Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
"Beberapa tanda
kebahagiaan dan kesuksesan adalah :
- Tatkala seorang hamba semakin
bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu' dan kasih
sayangnya.
- Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula
rasa takut dan waspadanya.
- Setiap kali bertambah usianya maka semakin
berkuranglah ketamakan nafsunya.
- Setiap kali bertambah hartanya maka
bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.
- Dan
setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat
pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai
kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka."
Beliau melanjutkan,
"Dan tanda kebinasaan yaitu :
- Tatkala semakin
bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya.
- Dan
setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya, dia
semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya
sendiri.
- Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya.
- Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak
mau membantu sesama.
- Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya
maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya.
Ini semua adalah
ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-
akan berbahagialah sebagian kelompok, dan sebagian kelompok yang lain
akan binasa.
Begitu pula halnya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada
seperti kekuasaan, pemerintahan, dan harta benda. Allah ta'ala
menceritakan ucapan Sulaiman tatkala melihat singgasana Ratu Balqis
sudah berada di sisinya,
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
"Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur." (Qs. an-Naml: 40)
Kembali beliau memaparkan,
"Maka pada hakekatnya berbagai kenikmatan
itu adalah cobaan dan ujian dari Allah yang dengan hal itu akan tampak
bukti syukur orang yang pandai berterima kasih dengan bukti kekufuran
dari orang yang suka mengingkari nikmat.
Sebagaimana halnya berbagai
bentuk musibah juga menjadi cobaan yang ditimpakan dari-Nya Yang Maha
Suci.
Itu artinya Allah menguji dengan berbagai bentuk kenikmatan,
sebagaimana Allah juga menguji manusia dengan berbagai musibah yang
menimpanya. Allah ta'ala berfirman,
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ
فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا
إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي
أَهَانَنِ كَلَّا
"Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya dengan memuliakan
kedudukannya dan mencurahkan nikmat (dunia) kepadanya maka dia pun
mengatakan, 'Rabbku telah memuliakan diriku.' Dan apabila Rabbnya
mengujinya dengan menyempitkan rezkinya ia pun berkata, 'Rabbku telah
menghinakan aku.' Sekali-kali bukanlah demikian…" (Qs. al-Fajr: 15-17)
Artinya tidaklah setiap orang yang Aku lapangkan (rezkinya) dan Aku
muliakan kedudukan (dunia)-nya serta Kucurahkan nikmat (duniawi)
kepadanya adalah pasti orang yang Aku muliakan di sisi-Ku. Dan tidaklah
setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan musibah
kepadanya itu berarti Aku menghinakan dirinya."
(Kitab al-Fawa'id, hal. 149)
Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar