Selasa, 28 Mei 2013

[daarut-tauhiid] Sesungguhnya, Ilmu Agama Sangat Dibutuhkan Para Orangtua

Sesungguhnya, Ilmu Agama Sangat Dibutuhkan Para Orangtua



Jum'at, 24 Mei 2013 *
*

*
*

*ORANGTUA *mana yang tidak sedih, melihat putri kesayangan yang dibesarkan
dengan sekuat tenaga, dengan penuh perhatian, harus meregang nyawa dalam
kondisi yang tidak terbayangkan setelah diperkosa beberapa pria. Tentu, ini
musibah yang sangat memberatkan jiwa-raga. Semoga Allah memberikan
ketabahan hati dan keteguhan jiwa kepada keluarga yang kehilangan. Demikian
kisah memilukan seorang gadis 17 tahun yang dibakar hidup-hidup setelah
diperkosa secara bergilir oleh beberapa pria baru-baru ini.

Kasus serupa juga dialami gadis 13 tahun di Lampung yang digilir tiga orang
pria setelah sebelumnya dicekoki minuman keras dan akhirnya dibunuh. Kasus
pemerkosaan disertai pembunuhan kini mulai ramai terjadi di negeri ini.
Ironisnya, sebagian pelaku adalah kalangan pelajar.

Patut muncul sebuah pertanyaan, apa yang sebenarnya terjadi, mengapa
kejadian memilukan seperti ini kerap melanda?

Mungkin banyak aspek yang akan dikemukakan, tetapi kali ini mari kita
melihat diri sendiri, melihat kebiasaan hari-hari, untuk kemudian kita ubah
menjadi lebih baik sebagaimana tuntunan agama yang kita yakini.

Pendidikan Agama

Materialisme telah membutakan sebagian besar mata orangtua terhadap makna
masa depan. Masa depan tereduksi hanya pada usia tua, padahal hidup di
dunia ini hanyalah satu episode kehidupan untuk sampai pada kehidupan yang
sesungguhnya yakni akhirat.

Akibatnya, banyak orangtua yang lupa akan pentingnya pendidikan agama bagi
anak-anak mereka yang sebenarnya adalah kunci kebahagiaan para orangtua
sendiri, termasuk anak-anaknya. Kelupaan ini membuat benteng budaya yang
sudah bagus secara norma sosial dan agama hancur berserakan.

Lihat saja, bagaimana orangtua tidak bereaksi apa-apa ketika anaknya tidak
mendirikan sholat di rumahnya, menggunakan busana yang tidak semestinya
bahkan ketika terang-terangan anak-anak mereka tidak menutup aurat.
Bandingkan dengan reaksi para orangtua tatkala anaknya tidak mau masuk
sekolah atau ketika nilai sekolah anaknya turun.

Padahal, Allah telah memberikan kode-kode penting terkait perlunya orangtua
memberikan pendidikan agama kepada putra-putrinya. Sebagai contoh, Nabi
Ya'kub, menjelang wafatnya, beliau kumpulkan seluruh keluarga dan
anak-anaknya.

Ãóãú ßõäÊõãú ÔõåóÏóÇÁ ÅöÐú ÍóÖóÑó íóÚúÞõæÈó ÇáúãóæúÊõ ÅöÐú ÞóÇáó áöÈóäöíåö
ãóÇ ÊóÚúÈõÏõæäó ãöä ÈóÚúÏöí ÞóÇáõæÇú äóÚúÈõÏõ ÅöáóÜåóßó æóÅöáóÜåó ÂÈóÇÆößó
ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÅöÓúãóÇÚöíáó æóÅöÓúÍóÇÞó ÅöáóÜåÇð æóÇÍöÏÇð æóäóÍúäõ áóåõ
ãõÓúáöãõæäó

*"Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,
Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya." *(QS. al-Baqarah [2]: 133).

Artinya, pendidikan aqidah yang harus diutamakan di atas segala macam jenis
pendidikan. Kisah itu masih Allah lanjutkan dengan kisah betapa seriusnya
hamba Allah yang bernama Luqman Al-Hakim dalam membina aqidah anaknya.

æóÅöÐú ÞóÇáó áõÞúãóÇäõ áöÇÈúäöåö æóåõæó íóÚöÙõåõ íóÇ Èõäóíøó áóÇ ÊõÔúÑößú
ÈöÇááøóåö Åöäøó ÇáÔøöÑúßó áóÙõáúãñ ÚóÙöíãñ

*"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar."* (QS. Luqman [31]: 13).

Dengan pendidikan aqidah itulah anak akan tumbuh dengan iman yang kuat
terhadap kebenaran syariat, sehingga mereka tumbuh menjadi Muslim yang
kaffah. Ketika aqidah sudah kuat maka ilmu-ilmu yang lain akan semakin
memperkokoh aqidahnya.

Lihat saja para ulama terdahulu, sebut saja misalnya Fakhrudin Al-Razi,
beliau tidak saja hafal Al-Qur'an tetapi juga pakar matematika, sastra, dan
filsafat. Jadi, jangan salah kaprah, seolah-olah pendidikan agama
menghambat kemajuan anak dalam hal keduniawian. Justru pendidikan agama
itulah yang akan mengantarkan anak-anak kita tumbuh menjadi manusia cerdas
dan beradab.

Ajak Untuk Menegakkan Agama

Kebanyakan orangtua zaman sekarang memang tertinggal jauh dalam hal
teknologi, utamanya peralatan dan wawasan dunia modern. Tetapi, orangtua
tidak boleh inferior, kemudian membebaskan anaknya karena menganggap
anaknya pasti benar dan mengerti. Tetap harus dipantau, diawasi dan
dikontrol. Lebih dari itu, orangtua tetap harus superior dalam
urusan-urusan agama.

Orangtua jangan malu, jangan ragu dan jangan tidak enak untuk bertanya
kepada anak-anaknya apakah sudah sholat atau belum, sudah membaca al-Qur'an
atau belum, termasuk menegur gaya berpakaian anak jika dianggap tidak
sesuai aturan agama. Soal pakaian, orangtua harus ketat, karena dari
pakaian inilah sebenarnya anak membentuk pola pikir, pola hidup dan
akhirnya pola pergaulan. Tentu, semua itu dilakukan dengan cara yang tepat
dan bijaksana.

Jika hal semacam ini dilakukan sejak kecil, insya Allah orangtua tidak akan
terlalu sulit untuk mewujudkannya. Jika sudah remaja dan dewasa, memang
agak sulit, tetapi tetap bisa diupayakan dengan keteladanan dan kesungguhan
termasuk doa kepada Allah Ta'ala.

Cara sederhananya, mungkin orangtua perlu membuat acara keluarga yang
melibatkan semua anak-anaknya dalam membaca al-Qur'an bersama, mendengarkan
ceramah agama bersama, atau sesekali mengundang tetangga yang lebih paham
soal agama untuk berbagi pengalaman di rumah bersama seluruh anggota
keluarga.

Luqman Al-Hakim memberi pengajaran kepada anaknya;

íóÇ Èõäóíøó ÃóÞöãö ÇáÕøóáóÇÉó æóÃúãõÑú ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö æóÇäúåó Úóäö
ÇáúãõäßóÑö æóÇÕúÈöÑú Úóáóì ãóÇ ÃóÕóÇÈóßó Åöäøó Ðóáößó ãöäú ÚóÒúãö ÇáúÃõãõæÑö

*"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." *(QS. 31: 17).

*Didik Cara Bergaul
*

Berikutnya, yang tidak kalah penting adalah mendidik anak tentang cara
bergaul, tepatnya sopan santun dan kepatutan. Orangtua harus selalu
menanamkan etika dalam pergaulan, terutama dengan teman lawan jenisnya,
sesuai dengan aturan syariat.

Misalnya, seorang anak gadis jangan sampai keluar rumah dalam keadaan tidak
berjilbab, meskipun hanya akan menemui teman perempuannya, karena begitu
keluar rumah jilbab itu wajib. Kemudian, jangan menemui teman lelaki
seorang diri, apalagi sengaja berdua, dalam urusan apapun. Lebih dari itu,
sebelum apapun, jangan pernah tidak minta izin orangtua.

Termasuk, pergaulan berkomunikasi dengan *handphone, *internet dan segala
macam jenis komunikasi canggih lainnya. Seorang anak gadis tidak patut
menerima panggilan telpon tengah malam, sembunyi-sembunyi, apalagi
berkomunikasi secara rahasia dengan orang lain.

Karena selain akan mengganggu kesehatan badan, juga akan mengurangi
konsentrasi terhadap pelajaran. Di samping itu, kalau ada apa-apa, keluarga
akan menanggung akibatnya.

Langkah semacam ini memang harus dilakukan para orangtua, agar anak tidak
lengah dari adab-adab pergaulan. Termasuk mendidik anak untuk bisa memilah
dan memilih jenis hiburan yang tepat, sehingga anak juga akan memiliki
filter dalam melihat perkembangan dunia hiburan yang umumnya mengedepankan
fisik (aurat).

Jangan lupa, Berdoalah Selalu

Setelah segala upaya ikhtiar kita lakukan, langkah yang tidak kalah
strategisnya adalah berdoa kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Para orangtua
sangat baik jika bangun di tengah malam, lalu menumpahkan air mata kepada
Allah agar berkenan menjadikan anak-anaknya tumbuh menjadi Muslim yang
sholeh, sabar, dan takwa.

Langkah semacam ini telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim Alayhissalam. Di
dalam Al-Qur'an Allah mengabarkan bahwa Nabi Ibrahim selalu berdoa untuk
anak-anaknya. *"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." *(QS. 14:
40).

Akhir kata, orangtua sesungguhnya lebih memerlukan ilmu agama untuk masa
depan anak-anaknya, dengan tetap mendorong mereka belajar ilmu keduniawian.
Karena tanpa ilmu agama, bukan saja kesulitan dunia yang akan datang,
kesulitan akhirat pun pasti akan terjadi. Oleh karena itu, selagi ada
kesempatan, bersama keluarga, anak-anak, orangtua harus meningkatkan
pendidikan agama.*/*Imam Nawawi*
http://hidayatullah.com/read/28698/24/05/2013/sesungguhnya,-ilmu-agama-sangat-dibutuhkan-para-orangtua.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: