Kamis, 30 Mei 2013

[daarut-tauhiid] Wajar Suka Dunia, Tak Wajar Dunia Jadi Tujuan Hidupnya

Wajar Suka Dunia, Tak Wajar Dunia Jadi Tujuan Hidupnya

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, segala puji milik Allah. Shalawat
dan salam untuk Rasulullah, Muhammad bin Abdullah, keluarga dan para
sahabatnya.

Allah mengabarkan, Dia telah jadikan syahwat duniawi indah di mata manusia;
berupa wanita, anak-anak, harta benda yang banyak, dan lainnya. Jika hati
manusia ada rasa suka kepada kenikmatan dunia itu sesuatu yang manusiawi.
Masih wajar jika manusia cenderung untuk memiliki, menguasai, dan merasakan
kenikmatan-kenikmatannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

Òõíøöäó áöáäøóÇÓö ÍõÈøõ ÇáÔøóåóæóÇÊö ãöäó ÇáäøöÓóÇÁö æóÇáúÈóäöíäó
æóÇáúÞóäóÇØöíÑö ÇáúãõÞóäúØóÑóÉö ãöäó ÇáÐøóåóÈö æóÇáúÝöÖøóÉö æóÇáúÎóíúáö
ÇáúãõÓóæøóãóÉö æóÇáúÃóäúÚóÇãö æóÇáúÍóÑúËö

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang." (QS.
Ali Imran: 14)

Namun perlu diingat, bahwa semua itu adalah kesenangan hidup di dunia.
Artinya, kenikmatannya tidaklah kekal dan abadi. Kenikmatannya hanya
sementara dan sedikit. Berbeda dengan akhirat, kenikmatannya melimpah tak
bisa dibayangkan dan kekal abadi. Karenanya, seseorang tidak boleh mengejar
dunia lalu lupa akhirat.

Ðóáößó ãóÊóÇÚõ ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóÇááøóåõ ÚöäúÏóåõ ÍõÓúäõ ÇáúãóÂóÈö

"Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga)." (QS. Ali Imran: 14)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di dalam tafsirnya (Taisir al-Karim
al-Rahman) membagi manusia dalam menyikapi dunia ini kepada dua kelompok.
Pertama, manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan. Sehingga pikiran,
cita-cita, harapan, dan segala perbuatannya hanya untuk dunia. Akibatnya,
mereka lalai dari tujuan penciptaannya, yakni ibadah. Mereka menyikapi
dunia sebagaimana binatang; menikmati kelezatannya dan memuaskan
syahwatnya. Mereka tak peduli dengan cara apa mendapatkan dunia dan untuk
apa menggunakannya. Hakikatnya, mereka menjadikan dunia ini sebagai bekal
menuju kesengsaraan dan adzab di akhirat.

Kelompok kedua, mereka yang mengetahui tujuan hidupnya dan maksud Allah
menjadikan dunia ini; yakni sebagai ujian dan cobaan kepada
hamba-hamba-Nya. Supaya jelas, siapa yang mengutamakan ketaatan kepada
Allah dan mencari ridha-Nya dan siapa yang lebih suka memperturutkan nafsu
untuk menikmati kesenangan dunia dan menuruti syahwatnya. Mereka menjadikan
dunia sebagai sarana dan jalan untuk menyiapkan bekal akhirat. Mereka
menikmati dunia sebagai sarana untuk mencari ridha Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Mereka menjadikan dunia sebagai jembatan menuju akhirat. Mereka
menjadikan dunia sebagai barang dagangan yang dijual untuk mendapatkan
keuntungan akhirat. Hakikatnya, mereka menjadikan dunia sebagai bekal
menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kelompok kedua ini akan rela kehilangan dunia -bahkan yang paling berharga
sekalipun- untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia di akhirat. Mereka rela
mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk ditukar dengan surga.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

Åöäøó Çááøóåó ÇÔúÊóÑóì ãöäó ÇáúãõÄúãöäöíäó ÃóäúÝõÓóåõãú æóÃóãúæóÇáóåõãú
ÈöÃóäøó áóåõãõ ÇáúÌóäøóÉó íõÞóÇÊöáõæäó Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö ÝóíóÞúÊõáõæäó
æóíõÞúÊóáõæäó æóÚúÏðÇ Úóáóíúåö ÍóÞøðÇ Ýöí ÇáÊøóæúÑóÇÉö æóÇáúÅöäúÌöíáö
æóÇáúÞõÑúÂóäö

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran." (QS. Al-Taubah: 111)

ÝóáúíõÞóÇÊöáú Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö ÇáøóÐöíäó íóÔúÑõæäó ÇáúÍóíóÇÉó ÇáÏøõäúíóÇ
ÈöÇáúÂóÎöÑóÉö

"Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan
kehidupan akhirat berperang di jalan Allah." (QS. Al-Nisa': 74)

Penutup

Wajar jika manusia suka kepada dunia, baik dia orang awam maupun ulamanya.
Semuanya yang namanya manusia memandang indah wanita, anak-anak, harta
benda dan kekayaan yang melimpah. Namun yang tidak wajar jika dunia
dijadikan sebagai tujuan hidup dan pucak cita-cita. Sehingga apapun
dilakukan untuk memperolehnya dan merengguh kenikmatannya. Jika demikian
maka manusia telah gagal dalam menghadapi ujian dunia ini.

Setelah Allah terangkan tentang kedudukan dunia di mata manusia, Allah
terangkan bahwa dunia dan segala kemewahannya adalah kenikmatan yang
sementara dan fana. Allah menjadikannya sebagai ujian kepada
hamba-hamba-Nya. Tidak boleh kenikmatan dunia dan kemewahannya menjadi
tujuan hidup sehingga halalkan segala cara memperolehnya. Sebaliknya dunia
harus dijadikan sebagai sarana dan jalan menuju kehidupan akhirat. Dunia
dijadikan sebagai negeri berbekal untuk meraih kehidupan kekal abadi lagi
sangat nikmat di akhirat. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: