Messages In This Digest (7 Messages)
- 1.
- (puisi) peganglah From: Penuliz Mizteriuz
- 2a.
- Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: Indarwati Indarpati
- 2b.
- Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: Nia Robie'
- 2c.
- Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: Indarwati Indarpati
- 2d.
- Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: Indarwati Indarpati
- 2e.
- Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: INDARWATI
- 2f.
- Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku From: Yons
Messages
- 1.
-
(puisi) peganglah
Posted by: "Penuliz Mizteriuz" penulizmizteriuz@yahoo.co.id penulizmizteriuz
Sat Mar 13, 2010 2:48 am (PST)
17.05
Pegang...
peganglah janjiku
dan yakinlah...
yakinlah
aku akan datang padamu
suatu saat nanti
18.30
aku lupa pada janji
aku berharap kau belum pergi
aku sedang berusaha kembali
tapi kau tidak percaya janji
padahal hanya telat selangkah lebih
lambat
kamar, 11 maret 2010
ketika teringat sepenggal episode
kehidupan
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://id.yahoo.com/
- 2a.
-
Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Sat Mar 13, 2010 7:47 am (PST)
Buku
Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Jumat
itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang friend
akan sebuah foto. Ternyata…foto itu adalah kaver buku terbaru kami, Panduan Pintar Hamil & Melahirkan. Alhamdulillah, akhirnya, setelah sekian lama,
aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di buku itu bisa
tersenyum lebar.
Bagi
seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan. Prosesnya
berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu ada pula tawa
sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi 'anakku' yang begitu
special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya diantara dua
kehamilanku.
***
Aku
pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah Kehidupan. Awalnya,
dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan ini. Dengan suka cita
kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap outline, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba
menawarkannya ke penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya
dan luas jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
Sekitar
tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan penerbit
pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu menawarkan hendak
membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan yang kami tuju sejak
semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan penerbit lainnya. Lalu
apakah semua lalu berhenti dengan happy
ending seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua
kehamilanku, seperti yang kutulis di judul itu.
Sekitar
awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk memoles
naskah. Kurang ini, itu, sana,
sini, adalah hal biasa. Maka format awal yang ada di kepala kami agak mengalami
pergeseran. Tapi selagi positif dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa
kali sharing via YM atau email,
editor minta kami kopdar. Maka datanglah
kami ke kantor penerbit di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan
saat itu adalah hujan lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya. Membonceng
Ichen, motor kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi I meski saat itu ada Yasmin dalam kandunganku.
Walau
harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu langsung
dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi penulis-penerbit kami berjalan
lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan pertemuan kedua beberapa bulan
setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan bukan hujan tapi kehabisan bahan
bakar. Aku yang biasanya tak pernah membiarkan jarum penunjuk bahan bakar mencapai
angka merah justru lalai hari itu. Sialnya, bensin habis justru pas mau
menyeberang rel dekat stasiun Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada
penjual bensin eceran. Maka sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda,
menanti bis yang membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai
malam mencapai rumah seperti saat hujan itu.
Diantara
dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain asyiknya kerja sama
Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat) yang jelas mendapat
tambahan pengetahuan karena 'terpaksa' menggali referensi demi buku yang
kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku yang sebagian besar dipinjami
oleh seorang sahabatku yang berprofesi
sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik kembali
ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat catatan ini itu dengan
perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin sebagai penyemangatnya.
Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor ke Ichen untuk digabung
dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa uluran banyak sahabat. Thanks
ya. J
Beberapa
bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta diperiksa dan
diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan menyerahkan naskah
final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan itu datang. Ichen SMS
kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah.
Setelah pinangan, tunangan, proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya
tiba juga akad penerbitan.
Agak
melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari nomor yang
tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik cetak dan
diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.
Beberapa
hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur bisa buat
tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap akhir yang jelas
membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga penasaran asal uang
misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul. Dari penerbit, yang
mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai dengan MoU.
Beberapa
hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto. Kubuka,
alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari kreasi flanel
yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang cantik, dua hari
kemudian bentuk fisik 'anak kami' dapat kudekap erat. Dari sekian buku nonfiksi
yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling berkesan. Dia jelas lebih
'berat' dan 'memaksaku' mempelajari lebih jauh seluk beluk kehamilan dan
melahirkan–yang meskipun beberapa kali kualami ternyata masih menyimpan banyak
informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki bagi kehamilanku lagi.
Perjalanannya
yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran tentang kesabaran. Dan
jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal marathon. Selesai satu
putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali
informasi, tatalah hati untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di
penerbit, dsb dsb.
***
Alhamdulillah,
satu proses terlampaui. Buku Panduan
Pintar Kehamilan & Melahirkan kami berproses saat aku hamil anak kedua
dan dia lahir saat aku menanti kelahiran anak ketiga.:)
Terimakasih
terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal yang membantu
kelahiran 'anak cantik' kami ini. Di milist yang diikuti Dewi 'Ichen' Cendika
maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan komunitas-komunitas
lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini takkan pernah ada.
Juga
kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang sudah
mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
Ya,
yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini adalah
keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal menakjubkan di saat
kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses perkembangan sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan
ke rahim wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
pertama menghirup hawa dunia.
Dilengkapi
dengan VCD interaktif tentang perkembangan janin mulai dari konsepsi hingga
lahir, senam hamil, senam nifas, dan senam kegel, buku berkaver cantik dengan
bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi 'sahabat yang asyik' bagi
pembaca.
So, bersegeralah
menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka menjawab pertanyaan sahabat
semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H Suwignyo Siswosuharjo, SpOG,
MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, narasumber program solusi sehat
TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di Semarang.
"Buku ini
seperti 'sahabat' bagi para wanita. Menceritakan dan membagi pengalaman-pengalaman
para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan menggurui. Sebenarnya, buku
seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap wanita. Ringan dibaca, mudah
dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. "
Atau
coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi, presenter
sekaligus duta KB.
"Kehamilan
dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi peran suami juga
amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi calon ibu dan ayah yang
sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para suami, bekali diri dengan
buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan jiwa!"
Judul :
Panduan Pintar Hamil dan Melahirkan
Penulis : Dewi Cendika & Indarwati
Penyunting : Shinta
Tebal : xii +320 hlm, 14x20 cm
Cetakan
I : 2010
Penerbit : WahyuMedia
Tanah Baru, 09/03/10 00.05
Indarwati
irt, penulis lepas, plus souvenir maker
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://craftcafe.multiply. com
FB: indar7510@yahoo.com
- 2b.
-
Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com
Sat Mar 13, 2010 7:51 am (PST)
selamat buat mba indar dan mba ichen
waaaaaaaaaaah
dua ibu ini produktif sekali
*malu nih yg masih single :">
hehe
Pada 13 Maret 2010 22:46, Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com >menulis:
>
>
> Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
>
>
>
> Jumat itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang
> friend akan sebuah foto. Ternyata�foto itu adalah kaver buku terbaru kami,
> *Panduan Pintar Hamil & Melahirkan*. Alhamdulillah, akhirnya, setelah
> sekian lama, aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di
> buku itu bisa tersenyum lebar.
>
>
>
> Bagi seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan.
> Prosesnya berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu
> ada pula tawa sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi
> �anakku� yang begitu special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya
> diantara dua kehamilanku.
>
>
>
> ***
>
> Aku pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah
> Kehidupan. Awalnya, dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan
> ini. Dengan suka cita kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap *
> outline*, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba menawarkannya ke
> penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya dan luas
> jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
>
>
>
> Sekitar tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan
> penerbit pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu
> menawarkan hendak membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan
> yang kami tuju sejak semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan
> penerbit lainnya. Lalu apakah semua lalu berhenti dengan *happy ending*seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua kehamilanku,
> seperti yang kutulis di judul itu.
>
>
>
> Sekitar awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk
> memoles naskah. Kurang ini, itu, sana, sini, adalah hal biasa. Maka format
> awal yang ada di kepala kami agak mengalami pergeseran. Tapi selagi positif
> dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa kali *sharing* via YM atau
> email, editor minta kami kopdar. Maka datanglah kami ke kantor penerbit
> di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan saat itu adalah hujan
> lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya. Membonceng Ichen, motor
> kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi I meski saat itu
> ada Yasmin dalam kandunganku.
>
>
>
> Walau harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu
> langsung dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi
> penulis-penerbit kami berjalan lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan
> pertemuan kedua beberapa bulan setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan
> bukan hujan tapi kehabisan bahan bakar. Aku yang biasanya tak pernah
> membiarkan jarum penunjuk bahan bakar mencapai angka merah justru lalai hari
> itu. Sialnya, bensin habis justru pas mau menyeberang rel dekat stasiun
> Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada penjual bensin eceran. Maka
> sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda, menanti bis yang
> membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai malam mencapai
> rumah seperti saat hujan itu.
>
>
>
> Diantara dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain
> asyiknya kerja sama Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat)
> yang jelas mendapat tambahan pengetahuan karena �terpaksa� menggali
> referensi demi buku yang kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku
> yang sebagian besar dipinjami oleh seorang sahabatku yang berprofesi
> sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik
> kembali ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat
> catatan ini itu dengan perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin
> sebagai penyemangatnya. Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor
> ke Ichen untuk digabung dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa
> uluran banyak sahabat. Thanks ya. J
>
>
>
> Beberapa bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta
> diperiksa dan diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan
> menyerahkan naskah final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan
> itu datang. Ichen SMS kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang
> membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah. Setelah pinangan, tunangan,
> proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya tiba juga akad
> penerbitan.
>
>
>
> Agak melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari
> nomor yang tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik
> cetak dan diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.
>
>
>
> Beberapa hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur
> bisa buat tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap
> akhir yang jelas membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga
> penasaran asal uang misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul.
> Dari penerbit, yang mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai
> dengan MoU.
>
>
>
> Beberapa hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto.
> Kubuka, alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari
> kreasi flanel yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang
> cantik, dua hari kemudian bentuk fisik �anak kami� dapat kudekap erat. Dari
> sekian buku nonfiksi yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling
> berkesan. Dia jelas lebih �berat� dan �memaksaku� mempelajari lebih jauh
> seluk beluk kehamilan dan melahirkan�yang meskipun beberapa kali kualami
> ternyata masih menyimpan banyak informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki
> bagi kehamilanku lagi.
>
>
>
> Perjalanannya yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran
> tentang kesabaran. Dan jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal
> marathon. Selesai satu putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran
> berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali informasi, tatalah hati
> untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di penerbit, dsb dsb.
>
>
>
> ***
>
> Alhamdulillah, satu proses terlampaui. Buku* Panduan Pintar Kehamilan &
> Melahirkan* kami berproses saat aku hamil anak kedua dan dia lahir saat
> aku menanti kelahiran anak ketiga.:)
>
>
>
> Terimakasih terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal
> yang membantu kelahiran �anak cantik� kami ini. Di milist yang diikuti Dewi
> �Ichen� Cendika maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan
> komunitas-komunitas lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini
> takkan pernah ada.
>
>
>
> Juga kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang
> sudah mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
>
>
>
> Ya, yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini
> adalah keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal
> menakjubkan di saat kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses
> perkembangan sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan ke rahim
> wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
> pertama menghirup hawa dunia.
>
>
>
> Dilengkapi dengan VCD interaktif tentang perkembangan janin mulai dari
> konsepsi hingga lahir, senam hamil, senam nifas, dan senam kegel, buku
> berkaver cantik dengan bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi
> �sahabat yang asyik� bagi pembaca.
>
>
>
> *So*, bersegeralah menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka
> menjawab pertanyaan sahabat semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H
> Suwignyo Siswosuharjo, SpOG, MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
> narasumber program solusi sehat TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di
> Semarang.
>
> *�Buku ini seperti �sahabat� bagi para wanita. Menceritakan dan membagi
> pengalaman-pengalaman para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan
> menggurui. Sebenarnya, buku seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap
> wanita. Ringan dibaca, mudah dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. �*
>
>
>
> Atau coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi,
> presenter sekaligus duta KB.
>
> *�Kehamilan dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi
> peran suami juga amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi
> calon ibu dan ayah yang sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para
> suami, bekali diri dengan buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan
> jiwa!�*
>
> * *
>
> Judul : Panduan Pintar Hamil dan Melahirkan
>
> Penulis : Dewi Cendika & Indarwati
>
> Penyunting : Shinta
>
> Tebal : xii +320 hlm, 14x20 cm
>
> Cetakan I : 2010
>
> Penerbit : WahyuMedia
>
>
>
> * *
>
> *Tanah Baru, 09/03/10 00.05*
>
>
>
>
> Indarwati
>
>
> <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
>
> irt, penulis lepas, plus souvenir maker<http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> curhatan
> <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://craftcafe.multiply. <http://www.kedaicracom ft.com >
> FB: indar7510@yahoo.com
>
>
>
- 2c.
-
Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Sat Mar 13, 2010 8:02 am (PST)
Buku
Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Jumat
itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang friend
akan sebuah foto. Ternyata…foto itu adalah kaver buku terbaru kami, Panduan Pintar Hamil & Melahirkan. Alhamdulillah, akhirnya, setelah sekian lama,
aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di buku itu bisa
tersenyum lebar.
Bagi
seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan. Prosesnya
berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu ada pula tawa
sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi 'anakku' yang begitu
special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya diantara dua
kehamilanku.
***
Aku
pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah Kehidupan. Awalnya,
dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan ini. Dengan suka cita
kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap outline, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba
menawarkannya ke penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya
dan luas jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
Sekitar
tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan penerbit
pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu menawarkan hendak
membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan yang kami tuju sejak
semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan penerbit lainnya. Lalu
apakah semua lalu berhenti dengan happy
ending seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua
kehamilanku, seperti yang kutulis di judul itu.
Sekitar
awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk memoles
naskah. Kurang ini, itu, sana,
sini, adalah hal biasa. Maka format awal yang ada di kepala kami agak mengalami
pergeseran. Tapi selagi positif dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa
kali sharing via YM atau email,
editor minta kami kopdar. Maka datanglah
kami ke kantor penerbit di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan
saat itu adalah hujan lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya. Membonceng
Ichen, motor kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi I meski saat itu ada Yasmin dalam kandunganku.
Walau
harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu langsung
dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi penulis-penerbit kami berjalan
lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan pertemuan kedua beberapa bulan
setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan bukan hujan tapi kehabisan bahan
bakar. Aku yang biasanya tak pernah membiarkan jarum penunjuk bahan bakar mencapai
angka merah justru lalai hari itu. Sialnya, bensin habis justru pas mau
menyeberang rel dekat stasiun Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada
penjual bensin eceran. Maka sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda,
menanti bis yang membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai
malam mencapai rumah seperti saat hujan itu.
Diantara
dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain asyiknya kerja sama
Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat) yang jelas mendapat
tambahan pengetahuan karena 'terpaksa' menggali referensi demi buku yang
kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku yang sebagian besar dipinjami
oleh seorang sahabatku yang berprofesi
sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik kembali
ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat catatan ini itu dengan
perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin sebagai penyemangatnya.
Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor ke Ichen untuk digabung
dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa uluran banyak sahabat. Thanks
ya. :)
Beberapa
bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta diperiksa dan
diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan menyerahkan naskah
final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan itu datang. Ichen SMS
kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah.
Setelah pinangan, tunangan, proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya
tiba juga akad penerbitan.
Agak
melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari nomor yang
tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik cetak dan
diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.
Beberapa
hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur bisa buat
tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap akhir yang jelas
membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga penasaran asal uang
misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul. Dari penerbit, yang
mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai dengan MoU.
Beberapa
hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto. Kubuka,
alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari kreasi flanel
yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang cantik, dua hari
kemudian bentuk fisik 'anak kami' dapat kudekap erat. Dari sekian buku nonfiksi
yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling berkesan. Dia jelas lebih
'berat' dan 'memaksaku' mempelajari lebih jauh seluk beluk kehamilan dan
melahirkan–yang meskipun beberapa kali kualami ternyata masih menyimpan banyak
informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki bagi kehamilanku lagi.
Perjalanannya
yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran tentang kesabaran. Dan
jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal marathon. Selesai satu
putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali
informasi, tatalah hati untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di
penerbit, dsb dsb.
***
Alhamdulillah,
satu proses terlampaui. Buku Panduan
Pintar Kehamilan & Melahirkan kami berproses saat aku hamil anak kedua
dan dia lahir saat aku menanti kelahiran anak ketiga. :)
Terimakasih
terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal yang membantu
kelahiran 'anak cantik' kami ini. Di milist yang diikuti Dewi 'Ichen' Cendika
maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan komunitas-komunitas
lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini takkan pernah ada.
Juga
kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang sudah
mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
Ya,
yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini adalah
keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal menakjubkan di saat
kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses perkembangan sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan
ke rahim wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
pertama menghirup hawa dunia.
Dilengkapi
dengan VCD interaktif tentang perkembangan janin mulai dari konsepsi hingga
lahir, senam hamil, senam nifas, dan senam kegel, buku berkaver cantik dengan
bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi 'sahabat yang asyik' bagi
pembaca.
So, bersegeralah
menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka menjawab pertanyaan sahabat
semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H Suwignyo Siswosuharjo, SpOG,
MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, narasumber program solusi sehat
TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di Semarang.
"Buku ini
seperti 'sahabat' bagi para wanita. Menceritakan dan membagi pengalaman-pengalaman
para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan menggurui. Sebenarnya, buku
seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap wanita. Ringan dibaca, mudah
dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. "
Atau
coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi, presenter
sekaligus duta KB.
"Kehamilan
dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi peran suami juga
amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi calon ibu dan ayah yang
sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para suami, bekali diri dengan
buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan jiwa!"
Judul :
Panduan Pintar Hamil dan Melahirkan
Penulis : Dewi Cendika & Indarwati
Penyunting : Shinta
Tebal : xii +320 hlm, 14x20 cm
Cetakan
I : 2010
Penerbit : WahyuMedia
Tanah Baru, 09/03/10 00.05
Indarwati
irt, penulis lepas, plussouvenir maker
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://craftcafe.multiply. com
FB: indar7510@yahoo.com
- 2d.
-
Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Sat Mar 13, 2010 3:10 pm (PST)
Buku
Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Jumat
itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang friend
akan sebuah foto. Ternyata…foto itu adalah kaver buku terbaru kami, Panduan Pintar Hamil & Melahirkan. Alhamdulillah, akhirnya, setelah sekian lama,
aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di buku itu bisa
tersenyum lebar.
Bagi
seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan. Prosesnya
berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu ada pula tawa
sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi 'anakku' yang begitu
special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya diantara dua
kehamilanku.
***
Aku
pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah Kehidupan. Awalnya,
dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan ini. Dengan suka cita
kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap outline, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba
menawarkannya ke penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya
dan luas jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
Sekitar
tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan penerbit
pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu menawarkan hendak
membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan yang kami tuju sejak
semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan penerbit lainnya. Lalu
apakah semua lalu berhenti dengan happy
ending seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua kehamilanku,
seperti yang kutulis di judul itu.
Sekitar
awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk memoles
naskah. Kurang ini, itu, sana,
sini, adalah hal biasa. Maka format awal yang ada di kepala kami agak mengalami
pergeseran. Tapi selagi positif dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa
kali sharing via YM atau email,
editor minta kami kopdar. Maka datanglah
kami ke kantor penerbit di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan
saat itu adalah hujan lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya.
Membonceng Ichen, motor kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi
I meski saat itu ada Yasmin dalam
kandunganku.
Walau
harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu langsung
dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi penulis-penerbit kami
berjalan lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan pertemuan kedua beberapa
bulan setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan bukan hujan tapi kehabisan
bahan bakar. Aku yang biasanya tak pernah membiarkan jarum penunjuk bahan bakar
mencapai angka merah justru lalai hari itu. Sialnya, bensin habis justru pas
mau menyeberang rel dekat stasiun Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada
penjual bensin eceran. Maka sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda,
menanti bis yang membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai
malam mencapai rumah seperti saat hujan itu.
Diantara
dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain asyiknya kerja sama
Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat) yang jelas mendapat
tambahan pengetahuan karena 'terpaksa' menggali referensi demi buku yang
kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku yang sebagian besar dipinjami
oleh seorang sahabatku yang berprofesi
sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik kembali
ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat catatan ini itu dengan
perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin sebagai penyemangatnya.
Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor ke Ichen untuk digabung
dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa uluran banyak sahabat. Thanks
ya. :)
Beberapa
bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta diperiksa dan
diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan menyerahkan naskah
final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan itu datang. Ichen SMS
kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah.
Setelah pinangan, tunangan, proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya
tiba juga akad penerbitan.
Agak
melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari nomor yang
tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik cetak dan
diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.
Beberapa
hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur bisa buat
tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap akhir yang jelas
membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga penasaran asal uang
misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul. Dari penerbit, yang
mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai dengan MoU.
Beberapa
hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto. Kubuka,
alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari kreasi flanel
yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang cantik, dua hari
kemudian bentuk fisik 'anak kami' dapat kudekap erat. Dari sekian buku nonfiksi
yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling berkesan. Dia jelas lebih
'berat' dan 'memaksaku' mempelajari lebih jauh seluk beluk kehamilan dan
melahirkan–yang meskipun beberapa kali kualami ternyata masih menyimpan banyak
informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki bagi kehamilanku lagi.
Perjalanannya
yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran tentang kesabaran. Dan
jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal marathon. Selesai satu
putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali
informasi, tatalah hati untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di
penerbit, dsb dsb.
***
Alhamdulillah,
satu proses terlampaui. Buku Panduan
Pintar Kehamilan & Melahirkan kami berproses saat aku hamil anak kedua
dan dia lahir saat aku menanti kelahiran anak ketiga. :)
Terimakasih
terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal yang membantu
kelahiran 'anak cantik' kami ini. Di milist yang diikuti Dewi 'Ichen' Cendika
maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan komunitas-komunitas
lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini takkan pernah ada.
Juga
kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang sudah
mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
Ya,
yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini adalah
keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal menakjubkan di saat
kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses perkembangan sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan
ke rahim wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
pertama menghirup hawa dunia.
Ditambah bonus video animasi seputar kehamilan, buku berkaver cantik dengan
bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi 'sahabat yang asyik' bagi
pembaca.
So, bersegeralah
menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka menjawab pertanyaan sahabat
semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H Suwignyo Siswosuharjo, SpOG,
MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, narasumber program solusi sehat
TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di Semarang.
"Buku ini
seperti 'sahabat' bagi para wanita. Menceritakan dan membagi
pengalaman-pengalaman para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan menggurui.
Sebenarnya, buku seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap wanita.
Ringan dibaca, mudah dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. "
Atau
coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi, presenter sekaligus
duta KB.
"Kehamilan
dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi peran suami juga
amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi calon ibu dan ayah
yang sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para suami, bekali diri dengan
buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan jiwa!"
Judul : Panduan Pintar Hamil dan
Melahirkan
Penulis : Dewi Cendika & Indarwati
Penyunting : Shinta
Tebal : xii +320 hlm, 14x20 cm
Cetakan
I : 2010
Penerbit : WahyuMedia
Tanah Baru, 09/03/10 00.05
Indarwati
irt, penulis lepas, plus souvenir maker
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://craftcafe.multiply. com
FB: indar7510@yahoo.com
- 2e.
-
Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com patisayang
Sat Mar 13, 2010 3:56 pm (PST)
Makasih Say... Semua ada masanya kok. Yang penting do our best. kadang hasil tak bisa dituai seketika. Yang tampak sekarang juga tidak lantas berarti hasil kerja hari ini juga. Apalagi soal tulis menulis. kau tahu sendirilah.
So, semangaddd Girl! (pinjam mantra sakti Novi nih) :)
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Nia Robie'" <musimbunga@com ...> wrote:
>
> selamat buat mba indar dan mba ichen
> waaaaaaaaaaah
> dua ibu ini produktif sekali
>
>
> *malu nih yg masih single :">
>
> hehe
>
> Pada 13 Maret 2010 22:46, Indarwati Indarpati <patisayang@...>menulis:
>
> >
> >
> > Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
> >
> >
> >
> > Jumat itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang
> > friend akan sebuah foto. Ternyata foto itu adalah kaver buku terbaru kami,
> > *Panduan Pintar Hamil & Melahirkan*. Alhamdulillah, akhirnya, setelah
> > sekian lama, aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di
> > buku itu bisa tersenyum lebar.
> >
> >
> >
> > Bagi seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan.
> > Prosesnya berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu
> > ada pula tawa sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi
> > `anakku' yang begitu special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya
> > diantara dua kehamilanku.
> >
> >
> >
> > ***
> >
> > Aku pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah
> > Kehidupan. Awalnya, dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan
> > ini. Dengan suka cita kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap *
> > outline*, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba menawarkannya ke
> > penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya dan luas
> > jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
> >
> >
> >
> > Sekitar tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan
> > penerbit pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu
> > menawarkan hendak membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan
> > yang kami tuju sejak semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan
> > penerbit lainnya. Lalu apakah semua lalu berhenti dengan *happy ending*seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua kehamilanku,
> > seperti yang kutulis di judul itu.
> >
> >
> >
> > Sekitar awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk
> > memoles naskah. Kurang ini, itu, sana, sini, adalah hal biasa. Maka format
> > awal yang ada di kepala kami agak mengalami pergeseran. Tapi selagi positif
> > dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa kali *sharing* via YM atau
> > email, editor minta kami kopdar. Maka datanglah kami ke kantor penerbit
> > di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan saat itu adalah hujan
> > lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya. Membonceng Ichen, motor
> > kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi I meski saat itu
> > ada Yasmin dalam kandunganku.
> >
> >
> >
> > Walau harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu
> > langsung dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi
> > penulis-penerbit kami berjalan lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan
> > pertemuan kedua beberapa bulan setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan
> > bukan hujan tapi kehabisan bahan bakar. Aku yang biasanya tak pernah
> > membiarkan jarum penunjuk bahan bakar mencapai angka merah justru lalai hari
> > itu. Sialnya, bensin habis justru pas mau menyeberang rel dekat stasiun
> > Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada penjual bensin eceran. Maka
> > sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda, menanti bis yang
> > membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai malam mencapai
> > rumah seperti saat hujan itu.
> >
> >
> >
> > Diantara dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain
> > asyiknya kerja sama Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat)
> > yang jelas mendapat tambahan pengetahuan karena `terpaksa' menggali
> > referensi demi buku yang kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku
> > yang sebagian besar dipinjami oleh seorang sahabatku yang berprofesi
> > sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik
> > kembali ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat
> > catatan ini itu dengan perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin
> > sebagai penyemangatnya. Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor
> > ke Ichen untuk digabung dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa
> > uluran banyak sahabat. Thanks ya. J
> >
> >
> >
> > Beberapa bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta
> > diperiksa dan diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan
> > menyerahkan naskah final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan
> > itu datang. Ichen SMS kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang
> > membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah. Setelah pinangan, tunangan,
> > proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya tiba juga akad
> > penerbitan.
> >
> >
> >
> > Agak melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari
> > nomor yang tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik
> > cetak dan diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.
> >
> >
> >
> > Beberapa hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur
> > bisa buat tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap
> > akhir yang jelas membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga
> > penasaran asal uang misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul.
> > Dari penerbit, yang mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai
> > dengan MoU.
> >
> >
> >
> > Beberapa hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto.
> > Kubuka, alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari
> > kreasi flanel yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang
> > cantik, dua hari kemudian bentuk fisik `anak kami' dapat kudekap erat. Dari
> > sekian buku nonfiksi yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling
> > berkesan. Dia jelas lebih `berat' dan `memaksaku' mempelajari lebih jauh
> > seluk beluk kehamilan dan melahirkanyang meskipun beberapa kali kualami
> > ternyata masih menyimpan banyak informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki
> > bagi kehamilanku lagi.
> >
> >
> >
> > Perjalanannya yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran
> > tentang kesabaran. Dan jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal
> > marathon. Selesai satu putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran
> > berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali informasi, tatalah hati
> > untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di penerbit, dsb dsb.
> >
> >
> >
> > ***
> >
> > Alhamdulillah, satu proses terlampaui. Buku* Panduan Pintar Kehamilan &
> > Melahirkan* kami berproses saat aku hamil anak kedua dan dia lahir saat
> > aku menanti kelahiran anak ketiga.:)
> >
> >
> >
> > Terimakasih terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal
> > yang membantu kelahiran `anak cantik' kami ini. Di milist yang diikuti Dewi
> > `Ichen' Cendika maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan
> > komunitas-komunitas lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini
> > takkan pernah ada.
> >
> >
> >
> > Juga kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang
> > sudah mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
> >
> >
> >
> > Ya, yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini
> > adalah keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal
> > menakjubkan di saat kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses
> > perkembangan sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan ke rahim
> > wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
> > pertama menghirup hawa dunia.
> >
> >
> >
> > Dilengkapi dengan VCD interaktif tentang perkembangan janin mulai dari
> > konsepsi hingga lahir, senam hamil, senam nifas, dan senam kegel, buku
> > berkaver cantik dengan bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi
> > `sahabat yang asyik' bagi pembaca.
> >
> >
> >
> > *So*, bersegeralah menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka
> > menjawab pertanyaan sahabat semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H
> > Suwignyo Siswosuharjo, SpOG, MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
> > narasumber program solusi sehat TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di
> > Semarang.
> >
> > *"Buku ini seperti `sahabat' bagi para wanita. Menceritakan dan membagi
> > pengalaman-pengalaman para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan
> > menggurui. Sebenarnya, buku seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap
> > wanita. Ringan dibaca, mudah dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. "*
> >
> >
> >
> > Atau coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi,
> > presenter sekaligus duta KB.
> >
> > *"Kehamilan dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi
> > peran suami juga amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi
> > calon ibu dan ayah yang sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para
> > suami, bekali diri dengan buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan
> > jiwa!"*
> >
> > * *
> >
> > Judul : Panduan Pintar Hamil dan Melahirkan
> >
> > Penulis : Dewi Cendika & Indarwati
> >
> > Penyunting : Shinta
> >
> > Tebal : xii +320 hlm, 14x20 cm
> >
> > Cetakan I : 2010
> >
> > Penerbit : WahyuMedia
> >
> >
> >
> > * *
> >
> > *Tanah Baru, 09/03/10 00.05*
> >
> >
> >
> >
> > Indarwati
> >
> >
> > <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> >
> > irt, penulis lepas, plus souvenir maker<http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> > curhatan
> > <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> > http://lembarkertas.multiply. com
> > kreasi tangan http://craftcafe.multiply. <http://www.kedaicracom ft.com >
> > FB: indar7510@...
> >
> >
> >
>
- 2f.
-
Re: Buku Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
Posted by: "Yons" kolumnis@gmail.com freelance_corp
Sun Mar 14, 2010 3:31 am (PDT)
selamat mbak
semoga bukunya laris manis dech ^_^
salam
yons achmad
http://twitter.com/penakayu
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com ...> wrote:
>
>
>
>
>
> Buku
> Kehamilan Kami dan Dua Kehamilanku
>
> Â
>
> Jumat
> itu, hatiku bungah tak terkira. Sehari sebelumnya aku di-tag seorang friend
> akan sebuah foto. Ternyataâ¦foto itu adalah kaver buku terbaru kami, Panduan Pintar Hamil & Melahirkan. Alhamdulillah, akhirnya, setelah sekian lama,
> aku dan Ichen nama panggilan Dewi Cendika sahabat duetku di buku itu bisa
> tersenyum lebar.
>
> Â
>
> Bagi
> seorang penulis, buku bisa serupa anak yang dikandung dan dilahirkan. Prosesnya
> berdarah-darah, dengan air mata yang jelas tertumpah. Meski tentu ada pula tawa
> sebagai selingannya. Nah, yang membuat buku ini menjadi âanakkuâ yang begitu
> special adalah karena proses pembuatan dan kelahirannya diantara dua
> kehamilanku.
>
> Â
>
> ***
>
> Aku
> pertama mengenal Ichen sebagai sesama member di komunitas Sekolah Kehidupan. Awalnya,
> dialah yang menawariku untuk duet menulis buku kehamilan ini. Dengan suka cita
> kusambut tawarannya. Maka mulailah kami menggarap outline, mencari referensi, menulis naskah, lalu mencoba
> menawarkannya ke penerbit. Jam terbang Ichen yang lebih tinggi di dunia maya
> dan luas jaringannya jelas banyak mempermudah langkah kami.
>
> Â
>
> Sekitar
> tahun 2006 waktu itu. Sayang, kami rupanya belum berjodoh dengan penerbit
> pertama yang kami sodori naskah. Seorang agen naskah lalu menawarkan hendak
> membeli putus naskah buku kami. Tapi jelas itu bukan jalan yang kami tuju sejak
> semula. Alhamdulillah, akhirnya kami berjodoh dengan penerbit lainnya. Lalu
> apakah semua lalu berhenti dengan happy
> ending seketika? Tentu tidak. Proses selanjutnya melibatkan dua
> kehamilanku, seperti yang kutulis di judul itu.
>
> Â
>
> Sekitar
> awal tahun 2008, sedikit demi sedikit, editor meminta kami untuk memoles
> naskah. Kurang ini, itu, sana,
> sini, adalah hal biasa. Maka format awal yang ada di kepala kami agak mengalami
> pergeseran. Tapi selagi positif dan bisa kami usahakan, tak apalah. Beberapa
> kali sharing via YM atau email,
> editor minta kami kopdar. Maka datanglah
> kami ke kantor penerbit di kawasan Jakarta Selatan. Yang paling tak terlupakan
> saat itu adalah hujan lebat tak terkira. Kami nekad menembus barikadenya. Membonceng
> Ichen, motor kubawa meliuk mengikuti jalan Srengseng Sawah dan Kahfi IÂ meski saat itu ada Yasmin dalam kandunganku.
>
> Â
>
> Walau
> harus berbasah-basah ria sampai di kantor penerbit kami puas. Bertemu langsung
> dengan editornya yang baik hati dan ramah, komunikasi penulis-penerbit kami berjalan
> lancar. Pertemuan pertama kami sambung dengan pertemuan kedua beberapa bulan
> setelahnya. Kali ini kejadian tak terlupakan bukan hujan tapi kehabisan bahan
> bakar. Aku yang biasanya tak pernah membiarkan jarum penunjuk bahan bakar mencapai
> angka merah justru lalai hari itu. Sialnya, bensin habis justru pas mau
> menyeberang rel dekat stasiun Pondok Cina. Alhamdulillah di dekat situ ada
> penjual bensin eceran. Maka sampai dengan selamatlah Ichen kuantar ke Margonda,
> menanti bis yang membawanya kembali ke Tangerang dan jelas tak perlu sampai
> malam mencapai rumah seperti saat hujan itu.
>
> Â
>
> Diantara
> dua pertemuan itu, pengalaman berharga yang kudapatkan (selain asyiknya kerja sama
> Ichen) adalah aku hamil anak kedua (mestinya keempat) yang jelas mendapat
> tambahan pengetahuan karena âterpaksaâ menggali referensi demi buku yang
> kutulis. Proses menggali referensi dari buku-buku yang sebagian besar dipinjami
> oleh seorang sahabatku yang berprofesi
> sebagai dokter biasanya kulakukan di sepertiga malam. Usia sholat, aku naik kembali
> ke tempat tidurku yang penuh buku, lalu mencomot sana sini, membuat catatan ini itu dengan
> perutku yang menggunung serta tendangan Yasmin sebagai penyemangatnya.
> Siangnya, baru catatan itu kuketik. Hasilnya, setor ke Ichen untuk digabung
> dengan hasil kerjanya--yang takkan berhasil tanpa uluran banyak sahabat. Thanks
> ya. J
>
> Â
>
> Beberapa
> bulan kemudian, barulah draft akhir buku kami datang, minta diperiksa dan
> diedit. Kali terakhir ini, aku sendirian ke penerbit dan menyerahkan naskah
> final. Beberapa bulan kemudian, baru kabar menyenangkan itu datang. Ichen SMS
> kalau dia sudah menerima surat perjanjian yang membutuhkan tanda tangan kami. Alhamdulillah.
> Setelah pinangan, tunangan, proses mengenal lebih jauh itu kami lewati akhirnya
> tiba juga akad penerbitan.Â
>
> Â
>
> Agak
> melupakan soal surat perjanjian itu, suatu malam, sebuah SMS dari nomor yang
> tak kukenal masuk. Isinya mengabarkan bahwa buku kami sudah naik cetak dan
> diperkirakan akan nampang di rak-rak toko buku awal Maret.Â
>
> Â
>
> Beberapa
> hari kemudian sejumlah uang masuk ke rekeningku. Selain bersyukur bisa buat
> tambah-tambah beli cat (maklum, renovasi rumah mencapai tahap akhir yang jelas
> membutuhkan banyak dana untuk memolesnya) aku juga penasaran asal uang
> misterius itu. Dua hari kemudian baru jawabannya muncul. Dari penerbit, yang
> mengabarkan sudah membayar uang muka royalty buku sesuai dengan MoU.
>
> Â
>
> Beberapa
> hari kemudian (lagi), seorang friend menge-tagku pada sebuah foto. Kubuka,
> alhamdulillah, kaver cantik itu segera merebut perhatianku dari kreasi flanel
> yang tengah kukerjakan. Tak cukup dengan foto kavernya yang cantik, dua hari
> kemudian bentuk fisik âanak kamiâ dapat kudekap erat. Dari sekian buku nonfiksi
> yang pernah kutulis, mungkin inilah yang paling berkesan. Dia jelas lebih
> âberatâ dan âmemaksakuâ mempelajari lebih jauh seluk beluk kehamilan dan
> melahirkanâ"yang meskipun beberapa kali kualami ternyata masih menyimpan banyak
> informasi. Dia juga serupa bonus atau rejeki bagi kehamilanku lagi.
>
> Â
>
> Perjalanannya
> yang cukup lama kulihat juga sebagai sebuah pembelajaran tentang kesabaran. Dan
> jelas berlaku di sini bahwa menulis adalah semisal marathon. Selesai satu
> putaran, lupakan, lalu teruslah berlari untuk putaran berikutnya. Aturlah akal dan nafas untuk menggali
> informasi, tatalah hati untuk proses terbitnya yang mungkin tak instan di
> penerbit, dsb dsb.
>
> Â
>
> ***
>
> Alhamdulillah,
> satu proses terlampaui. Buku Panduan
> Pintar Kehamilan & Melahirkan kami berproses saat aku hamil anak kedua
> dan dia lahir saat aku menanti kelahiran anak ketiga.:)
>
> Â
>
> Terimakasih
> terdalam buat semua sahabat yang kukenal maupun tak kukenal yang membantu
> kelahiran âanak cantikâ kami ini. Di milist yang diikuti Dewi âIchenâ Cendika
> maupun kuikuti, sahabat-sahabat ngeblog di multiply, dan komunitas-komunitas
> lainnya. Sungguh, tanpa kalian semua buku kami ini takkan pernah ada.
>
> Â
>
> Juga
> kepada penerbit WahyuMedia, Mas Seno, Mbak Shinta, dan Mas Andri yang sudah
> mewujudkan mimpi berbagi kami menjadi nyata.
>
> Â
>
> Ya,
> yang menggerakkan tangan dan kepala kami saat awal menulis buku ini adalah
> keinginan untuk berbagi. Berbagi informasi tentang hal-hal menakjubkan di saat
> kehamilan, berbagi manis pahit bahkan getirnya proses perkembangan  sebentuk jiwa bernama manusia yang dititipkan
> ke rahim wanita, juga berbagi pengalaman dan informasi merawatnya di hari-hari
> pertama menghirup hawa dunia.
>
> Â
>
> Dilengkapi
> dengan VCD interaktif tentang perkembangan janin mulai dari konsepsi hingga
> lahir, senam hamil, senam nifas, dan senam kegel, buku berkaver cantik dengan
> bahasa ringan informatif ini pasti akan menjadi âsahabat yang asyikâ bagi
> pembaca.
>
> Â
>
> So, bersegeralah
> menjemputnya. Dengan ramah tangannya akan terbuka menjawab pertanyaan sahabat
> semua. Tak percaya? Coba dengar apa kata dr. H Suwignyo Siswosuharjo, SpOG,
> MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, narasumber program solusi sehat
> TVRI Jawa Tengah dan beberapa radio di Semarang.
>
> âBuku ini
> seperti âsahabatâ bagi para wanita. Menceritakan dan membagi pengalaman-pengalaman
> para wannita lain ketika hamil tanpa terkesan menggurui. Sebenarnya, buku
> seperti inilah yang penting dimiliki oleh setiap wanita. Ringan dibaca, mudah
> dicerna, tetapi dapat memperluas wawasan. â
>
> Â
>
> Atau
> coba dengar yang dikatakan Mbak Ratna Listy; artis, penyanyi, presenter
> sekaligus duta KB.
>
> âKehamilan
> dan proses melahirkan bukan hanya masalah para istri, tapi peran suami juga
> amat penting. Buku ini merupakan konsultan fleksibel bagi calon ibu dan ayah yang
> sayang pada keluarga dan calon bayinya. Ayo, para suami, bekali diri dengan
> buku ini sebagai wujud kasih sayang kepada belahan jiwa!â
>
> Â
>
> Judul            :
> Panduan Pintar Hamil dan Melahirkan
>
> Penulis          : Dewi Cendika & Indarwati
>
> Penyunting   : Shinta
>
> Tebal             : xii +320 hlm, 14x20 cm
>
> Cetakan
> IÂ Â Â Â Â Â : 2010
>
> Penerbit        : WahyuMedia
>
> Â
>
> Â
>
> Tanah Baru, 09/03/10 00.05
>
> Â
>
>
>
> Indarwati
> irt, penulis lepas, plus souvenir maker
> curhatan http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://craftcafe.multiply. com
> FB: indar7510@...
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar