaras dengan para penguasa kafir - dan dengan
sedikit serpihan-serpihan ajaran asli Nabi 'Isa as.

Karena pola peribadatan ini berbeda dengan cara asli yang diamalkan Nabi
'Isa dan para pengikutnya, maka pola ibadat ini belum pernah, tidak mampu
dan tidak akan mampu mencapai hakikat kehidupan maupun membimbing kepada
pengenalan Allah. Tak pelak lagi ini memastikan bahwa khalayak akan terus
mencampakkan pola ibadat ini - si kafir menolak karena memang dia tidak
punya hasrat untuk menyembah Allah, dan para penganut setia menolak karena
menyadari bahwa agama *bermerek *Kristen yang ditawarkan itu, hanya sedikit
pertautannya dengan ajaran asli Nabi 'Isa, dan tidak berpijak kepada cara
hidup Nabi 'Isa dan kaumnya, juga tidak akan membimbingnya mengenal Allah.

Adapun hal yang mempermudah khalayak bercerai dengan pola peribadatan
Kristen, adalah karena terjadinya pemilah-milahan di masyarakat barat
akibat kebangkitan cara hidup seperti mesin, yang konon disebut "revolusi
industri". Maka hidup tanpa peribadatan lebih disukai daripada menganut
pola ibadat yang walaupun dikemas atas nama Nabi 'Isa, namun nyatanya tidak
sesuai dengan pola ibadat asli Nabi 'Isa - yang sebenarnya sudah punah
untuk selamanya.

Yang menarik, karena begitu banyak ajaran dasar Kristen bukan saja
merupakan hasil rekayasa manusia, tapi juga terang-terangan bertentangan
dengan apa yang telah diajarkan Nabi 'Isa, dan juga karena begitu banyak
upacara Gereja Trinitas1 yang diambil dari sumber-sumber selain dari gaya
hidup Nabi 'Isa dan kaumnya, maka ada beberapa penulis barat yang
menyamakan Gereja Trinitas Resmi - beserta aneka perwujudannya - dengan si
AntiKristus itu sendiri.

Pandangan itu diperkuat dengan bukti bahwa para jagoan Gereja Trinitas
Resmilah - yaitu Katolik Roma dan Protestan - yang pada beberapa abad yang
lalu menyulut peperangan dan membasmi semua Kristen Unitarian - seperti
kaum Nazarenes, Ebitiones, Donatist, Arians, Adoptionists, Paulicians,
Ilumnists, Catharii, dan banyak suku-suku Goth - padahal merekalah yang
sebenarnya mengikuti ajaran asli dan jalan hidup Nabi 'Isa as. Dengan
Inkuisisi Jaman Pertengahan dan dilanjutkan dengan Inkuisisi Spanyol,
Gereja Trinitas berhasil membasmi semua Kristen Unitarian tersebut,
termasuk sebilangan besar kaum Yahudi Unitarian di Eropa. Selanjutnya,
Gereja Trinitas Resmi mengalihkan usaha pembasmiannya kepada semua umat
Unitarian pengikut Nabi Muhammad, yaitu kaum Muslimin, dan walaupun upaya
ini belum sepenuhnya berhasil, proyek ini masih terus digalang hingga kini.

Sejak dahulu hingga kini, tingkat keberhasilan yang dicapai Gereja Trinitas
Resmi dalam gerakan pembasmian itu, hanya bisa tercapai karena mereka
selalu bersekongkol dengan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, sistem yang
telah dan senantiasa bertekad untuk menyesatkan dan memusnahkan pengamalan
Islam yang hidup dan dinamis.

Dari temuan ini, dan karena kubu "Sains" dan Kristen Trinitas bergantung
pada dan menopang sistem yang sama, maka nyatalah bahwa pertentangan apapun
yang nampak antara keduanya hanyalah khayalan belaka dan tentu hanya di
permukaan saja. Jelaslah perlu segera dibedakan dengan tegas antara para
Kristen Trinitas yang tahu bahwa jalan yang mereka anut bukanlah jalannya
Nabi 'Isa as, dengan mereka yang penuh ketulusan ingin menyembah Tuhan -
namun telah disesatkan hingga percaya bahwa merek Kristen yang mereka anut
itu sesuai dengan ajaran asli Nabi 'Isa - dan mereka pun sampai saat ini
belum sempat mengenal transaksi kehidupan Islam sejati: yaitu jalan hidup
kenabian bagi jaman ini, yang sebenarnya sangat mirip dengan jalan hidup
Nabi 'Isa dan para pengikutnya ra.

Apa yang baru diuraikan tentang para Kristen juga berlaku pada kaum Yahudi.
Kini mereka yang mengaku Yahudi, nyata-nyata tidak mengikuti jalan Nabi
Musa as, bahkan sejumlah besar Yahudi terang-terangan mengaku bukan berasal
dari keturunan Bani Israel - yaitu suku bangsa yang khusus kepada mereka
Nabi Musa dan Nabi 'Isa diutus. Salah satu moyang para Yahudi yang bukan
Yahudi itu, adalah kaum Khazar, aslinya mereka adalah bangsa kecil yang
tinggal di wilayah yang kini menjadi Turki dan Rusia Selatan pada
pertengahan abad kedelapan, pemimpin mereka yang bernama *Raja Joseph *memeluk
agama Yahudi sebagai muslihat politik, agar terhindar dari penjajahan
Kristen yang datang dari utara, dan terhindar dari dakwah Islam yang datang
dari selatan. Raja Joseph paham betul bahwa muslihatnya itu akan
mendatangkan perlin-dungan yang layak dari sesama penyembah Tuhan.

Kini keturunan-keturunan Khazar yang biasa disebut juga sebagai *bangsa
Ashkenazim*, telah tersebar di seluruh dunia, dan mereka diakui keahliannya
di bidang seni dan dalam transaksi-transaksi bisnis dan keuangan. Cara
hidup mereka bukanlah cara hidup yang diamalkan Nabi Musa as dan para
pengikutnya ra. Cara hidup Nabi Musa as telah punah ketika Nabi 'Isa as
diturunkan. Perlu diingat bahwa Nabi 'Isa diutus untuk menegakkan kembali
cara hidup Musa di kalangan bani Israel, dan bukan untuk membuat perubahan
walau cuma sehuruf.

Namun nyatanya, para penulis kitab dan para rabi di masa itu - yaitu
kependetaan yang menobatkan dirinya sendiri dalam apa yang kemudian menjadi
"agama Yahudi" - bahkan tidak bisa mengenali siapa Nabi 'Isa as, hal ini
menunjukkan betapa jauhnya para Yahudi itu tersesat dari ajaran asli Nabi
Musa, padahal itu terjadi duapuluh abad yang lalu. Terkadang disebut juga
sebagai "suku Israel yang ketiga-belas", beberapa ahli sejarah mengaitkan
para keturunan Khazar ini dengan salah satu dari empat tanda kiamat yang
utama, yaitu kemunculan *Yajuj wa Majuj, *atau Gog dan Magog, karena mereka
hakikatnya adalah "Yahudi yang bukan Yahudi".

Kaitan ini lebih diperkuat dengan pernyataan Raja Joseph pada tahun
960 [1]http://islampos.com/2012/tiga-sisi-tampilan-dajal-3-habis/#_ftn1>,
yang menyatakan bahwa bangsa Khazar adalah keturunan
*Togarma[2]http://islampos.com/2012/tiga-sisi-tampilan-dajal-3-habis/#_ftn2>
*, cucu dari *Japheth*, putera Nabi Nuh - yang menurut *Kitab Kejadian *10:2-3
- paman Togarma itu bernama Magog. Jika ini benar, maka jelaslah keturunan
Khazar terkait erat dengan kemunculan Dajjal, karena kebanyakan dari mereka
kini memegang tampuk-tampuk kekuasaan penting dalam aneka sistem terkait
yang berpadu menjadi sistem kafir, yaitu sistem Dajjal. Ada pula
pihak-pihak yang sangat berhasrat untuk menunjukkan bahwa apa yang terjadi
pada Kristen dan Yahudi, juga berlaku pada Muslim, dan bahwa banyak yang
mengaku sebagai "Muslim" tetapi tidak mengikuti jalannya Nabi Muhammad saw
dan para sahabatnya. Ini ada benarya, dan ini merupakan sebagian bukti
keberhasilan yang dinikmati Kristen dan Yahudi dalam usaha mereka untuk
menyesatkan dan membasmi siapa saja yang telah atau sedang mencari jalan
hidup Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya ra. Salah satu metoda pemungkas
yang digunakan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, dalam menghapus cara
hidup Islam, adalah dengan menanamkan cara hidup kafir ke negeri-negeri
Muslim, sembari disamarkan dengan peristilahan yang "islami".

Kini hampir semua wilayah-wilayah yang dahulu dihuni oleh Muslim, telah
dikuasai dan diperintah berdasarkan asas-asas sistem kafir dan tidak sesuai
dengan kandungan Qur'an dan Sunnah. Meskipun Rasulullah saw pernah bersabda
bahwa nanti sebagian Muslim akan mengikuti cara hidup para pendahulunya -
yaitu Kristen dan Yahudi - secepat kadal kabur ke liangnya, namun beliau
juga bersabda bahwa tidak semua umatnya akan tersesat.

Masih banyak Muslim yang mengikuti pola kehidupan Rasulullah saw dan pola
kehidupan masyarakat Muslim pertama yang terbentuk di sekeliling beliau,
Yang penting adalah, walau terdapat sejumlah Muslim yang menyimpang dari
jalan Nabi Muhammad, setidaknya jalan hidup itu masih terpelihara bagi
mereka yang ingin mengamalkannya, dan setidaknya masih ada mereka yang
mengamalkan jalan hidup itu. Perbedaan yang telak di antara kaum Yahudi,
Kristen dengan Muslim adalah: kaum Yahudi tidak lagi mengetahui dan tidak
mengamalkan ibadatnya Nabi Musa, kaum Kristen tidak lagi mengetahui dan
tidak mengamalkan ibadatnya Nabi 'Isa, sedangkan Muslim masih mengetahui
dan masih mengamalkan ibadatnya Nabi Muhammad saw. Jalan hidup Nabi Musa as
dan Nabi 'Isa as telah punah. Sebagai gantinya, direkayasa dan
diproklamasikanlah agama Yahudi dan agama Kristen. Agama-agama buatan ini
merupakan senyawa dari sistem kafir, yaitu sistem Dajjal. Sistem Dajjal
sangat bertolak-belakang dengan jalan hidup Kenabian; yaitu jalan hidup
yang tidak saja diwujudkan oleh Nabi Musa as, Nabi 'Isa as, dan Nabi
Muhammad saw, bahkan diwujudkan pula oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam as
hingga ke seratus dua puluh empat ribu Nabi lainnya, semoga Allah
memberkati dan menyejahterakan mereka semua. (Habis)

------------------------------

[1] Di dalam *Khazars Correspondence *yang masyhur, antara beliau dan
Hasdai bin Shaprut. seorang Yahudi Sephardhic yang menjabat sebagai menteri
luar negeri di masa pemerintahan Khalifah Abdu'r-Rahman III di Andalusia

[2] Togarmah (Hebrew: Togarmah ; Armenian: T"orgom ; Georgian: T"argamos)
merupakan anak ketiga dari Gomer, dan cucu Yafet (*Japheth)*, saudara
Askenaz dan Riphat (Kejadian 10:3). Dia dianggap leluhur bangsa-bangsa
Kaukasus Selatan (orang Georgia dan Armenia). (wikipedia; localholic)

*Dinukil dari buku "Dajjal the AntiChrist" karangan Syekh Ahmad Thomson*

*http://islampos.com/2012/tiga-sisi-tampilan-dajal-3-habis/
*

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: