Kamis, 05 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Indikasi Kehancuran Israel

Indikasi Kehancuran Israel

Selasa, 03/03/2009 09:43 WIB

Tahun ini, penjajahan Israel atas bumi Palestina memasuki tahun ke-61.
Sebuah catatan yang panjang sekali. Selama dalam kurun waktu tersebut,
sekarang ini, hampir 80% wilayah Palestina sudah berhasil dikuasai oleh
para Zionis tersebut. Sehubungan dengan paham Anti-Semit yang merebak,
banyak bangsa Yahudi yang "kembali" ke Israel (dalam bahasa Ibrani
disebut dengan istilah aliyaa).

Paham Anti-Semit terjadi sedemikian rupa di luar perkiraan Israel
sendiri. Isyu Holocaut yang selama ini dijadikan pelindung bagi Yahudi,
perlahan-lahan mulai surut, dan bahkan banyak masyarakat Eropa sendiri
yang tidak percaya kepada Holocaust sebenarnya. Di dalam negeri pun,
Israel tengah "bertempur". Para pemimpinnya saling sikut dan berebut
kekuasaan. Friksi ini diyakini akan mengakibatkan tersendatnya kesatuan
paham di antara mereka sendiri. Di sisi ekonomi, negara-negara yang
selama ini memberikan bantuan kepada Israel mulai menuai protes dari
rakyatnya untuk menghentikan kebijakan itu. Otomatis, Israel menjadi
sedikit limbung. Salah satu yang membuat Israel melakukan agresi ke Gaza
dua bulan silam salah satunya adalah untuk mencari sumber minyak baru
dan air. Sudah beberapa waktu belakangan ini, Israel dilanda kekeringan.
Sementara Hamas, sebagai penentang Israel nomor 1, seperti diprediksi
banyak orang, malah semakin kuat pasca-agresi ke Gaza.

Beberapa hal ini oleh beberapa pengamat dijadikan sebagai indikasi
ambang kehancuran negara Zionis yang ilegal. Uniknya, para analis Israel
sendiri tidak menampik kekhawatiran ini. Inilah beberapa indikasi lain
kehancuran Israel:

1. Sebagai negara penjajah Israel jelas kehilangan kemampuannya untuk
melakukan peleburan dengan bangsa lain di kawasan Timur Tengah. Ini
karena Israel hampir tidka beda dengan Barat dan merupakan kepanjangan
kepentingan dan politik mereka di Timur Tengah. Misalnya saja dengan
Mesir. Walau pada intinya, pemerintah Mesir berkongsi dengan Israel,
namun masyarakatnya sendiri jelas-jelas menolak Zionis dalam bentuk
apapun.

2. Israel mengalami ketimpangan secara demografi melawan pertumbuhan
warga Arab. Hal ini nyata menimbulkan rasialisme terhadap warga Israel
dari keturunan Arab dan terhadap warga Palestina. Israel akan berubah,
seperti nasib Afrika Selatan pada masa rasialisme Apartheid. Pada
akhirnya legalitas Israel akan tercerabut dan mereka akan dimusuhi.
Fenomena ini sekarang sudah muncul secara internasional. Meski dukungan
terhadap Yahudi di Amerika begitu kuat, mayoritas negara dunia tidak
sepakat dalam hal ini. Apalagi jika strategi politik Arab menyerukan
solusi satu negara dan bukan dua negara dalam menyelesaikan masalah
konflik Palestina Israel.

3. Dunia semakin sadar tentang apa yang terjadi di Timur Tengah. Ini
artinya tekanan masyarakat internasional terhadap
pemerintah-pemerintahan mereka akan semakin kuat agar memiliki politik
tegas terhadap Israel. Di Israel sendiri mulai ada sejumlah organisasi
swasta mendukung aksi anti Israel dan melakukan aksi internasional
melawan cara-cara Israel menghancurkan rumah warga Palestina dan
pengusiran mereka. Dengan berangsurnya kemajuan ekonomi Negara-negara
Timur Tengah, perimbangan dan bargaining perdagangan dengan sejumlah
Negara akan mulai memaksa negara lain untuk mendukung kepentingan Arab.
Secara otomatis Israel akan tercekik. Resesi ekonimi global menjadi
jalan pembukanya.

4. Menurunnya jumlah militer Israel sebab jumlah kelompok usia tua
militer Israel semakin tinggi. Di samping naiknya jumlah kelompok Yahudi
ekstrem "harayadam" yang menolak bergabung dalam militer Israel.
Sekarang ini, persentase mereka sudah menapai 9 persen dari warga
Israel. Perang yang dilakukan Israel akan menimbulkan kerugian nyawa
yang tidak terkira. Sementara bangsa Palestina, seperti yang sudah-sudah
dan telah dibuktikan, akan selalu bisa bertahan dalam kondisi seperti
ini.

5. Israel mengalami masalah sosial dan politik internal yang krusial.
Perpecahan antara Kadima dan Likud akan terus berlanjut. Kadima, sebagai
pemenang pemilu 2009 tidak mendapatkan pembagian yang adil dari sisi
ekonomi dan kekuasaan. Tawaran dari Benajmin Netanyahu (ketua Likud)
ditolak mentah-mentah oleh Tzipi Livni (Kadima). Kondisi ini akan
berlangsung lama dan akan menjadi api dalam sekam bagi Israel.

6. Kelas terpelajar sekuler dari Barat mereka eksodus balik. Sehingga di
Israel hanya akan tersisa kelompok akstrem dalam politik dan agama.
Perseteruan dua kelompok ini sangat panas sebab satu sama lain
mengkafirkan.

7. Ekstremis dan fanatisme kelompok di Israel akan saling menghabisi.
Ini barangkali yang digambar dalam Al-Quran "kalian kira mereka
berkumpul tapi hati mereka terpecah". (sa/berbagaisumber)

http://eramuslim.com/berita/analisa/indikasi-kehancuran-israel.htm

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Cat Owners Group

Join a community

for cat lovers

Yahoo! Groups

w/ John McEnroe

Join the All-Bran

Day 10 Club.

Group Charity

Food Bank

Feeding America

in tough times

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: