Jumat, 09 September 2011

[daarut-tauhiid] iklan rokok

 

JAKARTA- Aliansi Pengendalian Rokok Asia Tenggara (SEATCA) mengkritik sebuah
iklan perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang dinilai menyesatkan.
Pasalnya salah satu Iklan rokok di Indonesia seolah mengopinikan bahwa lebih
baik mati daripada harus berhenti merokok. Parah!

Iklan pada billboard yang dimaksud itu bertuliskan "Lebih baik pulang nama
daripada tinggalkan teman" dan tulisan terpisah yang masih dalam satu tema
"Sam****** Teman yang Asyik" .

Ini dinilai sebagai bentuk iklan yang tidak bertanggungjawab dan PT PMI
sebagai perusahaan pemilik untuk menjelaskan hal ini.

"Sangat tidak bertanggung jawab, sesuatu yang mengerikan bahwa tujuan
(iklan) itu adalah untuk penjualan rokok. Ini sangat lucu menyebut produk
berbahaya yang mematikan sebagian penggunanya itu sebagai 'teman'," ucap
Direktur Seatca Bungon Ritthiphakdee, Jumat (26/8/2011) di Bangkok.

Bungon menjelaskan iklan ini secara jelas ditujukan bagi kaum muda. Sekitar
12 perrsen kaum muda Indonesia yang berusia 13-15 tahun telah mengonsumsi
rokok. Sekitar 70 persen perokok memulai kebiasaannya merokok sebelum usia
19 tahun.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok aktif terbesar di antara
negara-negara ASEAN yakni 57 juta perokok. Seatca mencatat setiap tahun
lebih dari 200ribu orang Indonesia meninggal karena penyakit yang terkait
dengan kebiasaan merokok.

Lebih lanjut, Seatca melihat PT Sam****** memasang papan iklan itu selama
bulan Ramadhan yang merupakan saat umat muslim mengurangi/tidak bisa
merokok. Seatca menilai hal tersebut menunjukkan perusahaan rokok itu
memiliki ide aneh bagaimana bulan Ramadhan seharusnya diisi, dengan merokok.
Karena itu, hal itu dinilai tidak sesuai dengan aktivitas umat muslim di
Indonesia saat bulan Ramadhan.

"Pemerintah Indonesia seharusnya bertindak segera dengan menurunkan iklan
dan PT Sam****** harus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia akan
tindakannya," ucap Bungon.

Ironisnya pada acara ASEAN Regional Workshop on Implementing WHO-FCTC
Article 13 Guidelines pada Juni 2011 kemarin di Siem Reap Kamboja, Indonesia
adalah satu-satunya negara yang tak hadir menandatangani protokol konvensi
pengendalian rokok. Sementara itu, Negara ASEAN lainnya telah
menandatanganinya sejak 2004.

Tanpa meratifikasi, Indonesia menjadi negara paling mudah dan terbuka dalam
iklan, promosi, dan penjualan rokok secara besar-besaran. Pasalnya, di
negara lain, penjualan rokok telah dibatasi dan tidak bisa dilakukan
terbuka. Bahkan dalam kemasan rokok juga berisi gambar berbagai penyakit
seperti kanker yang diakibatkan mengonsumsi rokok.

Bungon memaparkan PT PMI, pemilik perusahaan rokok terbesar di Indonesia
itu, memiliki pendapatan tahunan 27 miliar dollar AS yang 7,3 miliar
diantaranya dari negara Asia. Pengangkutan rokok PMI ke Asia meningkat 24,8
perrsen atau sekitar 282 miliar unit pada 2010. Antara 2009-2010
pendapatannya dari wilayah Asia meningkat lebih dari 38 persen.

Saat Indonesia berjuang menyembuhkan warganya dari sakit dan menghitung
kematian warganya akibat rokok, keuntungan PMI atau Sam****** di Indonesia
meningkat dan menjadi pasar terbesar (30 persen). Terjual 32 juta miliar
batang rokok pada 2010. Di Indonesia, biaya kesehatan yang terkait penyakit
terkait merokok mencapai Rp 11 triliun atau 1,2 miliar dollar AS setiap
tahun.

Hal tersebut jelas menampakkan betapa kebijakan pemerintahan Indonesia tidak
memperdulikan kepentingan rakyat, tetapi lebih pro kapitalis. Pasalnya jika
pemerintah 'peduli' terhadap rakyatnya maka kebijakan pembatasan rokok demi
generasi mendatang pasti telah dilakukan sejak lama. tetapi pada
kenyataannya, pemerintah jauh lebih tertarik dengan cukai rokok yang
menyumbang dana besar pemasukan negara.

"Lebih baik membiarkan rakyat miskin dan sekarat daripada harus kehilangan
ladang yang menghembuskan asap uang", mungkin itu kata petuah yang dijadikan
dasar kebijakan di negeri ini. Wallohua'lam.

Sumber : (kom/arrahmah)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE
A bad score is 598. A bad idea is not checking yours, at freecreditscore.com.

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: