Jumat, 30 Mei 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2010

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

Messages

1.

[Diary] Aku tak ingin mengeluh

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Thu May 29, 2008 9:56 am (PDT)

Hari ini aku tak ingin mengeluh, pada setiap jalan yang sedang kulewati, pada setiap problema yang sedang aku hadapi. Apakah memang aku tak boleh mengeluh… yah, tidak boleh… tidak boleh sekali lagi. Itu yang aku katakan kepada diriku sendiri, walau akhirnya aku tak tahan untuk mengeluh.

Deadline di depan mata, pekerjaan menghadang, rumah berantakan, Fahimah menangis, Fikri berteriak, dan Fahmi berkeliaran tak tentu arah. Kepalaku pusing.

Aku mengeluh, kalau aku mulai lagi kesal dengan kondisi penat, capek, stress dan rindu pada privasiku.

Kemarin ketika aku ke kamarku yang kini ditempati khadimat di rumah, aku menemukan ada benda yang rusak. Di sini harusnya aku memeluk mimpi, terlelap dengan damainya, tetapi tidak. Aku harus memahami... aku harus ikhlas, walau kadang aku kesal.

Aku ambil bantal dan aku biarkan diriku tidur di atas dinginnya lantai. Walau sebenarnya aku bisa menumpang kamar ibu... tapi aku ingin protes... protes... protes...

Ini konsekuensi, yang lagi-lagi aku keluhkan. Ketika aku harusnya ikhlas menjalaninya dan justru banyak membantu.

Aah, tapi bolehkah aku mengeluh. Ketika Fahmi berlari saat itu dan harus aku kejar, aku sedang mengedit image dan harus finish saat itu juga. Ketika Fahimah menginginkan jalan-jalan, aku baru saja akan memulai pekerjaan baru.

Ketika-ketika.... mereka membutuhkan pertolonganku
Aku tengah bekerja... bekerja di sini. Butuh konsentrasi, butuh fokus, butuh porsi berpikir berlebih.

Tolong... pahami aku yang kerja di rumah. Tapi, bukan berarti bisa "diganggu" terus-menerus.
Aku mulai konsentrasi ketika pengamen mulai bernyanyi di luar, ketika dering telepon seorang teman yang ingin berkunjung. Ketika aku harus hadapi dirinya yang menawarkan asuransi yang pernah ditawarkan sebelumnya oleh orang lain.

Ketika... ketika.... ketika kerja di rumah mungkin dianggap tidak bekerja. Ketika aku tak lagi punya waktu untuk privasiku, untuk semua... ketika, aku lebih senang menenggelamkan diri pada malam-malam dengan terus bekerja dan bekerja.

Ketika, aku mulai menyadari... aku lemah... aku lupa... aku payah...

Tak seharusnya aku mengeluh...

Aku harus sadari...

Bukan hanya aku yang tengah menghadapi begitu banyak hal,
Memandangi kakak perempuanku yang tengah hamil tua... harus cek darah, menjelang operasi sesar yang direncanakan hari sabtu nanti. Hingga hari ini, dia masih harus ke tokonya, mengkoordinir anak buahnya.

Ketika, beberapa hari yang lalu, masih menyetir mobil, mengantar boneka ke mana-mana... ketika, hasil tes darah harus diulang, karena dikhawatirkan kondisi tubuhnya dan ada kemungkinan operasi sesar mundur.

Ketika, Fahimah sakit, dan tak mau lepas darinya, hingga untuk ke kamar mandi saja sulit.

Memandangi ibu yang datang dengan segelas susu coklat.
Wajah lelahnya yang menggendong Fahimah yang rewel. Keluhan sakit pada kakinya yang masih saja membuatnya letih.

Di usia tuanya, dia masih terus sibuk mengurusi anak-anaknya, tempat berkeluh berjuta masalah, memomong 3 bocah kecil tanpa salah hingga memikirkan bocornya genteng rumah.

Aah, aku tak boleh mengeluh...
Aku harus mengurai beban mereka....bukan membebani...

Tapi bolehkan aku pergi sejenak, menikmati hari-hariku.

Tapi ternyata tidak...
Ketika aku menikmati hariku... setiap kutatap jalan, buku-buku itu, makanan kecil itu, baju-baju yang lucu itu dan anak kecil yang kutemui di jalan... aku masih saja merindu...

Aku ingin bawakan ini untuk Fikri, itu untuk si kembar... dan aku rindu... rindu karena tak menggendong mereka hari itu. Rindu gelak tawanya, hingga rindu saat aku berlari-lari di jalanan kompleks...., bernyanyi bersama, bercanda. Aaah, senyum dan tawanya meramaikan suasana hatiku.

Ketika aku pulang... ibu menyambutku
Dengan senyuman khasnya. Kadang aku lupa titipannya, tapi lebih sering dia tak meminta apapun.... berjuta kisah aku ceritakan, dari A hingga Z. Tentang aktivitasku, teman-temanku... dan ibu mendengar dan mendengar... terus mendengarkan....

Tak bisa aku tahan, ketika aku sampai rumah, mencari tiga keponakanku.... walau hanya lihat tawa dan senyumnya. Kadang, memberi kejutan kecil dan mereka pun tertawa senang... dan aku harus kecewa, ketika dapati mereka telah terlelap...

Tak harusnya aku mengeluh dengan ini semua... di sini tempatku.... duniaku.....

Maafkan aku ibu, aku terlalu banyak mengeluh
Maafkan ibu, aku terlalu sedikit membantu....

Kamis, 29 Mei 2008
ketika... aku terlalu banyak mengeluh....

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/

2a.

Re: (TANGGAPAN) PUISI: LONTE BUSUK --- TUK RIZKY

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:06 pm (PDT)

Benangsari? Puti?
Aih... aih.... apa iya?
Waduh lupa Ki!!!!

Sorri...
Tapi symbol ini bila dirubah dari wanita ke pria
Tetap makna kesuluhannya menurutku sama
Tentang "kegelisahan seorang pria manakala melihat wanita penggoda yang ada di diskotik"
Apa penari striptis?
Menurutku sih seperti itu.

Yang lain berkomentar. Hayu aja
Thanx ya Ki!!

Salam

Divin Nahb


3.

(PUISI): JALANG PULANG

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:33 pm (PDT)

JALAN PULANG
~ Divin Nahb ~


Hari setengah mati
Subuh masih meremang
Lengking pluit mewartakan kepulangan dan kepergian
Pada cerobongcerobong asap bertubuh panjang


Mataku lemah menuntun langkah
Saat kulempar raga menuju jalan pulang
Bergidik embus angin bermain kabut
Membuat desahku turun dan naik
Sketsa fragmen lukis nuansa damai sebuah surga


Ruh sambut bising si cerobong asap
Badan tersentuh matamata pemburu nafkah
Si cerobong asap mulai berkemas, berjalan, dan berlari
melewati petakanpetakan sawah
bersapa dengan rumahrumah yang lelap lelah
Bumbung asap sapa langit yang masih legam
Sederet katakata berlogat suku tumpah ruah di dalam
Nikmati semilir angin yang terpa seluruh sendi
Walau dadaku mulai tergurai lemah


Lamat hari mulai hidup
rangkul seribu wajah seribu kisah
Si cerobong asap kini penuh sesak
Aroma peluh setubuhi tiap sudut
Tubuhku terpental perlahan pada desak
Sulit hirup alam kebebasan


Hentikan ini!
Aksaraku terlilit lidah kelu
Hentikan sekarang juga!
Napasku terengah menyempit
Aku ingin pulang! Hentikan ini!
Dan kusemakin terhimpit puluhan mata
Inikah jalan pulangku?


Dan benar jika aku kembali pulang
Hanya kini pada jalan Tuhan, pada tubuh kaku, pada penghentian rasa
Si cerobong asap mengantar jasadku
pada rumah yang kutuju
Sedang semburan asapnya masih menyapa langit di atas sana
Dengan nada; "jeglek…jeglek…tuiiit…tuiiit…"
Berirama kematian si pencabut nyawa
Ruhku melayang dibawa utusan Tuhan
Menjauh pada raga
Menjauh pada si cerobong asap bertubuh panjang
04 Desember 2006

4.

(PUISI): SURAT DARI LANGIT

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:35 pm (PDT)

SURAT DARI LANGIT
~ Divin Nahb ~


Malam datang, kerlip bintang saling bersapa
Surat melayang dari langit perlahan
Mengarah pada pangkuan dia di tepi jendela
"Tuhan mengabarkan dimensi baru untukku?" ucapnya
"Alur yang abadi dari tempat ku berdiri kini," batinnya beralasan
Tergoda,
Tuhan bercerita tempat yang begitu indah
Malam jadi saksi
Balasan suratpun tertulis rapih untuk-Nya
Berharap agar sebelum fajar menyapa
surat itu telah terbang bersama arwah—yang telah menanti gilirannya


24 Agustus 2006

5.

(PUISI): AKU MENARI UNTUK-MU

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:36 pm (PDT)

AKU MENARI UNTUK-MU
~ Divin Nahb ~


Ada hadiah yang tersembunyi
Dalam tubuhku yang terbungkus rapat
di bawah permukaan
Aku mendengar petikan nada
Yang dimainkan dengan irama


Tubuhku mulai tersentak
Ikut dalam syair indah
Melenggokkan tubuhku yang gemulai


Aku mulai berdendang
Lalu menari dalam puncak
Bergolak. Berpeluh.
Seperti orang yang terhipnotis dalam dendang gendang


Debaman-debaman mencuat hentak
Semua kalah....
Akulah pemenang....
Mereka hancur,
tak kuat menahan luapan hatiku


Aku persembahkan tarian ini untuk-Mu
Untuk memuja-Mu....
Dan, sebagai hadiah istimewa
sesama penggila tarian
Namun, aku menari tarian gempa.
Lalu, bagaimana denganmu?


01 Juli 2006



6.

PUISI): ANAK BUMI LANGIT

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:37 pm (PDT)

ANAK BUMI LANGIT
~ Divin Nahb ~


Aku anak bumi dan langit
Beribukan bumi
Berayahkan langit


Ketika anakanak menyusu segar
Hanya impian yang kubuat menyandu tambat
Tangan mungil telah sesak
dengan jubelan kecrekan deretan tutup botol
atau lilit senar seonggak papan


Aku anak bumi dan langit
Mendekap bumi
Memeluk langit


Hari-hari menghunus tegak
Tubuh mungil berjuang ganjal perut
yang perih kelaparan
Bukan mereka yang lahir manja
Yang tunjuk itu langsung ada

Aku anak bumi dan langit
Anak tangguh
Penerus bangsa yang menderita
Namun begitu,
Aku tetap anak bumi dan langit


11 Oktober 2006


7.

(PUISI): PADAMU BULAN KUBERCERITA

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:39 pm (PDT)

PADAMU BULAN KUBERCERITA
~ Divin Nahb ~


Aura pedih bingkisan jiwa
Meretak sum-sum nestapa
Tak bisa disulam
Serpihan yang jauh melayang


Setelah kujauhi pecutpecut durja
Tangan-tangan raksasa menghilang
Persujudan pada kedahsyatan


"Ampun Pak…ampun," basah mataku
Meringkih kulit memar melembam
Badai ombak menampar
Terjelengking bocah kecil
Dan, sang rembulan meretas pilu
Ini bukan sebuah tipu
Maka derap aku melalang malam
Untukku untuk mati




29 Nopember 2006




8.

(PUISI): MENGUBUR NAMA

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Thu May 29, 2008 6:40 pm (PDT)

MENGUBUR NAMA
: sajak untuk pengkhianat!
~ Divin Nahb ~


Ambil cangkul untuk kau kuliti tanah tandus
Pada gurat bongkahan derita
Di sana telah ada nisan yang siap kau bawa
Dengan sebuah nama terbentang suram


Mulut yang terkulum dusta
Jiwa menggenang ladang jumawa
Dan kau pun akan mendengar
Kala ia kutuk Tuhanmu dengan seragam peristiwa


Teruslah menggali sampai dasar tanah itu lelah bernapas
Hingga kau rasa pecut lidahnya telah kau libas
Agar tak ada rumusan luka yang merembas
Yang koyakan naluri dalam desah napasku


Mungkin aku tak sanggup jentikan jari
untuk menakdirkan ia mati
Mengemas tubuhnya dalam sebuah peti
Karena aku dengar Tuhan telah berbalas pantun dengannya.


Tapi biarkanlah…
Mungkin Tuhan ingin menatap matanya
Hanya teruslah kau lambungkan cangkul lebih dalam pada nisan yang bertulis nama
Untuk kau kubur layaknya bangkai berbau busuk!
Sampai tak kau cium namanya yang dulu pernah merekah
Walau tubuhnya berdentingan entah di mana,
namun namanya telah terpenggal oleh waktu yang kukirimkan padamu




02 Desember 2006



9a.

Re: Balasan.....Damn!! Maling Kep***T  --> RIz-Q

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 6:59 pm (PDT)

Amiiin
Nuhun, Bro
Semoga gantinya berwujud perpustakaan umum lengkap dengan
fasilitasnya. Hehehe

Kep***T itu ga kasar, kalo KEPARAT baru kasar.
Hahahaha.. (plirak.. plirik cari Nia)

DANI

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Arrizki Abidin
<arrizki_abidin@...> wrote:
>
> Dasar maling tu maling....semoga rejeki berlipat utk Kang Dani
sesudahnya, dan utk malingnya, semoga yg diambil jadi
"berkah"....amiiiin. Btw, Kep***T itu bahasa kasar bukan??? soalnya
saya pernah diprotes ma Mba Nia lewat YM (hehehehe) ketika saya
menggunakan kata "sial" dalam tanggapan balasan utk Mas Abir. Padahal
kata "sial" sebenarnya saya tujukan utk diri saya sendiri. Ati2
Kang...tar Mba NIa protes lagi lho...hihihi...
> JUST KIDDING
> Salam
> RIz-Q
> Dani Ardiansyah <fil_ardy@yahoo. com> wrote:
> Maling Kep***T
>
> Subuh tadi saya mendapat telpon dari istri saya di Bogor, seperti
biasa tentunya setelah beberapa kali dia me-redial nomor saya. Kantuk
selalu membuat saya jadi tuli. Untungnya, Endah tidak pernah putus asa
untuk selalu membangunkan saya dengan panggilan telponnya.
>

10a.

Re: [Diary] Damn!! Maling Kep***T

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 7:05 pm (PDT)

@ Mbak Sya, makasih ya ^_^
Salam buat si cantik Jazmine

@ Mas SIS iya harusnya dikantongin aja tuh
sayang euy, sekarang kita emang long distance dulu
Hiks

@ Akh Hadian
Iyah, kesalahan sebagian ada pada penghuni rumah juga
ngapain juga harus nginep2 segala ya?
(astaghfirullah, masih nyangkal takdir :D )
nuhun, akh.

@ Mas Adjie
Heuheuheu, makasih BTW yg ini artinya apa ya? :
Memang dasar maling G****XCK !!! B*****TCH !!

Hihihi

@ Mas Catur
Emang tuh, belom tau apa kalo kita ini pelajar
Sepertinya harus pasang logo SK nih depan rumah :D

11a.

Re: [Diary] Damn!! Maling Kep***T --> Allz

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 7:06 pm (PDT)

@ Mbak Sya, makasih ya ^_^
Salam buat si cantik Jazmine

@ Mas SIS iya harusnya dikantongin aja tuh
sayang euy, sekarang kita emang long distance dulu
Hiks

@ Akh Hadian
Iyah, kesalahan sebagian ada pada penghuni rumah juga
ngapain juga harus nginep2 segala ya?
(astaghfirullah, masih nyangkal takdir :D )
nuhun, akh.

@ Mas Adjie
Heuheuheu, makasih BTW yg ini artinya apa ya? :
Memang dasar maling G****XCK !!! B*****TCH !!

Hihihi

@ Mas Catur
Emang tuh, belom tau apa kalo kita ini pelajar
Sepertinya harus pasang logo SK nih depan rumah :D

11b.

Re: [Diary] Damn!! Maling Kep***T --> Allz

Posted by: "Adjie" inner_coach@yahoo.com   inner_coach

Thu May 29, 2008 9:18 pm (PDT)

Kang Dani

maksudnya adalah GIBLIGGGHXCK !!! DAN BINGSITHTCH !!

sALAM,
@djie--
=======================

@ Mas Adjie
Heuheuheu, makasih BTW yg ini artinya apa ya? :
Memang dasar maling G****XCK !!! B*****TCH !!

12.

Ke Mbak Indar

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Thu May 29, 2008 7:10 pm (PDT)

Sahabats SK,

Ada yang mau jenguk baby mbak Indar gak ya?
Bareng yukkk.... besuk yaa..

ada yg tau alamat lengkap rumahnya ?
13a.

[OPINI] Tentang -PdSK- Cerpen Fiyan

Posted by: "Dani Ardiansyah" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 8:19 pm (PDT)

(Meski telat, ga papa ya)
=====================

Assalamualaikum

Membaca judul cerpen Fiyan -PdSK, - sontak saja mengingatkan saya pada novel-novel yang terbit pada sekitar tahun 2002, sebut saja Larung (Ayu Utami), Tujuh Musim Setahun (Clara Ng), dan Ode untuk Leopold Van Massoch (Dinar Rahayu). Ketiga novel ini ini secara gamblang berbicara tentang seks. Larung adalah kelanjutan dari novel seksual juga yang berjudul Saman yang lahir dan menjadi pemenang dari Sayembara Menulis Novel DKJ.

Atau mungkin Djenar Maesa Ayu yang secara heboh di salah satu bukunya yang berjudul Waktu Nayla menceritakan tentang adegan oral seks antara seorang anak perempuan dengan ayah kandungnya! Luar biasa berani! Yang menurut Kathrin Bandel, seorang kritikus sastra, novel itu tidak mempunyai logika cerita.

Cukup dua paragraf di atas yang mewakili bayangan saya ketika membaca judul cerpeny Fiyan, itu baru judulnya loh. Mungkin juga ini kesalahan pertama saya yang langsung berfikir "kreatif" bahwa cerpen PdSK pun akan menyerupai mereka. Mungkin hal ini yang coba diingatkan oleh Sutardji dengan ungkapannya : kata adalah kata itu sendiri,hanya saja manusia mebebaninya dengan makna-makna baru. Ya, saya terlalu membebani judl cerpen terseut dengan makna-makna yang saya ciptakan sendiri. Tapi untunglah, bekal kedekatan saya secara pribadi dengan penulis cerpen ini (Fiyan Arjun) segera membuat saya menyangkal dalam benak, bahwa cerpen Fiyan pasti tidak "seseram" judulnya.

Hanya butuh waktu sekitar 8 menit untuk menyelesaikan membaca PdSK di layar monitor kantor saya, dan setelah selesai membacanya, saya mengehembuskan nafas lega karena dugaan saya sebelumnya salah. Alhamdulillah, cerpen ini memang tidak membuat saya mengarahkan pikiran ke arah "sana" seperti ketika saya membaca judulnya. Meski saya kecewa secara literal karena mendapati ketidak sinkronan sekaligus ketidak hati-hatian penulis dalam memilih judul dan meramu cerita.

Jika saja, isi cerpen itu PdSK itu senada dengan judulnya, dalam artian memang mengumbar sensualitas, mungkin saya hanya akan kecewa secara moral, karena mendapati penulis yang selama ini bergiat dalam banyak komunitas yang berbasis "baik-baik" ternyata bisa keluar dari pakem dan membuat cerpen dengan tema sensual. Dan saya akan puas secara text karena mendapati cerita yang memang sesuai dengan judulnya. Tapi saya bersyukur, ternyata penulis cerpen yang saya kenal secara pribadi ini, tidak membuat cerpen seperti itu. Ini adalah respon spontan saya ketika membaca cerpen tersebut di milis penulis lepas, semoga menjadi pembalajaran buat kita semua.
:

Fiyan yang baik

Saya hanya mau mengomentari Judulnya (tanpa melihat esensi)
Apa hubungan judul cerpen ini dengan isi cerpen itu sendiri?

Sebelum membaca isi cerpennya, saya sempat berfikir bahwa cerpen ini
mungkin memiliki gaya yang sama dengan cerpen-cerpen Ayu, atau Djenar,
misalnya, tapi ternyata tidak. (Bukan berharap loh). Selain kecewa
dengan judulnya yang sensual secara text, tapi tidak dalam isi.

Jika saja isi cerpennya (pun) sensual, mungkin saya tidak akan kecewa
(lagi-lagi secara text literal)Tapi saya akan kecewa secara moral.
Tapi saya bersyukur karena isinya tidak membuat saya kecewa secara
moral. Saya hanya kecewa secara text literal. (bulak-balik ya?)

Saya tidak melihat adanya hubungan yang 'harmonis' antara judul dan
isi tulisan. Cerita-cerita semacam ini sebetulnya bisa dibubuhi judul
yang lebih 'sopan' dibandingkan judul yang kamu pilih. Nah, jika saya
boleh balik bertanya, apa motivasimu memberi judul seperti ini untuk
sebuah tulisan yang punya pesan moral yang lumayan baik didalamnya?

Apakah Fiyan hanya ingin mencari sensasi dari hawa yang dihasilkan
oleh text judul tersebut, atau?

Itu saja, maaf jika tidak berkenan
Dani
(yang penasaran sama judul cerpen Fiyan)

Dani Ardiansyah
HP : 085694771764
http://edumuslim.org
http://catatankecil.multiply.com
http://hamasahputri.multiply.com


13b.

Re: [OPINI] Tentang -PdSK- Cerpen Fiyan

Posted by: "Adjie" inner_coach@yahoo.com   inner_coach

Thu May 29, 2008 9:16 pm (PDT)

Assalamu'alaikum

saya belum baca cerpen nya Mas Fiyan (maap dah lama gak baca yang
lainnya juga)

Saya justru terpikat oleh gaya ungkapnya Kang Dani. salut saya,
mengunyah coloteh Anda. jadi saya justru belajar dari Anda nih Mas.

Terima kasih untuk Kang Dani. Juga TQ untuk Mas Fiyan yang sudah
merangsang Kang Dani untuk menuliskan opininya

Mantabbbhh !!

adjie - yang tengah menikmati kelas dari pojokan

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Dani Ardiansyah
<fil_ardy@...> wrote:
>
> (Meski telat, ga papa ya)
> =====================
>
> Assalamualaikum
>
> Membaca judul cerpen Fiyan -PdSK, - sontak saja mengingatkan saya
pada novel-novel yang terbit pada sekitar tahun 2002, sebut saja
Larung (Ayu Utami), Tujuh Musim Setahun (Clara Ng), dan Ode untuk
Leopold Van Massoch (Dinar Rahayu). Ketiga novel ini ini secara
gamblang berbicara tentang seks. Larung adalah kelanjutan dari novel
seksual juga yang berjudul Saman yang lahir dan menjadi pemenang dari
Sayembara Menulis Novel DKJ.
>

14a.

Re: (Inspirasi) Proses itu Tak Pernah Berhenti

Posted by: "Abir Sabil" abirsabil.81@gmail.com   manhaj_fithriy

Thu May 29, 2008 8:29 pm (PDT)

Sedikit pandangan dari sudut berbeda.

Saya memandang keinginan "menjadi sempurna" sebagai suatu hal yang alami dan
fitriy. Siapapun ingin menjadi yang terbaik. Yang paling terpuji. Kenyataan
bahwa keinginan itu pada akhirnya menyebabkan seseorang merasa paling baik
dan paling tinggi dibandingkan orang lain, tidak membuat keinginan "menjadi
sempurna" itu sebagai sebuah kekeliruan. Dan nampaknya, memang bukan
keinginan "menjadi sempurna" itu yang disalahkan oleh sdri. Jenny. Tapi
sikap menghakimi orang lain tidak lebih baik dari diri sendiri itu yang
tercela.

Kalau begitu, mengapa sikap merasa lebih baik dari orang lain itu timbul?

Terlebih dahulu perlu dipahami bahwa "merasa lebih baik" itu berbeda dari
"merasa paling baik". Yang pertama dalam konteks komparatif. Sedang yang
kedua dalam konteks superlatif. Dalam konteks komparatif, orang masih bisa
dibenarkan untuk merasa lebih baik dari orang lain, selama hal itu
dimaksudkan pada hal-hal partikular. Dalam hal merokok, saya yang tidak
merokok dibenarkan untuk merasa lebih baik dari orang yang merokok. Dalam
hal pemakaian anting, saya yang tidak pakai anting (karena laki-laki)
dibenarkan untuk merasa lebih baik dari pria lain yang memakai anting.
Apalagi untuk tatto. Saya yang tak bertatto dibenarkan untuk merasa lebih
baik dari mereka yang bertatto. Alasannya adalah karena baik tidaknya
perbuatan-perbuatan tersebut ditentukan oleh ukuran-ukuran yang obyektif.
Menurut syari'at Islam, rokok, anting untuk laki-laki dan tatto adalah
hal-hal yang diharamkan. Adanya ukuran obyektif tentang baik tidaknya suatu
hal partikular inilah yang membenarkan saya bersikap merasa lebih baik dari
orang-orang tadi. Hal ini sama saja dengan menentukan mana yang lebih baik
antara murid yang mendapat nilai A dan murid yang mendapat nilai B (terlepas
dari konteks sosial-psikologis murid itu sendiri). Atau mana yang lebih baik
antara seorang yang berbohong dan yang jujur. Yang malas bekerja dan rajin
bekerja. Yang selalu mengerahkan kemampuan untuk mencapai kebenaran dan yang
sering tidak serius memandang persoalan.

Sekalipun begitu, kebaikan tidak hanya terletak pada perilaku zahir. Semua
orang dewasa menyadari hal ini. Kelirulah mereka yang merasa telah sampai
pada kesempurnaan hanya karena merasa telah mampu mengontrol perilaku zahir
dirinya di depan orang lain. Namun lebih keliru lagi mereka yang tidak mampu
melihat kekurangan dalam perilaku-perilaku zahir yang buruk, karena selalu
terngiang-ngiang dengan pernyataan "jangan sok sucilah!".

Sikap merasa lebih baik yang salah adalah ketika ia ditempatkan dalam
konteks umum. Tidak partikular. Sebab itu berarti memandang diri sendiri
lebih baik dari orang lain dari segala segi. Secara total. Dan ini
bertentangan dengan fakta "nobody's perfect". Sempurna itu sendiri nampaknya
merupakan kata sifat superlatif. Artinya, yang paling baik. Jadi tidak ada
istilah "lebih sempurna" atau "paling sempurna". Kalau sudah sempurna,
berarti yang paling tinggi. Sejajar dengan kesalahan sikap merasa lebih baik
(komparatif) dari orang lain dalam konteks general ini, adalah kesalahan
sikap merasa paling baik (superlatif).

Lalu mengapa dua sikap yang salah itu muncul?

Sebabnya adalah "kecerdasan robbani" yang rendah dalam diri orang tersebut.
Ia menganggap bahwa keadaan "sempurna" yang ia capai adalah semata hasil
usahanya sendiri dalam mengendalikan diri. Ia tak menyadari bahwa
sebenarnya, Allah-lah yang memberinya hidayah/tawfiq. Dalam Ilmu Suluk,
seseorang tidak dikatakan telah mencapai keadaan tertinggi dalam suatu
kebaikan manakala ia masih melihat dirinya sendiri ketika melakukan kebaikan
tersebut. Kebaikan tertinggi itu hanya dapat dicapai ketika seseorang
memandang kebaikan yang dilakukannya adalah semata karunia dan nikmat dari
Allah yang sebenarnya tak berhak ia terima.

Terakhir, mudah-mudahan pernyataan:

"Dan ternyata memang benar, ketidaksempurnaan itu indah adanya."

bukan hendak menganjurkan orang lain untuk gampang menyerah meraih
kesempurnaan pribadi, baik zahir maupun batin. Sebab itu bertentangan dengan
perintah Allah untuk bertaqwa sebatas kemampuan. Wallaahu a'lam.

Abir
15a.

(HUMOR nih) DTS

Posted by: "Arrizki Abidin" arrizki_abidin@yahoo.com   arrizki_abidin

Thu May 29, 2008 8:29 pm (PDT)



----- Original Message ----
From: Arrizki Abidin <arrizki_abidin@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 29, 2008 10:29:15 AM
Subject: (HUMOR nih) DTS

DTS (DEAR, TOAR, SELAR)
 
TELAT PUBER
 
(Dalam sebuah wawancara di televisi yang bertajuk "Artis Cilik & Ortunya")
 
Toar    :    Anak saya sedari kecil sudah terlihat bakatnya dalam
            dalam dunia seni. Sewaktu dia berumur 5
            tahun, dia sudah bisa menyanyikan sebuah
            lagu berbahasa Inggris dengan gitar mainannya
            didepan cermin dan.....
 
(Dirumah sembari menonton acara tersebut)
Selar    :    (Menggerutu) Anak sekecil itu sudah
                mencari duit demi membantu ayahnya
                mencari nafkah ya, pak.
Dear    :    (Tersenyum) Bu, semua orang tua pasti
                ingin melihat anaknya sukses dan jalan
                termudah untuk sukses menurut mereka
                ya dengan menjadi seorang artis.
Selar    :    Tapi pak, coba dilihat itu! Umur si anak
                baru 10 tahun, tapi dandanannya sudah
                seperti gadis 21 tahun. Pakai eyeshadow,
                lipstik, pipinya dimerah-merahin. Menor
                sekali. Bahkan tingkah laku dan gaya
                bicaranya diatur sedemikian rupa layaknya
                orang dewasa.
Dear    :    (Masih tersenyum) Lho, bukannya bagus bu
                Dari kecil sudah ditanamkan kedewasaan
                supaya tidak telat pubernya.
Selar    :    Bapak ini bagaimana sih. Diajak bicara
                serius malah bercanda. Akh, bapak ini.
Dear    :    (Sambil menggoda istrinya) Bapak tidak
                bercanda, bu. Coba ibu lihat rakyat di Negri
                Kita. Sudah pada besar tapi masih suka
                berkelahi seperti anak kecil. Apa itu nama-
                nya bukan telat puber? Seperti yang belum
                menemukan jati diri saja. Yang tua? Hmm..
                sama saja.
(Selar terus menggumam)
 
Dear    :    Makanya, ada baiknya juag kedewasaan
                dipupuk sejak dini, biar nanti ketika mereka
                tumbuh besar, mereka sudah matang dan
                bijak, tahu kalau berkelahi itu tidak ada
                gunanya. Begitu bu.
Selar    :    Koq tidak nyambung sih pak? Ibu bicara
                apa, bapak "ngelantur" kemana.
Dear    :    Iya...iya...bercanda koq. Serius amat ibu ini.
 
Mengutip tulisan Mas Abir, "Didalam kritik itu ada cinta"
 
Salam
Riz-Q

16a.

[CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "Dani Ardiansyah" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 9:12 pm (PDT)

"Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."

Pagi ini, ketika saya menghidupkan HP, sebuah sms dari Endah masuk dalam inbox. Isinya sperti diatas. Alhamdulillah, smsnya menghilangkan keragu-raguan saya hari ini. Sehari setelah kasus pencurian oleh maling kep***t di rumah saya, yang cukup membuat Endah sedih saya memutuskan untuk membatalkan untuk mengikuti acara di Cibubur yang memang sudah terlamabat saya ikuti. Dan malam sebelumnya saya sempat meminta pertimbangan Endah, apakah saya tetap mengikuti acara tersebut atau saya langsung pulang ke Bogor sore ini. Dan seperti itulah jawabannya.

Akibat maling yang tidak tahu sopan santun itu beraksi di rumah saya, uang dan beberapa barang berharga yang disimpan oleh Endah di rumah hilang. Otomatis, persediaan uangpun habis. Saya khwatir jika itu menjadi genting. Padahal, weekend ini ada dua agenda yang harus saya ikuti. Pertama acara mukhoyyam di Cibubur yang sudah terlambat saya ikuti, saya dan beberapa orang teman berangkat sore ini. Yang kedua, pada hari sabtu saya menjadi panitia acara workshop menulis resensi buku yang diadakan oleh komunitas puisi FLP di UIN Syahid Ciputat.

Tinggal berjauhan memang sedikit menyulitkan kami. Bukan sebuah hal yang mudah memang berada dengan jarak yang berjauhan dengan orang yang kita sayangi, terlebih dia adalah seseorang yang sudah terbiasa berada di dekat kita sebelumnya. Terbiasa merawat dan memanjakan kita, mengurus keperluan kita sehari dan lain-lain. Tentu saja keadaannya akan berbanding terbalik ketika tiba-tiba dia "hilang" dari dekat kita untuk sebuah keperluan lain yang memang sifatnyapuin darurat. Buat saya, menjalani kondisi tersebut memang cukup berat.

Saat pekan pertama pernikahan saya pada bulan Agustus 2007 yang lalu, long distance juga sudah kami jalani, istri saya harus kembali ke Bandung karena masih punya ikatan kerja dengan salah satu perusahaan Intenet Marketing di sana, sementara saya juga harus kembali ke Jakarta dalam rangka keperluan yang sama, saya kerja disalah satu perusahaan IT di Jakarta. Kami memang belum sempat berdiskusi untuk mencari alternatif solusi untuk permaslahan ini, selain saran-saran dari keluarga dan sahabat-sahabt agar kami segera bersatu dalam satu rumah setelah pernikahan, karena kondisi yang kami jalani seperti itu tidak baik, terutama bagi seorang istri.

Dan sekarang, pasca melahirkan buah hati kami, hal itu juga terpaksa kami jalani kembali. Tinggal berjauhan. Sekarang Endah tinggal di Bogor bersama orang tua saya dengan pertimbangan bahwa akan ada yang membantu keperluannya setelah melahirkan dengan cara cesar.

Setiap akhir pekan, saya akan melipat jarak itu dengan memburu rindu. Rindu pada si kecil, Istri, orang tua dan sejuknya kampung halaman. Well, weekend kali ini juga saya akan sedikit terlambat menemui cinta itu. Tapi mereka selalu bersama saya kemanapun saya melangkah. Terima Kasih Cinta

Ya, Rabb, lindungi Orang Tua saya, anak dan isrtri saya, dari kejahatan.
tempatkanlah mereka selalu dalam kebaikan. Amiin

Jakarta, 30 April 2008

Dani Ardiansyah
HP : 085694771764
http://edumuslim.org
http://catatankecil.multiply.com
http://hamasahputri.multiply.com


16b.

[CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "Dani Ardiansyah" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 9:13 pm (PDT)

Long Distance: Terima Kasih Cinta
Dani Ardiansyah

"Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."

Pagi ini, ketika saya menghidupkan HP, sebuah sms dari Endah masuk dalam inbox. Isinya sperti diatas. Alhamdulillah, smsnya menghilangkan keragu-raguan saya hari ini. Sehari setelah kasus pencurian oleh maling kep***t di rumah saya, yang cukup membuat Endah sedih saya memutuskan untuk membatalkan untuk mengikuti acara di Cibubur yang memang sudah terlamabat saya ikuti. Dan malam sebelumnya saya sempat meminta pertimbangan Endah, apakah saya tetap mengikuti acara tersebut atau saya langsung pulang ke Bogor sore ini. Dan seperti itulah jawabannya.

Akibat maling yang tidak tahu sopan santun itu beraksi di rumah saya, uang dan beberapa barang berharga yang disimpan oleh Endah di rumah hilang. Otomatis, persediaan uangpun habis. Saya khwatir jika itu menjadi genting. Padahal, weekend ini ada dua agenda yang harus saya ikuti. Pertama acara mukhoyyam di Cibubur yang sudah terlambat saya ikuti, saya dan beberapa orang teman berangkat sore ini. Yang kedua, pada hari sabtu saya menjadi panitia acara workshop menulis resensi buku yang diadakan oleh komunitas puisi FLP di UIN Syahid Ciputat.

Tinggal berjauhan memang sedikit menyulitkan kami. Bukan sebuah hal yang mudah memang berada dengan jarak yang berjauhan dengan orang yang kita sayangi, terlebih dia adalah seseorang yang sudah terbiasa berada di dekat kita sebelumnya. Terbiasa merawat dan memanjakan kita, mengurus keperluan kita sehari dan lain-lain. Tentu saja keadaannya akan berbanding terbalik ketika tiba-tiba dia "hilang" dari dekat kita untuk sebuah keperluan lain yang memang sifatnyapuin darurat. Buat saya, menjalani kondisi tersebut memang cukup berat.

Saat pekan pertama pernikahan saya pada bulan Agustus 2007 yang lalu, long distance juga sudah kami jalani, istri saya harus kembali ke Bandung karena masih punya ikatan kerja dengan salah satu perusahaan Intenet Marketing di sana, sementara saya juga harus kembali ke Jakarta dalam rangka keperluan yang sama, saya kerja disalah satu perusahaan IT di Jakarta. Kami memang belum sempat berdiskusi untuk mencari alternatif solusi untuk permaslahan ini, selain saran-saran dari keluarga dan sahabat-sahabt agar kami segera bersatu dalam satu rumah setelah pernikahan, karena kondisi yang kami jalani seperti itu tidak baik, terutama bagi seorang istri.

Dan sekarang, pasca melahirkan buah hati kami, hal itu juga terpaksa kami jalani kembali. Tinggal berjauhan. Sekarang Endah tinggal di Bogor bersama orang tua saya dengan pertimbangan bahwa akan ada yang membantu keperluannya setelah melahirkan dengan cara cesar.

Setiap akhir pekan, saya akan melipat jarak itu dengan memburu rindu. Rindu pada si kecil, Istri, orang tua dan sejuknya kampung halaman. Well, weekend kali ini juga saya akan sedikit terlambat menemui cinta itu. Tapi mereka selalu bersama saya kemanapun saya melangkah. Terima Kasih Cinta

Ya, Rabb, lindungi Orang Tua saya, anak dan isrtri saya, dari kejahatan.
tempatkanlah mereka selalu dalam kebaikan. Amiin

Jakarta, 30 April 2008

Dani Ardiansyah
HP : 085694771764
http://edumuslim.org
http://catatankecil.multiply.com
http://hamasahputri.multiply.com


16c.

Re: [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "Adjie" inner_coach@yahoo.com   inner_coach

Thu May 29, 2008 9:22 pm (PDT)


Ahhhh ..........jadi ingat saat harus terbang ke Cirebon tiap JUmat
sore, di bulan-bulan awal usai kelahiran kembar cantik kami

salam,
alumni of longdistancers club !

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Dani Ardiansyah
<fil_ardy@...> wrote:
>
> Long Distance: Terima Kasih Cinta
> Dani Ardiansyah
>
> "Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak
sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."
>
> Pagi ini, ketika saya menghidupkan HP, sebuah sms dari Endah masuk
dalam inbox. Isinya sperti diatas. Alhamdulillah, smsnya
menghilangkan keragu-raguan saya hari ini. Sehari setelah kasus
pencurian oleh maling kep***t di rumah saya, yang cukup membuat
Endah sedih saya memutuskan untuk membatalkan untuk mengikuti acara
di Cibubur yang memang sudah terlamabat saya ikuti. Dan malam
sebelumnya saya sempat meminta pertimbangan Endah, apakah saya tetap
mengikuti acara tersebut atau saya langsung pulang ke Bogor sore
ini. Dan seperti itulah jawabannya.
>
>
> Akibat maling yang tidak tahu sopan santun itu beraksi di rumah
saya, uang dan beberapa barang berharga yang disimpan oleh Endah di
rumah hilang. Otomatis, persediaan uangpun habis. Saya khwatir jika
itu menjadi genting. Padahal, weekend ini ada dua agenda yang harus
saya ikuti. Pertama acara mukhoyyam di Cibubur yang sudah terlambat
saya ikuti, saya dan beberapa orang teman berangkat sore ini. Yang
kedua, pada hari sabtu saya menjadi panitia acara workshop menulis
resensi buku yang diadakan oleh komunitas puisi FLP di UIN Syahid
Ciputat.
>
>
> Tinggal berjauhan memang sedikit menyulitkan kami. Bukan sebuah
hal yang mudah memang berada dengan jarak yang berjauhan dengan
orang yang kita sayangi, terlebih dia adalah seseorang yang sudah
terbiasa berada di dekat kita sebelumnya. Terbiasa merawat dan
memanjakan kita, mengurus keperluan kita sehari dan lain-lain. Tentu
saja keadaannya akan berbanding terbalik ketika tiba-tiba
dia "hilang" dari dekat kita untuk sebuah keperluan lain yang memang
sifatnyapuin darurat. Buat saya, menjalani kondisi tersebut memang
cukup berat.
>
>
> Saat pekan pertama pernikahan saya pada bulan Agustus 2007 yang
lalu, long distance juga sudah kami jalani, istri saya harus kembali
ke Bandung karena masih punya ikatan kerja dengan salah satu
perusahaan Intenet Marketing di sana, sementara saya juga harus
kembali ke Jakarta dalam rangka keperluan yang sama, saya kerja
disalah satu perusahaan IT di Jakarta. Kami memang belum sempat
berdiskusi untuk mencari alternatif solusi untuk permaslahan ini,
selain saran-saran dari keluarga dan sahabat-sahabt agar kami segera
bersatu dalam satu rumah setelah pernikahan, karena kondisi yang
kami jalani seperti itu tidak baik, terutama bagi seorang istri.
>
>
> Dan sekarang, pasca melahirkan buah hati kami, hal itu juga
terpaksa kami jalani kembali. Tinggal berjauhan. Sekarang Endah
tinggal di Bogor bersama orang tua saya dengan pertimbangan bahwa
akan ada yang membantu keperluannya setelah melahirkan dengan cara
cesar.
>
>
> Setiap akhir pekan, saya akan melipat jarak itu dengan memburu
rindu. Rindu pada si kecil, Istri, orang tua dan sejuknya kampung
halaman. Well, weekend kali ini juga saya akan sedikit terlambat
menemui cinta itu. Tapi mereka selalu bersama saya kemanapun saya
melangkah. Terima Kasih Cinta
>
>
> Ya, Rabb, lindungi Orang Tua saya, anak dan isrtri saya, dari
kejahatan.
> tempatkanlah mereka selalu dalam kebaikan. Amiin
>
> Jakarta, 30 April 2008
>
> Dani Ardiansyah
> HP : 085694771764
> http://edumuslim.org
> http://catatankecil.multiply.com
> http://hamasahputri.multiply.com
>

16d.

Re: [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Thu May 29, 2008 9:22 pm (PDT)

Bogor-jakarta itu deket Dan..
Mendingan Dani yang tinggal di Bogor
Pulang pergi naik KRL aja biar cepet
Tapi ya harus rela berdesak-desakan, yang penting kan tiap malem dirimu bisa menemui istri dan anakmu.
Aku aja tiap hari PP Depok-Slipi kok..

----- Original Message -----
From: Dani Ardiansyah
To: Pembaca Asma Nadia ; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com ; Penulis Lepas ; FLP PUSAT ; Reza Ervani
Sent: Friday, May 30, 2008 11:12 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

"Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."

Pagi ini, ketika saya menghidupkan HP, sebuah sms dari Endah masuk dalam inbox. Isinya sperti diatas. Alhamdulillah, smsnya menghilangkan keragu-raguan saya hari ini. Sehari setelah kasus pencurian oleh maling kep***t di rumah saya, yang cukup membuat Endah sedih saya memutuskan untuk membatalkan untuk mengikuti acara di Cibubur yang memang sudah terlamabat saya ikuti. Dan malam sebelumnya saya sempat meminta pertimbangan Endah, apakah saya tetap mengikuti acara tersebut atau saya langsung pulang ke Bogor sore ini. Dan seperti itulah jawabannya.

.
16e.

Re: [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Thu May 29, 2008 10:00 pm (PDT)

Ahhh...jadi inget juga selesai akad nikah kami musti jauhan Surabaya - Bandung.. nggak ku ku..kata Mas Dani juga kan? Berat diongkos, berat di hati, berat di tenaga....halah...

Salam dari alumni of Longdistancers Club Angk. Pertama

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

----- Original Message ----
From: Adjie <inner_coach@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, May 30, 2008 11:22:13 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Ahhhh ..........jadi ingat saat harus terbang ke Cirebon tiap JUmat
sore, di bulan-bulan awal usai kelahiran kembar cantik kami

salam,
alumni of longdistancers club !

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Dani Ardiansyah
<fil_ardy@.. .> wrote:
>
> Long Distance: Terima Kasih Cinta
> Dani Ardiansyah
>
> "Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak
sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."
>
> Pagi ini, ketika saya menghidupkan HP, sebuah sms dari Endah masuk
dalam inbox. Isinya sperti diatas. Alhamdulillah, smsnya
menghilangkan keragu-raguan saya hari ini. Sehari setelah kasus
pencurian oleh maling kep***t di rumah saya, yang cukup membuat
Endah sedih saya memutuskan untuk membatalkan untuk mengikuti acara
di Cibubur yang memang sudah terlamabat saya ikuti. Dan malam
sebelumnya saya sempat meminta pertimbangan Endah, apakah saya tetap
mengikuti acara tersebut atau saya langsung pulang ke Bogor sore
ini. Dan seperti itulah jawabannya.
>
>
> Akibat maling yang tidak tahu sopan santun itu beraksi di rumah
saya, uang dan beberapa barang berharga yang disimpan oleh Endah di
rumah hilang. Otomatis, persediaan uangpun habis. Saya khwatir jika
itu menjadi genting. Padahal, weekend ini ada dua agenda yang harus
saya ikuti. Pertama acara mukhoyyam di Cibubur yang sudah terlambat
saya ikuti, saya dan beberapa orang teman berangkat sore ini. Yang
kedua, pada hari sabtu saya menjadi panitia acara workshop menulis
resensi buku yang diadakan oleh komunitas puisi FLP di UIN Syahid
Ciputat.
>
>
> Tinggal berjauhan memang sedikit menyulitkan kami. Bukan sebuah
hal yang mudah memang berada dengan jarak yang berjauhan dengan
orang yang kita sayangi, terlebih dia adalah seseorang yang sudah
terbiasa berada di dekat kita sebelumnya. Terbiasa merawat dan
memanjakan kita, mengurus keperluan kita sehari dan lain-lain. Tentu
saja keadaannya akan berbanding terbalik ketika tiba-tiba
dia "hilang" dari dekat kita untuk sebuah keperluan lain yang memang
sifatnyapuin darurat. Buat saya, menjalani kondisi tersebut memang
cukup berat.
>
>
> Saat pekan pertama pernikahan saya pada bulan Agustus 2007 yang
lalu, long distance juga sudah kami jalani, istri saya harus kembali
ke Bandung karena masih punya ikatan kerja dengan salah satu
perusahaan Intenet Marketing di sana, sementara saya juga harus
kembali ke Jakarta dalam rangka keperluan yang sama, saya kerja
disalah satu perusahaan IT di Jakarta. Kami memang belum sempat
berdiskusi untuk mencari alternatif solusi untuk permaslahan ini,
selain saran-saran dari keluarga dan sahabat-sahabt agar kami segera
bersatu dalam satu rumah setelah pernikahan, karena kondisi yang
kami jalani seperti itu tidak baik, terutama bagi seorang istri.
>
>
> Dan sekarang, pasca melahirkan buah hati kami, hal itu juga
terpaksa kami jalani kembali. Tinggal berjauhan. Sekarang Endah
tinggal di Bogor bersama orang tua saya dengan pertimbangan bahwa
akan ada yang membantu keperluannya setelah melahirkan dengan cara
cesar.
>
>
> Setiap akhir pekan, saya akan melipat jarak itu dengan memburu
rindu. Rindu pada si kecil, Istri, orang tua dan sejuknya kampung
halaman. Well, weekend kali ini juga saya akan sedikit terlambat
menemui cinta itu. Tapi mereka selalu bersama saya kemanapun saya
melangkah. Terima Kasih Cinta
>
>
> Ya, Rabb, lindungi Orang Tua saya, anak dan isrtri saya, dari
kejahatan.
> tempatkanlah mereka selalu dalam kebaikan. Amiin
>
> Jakarta, 30 April 2008
>
> Dani Ardiansyah
> HP : 085694771764
> http://edumuslim. org
> http://catatankecil .multiply. com
> http://hamasahputri .multiply. com
>

16f.

Re: [CATHAR] Long Distance: Terima Kasih Cinta

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Thu May 29, 2008 11:22 pm (PDT)

Hhhmmmmm ..........seru juga ya ceritanya Bapak-Bapak & Ibu-Ibu SK,
bagaimana rasanya ya? ^_^

mudah-mudahan cukup Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu aja ya jangan ditularkan di
adik kelasnya (hi....hi...)

Kang Dani
Mbak Siwi
Om Adjie ....

Mohon doanya ya! agar saya dan sahabat SK yang lainnya tidak merasakan
long distance.. .
Bagaimana sahabat?

Salam,
Sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Dani Ardiansyah <fil_ardy@...>
wrote:
>
> Long Distance: Terima Kasih Cinta
> Dani Ardiansyah
>
> "Niatkan setiap langkahmu karena Allah, Cinta. Agar semua tidak
sia-sia. Bun ikhlas Abi ikut acara...."

> Dani Ardiansyah
> HP : 085694771764
> http://edumuslim.org
> http://catatankecil.multiply.com
> http://hamasahputri.multiply.com
>

17.

[OOT] MAU KERJA dI MIZAN?

Posted by: "Dani Ardiansyah" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu May 29, 2008 10:47 pm (PDT)

Mau kerja di MIZAN?? Ikuti workshop menulis resensi berikut ini!! Alumni dari workshop ini berkesempatan untuk kerja magang di MIZAN. SERIUZZ!!
Ingin tau gimana caranya? Jangan ragu-ragu! Ikuti petunjuknya hanya di acara ini:
==============================================

KOMUNITAS PUISI FORUM LINGKAR PENA (FLP)
Mempersembahkan WORKSHOP MENULIS RESENSI BUKU

*Sebuah pelatihan yang paling banyak ditanyakan para penulis dan rekan-rekan yang sedang belajar menulis. Acara ini tentu akan sangat bermanfaat bagi kita semua yang gemar menulis dan ingin menyelami lebih dalam kiat-kiat praktis menulis resensi buku sastra dan buku-buku lainnya. Peserta akan mendapatkan Sertifikat dan Konsumsi*

InsyaAlloh acara Workshop ini akan diadakan pada:
Hari/tanggal: Sabtu/31 Mei 2008
Waktu: Pukul 14.00 – 18.00 WIB
Tempat: Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah
Ciputat, Banten

Pembicara: Maman S. Mahayana [Dosen Sastra FIB Universitas Indonesia]
ACARA TAMBAHAN :

-Penampilan Teater LST
-Pembacaan Puisi
-Games Berhadiah

HTM:

Umum: Rp 25.000,-/orang
Pelajar dan Mahasiswa: Rp 10.000,-/orang
Khusus anggota FLP Ciputat: Rp 5.000,-/orang

Pembayaran & registrasi peserta dapat menghubungi:
- Untuk FLP Ciputat dan mahasiswa dapat langsung menghubungi: RW Dodo (Ketua FLP Ciputat) melalui hp no. 081585857114

- Khusus untuk umum, pembayaran langsung ditransfer ke rekening:
Atas nama : Lia Octavia
No. rek : 0120075101
Bank : BCA

Bukti pembayaran harap dikirimkan via email yaitu liaoctavia@gmail. com (Baca: liaoctavia et gmail dot com) dengan menyebutkan nama, alamat lengkap, dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Tidak menerima konfirmasi pembayaran via sms.

Acara ini terselenggara atas kerjasama dan didukung oleh :
FLP CIPUTAT
Komunitas Sekolah Kehidupan (Sekolahkehidupan. com)
LINGKAR SASTRA TARBIYAH (Fakultas Tarbiyah UIN)
Lingkar Pena Publishing House
ANNIDA, MIZAN, GERAI BUKU ON-LINE

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Fiyan Arjun (0858 858 58160)
RW Dodo (0815 858 57114)
Rahmat HM (0856 972 20915)
Dani Ardiansyah (0856-94771764)

Dani Ardiansyah
HP : 085694771764
http://edumuslim.org
http://catatankecil.multiply.com
http://hamasahputri.multiply.com


18.

[OOT] Outlandish dan Duka Palestina

Posted by: "Syamsul Arifin" ipin.kerenz@gmail.com   syamsul.arifin

Thu May 29, 2008 11:46 pm (PDT)

Oleh: Syamsul Arifin

**

**

**

*Look into my eyes*

*Tell me what you see*

*You don't see a damn thing*

*Cause you can't relate to me*

(Look Into My Eye, oleh Outlandish)

Meskipun lagu yang ditulis Gihad Ali, penyair muda Palestina, ini memiliki
aransemen genre hip-hop yang cukup riang, lirik yang dibawakan sangatlah *
dalam* jika kita mau meresapinya.

Lagu tahun 2006 ini dimulai dengan bait yang cukup menghentak kesadaran.
Mempertanyakan kepedulian, empati dan ukhuwah kita.

*Lihatlah kedalam mataku*

*Katakan, apa yang engkau lihat*

*Kau tidak melihat sesuatu apapun jua*

*Karena engkau tidak terikat dengan diriku*

**

**

Apakah kita sudah bisa merasakan duka mereka (Palestina)? Jika belum, maka
bisa jadi kita tidak terikat/berhubungan/*nyambung* dengan kaum Muslimin
yang berada di tanah para Nabi yang sedang berduka.

Sungguh sangat miris. Rasulullah SAW telah memperingatkan,

*Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka
dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)*

**

**

Astagfirullah hal adzim… lalu siapakah yang kaum muslimin itu? Apakah kita
ataukan yang tersiksa di tanah para Nabi itu? Jika orang-orang yang berada
di Palestina merupakan kaum Muslim yang sedang menderita, maka apakah
ketidakpedulian kita sudah cukup membuat kita hengkang dari golongan
Muslimin?

*Sampai Kapankan Duka Itu Akan Berkepanjangan*

**

**

Penderitaan muslim di sana sudah cukup jauh, enam puluh tahun sudah usia
penjajahan Zionis laknatullah merajalela.

*See I've known terror for quite some time*

*Fivety seven years so cruel*

*Terror breathes the air I breathe*

*It's the checkpoint on my way to school*

*Terror is the robbery of my land*

*And the torture of my mother*

*The imprisonment of my innocent father*

*The bullet in my baby brother*

*The bulldozers and the tanks*

*The gases and the guns*

*The bombs that fall outside my door*

**

Tahukah engkau, aku sudah mengenal teror semenjak lama. Lima puluh tahun
yang kejam. Teror menghirup udara yang kuhirup. Pos pemeriksaan di jalan
menuju sekolahku. Teror berupa perampasan tanahku. Dan penyiksaan ibuku.
Pemenjaraan ayahku yang tidak bersalah. Peluru yang bersarang di tubuh adik
bayiku. Buldoser-buldoser dan tank-tank. Gas-gas dan senjata-senjata.
Bom-bom yang jatuh diluar pintu rumahku.

(potongan lirik di lagu Look Into My Eye, oleh Outlandish)

*Lalu, Apakah yang Kita Bisa Perbuat..?*

**

**

*Dari Abu Sa'id Al-Khudri rodhiallohu 'anhu dia berkata: Aku mendengar
Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa di antara
kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya;
jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman" (HR. Muslim)*

**

**

Pertanyaannya adalah, apakah kita mau memiliki iman yang paling lemah? Atau,
sudahkah kita memiliki iman, meski hanya yang paling lemah sekalipun?

Ataukan kita sedang asyik dengan diri sendiri, kepentingan-kepentingan,
kesenangan-kesenangan ataupun tujuan-tujuan pribadi semata. Atau
jangan-jangan kita sedang terlena kenikmat berkubang dalam syahwat dan nafsu
yang melenakan. Naudzubillah…

*Kemenangan Hanya Milik Orang-orang yang Bertakwa*

**

*Ooohh, let's not cry tonight*

*I promise you one day it's through*

*Ohh my brothers, Ohh my sisters*

*Ooohh, shine a light for every soul that ain't with us no more*

*Ohh my brothers, Ohh my sisters!*

**

Ooohh, usahlah menangis malam ini. Aku berjanji suatu hari nanti ini semua
akan berlalu. Ohh saudaraku, ohh saudariku. Oooh sinari cahaya untuk setiap
ruh yang tidak bersama kita lagi (dengan mendoakannya). Ohh saudaraku, ohh
saudariku.

(potongan lirik di lagu Look Into My Eye, oleh Outlandish).

Janjiku untukmu saudara-saudariku. Tetes kesedihan air mata yang mengaliri
pipimu adalah dukaku, senyuman yang mengembang di bibirmu adalah
cita-citaku.

Semoga Allah menjadikan kami muslim yang bertakwa, agar ia memberikan
kemenangan kepada kita semua. Takwa dalam pengertian yang sesungguhnya.

*Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah
semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala (QS. Ibrahim: 15)
*

**

**

*Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat
kemenangan. (QS. An-Nuur: 51)*

**

**

---000---

"Untuk sebuah cinta yang harus selalu bergelora… cinta karena Allah untuk
saudara-saudariku disana"

*cek videoklipnya di:
http://genkeis.multiply.com/video/item/57/Outlandish_-_Look_Into_My_Eyes <--
MP saya

--
Syamsul Arifin, SKM
E-mail: syamsul.arifin@yahoo.com
Mobile ph. +62 8569889007
Website: www.ipin4u.co.nr

"Young Professional Expert"
Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

Healthy Living

Learn to live life

to the fullest

on Yahoo! Groups.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: