Thursday, 13 August 2009
Hutang Kepada ALLAH Lebih Berhak Untuk Ditunaikan
Senin, 10 Agustus 2009
Úóäú ÇÈúäö ÚóÈøóÇÓò ÑóÖöíó Çááøóåõ ÚóäúåõãóÇ ÞóÇáó : ÌóÇÁó ÑóÌõáñ Åöáóì
ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÝóÞóÇáó íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö
Åöäøó Ãõãøöí ãóÇÊóÊú æóÚóáóíúåóÇ Õóæúãõ ÔóåúÑò ÃóÝóÃóÞúÖöíåö ÚóäúåóÇ ÞóÇáó
äóÚóãú ÞóÇáó ÝóÏóíúäõ Çááøóåö ÃóÍóÞøõ Ãóäú íõÞúÖóì
(ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí)
Dari Ibn Abbas radhiyallahu 'anhumaa :
Datang seseorang pada Nabi saw dan berkata : Wahai Rasulullah (saw), Sungguh
ibuku wafat dan ia mempunyai hutang puasa satu bulan, apakah aku membayarnya
untuknya?, sabda Rasulullah saw : "Betul, dan Hutang pada Allah (swt) lebih
berhak untuk ditunaikan" (Shahih Bukhari)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah Swt Maha Penguasa jagat raya semesta, Maha
Melihat kepada semua makhluk-Nya yang terbesar dari planet – planet yang
sangat luas dan besar hingga Arsy -Nya dan Lauhul Mahfudz beserta 7 lapis
langit sampai butiran sel terkecil, sampai makhluk- Nya yang terkecil dan
bahkan seruan dari doa hewan – hewan kecil bagaikan semut pun, doa mereka
didengar oleh Allah Swt. Maha Mengetahui gerak – gerik hamba-Nya yang
terlihat dan tidak terlihat, Maha Mengatur kehidupan mereka dengan
pengaturan yang paling sempurna, dengan pengaturan Ilahiyyah Yang Maha Mulia
dan Maha Sempurna mengatur kehidupan alam semesta.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Bagi keturunan Adam kehidupan dunia bukanlah akhir dari kehidupan, Kehidupan
dunia adalah pembuka menuju kehidupan setelah kehidupan, Kehidupan setelah
kematian ini yang akan muncul sebagai kehidupan yang kekal, Kehidupan yang
diawali dengan perjumpaan dengan Rabbul Alamin, Maka ketahuilah setiap nafas
kita adalah satu langkah menuju perjumpaan kepada Allah, menuju hari
perjumpaan dengan Allah Swt. Hari dimana manusia harus berhadapan dengan
Rabbul Alamin dan saat itu semakin dekat dan tidak bisa diundur – undur
terkecuali semakin dekat. "ya ayyuhal insanu, innaka kaadihun ilaa rabbika
kadhan famulaaqiih.." (QS Al Insyiqaq 6 ) Wahai manusia kalian telah
berusaha dengan susah payah kepada Tuhan-Mu dan kau akan berjumpa dengan
Allah. Hadits ini adalah "tahdziiran lil musrifiin waddholimin wattabsyiiran
lilmukminin wasshalihin" ayat ini merupakan teguran dan peringatan bagi
orang – orang yang dhalim bahwa apapun yang mereka perbuat di muka bumi ini,
mereka akan sampai kehadirat Allah Yang Maha Tidak Bisa Tersembunyi dari
segala hal, yang semua perbuatan kita terlihat oleh Allah sampai setiap
getaran jiwa dan perasaan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Namun ayat ini juga membawa kegembiraan bagi para mukminin dan shalihin yang
rindu kepada Allah. Melewati hari – harinya dalam musibah atau dalam
kenikmatan. Tujuan utama kehidupan telah mereka pahami bahwa tujuan utama
seluruh kehidupan keturunan Adam ini adalah berujung pada perjumpaan dengan
pencipta.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Saksikan semua kejadian di muka bumi, berupa musibah, kenikmatan, kesedihan,
kegembiraan, siang malam, besar kecil, kaya miskin, apapun itu semuanya akan
sirna dan fana, tetap akhirnya adalah perjumpaan dengan Allah. Inilah yang
masih dan yang akan datang kepada kita dan tidak akan ada yang tidak terjadi
dan pasti terjadi. Hadirin – hadirat, beruntunglah mereka yang cita –
citanya sampai kepada puncak cita – citanya. Inilah puncak dari cita – cita
dan inilah akhir dari semua kehidupan karena semua kehidupan apapun yang
terjadi, akhirnya perjumpaan dengan Allah. Maka ia memahami kehidupan
setelah kehidupan ini akan muncul kepadanya. Sebagaimana ia datang ke muka
bumi sebelum ia tiada, ia tidak tahu sebelumnya ketika ia belum lahir ia
tidak ada perasaan bahwa ada di bumi dari mana datangnya. Hadirin – hadirat,
aku dan kalian ada di muka bumi yang sebelumnya tidak pernah ada dan
demikian pula kelak kita akan wafat dan berjumpa dengan Allah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy "man ahabba liqa'i ahbabtu
liqa'ahu" barangsiapa yang rindu berjumpa dengan-Ku, Aku pun rindu berjumpa
dengannya. Maka ketika seorang hamba melewati hari – harinya dengan
kerinduan kepada Penciptanya Yang Maha Indah, maka ketahuilah ia sudah
dirindukan Allah. Maka Allah jadikan hari – harinya indah, diperindah oleh
Allah dengan Keridhoan dan Kasih Sayang-Nya, ia melewati kehidupan di muka
bumi dengan sedemikian banyak Rahmat dan akan mendapatkan lagi Rahmat yang
sedemikian agung dan abadi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita ke dalam hadits mulia yang disampaikan oleh Sayyidina
Abdullah Ibn Abbas radhiyallahu anhuma yang melihat seseorang bertanya
kepada Rasulullah Saw bahwa ibundanya wafat, "ya Rasulullah, inna ummiy
maatat wa alaiha shaumu syahrin afa-aqdhihi anha?" wahai Rasulullah, ibuku
wafat ia masih mempunyai hutang puasa 1 bulan, apakah aku membayarnya untuk
ibuku?, maka Rasul berkata "na'am, fadainullah ahaqqu an yuqdha" betul,
karena hutang kepada Allah itu lebih berhak untuk ditunaikan daripada hutang
kepada makhluk. Hadirin, pemahaman kita disini bahwa semua yang tertinggal
daripada apa – apa yang telah diperintahkan oleh Allah, jangan lupa
membayarnya. Mereka yang barangkali tahun – tahun yang lalu lepas dari
beberapa hari puasa Ramadhan, inilah waktunya, mumpung masih bulan Sya'ban
maka tunaikanlah. Demikian pula yang meninggalkan shalat sekian lama dan itu
menjadi hutang baginya. Jika ia mampu maka jadikanlah pembayaran hutang –
hutangnya kepada Allah ia dahulukan daripada hutangnya kepada makhluk.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Muncul pertanyaan kepada saya, "bagaimana dengan orang yang lama tidak
melakukan shalat, apakah ia wajib membayar kesemuanya?". Tentunya itu hutang
kepada Allah, namun membayarnya pun wajib, namunAllah Swt itu adalah semulia
– mulia dan sebaik – baik dari semua yang dihutangi. Semampu kita, ya kita
penuhi. Jika kita tidak mampu, maka tentunya Allah tidak memaksa kecuali
sesuai kemampuan kita. Sebagaimana firman Allah Swt menjelaskan ketika
seseorang dihutangi oleh orang lain, maka Allah Swt berfirman ".." lihat
sampai orang yang berhutang itu mempunyai kemampuan.(QS Al Baqarah 288)
Orang yang mampu bayar tentunya boleh ditagih, kalau tidak mampu bayar
jangan ditagih. Demikian hadirin – hadirat, firman Allah Swt. Kalau itu
sesama makhluk, lebih – lebih lagi Allah Swt. Hamba – hamba yang tidak mampu
membayar hutang – hutangnya, mustahil Allah akan menagihnya, tapi kalau
Allah melihat hamba-Nya sudah berusaha membayarnya, namun sampai ia wafat
belum terselesaikan hutang – hutang kepada Allah. Niscaya Allah-lah Yang
Maha Memaafkan hutang lebih dari semulia – mulia yang memiliki hutang dan
yang dihutangi. Dialah Rabbul Alamin.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu mereka yang mempunyai hutang puasa di tahun – tahun yang
lalu, masih ada kesempatan untuk men-qadha-nya.Mengenai shalat, misalnya
kita punya banyak hutang shalat yang lalu – lalu, sekian banyak bisa
diperhitungkan kira – kira berapa. Gabungkan dengan shalat sunnah agar tidak
menyulitkan. Boleh sendiri (terpisah dari shalat sunnah), tapi kalau mau
digabung shalat sunnah dengan qadha (pun bisa), sebagian ulama (Al Imam
Syafi'i) membolehkannya. Biasanya kita suka shalat sunnah apa? Sunnah
qabliyah dhuhur 4 rakaat bisa digabung dengan qadha dhuhur yang lalu.
Biasanya qabliyah dhuhur 4 rakaat ba'diyah dhuhur 4 rakaat (misalnya) bisa
qadha shalat dhuhur yang lalu – lalu. Bisa digabung asalkan rakaatnya sama.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, ini bisa mempermudah bagi
kita. Syari'ah ini mudah dan lebih mudah lagi bagi kita kalau memahaminya.
Semakin kita mendalaminya, semakin mudah. Semakin kita tidak memahaminya
maka semakin sulit. Hadirin – hadirat, demikian penyampaian dari Nabi kita
Muhammad Saw.
"Fadainullah ahaqqu an yuqdha" hutang kepada Allah itu lebih berhak untuk
ditunaikan daripada hutang kepada makhluk.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Allah Swt tidak pula mempermasalahkan sisa – sisa hutang hamba-Nya
selama hamba-Nya tidak mampu membayarnya. Sebagaimana diriwayatkan didalam
Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda "Ana awla bil mu'minina min anfusihim"
aku (Nabi saw) lebih layak didahulukan bagi orang mukmin dari diri mereka
sendiri. Maka barangsiapa yang mempunyai harta waris, jika ia wafat maka
harta itu untuk ahli warisnya, kata Sang Nabi saw. Namun bila ia memiliki
hutang dan tidak mampu membayarnya, datang padaku dan aku ayang akan
membayarnya. Demikian indahnya,Nabi kita Muhammad Saw. Kalau setiap muslim,
setiap mukmin, Rasul saw lebih berhak dari diri mereka sendiri. Berarti
harta warisnya sebelum ke ahli warisnya, mestinya ke Nabi saw terlebih dulu,
namun Nabi Saw berkata "kalau ada harta maka untuk ahli warisnya, sedangkan
jika ada hutangnya datang padaku maka aku yang akan membayarnya". Demikian
indahnya Sayyidina Muhammad Saw.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari
menjelaskan bahwa kejadian ini adalah setelah Fatah Makkah. Sebelum Fatah
Makkah, Rasul saw tidak mengucapkan ini dan beliau saw berusaha agar para
Sahabat tidak mendiamkan jenazah dikuburkan sebelum hutangnya dibayarkan,
dengan cara Rasul saw tidak mau menyolatkannya. Rasul saw tidak mau
menyolatkan orang yang masih mempunyai hutang, bukan karena dosanya, tapi
agar orang – orang disekitarnya sadar dan membayar hutangnya, baru bersegera
menyolatkannya. Demikian yang dimaksud.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa fattah setelah tidak adanya
harta ghanimah untuk muslimin. Kalau muslimin sudah tidak punya lagi kas
harta untuk muslimin, yang sering dipakai untuk orang yang meninggal, tidak
punya uang untuk membayar hutangnya. Tidak ada lagi kas muslimin (misalnya
di masa sekarang). Tidak ada lagi yang namanya Baitul Maal. Harta yang
dikhususkan untuk muslimin yang tidak mampu, apakah ia wafat tidak terbayar
hutangnya. Apakah ia dihimpit bumi? Al Imam Ibn Hajar mengatakan "tidak".
Karena dosa itu bagi orang yang mampu membayar hutangnya tapi tidak membayar
hutangnya maka dihimpit bumi. Bagi yang tidak mampu, tidak ada siksa bagi
mereka. Itu muncul di masa Baitul Maal. Seandainya Baitul Maal masih ada,
orang susah hidupnya tenang. Jika ia wafat, tidak bisa membayar hutangnya,
Baitul Maal yang bayar hutangnya. Tentunya mustahil Allah akan memaksa hamba
– hambaNya lebih dari kemampuannya. Demikian hadirin – hadirat, indahnya
tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Dan itu beberapa hal yang perlu kita
jelaskan. Oleh sebab itu waktu – waktu sekarang ini, kita bisa merenungkan
jawabannya. Hutang – hutang kita kepada Allah berupa dosa, berupa
kenikmatan, berupa kemuliaan dan anugerah yang Allah berikan kepada kita.
Ketika Nabiyullah Yusuf alaihi salam, bertanya kepada Allah Swt "wahai Allah
bagaimana mengucap syukur kepada-Mu? setiap hari aku bersyukur kepada-Mu
atas kenikmatan ini, aku teringat lagi bahwa perbuatan syukurku harus
disyukuri juga, Karena perbuatan syukurku itu adalah hidayah dari-Mu, maka
bagaimana cara aku bersyukur?", maka Allah Swt menyampaikan kepada
Nabiyullah Yusuf bahwa perbuatan syukur adalah merasa masih tidak mampu
bersyukur, itu adalah syukur. Hakikat syukur adalah senang saat bersyukur
lalu merasa tidak mampu melaksanakan hakikat syukur yang sebenar – benarnya,
itulah syukur. Maka berkata Nabiyullah Yusuf alaihi salam "Subhana man
ja'alal 'ajzi 'an syukrihi syukro" Maha Suci Allah yang telah menjadikan
lemahnya seorang hamba untuk bersyukur sebagai hakikat syukur.
Hadirin – hadirat, kita bersyukur kepada Allah atas kehadiran kita disini
dan kita meminta kepada Allah agar selalu diberi petunjuk selalu untuk
berbuat syukur lagi. "La insyakartum la aziidannakum wa la inkafartum inna
a'dzabii lasyadiid" Maha Suci Allah yang menjadikan perbuatan syukur dalam
kenikmatan membuat kenikmatan bertambah lagi, bukan berkurang.. Kita lihat
bagaimana indahnya Rabbul Alamin yang mendorong kita untuk selalu dekat
kepada-Nya. Kalian lihat kenikmatan yang kalian dapat wahai hamba-Ku,? (kita
jawab) : aku lihat Wahai Allah, aku lihat betapa indahnya kenikmatan
ini.(maka seakan Allah menjawabnya sebagaimana ayat diatas) Berterima
kasihlah pada-Ku, akan Ku-tambahkan kenimatan itu. Bukan dipermasalahkan,
bukan dipertanggungjawabkan, bukan dipersulit tapi ditambah lagi kalau
bersyukur. Kalau dipermasalahkan, berarti itu adalah bagi tidak bersyukur.
Kalau bersyukur ditambah lagi kenikmatannya. Supaya apa? supaya bersyukur
lagi, karena Allah senang hamba-Nya mendekat pada-Nya. Semakin hamba-Nya
bersyukur mendekat pada-Nya dengan tentunya ia akan semakin jauh kepada
kemurkaan Allah dan semakin jauh dari api neraka. Itulah yang dikehendaki
Rabbul Alamin. Ini kenimatan, bersyukur, tambah lagi, bersyukur, tambah
lagi, terus dan terus kenikmatan Allah sampai kau tidak mampu lagi
bersyukur. (seakan Allah berkata sebagaimana memperjelas ayat diatas)
Hamba-Ku sekarang sudah bukan waktunya bersyukur, tapi bersabar. Kenapa?
karena ia tidak mampu mengikuti tangga – tangga kenikmatan untuk terus
menempuh tangga – tangga syukur.
Kalau ia mampu melewati tangga – tangga ini maka segala baginya yang
bersabar. Waktunya bersabar sekarang, kenapa? karena ia tidak mampu
bersyukur atas kenikmatan yang datang kepada kita. Seraya berkata Nabiyyuna
Muhammad Saw "walau ya'lamuunannasi maa fiinnidai wasshaffil awwal, wala
yajiduu illa an yastaihumuu, lastahamuu alayh," demikian riwayat Shahih
Bukhari. Rasul saw bersabda "kalau manusia itu tahu betapa banyak anugerah
dahsyat,agung, besar, mulia yang ada pada orang – orang yang melakukan
adzan, iqamah dan shalat pada shaf pertama". Dan mereka itu kalau seandainya
mau mendapatkan duduk di shaf pertama, harus dengan diundi terlebih dulu.
Maka mereka akan mengundinya agar di shaf awal. Dengan melakukan pengundian,
supaya mendapatkan shaf pertama karena tahu betapa mulianya kemuliaan yang
diberikan Allah kepada orang yang shalat di shaf pertama dan orang yang
melakukan adzan. (Dan beliau menersukan haditsnya) Law ya'lamuuna ma
fittahjiiri lastabaquu alayh, Kalau seandainya manusia tahu betapa agung dan
dahsyatnya pahala bagi orang yang keluar di waktu dhuhur untuk shalat dhuhur
berjamaah, mereka akan berlomba – lomba untuk mencapainya.Siang di waktu
dhuhur di Madinah Al Munawwarah seperti apa panasnya? Paginya disana adalah
terik panasnya kita, siang disini dhuhur sepanas- panasnya, kalau disana
baru pukul 9 pagi panasnya, bagaimana panas waktu dhuhur disana? Rasul saw
berkata kalau seandainya mereka tahu betapa agungnya pahala yang Allah
berikan pada keringat – keringat yang menetes saat menuju shalat berjamaah
di waktu dhuhur dan dari panasnya matahari, mereka akan berlomba – lomba
untuk mencapainya". "Law ya;lamuna fil' atamati wasshubhi la ataw humaa
walaw habwan,Kalau seandainya manusia itu tahu, apa kemuliaan, keagungan
yang Allah berikan, Kasih Sayang Ilahi, keberkahan hidup dan keberkahan yang
disimpan Allah pada shalat isya' dan shalat subuh. Perbuatan mendatangi
shalat berjamaah, jauh dari api neraka kalau mereka tahu kemuliaan ini
tersimpan oleh Allah dan keberkahan rizki yang ada di waktu isya dan waktu
subuh, niscaya mereka akan datang walaupun dengan merangkak. Kenapa? karena
hal yang sangat besar.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw mengajarkan kita untuk mengerjakan hal – hal yang menguntungkan
kita dalam keberuntungan dunia dan akhirat, kemudahan dunia dan akhirat,
kebahagiaan dunia dan akhirat, itulah tuntunan Sayyidina Muhammad Saw.
Seraya bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari "almuslim man salimal
muslimuuna min lisaanihi wayadih" orang – orang muslim yang baik adalah
orang muslim yang selamat dari muslim lainnya yaitu dari lidahnya atau
ucapannya dan gangguan tangannya. Kalau orang muslim lainnya terganggu
dengan ucapan (seperti ghibah, cacian, fitnah) atau dengan tangan ini (bisa
memukul, bisa memegang senjata, bisa membayar orang untuk menyusahkan orang
lain) bisa dengan hartanya, bisa dengan sms. membuat susah orang lain,
membuat sedih orang lain.
Hadirin, hal seperti ini Allah Swt menyampaikan "muslim yang sempurna itu
adalah muslim yang muslim lainnya tidak terganggu oleh lidah dan tangannya,
wal muhajir man hajara maa nahallahu 'anhu". Karena orang – orang yang
berhijrah itu, kita tahu hadirin itu hal yang sangat mulia daripada kumpulan
para sahabat radhiyallahu anhum dari muhajirin dan anshar. Bagaimana caranya
mencapai sebagaimana kita dikelompokkan bersama mereka di hari kiamat? Rasul
saw mengabarkan bagi kita untuk bisa bersama mereka. Apa? Orang yang
berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa – apa yang dilarang Allah
darinya. Setiap kali ia mempunyai sesuatu yang dilakukan dari hal yang
dilarang Allah dan ia segera meninggalkan. Saat itulah engkau sedang hijrah
kepada Allah. Hijrah bersama Muhajirin dan Anshar. Orang yang selalu
berjuang di masa hidupnya, semampunya untuk meninggalkan hal – hal yang
dilarang oleh Allah maka ia Insya Allah dikumpulkan bersama Muhajirin Anshar
dan Nabi kita Muhammad saw.
Rasul memaknai semua perbuatan baik adalah kemuliaan. Seraya bersabda "kullu
ma'rufin shadaqah" sungguh semua perbuatan baik itu mendapatkan pahala
shadaqah , demikian riwayat Shahih Bukhari. Apa saja? berbuat baik kepada
kerabat adalah shadaqah, ucapan baik adalah shadaqah, mendoakan orang lain
mendapatkan pahala shadaqah. Maka Rasul saw menggabung kesemuanya dengan
ucapan yang mulia "kullu ma'rufin shadaqah" semua perbuatan baik itu
mendapatkan pahala shadaqah. Demikian indahnya hadirin – hadirat, setiap
perbuatan baik itu mendapatkan pahala.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tentang kejujuran 2 orang mukmin. 1
orang membeli tanah. Setelah dibeli, ditemukan di tanah itu terdapat
pendaman emas. Datang kepada orang yang memiliki tanah sebelum ia beli. "Ini
emas, aku temukan di tanahmu, ini milikmu", "ya sudah itu milikmu". Kalau
zaman sekarang tidak seperti itu "ohh..iya milikku itu" . Di zaman itu,
orang ini diceritakan oleh Sang Nabi saw, "itu milikmu, karena kau sudah
membeli tanahnya", maka orang yang membeli jujur juga seraya berkata "aku
membeli tanah, tidak beli emas maka ini emas milikmu". Maka pemilik tanah
sebelumnya berkata "aku juga tidak menjual emas, aku menjual tanahku,
silahkan ambil saja karena tanah itu sudah menjadi milikmu, yang aku miliki
adalah tanahnya", maka mereka datang kepada Hakim.
Zaman sekarang, adakah kira – kira yang mnegadukan masalah seperti ini.
Ribut dengan emas yang ditemukan di tanah yang diperjualbelikan. Zaman
sekarang tidak ada, tapi Insya Allah muncul kembali dengan generasi –
generasi para pecinta Sayyidina Muhammad Saw. Sampai ke Hakim, Hakim sendiri
bertanya "kalau begitu emas ini menjadi milikmu karena ditemukan di tanah
yang kau beli", pembeli berkata "aku membeli tanah tidak membeli emas". Maka
pemilik tanah pertama berkata "aku menjual tanah dan emas itu bukan milikku
juga". Maka akhirnya Hakim bertanya "ya sudah kalau begitu kau punya anak
laki? Ya ada; dan kau punya anak perempuan? Ya ada. Nikahkan dan sedekahkan
emas ini untuk anak kalian". Selesailah sudah masalahnya. Demikian riwayat
Shahih Bukhari.
Hadirin – hadirat, sikap seperti ini tampaknya adalah cerita yang lucu, tapi
sebenarnya hal seperti ini membawa airmata bagi kita bahwa Sang Nabi saw
menceritakannya dengan harapan apa? Dengan harapan muncul jiwa – jiwa
seperti itu pada umatnya dan harapan itu ada pada diriku dan dan kalian dan
semua wajah umat Muhammad saw. Semoga Allah Swt memunculkan generasi baru
yang baik sebagai kebanggaan bumi ini dan sebmoga Allah Swt mensukseskan
daripada semua yang memperjuangkan dakwah Sang Nabi saw.
Disini ada guru kita yang kita muliakan Al Habib Hud Al Athas matta'anallahu
bihi, semoga Allah memanjangkan usia beliau dan dilimpahi keberkahan dan
juga mereka yang memperjuangkan dakwah Nabi Muhammad Saw, semoga dilimpahi
pertolongan oleh Allah Swt dan semua niat – niat kita didalam menjalankan
dakwah ini, semoga dipermudah oleh Allah Swt, disingkirkan dari segala
musibah dan rintangan, terhindar dari segala kesulitan. Ya Rahman Ya Rahim
Ya Dzaljalali wal ikram, Ya Dzaththauli wal in'am, inilah kami yang
bermunajat kehadirat-Mu yang penuh dengan hutang dosa dan kenikmatan
kepada-Mu, namun apa yang kami perbuat muncullah keinginan didalam jiwa kami
untuk selalu bersyukur kepada-Mu, selalu membayar dosa – dosa kami dengan
istighfar, kalau dengan istighfar kami tidak bisa membayar dosa, namun
paling tidak munculkan keinginan pada jiwa kami untuk beristighfar, untuk
menyesali dosa – dosa kami. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya
Dzaththauli wal in'am, lihatlah keadaan kami masing – masing pribadi hadirin
– hadirat yang hadir, pandanglah jiwa kami dan segala yang hina dari kami
perbaikilah menjadi baik dan segala yang baik tambahlah kebaikannya.
Pandanglah setiap kehidupan kami yang dalam kesusahan, Rabbiy perbaiki
keadaan kami, yang dalam kemudahan tambah kemudahannya. Ya Rahman Ya Rahim
pandanglah setiap sanubari hadirin – hadirat yang dalam kesedihan, berikan
kesejukan, berilah kedamaian, berilah ketenangan, berilah kegembiraan. Ya
Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram, keadaan kami yang masih dalam
kesulitan perbaik dan tambahkan. Jadikan malam ini malam Rahmat, jadikan
malam ini malam inayah, jadikan malam ini malam pengampunan, jadikan malam
ini malam terijabahnya doa, jadikan perkumpulan ini perkumpulan yang
diberkahi mendapatkan Rahmat-Mu yang tidak terhenti hingga kami menghadap-Mu
di yaumal qiyamah. Ya Rahman Ya Rahim, inilah doa dan munajat, inilah kami
bermunajat, jangan kecewakan tangan penuh dosa untuk kehadirat -Mu. Namun
kami yakin, sejak tangan ini turun dari munajat, ia tidak akan terkecewakan
kecuali dengan pengampunan dan ijabah atas semua doa – doa kalian.
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya
Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah
Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Menyusul acara malam 17 Ramadhan haul Ahlul Badr Al Kubro yang Insya Allah
akan diadakan di monas, sekitar 2 minggu atau 3 minggu lagi. Semoga Allah
mensukseskan acara kita.
Hadirin – hadirat, di hadapan kita semakin dekat dengan gerbang Ramadhan,
semoga Allah Swt melimpahi keberkahan bagi kita di bulan sya'ban dan
menyampaikan kita ke bulan Ramadhan. Jangan hanya sampai pada Ramadhan tapi
sampai pada kesempurnaan ramadhan. Limpahi kami dengan cahaya kemuliaan
ramadhan, Ya Rahman Ya Rahim kita sama – sama merenungkan bagaimana indahnya
ramadhan. Tafadhol masykura.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, majelis ini tidak diliburkan.
Sebagaimana muncul pertanyaan apakah majelis ini diliburkan di bulan
ramadhan? Majelis ini tidak ada liburnya, Insya Allah. Yang punya kesibukkan
tentunya silahkan saja jika mau meliburkan diri, tapi majelis kita terus
berlanjut, namun barangkali waktunya disesuaikan. Kira – kira dimundurkan
sekitar 15 menit atau bagaimana nanti diumukan oleh pengurus malam selasa
datang. Dan juga hadirin – hadirat, perlu saya umumkan bahwa Majelis
Rasulullah Saw memproduksi helm . Bukan maksud saya lain tapi ini pesan dari
Bapak Kapolda, beliau sempat mengundang saya ke polda untuk mengumumkan ke
jamaah yang sering tidak memakai helm dan beliau sendiri tidak terkecuali
dengan baik ingin membenahi dan membantu dakwah Majelis Rasulullah Saw.
Himbauan ini disampaikan oleh Bapak Kapolda yang terus membantu setiap acara
– acara syiar kita dan setiap malam minggu mendukung acara – acara majelis
kita. Kita berterima kasih kepada Bapak Kapolda yaitu bapak wahyono, semoga
dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt. Demikian hadirin – hadirat, sebelum
acara ini selesai kita mintakan talqin dari Guru kita Al Habib Hud Al Athas.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terakhir Diperbaharui ( Thursday, 13 August 2009 )
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar