Rabu, 18 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Makan Ketika Lapar dan Sebelum Kenyang Bukan Hadits?

Sayangnya lafadz yang seringkali dikatakan sebagai hadits nabi ini
tidak kita temukan di kitab-kitab hadits yang muktamad, semacam Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasa"i, Sunan Abu Daud, Sunan
At-Tirmizy, Sunan Ibnu Majah dan lainnya.
Juga tidak kami dapati di kitab-kitab hadits ahkam semacam Bulughul Maram atau Nailul Authar dan sejenisnya.

Sheikh Nawawi Al-Bantani pernah mengatakan bahwa lafadz ini hanyalah hikmah dan bukan hadits nabi shallallahu alayhi wasallam.
Namun keterangan yang lebih rinci kita dapat dari seorang ahli
hadits di negeri ini, yaitu Al-Ustadz Prof. KH. Ali Mustafa Ya"qub, MA.
Beliau menyebutkan bahwa lafadz itu didapatnya tertulis pada salah satu
kitab yang disebut dengan Ar-Rahmah fii Ath-Thibb wa Ar-Rahmah karya Al-Imam As-Suyuti (wafat 911 H).

Namun alih-alih sebagai hadits nabi, lafadz itu ternyata hanyalah
merupakan perkataan seorang tabib (dokter) dari Sudan, yang tidak ada
kaitannya dengan urusan syariah dan agama.

Mungkin sebagai sebuah advis atau nasehat dari seorang dokter,
esensi nasehat tersebut ada benarnya, namun kalau dikatakan bahwa
lafadz itu merupakan sabda nabi Muhammad shallallahu alayhi wasallam, sungguh sangat
disayangkan.
Sebab kita tahu bahwa hal itu merupakan sebuah kebohongan serius
kepada beliau. Sampai ada hadits yang menyebutkan bahwa orang yang
sengaja berdusta tentang nabi Muhammad shallallahu alayhi wasallam, maka dia harus menyiapkan
tempat duduknya dari api neraka.

Bukan Hadits Tapi Nasehat Dokter
Di dalam kisah itu As-Suyuti menuliskan bahwa ada empat orang dokter
ahli berkumpul di hadapan Kisra raja Persia. Masing-masing berasal dari
negeri yang berbeda. Yaitu dari Iraq, Romawi, India dan Sudan.

Masing-masing diminta untuk memberikan resep yang paling manjur yang
tidak memberikan efek samping. Dokter dari Iraq memberi resep berupa
minum air hangat tiga teguk setiap hari begitu bangun tidur. Resep
dokter dari Romawi adalah menelan 3 biji rasyad (sejenis sayuran) tiap hari. Resep dokter India adalah menelan 3 biji ihlilaj tiap hari. Ihlilaj adalah sejenis gandum yang tumbuh di India, Afghanistan dan Cina.
Giliran dokter dari Sudan, resepnya adalah tidak makan kecuali sudah
lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Rupanya resep terakhir inilah yang dianggap paling manjur dan juga diakui oleh ketiga rekannya.

Dalam mengisahkan cerita tentang nasehat dokter dari Sudan ini,
Al-Imam As-Suyuthi sama sekali tidak menyebutkan bahwa lafadz ini
datang dari Rasulullah SAW. Sehingga kalau sampai banyak penceramah
main kutip lafadz ini sehingga akhirnya seolah menjadi hadits nabi,
sungguh sangat disayangkan.

Wallahu a"lam bishshawab, wassalamu "alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

sumber : eramuslim.com


Syaikhul_Muqorrobin@KL

http://muqorrobin.multiply.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Support Group

Lose lbs together

Share your weight-

loss successes.

Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Group Charity

Food Bank

Feeding America

in tough times

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: