Rabu, 04 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Tenang Dalam Setiap Sikap

Tenang Dalam Setiap Sikap


Saudaraku yang baik, ketenangan
menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi
masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah
galau, panik tergesa-gesa, tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan
bisa menerima informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan
orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon
akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya.

Ketenangan pun akan membawa
kewibawaan, atau karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh
teman dan lingkungannya. Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memiliki
kharisma. Terutama, kepada para calon pemimpin dalam skala apapun, ia harus
berlatih mengendalikan diri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapun sulitnya.
Dan, tenang bukan berarti lamban. Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling
tenang, tetapi berjalannya sangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannya
dengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri, artinya dia tetap gesit,
tangkas tidak ada gurau berlebih, atau berteriak-teriak. Pribadi yang kalem
senyum berukir jernih, tidak pula banyak bicara kalau memang tidak perlu
bicara. Akibatnya, orang yang tenang mendapat ilmu yang lebih banyak,
mendapatkan kemampuan memilih keputusan lebih baik.

Namun, ketenangan harus diupayakan
agar tidak berujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika ia tidak peduli
kepada orang lain. Dia diam tapi tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik
melakukan kegiatan yang lain (saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada
orang yang diam karena dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain,
bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yang didengarnya.

Sehingga, tenangya kita
responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang bisa dipengaruhi oleh
banyaknya keinginan, demografi (asal tempat menetapnya), lingkungan, tekanan
kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW
sendiri tertawa bila orang lain tengah melucu. Demikian pula bagi seorang
pemimpin, keputusan terbaik adalah ketika ia memang memiliki akses informasi
lengkap. Makin lengkap informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu
sendiri tidak boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari
kedua belah pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah
tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita hanya
perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a`lam.

-----------------------sumber cyberMQ.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: