Kamis, 26 Januari 2012

[daarut-tauhiid] Romantisnya Rasulullah dengan Istrinya

Romantisnya Rasulullah dengan Istrinya


RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok manusia yang sempurna.
Di medan perang beliau adalah seorang jenderal profesional yang menguasai
taktik dan strategi bertempur. Di tengah masyarakat, beliau adalah teman,
sahabat, guru, dan sosok pemimpin yang menyenangkan. Di rumah, beliau
adalah seorang kepala rumah tangga yang bisa mendatangkan rasa aman, kasih
sayang, sekaligus kebahagiaan.

Rasulullah Sahallahu 'Alaihi Wassallam dinobatkan oleh Allah sebagai suri
tauladan.

áóÞóÏú ßóÇäó áóßõãú Ýöí ÑóÓõæáö Çááøóåö ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ áøöãóä ßóÇäó
íóÑúÌõæ Çááøóåó æóÇáúíóæúãó ÇáúÂÎöÑó æóÐóßóÑó Çááøóåó ßóËöíÑÇð

*"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.".* (QS: Al Ahzab [33] : 21).

Tidak salah jika seluruh kehidupan Rasullah *Shalallahu 'alaihi wa sallam
*menjadi contoh baik bagi kita. Termasuk urusan dalam kamar sekalipun.

Di antara sisi romantis Rasulullah *Shalallahu 'alaihi wa sallam*, beliau
mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat. Dari 'Aisyah Radhiallaahu
'anha, "*Bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mencium sebagian istrinya
kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu."* (HR Ahmad).

Rasulullah Shalallahu *'alaihi wa sallam *adalah seorang pria yang sangat
lembut. Beliau mengekspresikan cinta kepada istrinya dengan sederhana dan
bersahaja. Beliau juga sosok yang dikenal sangat romantis.

Misalnya, beliau biasa memanggil istri-istrinya, dengan panggilan kesukaan
dan panggilan yang indah.

Siti 'Aisyah, dipanggil dengan panggilan "*Ya Humaira" *(wahai si merah
jambu).

Coba bayangkan, istri mana yang tidak tersanjung saat dipanggil suaminya
dengan panggilan ini? Telinga siapa yang tidak ingin mendengar sapaan
seperti ini?

Tapi keindahan itu tercipta bukan karena beliau ahli merayu, melainkan
karena hati beliau memang bersih, bening, indah dan keluar dari lubuk hati
paling dalam.

Dari hati yang indah itulah keluar kata-kata, perilaku, dan sikap yang
indah. Dari keindahan hati itulah terpancar segala keindahan dari setiap
yang dipandang dan ditemuinya.

Memang, betapa indah hari-hari kehidupan di mata Rasulullah. Romantisme
tidak hanya berlaku bagi istri-istrinya, juga anak-anak, bahkan nenek-nenek
dan semua makhluk Allah Subhanahu wa Ta`ala lainnya pun merasakannya.

Sikap Rasulullah ini juga ditunjukkan ketika melihat alam dan unsur-unsur
di sekitar. Ketika melihat sekuntum bunga yang mulai terbuka kelopaknya,
kalbunya bergetar, hatinya bersuka cita, dan segera beliau mendatanginya,
mencium dengan bibirnya, dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Tak
lupa beliau mengucapkan: *"Aaamu khairin wa barakatin insya Allah." *(tahun
baik dan penuh berkah, insya Allah).

Demikian pula ketika beliau mendapati bulan sabit di awal-awal malam
kemunculannya, tak lupa menyambutnya dengan sukacita. Dengan penuh optimis
beliau bercakap tentangnya: "*Hilaalu khairin wa baarakatin insya
Allah." *(awal
bulan yang baik dan penuh berkah, insya Allah).

Bagitulah Rasulullah, junjungan kita.

Meskipun beliau sebagai seorang pemimpin yang super sibuk mengurus ummat,
namun beliau tidak lupa untuk menjalin kemesraan dengan istri-istrinya.
Beliau tak segan-segan untuk mandi bersama dengan istri beliau.

Dalam sebuah riwayat, mandi bersama dengan Siti 'Aisyah *radhiyallahu
anha *dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama.

Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata, "Aku pernah mandi dari jinabat
bersama Rasulullah *Shalallahu 'alaihi wa sallam *dengan satu tempat air,
tangan kami selalu bergantian mengambil air." (HR Mutafaqun 'alaih).

Dalam riwayat Ibnu Hibban menambahkan, "Dan tangan kami bersentuhan".

Rasulullah mengajarkan kepada kita, mandi bersama istri bukanlah suatu hal
yang tercela. Jika hal ini dianggap tercela, tentulah beliau Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak akan melakukannya.

Rasulullah juga sangat mengerti perasaan istri-istrinya dan tau cara
menyenangkan dan memberi kasih sayang. Rasulullah, sering tidur di pangkuan
Siti 'Aisyah, meski istrinya sedang haids.

Dari Urwah ia pernah ditanya orang, "Bolehkah wanita haids melayaniku dan
bolehkah wanita junub mendekatiku?"

Urwah berkata, "Semuanya boleh bagiku, semuanya boleh melayaniku, dan tiada
celanya. 'Aisyah telah menceriterakan kepadaku bahwa dia pernah menyisir
rambut Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika dia sedang haidsh,
padahal ketika itu Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam sedang i'tikaf
di masjid; beliau mendekatkan kepalanya kepadanya ('Aisyah) dan dia
('Aisyah) ada di dalam kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang
haids."

Ummu Salamah berkata, "Ketika aku bersama Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi
Wa Sallam tidur-tiduran di kain hitam persegi empat (dalam satu riwayat: di
lantai, tiba-tiba aku haids, lalu aku keluar dan mengambil pakaian haidsku,
lalu beliau bertanya, 'Mengapa kamu? apakah kamu nifas?' Aku menjawab,
'Ya.' Beliau lalu memanggilku, lalu aku tidur bersama beliau di lantai yang
rendah."

Ummu Salamah biasa mandi bersama Rasulullah *Shalallahu 'alaihi wa
sallam *dari
satu bejana dan beliau suka menciumnya, padahal beliau sedang berpuasa.

Rasulullah juga mengajarkan kita untuk memperlakukan istri dengan istimewa.
Hal itu ditunjukan ketika Nabi ketika beliau tidak sungkan mandi dari sisa
air istrinya.

Dari Ibnu Abbas, "*Bahwa Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah mandi dari air
sisa Maimunah." *(HR Muslim).

Nabi juga dikenal memanjakan wanita (istri-istrinya).

Dari Anas, dia berkata: "Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar).
Aku lihat Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyediakan tempat duduk yang
empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk
di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan
kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut." (HR
Bukhari)

*Sepiring berdua, gurauan dan ciuman

*Rasulullah membiasakan mencium istri ketika hendak bepergian atau baru
pulang.

Dari 'Aisyah *radhiallahu anhu*, bahwa Nabi SAW biasa mencium istrinya
setelah wudhu', kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhu'nya."(HR
'Abdurrazaq)

Rasulullah *Shalallahu 'alaihi wa sallam *juga suka memakan dan meminum
berdua dari piring dan gelas istri-istrinya tanpa merasa risih atau jijik.

Dari 'Aisyah RA, ia berkata: *"Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur)
bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam ."* (HR. Bukhori dalam Adabul
Mufrod)

Dari Aisyah Ra, ia berkata: *"Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika
haidh, lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan
meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum." *(HR
Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.)

Nabi *Shalallahu 'alaihi wa sallam *pernah minum di gelas yang digunakan
'Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit 'Aisyah.(HR
Muslim No. 300)

Nabi saw biasa memijit hidung 'Aisyah jika ia marah dan beliau berkata,
Wahai 'Aisya, bacalah do'a: *"Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah
dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari
fitnah yang menyesatkan." *(HR. Ibnu Sunni)

Rasulullah juga bergurau bersama, di kala sedang dekat dengan istrinya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, 'Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri
muka dengan makanan. Nabi SAW hanya tertawa melihat mereka. (HR Nasa'i
dengan isnad hasan)

Begitulah Rasulullah. Beliau dikenal bersikap lembut dan sayang pada
istrinya. Beliau juga menyayangi dan mengistimewakan istrinya di kala
istrinya sedang sakit.

Dari 'Aisyah, ia mengatakan, beliau (Nabi) adalah orang yang paling lembut
dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No
4750, HR Muslim No 2770)

*Alhasil, *Islam banyak mengajarkan kita tentang kelembutan dan sikap
sayang pada pasangan. Itulah sikap romantisme yang diajarkan Islam pada
para suami terhadap para istri. Sebab Rasullah bersabda, sebaik-baik para
suami, adalah mereka yang bisa bersikap baik terhadap istrinya.

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: "*Orang mukmin yang
paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang
paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya."
*(HR.Tirmidzi,
Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).*

Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/20383/26/12/2011/romantisnya-rasulullah-dengan-istrinya-.html


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: