Kamis, 16 Mei 2013

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3712

4 New Messages

Digest #3712

Messages

Wed May 15, 2013 1:14 am (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

Grand Launcing Social Movement Institute (Jogjakarta)

Undangan Terbuka untuk kawan-kawan aktivis pergerakan di Yogyakarta

Dalam rangka grand launcing Social Movement Institute yang dibuka dengan
Orasi Budaya "Menggapai Keadilan Bersama" oleh Dr. Jose Rizal Jurnalis

Pembicara :
1. Dr. Jose Rizal Jurnalis (MER-C)
2. Nezar Patria (VIVA News)
3. Drs. Said Tuhuleley (PP Muhammadiyah)
4. Eko Prasetyo (Social Movement Institute)
5. Mbah Narso (Sesepuh Pergerakan Jogja)

Kami turut mengundang kawan-kawan sekalian untuk bisa hadir dlm acara
tersebut. Acara diagendakan pada :

Waktu : Sabtu 18 Mei 2013
Jam : 08.30-12.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar Lt 5 Pascasarjana UGM
Tema : Menggapai Keadilan Bersama

Acara ini dimeriahkan oleh Wayang Hip Hop, Tari Aceh, Musik Jalanan, Puisi,
Orasi budaya dari tokoh pergerakan, akademisi, budayawan dan seniman di
Yogyakarta

CP : Zuhdan (08170420110)

http://sahabatmedia.tumblr.com/

--
=====
Yons Achmad
Publicist @Kanetmedia
082123147969 (Pin: 2677F8AC)
http://kanetmedia.com
Twitter @senjakarta
Email: Senjakarta at Gmail.com

Wed May 15, 2013 10:23 am (PDT) . Posted by:

"Dadang Kadarusman" dkadarusman



P#68: Kebanyakan Libur Itu
Asyik Nggak Sih?
 
Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Didalam kalender kita, begitu banyaknya tanggalan
berwarna merah selain di hari minggu. Jika tanggal merah itu jatuh pada hari
sabtu atau minggu, maka kita pun mengkompensasinya dengan ‘libur pengganti’. Beberapa
tanggal merah itu jatuh pada hari kamis atau selasa.  Sehingga kemudian kita mengenal istilah ‘harpitnas’.
Lebih seru lagi ketika pada tanggal 1 Mei 2013 lalu Presiden RI â€" SBY â€" berpidato
begini; “Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Republik
Indonesia, saya menyatakan tanggal 1 Mei sebagai Hari Libur, agar para pekerja
bisa menikmati hari itu bersama keluarganya”. Pidato itu dipublikasikan juga
dalam situs resmi sekretaris kabinet. Menurut pendapat Anda; asyik ya kalau
banyak libur? Coba temukan jawabannya dari lubuk hati Anda yang paling dalam. Supaya
kita paham; benarkah kita membutuhkan libur sebanyak itu?
 
“Apa sih yang Anda lakukan di hari libur?”Demikian pertanyaan
saya.
Jawabannya beragam. Ada yang bilang;”Yaaah… leyeh-leyeh
aja sih dirumah.” Ada yang bilang “Nggak ngapa-ngapain.” Atau “Noton tivi.”
Atau “Shopping, dong.” Atau “Pusing Pak. Banyak pengeluaran.” Dan memang sih,
ada juga yang bilang “Jalan-jalan sama keluarga.” Mungkin juga ada yang punya jawaban
lainnya. Kalau Anda sendiri, ngapain aja disaat kalender bertanggal merah yang
bukan hari minggu itu?
 
Mari perhatikan kembali jawaban-jawaban diatas. Jawaban
paling baik berbunyi “Bersama keluarga.” Mungkin bukan jawaban paling baik sih.
Tapi paling normatif. Namun, mari kita jujur menilai kembali; apakah kita
benar-benar menikmati tanggal merah itu bersama keluarga? Bagi sebagian
karyawan mungkin iya. Yang jelas, bukan mayoritas karyawan bisa menikmati
tanggal merah. Indikasinya apa?  
 
Saya tahu sih, ada orang-orang yang sanggup membawa
anak-anak mereka jalan-jalan ke mall. Atau makan siang di restoran. Atau membawa
mereka ke pusat rekreasi. Saya juga bisa. Anda juga tentu bisa. Tetapi. Kita.
Tidak bisa melakukannya di setiap tanggalan merah tiba. Oh, Anda bisa ya? Kalau
saya tidak bisa. Sama seperti mayoritas karyawan lainnya. Jika pendapatan kita
kurang dari 10 juta sebulan, saya bisa yakinkan Anda bahwa membawa keluarga
berjalan-jalan di setiap tanggal merah itu merupakan sebuah kemewahan yang
tidak akan bisa Anda jangkau. Anda bisa? Sakti jika demikian. Kalau saya dan
mayoritas karyawan lainnya, tidak bisa. Dan di Negara yang kehidupan karyawannya
masih dimarjinalkan seperti Indonesia tercinta, bisa dibayangkan betapa
bejibunnya karyawan dari golongan yang ini. Jelas, jika kebanyakan tanggal
merah itu sebenarnya tidak asyik.
 
Teman saya. Sudah berpangkat manager. Jadi, tentu
penghasilannya tidaklah ecek-ecek. Dengan anak tiga - satu masih kecil, satu sedang,
dan satu lagi remaja. Bilang begini;”Sedih Pak, hati saya. Maunya sih ngikutin
aja kemauan anak-anak. Tapi gimana dong, kalau semua keinginan mereka diikuti
terus, bisa jebol jarring pengaman keuangan kami.” Beliau ini merujuk kepada kenyataan
bahwa hari libur itu mengandung konsekuensi bahwa kita mesti bisa mengisi waktu
yang ada dengan sesuatu. Dan sesuatu itu, menimbulkan ongkos yang tidak selalu
selaras dengan kenyataan yang ada didalam celah-celah sempit dompet kita.

“Dang, elo itu mikirnya materi melulu. Menikmati hari itu bersama keluarga kan
nggak mesti dengan uang.” Itu teguran manis untuk saya. Dan saya sepakat penuh
atas kebenarannya. Namun kemudian saya menyadari bahwa cara bepikir orang
dewasa seperti kita, jauh berbeda dengan cara anak-anak kita mengartikan kata
libur. Kadang-kadang, istri atau suami pun punya pandangan yang berbeda. Dan
dinegeri dimana shopping mall dan pasar modern dibiarkan tumbuh bagaikan jamur
dimusim hujan seperti Indonesia tercinta ini, sulit menemukan tempat rekreasi
yang tidak berbiaya tinggi.
 
Lantas saya balik bertanya begini;”Tolong kasih tahu saya,
bagaimana cara Anda menikmati hari libur bersama keluarga yang nggak mesti pake
uang itu.” Saya ingin belajar dari beliau dong. Supaya saya juga bisa menikmati
hari libur tambahan itu bersama keluarga dengan kualitas yang benar-benar
memuaskan â€" tanpa menyakiti siapapun. Saya memang mendapatkan beberapa jawaban
yang ‘masuk akal’. Tetapi, tidak selalu aplikable. Tahukah Anda kenapa? Karena â€"
sekali lagi â€" orientasi kita para orang tua, sudah sangat berbeda dengan apa
yang ada didalam benak anak-anak kita. Sehingga teori-teori yang menurut orang
tua â€" sang penanggungjawab nafkah itu â€" tidak selalu sejalan dengan kebutuhan
generasi yang lebih baru. Anak-anak kita itu…
 
Tapi apakah semua ini semata-mata soal uang? Tidak juga. Namun
di negeri yang penghasilannya jomplang tapi konsumtif seperti Indonesia
tercinta ini, kondisi keuangan bukanlah soal sepele. Sudahlah, mari kita jujur
kepada diri sendiri; bahwa uang kita sebenarnya tidak sebanyak itu kok. Itulah
sebabnya, kita mempunyai banyak tagihan di kartu kredit. Ada yang dari cicilan
nol persen. Ada juga yang dari belanja diluar kebutuhan primer dan sekunder.
Dan diantaranya, ada yang sudah beberapa bulan belakangan ini bertumbung
kembang dengan ‘bunga-bunga’-nya yang bermekaran disana sini. Bunga indah yang
membuat wajah kita kecut setiap kali tagihan itu datang kerumah.
 
Saya bisa mengatakan ‘tidak’ kepada anak-anak saya ketika
mereka meminta dibelikan ini atau itu dihari libur yang kami habiskan bersama.
Tentu menuruti menuruti kata-kata saya. Namun wajahnya yang lugu dan bersih itu…
sungguh membuat hati saya teriris-iris. Disatu sisi, batin saya berkata; “Tega
banget sih Dang, sama anak kamu…..”. Sisi lain saya berkata; “Sekali tidak, ya
tetap tidak.” Lantas ada bisikan lain seperti ini ditelinga saya;”Uang kamu
cukup kok untuk membelikannya…..”
 
Iyya ya…
Kenapa saya menjadi ayah yang pelit buat anaknya sendiri?
Kecuali kalau saya memang tidak memiliki uang sama sekali. Ada di dompet saya
kok. Ada di ATM saya. Dan….. masih ada saldo batasan maksimum penggunaan kartu
kredit saya…………
 
Saya merenung. Kemudian menemukan bahwa ternyata, ini
memang bukan sekedar soal uang. Melainkan juga soal bagaimana kita hendak
menanamkan nilai-nilai kebijaksanaan kepada anak-anak kita. Saya kemudian
menyadari bahwa tanpa kita sadar, selama ini anak-anak kita telah dibombardir
dengan pengaruh-pengaruh yang mengarahkan mereka kepada konsumerisme.
Sepertinya mereka tengah dididik untuk menjadi monster pengkonsumsi yang rakus
dimasa depan. Sampai-sampai, saya terkejut sendiri ketika menyadari bahwa hari
ini; mereka telah mengenal sedemikian banyaknya tempat-tempat makan di mall
yang rasa dan kualitasnya tidak seberapa, namun gengsinya sungguh membumbung
tinggi. Dan saya lebih terkejut lagi ketika hari ini tiba-tiba saja menyadari
bahwa; dua dari tiga anak saya menggunakan iphone…..
 
Apakah salah jika mengikuti gaya hidup tertentu?
Tidak salah. Jika kita memang mampu menjalaninya. Dan
tidak salah, jika kita yakin dan sadar benar bahwa kelak ketika anak-anak sudah
dewasa, mereka mampu memenuhi ‘kebutuhannya’ secara mandiri dan
bertanggungjawab. Seperti halnya sekarang kita yang mesti mampu
bertanggungjawab pada kehidupan keluarga kita. Jika penghasilan kita masih
seperti ini, mengapa kita merindukan lebih banyak liburan? Karena tanggal merah
tambahan itu mestinya bisa kita gunakan untuk berkarya, menghasilkan lebih
banyak, dan membawa pulang berkah yang lebih melimpah ke rumah. Ini malah
sebaliknya, kita mengeruk lebih banyak dari tabungan, lalu membiarkannya
terbang melayang untuk memenuhi selera kemsumtif seisi keluarga. Kalau tidak
begitu, maka opsi kita yang lainnya adalah; mengisi waktu liburan itu dengan ‘tidak
ngapa-ngapain’. Alias. Membiarkan, kemampuan kita untuk menganggur tak
terdayagunakan.
 
Diam-diam, saya merindukan hari-hari kerja tanpa tanggal
merah tambahan. Karena sesungguhnya, tanggal merah yang ada selama ini pun
sudah lebih dari cukup. Bukan tanggal merah tambahan yang kita butuhkan. Kita,
membutuhkan penghasilan yang lebih banyak. Dan kita, membutuhkan penghidupan
yang lebih layak. Sebelum kedua kebutuhan itu terpenuhi; kita belum membutuhkan
liburan yang lebih banyak. Anda masih bersama saya sahabatku? Yaaaah,
setidaknya; kita tidak ikut terjangkit demam hari kejepit nasional seperti yang
tengah terjadi hari ini. Dengan begitu, kita bisa semangat lagi. Dan bekerja,
dengan giat lagi. Supaya penghasilan kita semakin membaik. Sehingga kalau
libur, kita bisa asyik-asyik lagi.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA â€" Dadang
Kadarusman â€" 10 Mei 2013
Author, Trainer, and Professional
Public Speaker
DK: 0812 19899 737 or Ms.
Vivi at 0812 1040 3327
PIN BB DeKa : 2A495F1D
 
Catatan
Kaki:
Kita berteriak-teriak meminta tambahan hari libur
nasional. Padahal, kita sendiripun gamang; bagaimana caranya menghabisakan
hari-hari libur yang berada diluar jangkauan kemampuan financial kita itu. Dan
dihari libur itu, kita pun sebenarnya tidak ‘ngapa-ngapain’.
 
Ingin
mendapatkan kiriman artikel “P
(=Personalism)” secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman?  Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
 
Silakan teruskan kepada orang lain jika
Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak
perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah
berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The
Cubicle).
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Dare to invite Dadang to speak for your company? 
Call him @ 0812 19899 737 or Ms. Vivi @ 0812 1040 3327

Wed May 15, 2013 10:12 pm (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

Kunjungi Pameran INDONESIA SPORT, BICYCLE, GOLF EXPO 23 Mei - 26 Mei 2013,
Jakarta Convention Center, Senayan - GRATIS, terbuka untuk umum dan
pengunjung bisnis, importir, distributor, dan pengecer.

Diikuti lebih dari 95 perusahaan dan brands dari industri sepeda, olahraga,
fitness, fashion apparel, golf, badminton dari Indonesia, Singapore,
Malaysia, Germany, USA, paviliun China dan Taiwan dll.

Kunjungi —- > Paviliun Taiwan yang diikuti 40 perusahaan produsen industri
sepeda, sport fashion, outdoor sport dll.
Kunjungi —- > Paviliun GOLF Indonesia, menampilkan lokasi Golf courses
Indonesia dan produk / teknologi Golf.
Kunjungi —- > Paviliun Indonesia oleh Kementerian Pemuda Olahraga Indonesia
yang menampilkan UKM dan produsen alat-alat olahraga dari Indonesia,
Toko-toko dan importir sepeda di Indonesia.

3rd Indonesia Sport Bicycle Golf Expo 2013 (INASPORT)
Tanggal: 23 Mei - 26 Mei 2013 Jakarta Convention Center / Balai Sidang
Jakarta, Senayan
Jam Buka: 10.00 WIB - 18.00 WIB
HTM: GRATIS Masuk / Tidak dipungut biaya
http://sahabatmedia.tumblr.com/

--
=====
Yons Achmad
Publicist @Kanetmedia
082123147969 (Pin: 2677F8AC)
http://kanetmedia.com
Twitter @senjakarta
Email: Senjakarta at Gmail.com

Wed May 15, 2013 10:45 pm (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

*TALKSHOW KEPENULISAN*
*"Penulis Kreatif, Karya Inspiratif"*
Bersama Afifah Afra
(FLP Pusat, Penulis dan GM Indira Media Kreasi)

*HARI/TANGGAL*
Minggu, 26 Mei 2013
Pukul 08.00 WIB – selesai
Tempat Aula DPRD Prov. Sumatera Selatan
Jl. Kapt. A. Rivai, Palembang (Depan PSCC)

*LAUNCHING BUKU*
1. Da Conspiracao, Novel by Afifah Afra
2. Takhta Mahameru, Novel by Azzura Dayana
3. Bidadari Benua, Antalogi Cerpen by FLP Sumsel

*FLP AWARD*
- FLP Cabang Terbaik
- FLP Cabang Terproduktif
- Penulis Terproduktif
- Penulis Tersantun
- Penulis Terfavorit

*HARGA TIKET MASUK*
- Paket A: Rp. 10.000 (Snack, Stiker)
- Paket B: Rp. 30.000 (Snack, Stiker, Buku Simfoni Munajat Pada-Mu)
- Paket C: Rp. 40.000 (Snack, Stiker, Buku Bening Subuh Musi)

*PENDAFTARAN*
Sekretariat FLP Sumsel
Toko Buku Bina Ilmi
Jl. Srijaya Negara No. 2722A Bukit Besar, Palembang

*CONTACT PERSON*
Nurhidayati – 08982029347
Nurbaiti – 081933376137
Syarifah – 081929207357

http://sahabatmedia.tumblr.com/
http://forumlingkarpena.net
=====
Yons Achmad
Publicist @Kanetmedia
082123147969 (Pin: 2677F8AC)
http://kanetmedia.com
Twitter @senjakarta
Email: Senjakarta at Gmail.com

Tidak ada komentar: