Selasa, 27 Mei 2008

[daarut-tauhiid] Tentukanlah Arah Kiblat Hari Ini

Tentukanlah Arah Kiblat Hari Ini

Abdul Rachman
Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Pada pekan terakhir bulan Mei ini terbuka kesempatan bagi kaum Muslimin di seluruh wilayah Indonesia Barat dan Tengah untuk mengamati langsung arah kiblat. Ketika itu, mulai tanggal 26 sampai 30 Mei, sekitar pukul 16.18 WIB, matahari tepat di atas Makkah.
Jika kita menghadap ke arah matahari pada waktu itu, kita menghadap ke arah kiblat. Ini mudah dipahami dengan membayangkan ada menara yang sangat tinggi menjulang dari Kabah ke langit mencapai matahari. Kesempatan mengamati langsung arah kiblat ini dapat dimanfaatkan untuk mengecek apakah arah kiblat yang kita pakai selama ini sudah tepat atau perlu dikoreksi.
Matahari telah digunakan sejak berabad-abad lalu oleh kaum Muslimin di seluruh dunia untuk menentukan arah kiblat. Teknik memakai matahari ini mengharuskan cuaca cukup cerah dan terkadang harus dilakukan di ruang terbuka. Itulah mungkin yang menjadi penyebab mengapa teknik ini kalah populer dibandingkan dengan menggunakan kompas.
Namun, tidak banyak orang menyadari bahwa kompas memiliki kelemahan dari sisi akurasi. Pertama, kompas dipengaruhi benda-benda logam, seperti perabotan rumah, dinding bangunan, atau tertanam di bawah tanah. Kedua, sudut arah kiblat (yang harus diperhitungkan untuk memperoleh arah kiblat yang benar) hanya dapat ditentukan dari arah utara sebenarnya (utara geografis) dan arah ini tidak dapat ditentukan dengan kompas.
Kompas menunjuk ke utara magnetik yang berubah terus dan kadang berperilaku acak sehingga nilainya bisa berbeda beberapa derajat dari arah utara sebenarnya. Ini menuntut koreksi.
Ada dua teknik penggunaan matahari untuk penentuan arah kiblat yang biasa digunakan. Pertama, menggunakan posisi matahari ketika berada di atas Makkah. Kedua, menggunakan matahari (untuk menentukan arah timur-barat) dan sudut arah kiblat.
Teknik pertama sangat mudah. Tinggal memandang ke arah matahari pada waktu yang tepat, maka arah kiblat diperoleh. Teknik kedua lebih rumit karena butuh perhitungan sudut arah kiblat yang bergantung pada posisi pengamat kendati secara umum teknik kedua ini memiliki rentang waktu pengamatan lebih panjang.
Sebagai contoh, di Indonesia teknik ini dapat digunakan setiap hari asal cuaca cukup cerah. Seperti dituliskan di awal tulisan ini, matahari berada di atas Makkah mulai pada 26-30 Mei sekitar pukul 16.18 WIB tiap tahun.
Jika di waktu itu orang-orang yang mengalami siang hari (misalnya Indonesia Barat dan Tengah) menghadap ke arah matahari, mereka juga menghadap ke arah kiblat. Selain bulan Mei, masih ada waktu lain ketika matahari berada di atas Makkah, yakni mulai tanggal 14 sampai 18 Juli sekitar pukul 16.27 WIB tiap tahun.
Kembali di waktu itu orang-orang yang mengalami siang hari dapat memanfaatkan matahari untuk menentukan arah kiblat mereka. Mereka yang dapat memanfaatkan waktu-waktu tadi adalah yang berada paling jauh sekitar 10 ribu kilometer dari Makkah ke arah mana saja. Dengan kata lain, mereka berada di belahan bumi (hemisfer) yang berpusat di Makkah ketika matahari berada di atas Makkah.
Selain Indonesia Barat dan Tengah, belahan bumi ini juga meliputi seluruh Afrika, Eropa, dan hampir seluruh Asia. Bagaimana dengan daerah yang mengalami malam ketika matahari berada di atas Makkah, misalnya Papua?
Di daerah itu ada waktu-waktu ketika matahari tepat berada di atas titik yang berseberangan dengan Makkah (di belahan bumi yang lain). Titik yang dinamakan antipode Makkah ini berada di Samudera Pasifik tepatnya di koordinat 21,42 LS dan 140,17 BB (koordinat Makkah 21,43 LU dan 39,75 BT).
Matahari tepat berada di atas antipode Makkah mulai tanggal 12 sampai 16 Januari sekitar pukul 06.30 WIT dan mulai tanggal 27 Nopember hingga 1 Desember sekitar pukul 06.09 WIT tiap tahun. Karena posisi matahari berlawanan dengan posisi Makkah, maka arah kiblatnya bukan arah ke matahari, melainkan arah yang membelakangi matahari.
Selain Papua, belahan bumi yang mengalami siang ketika matahari berada di atas antipode Makkah juga meliputi sebagian besar Australia dan sebagian besar Amerika Utara dan Selatan. Pada praktiknya, penentuan arah kiblat memakai matahari digunakan alat dari tiang lurus yang berdiri tegak di atas papan yang datar (bisa diperoleh dengan bantuan waterpass) untuk membentuk bayangan tiang pada papan.
Bayangan inilah (sering disebut bayangan matahari) yang akan digunakan untuk menentukan arah kiblat. Jika pengukuran dilakukan di sebuah bangunan (misalnya masjid) dan kondisi bangunan memungkinkan, dapat digunakan kusen jendela (di masjid biasanya ada yang terletak di depan posisi imam), kusen pintu, atau sisi bangunan (sebagai ganti tiang) untuk membentuk bayangan pada lantai.
Tentu ini baru bisa dilakukan jika dianggap bagian kusen itu bentuknya lurus dan posisinya tegak di atas lantai bangunan yang juga bisa dianggap datar. Jika pengukuran dapat dilakukan dengan memakai bangunan saja, tentu saja sangat memudahkan dibanding dengan menggunakan alat.
Untuk daerah yang mengalami siang ketika matahari di atas Makkah (Mei dan Juli) arah kiblat adalah arah dari ujung bayangan ke tiang. Sebaliknya, untuk daerah yang mengalami malam ketika matahari di atas Makkah (Januari dan November) arah kiblat adalah arah dari tiang ke ujung bayangan.
Berbeda dengan teknik pertama (memakai matahari saja) yang waktu pengamatannya sangat terbatas, teknik kedua (memakai matahari dan sudut arah kiblat) waktu pengamatannya bisa lebih lama. Pada teknik ini matahari digunakan untuk menentukan arah timur-barat dengan alat yang biasanya terdiri dari tiang setinggi 10-20 cm yang ditancapkan tegak lurus di atas sebidang papan datar bergambar sebuah lingkaran yang berpusat di tiang.
Arah timur-barat ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan ujung bayangan tiang ketika menyentuh lingkaran sebelum tengah hari dengan ujung bayangan tiang ketika menyentuh lingkaran setelah tengah hari. Penggunaan beberapa lingkaran akan memberikan hasil lebih baik.
Setelah arah timur-barat diketahui, arah ke Makkah dapat diperoleh dengan menambahkan sudut arah kiblat dari arah barat ke utara. Sudut arah kiblat yang digunakan pada teknik kedua (juga digunakan pada kompas untuk memperoleh hasil yang benar) dapat diperoleh melalui perhitungan astronomis sederhana.
Dewasa ini banyak program telah dikembangkan orang untuk menghitung sudut arah kiblat, misalnya program Accurate Times yang dibuat Mohammad Odeh dan dapat diperoleh di http://www.jas.org.jo/accut.html. Ada pula situs yang menyediakan fasilitas menghitung sudut arah kiblat secara online, misalnya, http://www.qibla.com.br/.
Ikhtisar:
- Penentuan arah kiblat dengan menggunakan kompas sering tidak akurat. - Hari ini menjadi kesempatan yang mudah untuk mengoreksi arah kiblat yang lebih tepat dan akurat.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Moderator Central

Get answers to

your questions about

running Y! Groups.

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Curves on Yahoo!

A group for women

to share & discuss

food & weight loss.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: