Jumat, 31 Mei 2013

[daarut-tauhiid] Cuaca Hati, Alam Rasa (renungan jum'at)

 


Cuaca Hati, Alam Rasa

Siang berganti malam, panas berganti
dingin, hujan berganti kering, hujan badai berlalu, pelangi aneka warna
menghiasi langit, begitulah alam mengajarkan pada manusia betapa selalu terjadi
pergantian cuaca yang akan berulang kembali, alam berputar, musim berganti,
manusia pun bertambah tua…

Begitu pula lah halnya dengan
suasana hati manusia, yang sering berganti ganti pula suasana perasaan nya,
mirip dg cuaca alam.  Gembira berganti sedih, cinta berganti benci, marah
bertukar sayang, rindum dendam bergelora, demikianlah silih berganti pada
perasaan manusia. Bahkan dalam waktu yg singkat sekalipun, perasaan bisa
berubah drastic.

Seperti alam, dimana pergantian
cuaca disebabkan gejala alam , pada diri manusia perubahan perasaan, terjadi
karena factor internal dan external.
Untuk bisa menghadapi perubahan
cuaca alam, manusia pun berusaha memahami gejala alam, membuat perkiraan cuaca
dan mencari cara menghadapinya, bagaikan pepatah sedia payung sebelum hujan
dengan memahami alam, kita bisa membuat perencanaan untuk menghadapinya.
Begitu pula hal nya dg jiwa manusia,
para ahli psikology berusaha untuk memahami jiwa manusia, dengan berbagai
pergantian suasana perasaan nya. Sebagian ahli berusaha memetakan nya, membuat
grafik , peta sederhana mengenai perasaan manusia. Suatu hal yang sebenarnya
tak bisa menggambarkan 100%  persis apa adanya, karena perasaan adalah hal
yg gaib tak terukur, tak terlihat.

Badai pasti berlalu, sedalam apa pun
kesedihan ada ujung nya dan kelak akan berganti jadi hal yg biasa dan suatu
saat rasa gembira akan datang pula.
Namun pada sebagian orang yg
mengalami gangguan kejiwaan, proses alami berputarnya perasaan, tak selalu
berlangsung normal. Ada org tertentu yg tenggelam dalam kesedihan yg lama,
patah arang, putus asa, depressi, sehingga susah untuk membalikkan pada suasana
hati yg normal atau meraih rasa senang.

Para ahli psikologi mengembangkan
bagian ilmu tersendiri untuk menghadapi hal tsb dikenal dg psikologi
klinis/patologi, berusaha memahami gejala kejiwaan negative yg membuat manusia
menderita. Pada sisi lain, ada juga psikolog yg mengembangkan pendekatan
positif dalam arti melihat jiwa manusia dari sisi positif dan berusaha
membangkitkan cara utk mencapai kebahagiaan.

Dari berbagai penjelasan oleh ahli
Psikologi tersebut, saya coba merangkum pemetaan perasaan manusia tersebut,
yang secara umum terbagi 2, perasaan positif ( senang) dan negative ( Sedih),
mulai dari rasa senang paling tinggi, sampai rasa sedih paling dalam. 
Semua manusia pernah mengalami berbagai suasana kejiwaan tersebut. Kecuali
kondisi ekstrim ( depresi, kegilaan ) atau kebahagiaan tingkat tinggi (
peaceful mind, flow), hanya terjadi pada sebagian kecil orang saja.

Manusia secara alamiah berusaha
untuk mencari kebahagiaan, kesenangan dan menghindari kesedihan. Hukum alam
menjelaskan bahwa senang dan sedih, adalah bagaikan siang dan malam yg akan
selalu menghampiri manusia. Tergantung pada masing2 individu untuk menghadapi
nya.
Kesenangan bisa terjadi karena ada
hal di luar diri kita yg mempengaruhi nya, suasana senang, atau sekedar teman
yg membuat  guyonan lucu yg menggembirakan.  Ada juga faktor2
external yg tak tampak, tapi bisa dirasakan , semisal berada di tempat yg indah
sejuk,mendengarkan alunan music yg  menyenangkan,  perasaan jadi
senang, bahagia, hati jadi tenang. Bagi seorang muslim hal tsb terjadi saat
beribadah atau dibacakan ayat2 suci Al Qur'an misalnya.

Selain itu ada juga factor
internal, bagaimana suasana jiwa seorang manusia, seorang manusia yg berjiwa
tenang,  matang usianya, akan mudah utk bisa merasakan ketenangan jiwa dan
tak begitu mudah terguncang dg berbagai pengaruh negative dari luar diri nya.
Hal yg sama terjadi pula pada proses timbulnya rasa sedih.

Manusia terdiri dari jasad fisik dan
jiwa perasaan yg tak tampak. Adalah lebih mudah bagi kita untuk mengendalikan
jasad fisik kita dibandingkan mengendalikan jiwa. Makanan yg sehat dan olahraga
akan membuat fisik kita sehat,begitu pula sebenarnya dengan jiwa kita, namun
tidaklah semua orang sadar untuk  mengolah jiwa nya agar segar. Bila badan
sakit mudah diobati, tapi hati yg terluka, jiwa yang sakit, sulit mengobatinya.
 Manusia bisa mempersolek diri agar mendapatkan penampilan fisik yang
menarik. Namun manusia sering kali lupa untuk meningkatkan penampilan karakter
jiwa nya.
Secara naluriah manusia berusaha
mencari kebahagiaan, kesenangan hidup. Hal yg mudah difahami  ialah
kesenangan bisa diraih dg pemilikan materi dan pemuasan nafsu. Namun pencapaian
kesenangan dg materi & pemuasan nafsu tak bisa mencapai kebahagiaan hidup
yg hakiki, semua ada batas nya.

Sebanyak apapun materi yg dimiliki, kita hanya
menggunakan sebisa kita, begitu pula halnya dg pemuasan nafsu, semisal nafsu
makan, bila perut telah kenyang tak ada lagi kenikmatan makanan, begitu pula
halnya dg pemuasan nafsu yg lain nya, ada batas nya. Dan saat puncak kesenangan
telah tercapai , sesuai hukum alam, bagaikan telah mencapai puncak gunung, kita
harus menuruninya. Setelah tercapai puncak kesenangan, kita akan mengalami
penurunan emosi sampai suatu saat kesedihan akan dirasakan, begitu lah hukum
alam.

Semisal perasaan cinta, pada saat
seseorang jatuh cinta akan memberikan rasa senang yg mendalam, bagaikan
melambungkan perasaan ke atas langit, namun pada saat lain, bisa pula
menjatuhkan manusia pada rasa sedih yang mendalam, seperti saat seseorang putus
cinta.

Senang dan sedih datang silih
berganti, begitu lah karakter perasaan manusia. Dalam bahasa arab, hati disebut
Qolbun ( kalbu-Indonesia) yg berasal dari kata rangkaian asal kata  ;
 Qalaba- muqolibu yg artinya yg mudah terbolak balik, jadi memang
begitulah karakter hati manusia mudah terbolak balik.
Kebahagiaan hakiki, rasa senang yg
hakiki hanya bisa diraih kalau kita bisa dekat dengan Sang Maha Pencipta kita,
Allah swt,  yang menciptakan kita semua, menciptakan manusia dalam bentuk
raga dan jiwa. Allah lah yg kuasa menggerakan hati manusia,  membolak
balik kan hati manusia. Sehingga ada doa yg diajarkan oleh Rasul yg mulia ;
"ya muqolibal qulub, tsabit qolbi
ala diniika"
artinya ; Wahai Allah yg membolak
balikkan hati manusia, tetapkanlah hati ini atas agama Mu

Kebahagiaan hakiki, rasa senang yg hakiki hanya bisa diraih
kalau kita bisa dekat dengan Sang Maha Pencipta kita, Allah swt,  yang menciptakan kita semua, menciptakan manusia
dalam bentuk raga dan jiwa.  

Kebahagiaan hakiki, rasa senang yg hakiki hanya bisa diraih
kalau kita bisa dekat dengan Sang Maha Pencipta kita, Allah swt,  yang menciptakan kita semua, menciptakan manusia
dalam bentuk raga dan jiwa. 

Hanya dengan mengingat Allah lah
hati ini akan tenang
"Ala bizikrillah Tathmainul
qulub"  ( Qur'an, Ar Rad : 28 )

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: