Kamis, 19 Januari 2012

[daarut-tauhiid] Syiah dan Ukhuwah

 

*Syiah dan Ukhuwah *

*
*

*Prof Dr Mohammad Baharun *

Pengurus MUI Pusat/Guru Besar Sosiologi Agama

Sejauh pengamatan saya, isu Syiah dan Ahlussunnah wal Jamaah (selanjutnya
disebut Sunah) di Indonesia selama ini, sebenarnya tidak dipengaruhi secara
langsung kondisi objektif ketegangan Sunah-Syiah di Timur Tengah.
Kasus-kasus Indonesia hakikatnya dipicu oleh provokasi buku-buku dan
ceramah.

Seperti sudah dipahami bahwa karakter Syiah sangat identik dengan kritikan
terhadap para pembesar sahabat (Amirul Mukminin) dan istri Nabi SAW (Ummul
Mukminin) — yang secara terbuka sering dicerca. Prinsip doktrin yang
menganggap para sahabat Nabi yang agung sebagai pe rampas hak kekhilafahan
Ali, kemudian berujung dan berlarut-larut mene ruskan tradisi kritik,
kecaman, bahkan hinaan terhadap para sahabat dan istri Nabi SAW.

Kondisi alami "Syiah" seperti ini perlu dipahami, agar solusi yang
diberikan pun bukan bersifat basa-basi. Apalagi, dunia semakin terbuka.
Informasi semakin bebas beredar. Ketersinggungan pihak Suni saat
ajaran-ajaran dasar dan tokoh-tokohnya dicerca juga perlu dimaklumi. Bukan
hanya melihat dari aspek kebebasan beragama dan berpendapat saja. Apalagi
ini berkaitan d e ngan masalah agama, yang bagi kebanyakan masyarakat
Muslim sudah dianggap sebagai perkara hidup-mati.

Dalam pencermatan saya yang sudah puluhan tahun mengamati dan menulis
masalah Syiah di Indonesia, hampir semua kasus konflik dipicu oleh
peredaran buku dan ceramah dari kalangan Syiah. Sebutlah penerbitan buku
"Dialog Sunnah-Syiah" karangan Abdul Husain al-Musawy, yang merupakan
terjemahan dari buku aslinya "AlMuraja'at". Buku ini dianggap sebagai buku
lama yang populer dan konon dianggap sebagai buku yang ampuh untuk
`menaklukkan' Ahlu Sunnah. Ada juga buku berjudul "Sudah Kutemukan
Kebenaran" (terjemahan) dan "Saqifah: Awal Perselisihan Umat", yang
menyerang keyakinan kaum Suni.

Yang lebih menyinggung perasaan kaum Suni adalah banyaknya buku-buku Syiah
yang mendekonstruksi ajaran-ajaran dasar Suni, tetapi menggunakan
sumber-sumber kaum Suni.

Hanya saja, setelah diperiksa, memang ditemukan daftar pustakanya, namun
setelah dicermati lebih jauh, ternyata sumber-sumber itu diselewengkan isi
dan maknanya. Inilah yang membuat kaum Suni terus menjadi cemas dan masalah
ini menjadi semacam "bara dalam sekam" yang suatu ketika bisa meledak
seperti kasus di Sampang, pada akhir 2011.

Setelah kasus Sampang tersebut, semua pihak, baik Suni maupun Syiah harus
berusaha mencari solusi, agar kasus serupa itu tidak terjadi. Apalagi,
As'ad Said Ali (wakil ketua umum PBNU), menulis banyaknya lulusan Qum Iran,
yang pulang ke Indonesia, dan kemudian mendirikan yayasan-yayasan Syiah,
melakukan mobilisasi opini publik, penyebaran kader ke sejumlah partai
politik, dan upaya membuat lembaga Marja'iyati Taqlid seperti di Iran
menjelang revolusi. (http://www.nu.or.id, judul "Gerakan Syiah di
Indonesia", 30/05/2011).

Saat mengikuti kursus PPSA XVII Lem han nas RI, ada seorang peserta diskusi
yang meng ajukan pertanyaan, apakah benar Syiah bisa me nerima Pancasila
dan NKRI seperti Ahlu Sun nah (Aswaja) yang diwakili dua ormas be sar,
yakni NU dan Muhamma diyah? Itu mengingat konsep imamah yang absolut tidak
memungkinkan penerimaan ideologi apa pun di dunia ini, kecuali menerima
keniscayaan pemerintahan model imamah?

Perlu dipahami, bahwa untuk menyelesaikan atau mendamaikan masalah Syiah di
Indonesia tidaklah mudah. Itu terkait dengan adanya perbedaan mendasar
dalam ajaran Suni dan Syiah. Dalam disertasi saya di IAIN Sunan Ampel Su
rabaya – sudah diterbitkan menjadi buku berju dul "Dari Imamah Sampai
Mut'ah" (2004), saya mengingatkan perlunya Indonesia belajar dari kasus
Suni-Syiah yang terjadi di berbagai negeri Muslim lainnya. Pada 4 Juli
2003, di Pakistan, terjadi serangan bom yang menewaskan 47 orang dan
mencederai 65 orang lainnya. Berikut nya pada 2 Maret 2004, terjadi
serangan yang menewaskan 271 warga Syiah dan melukai 393 lainnya.
Kasus-kasus seperti ini juga terjadi di negara-negara Muslim lainnya.

Di samping adanya perbedaan dalam berbagai ajaran dalam soal akidah, satu
masalah yang akan menjadi problema pelik di tengah masyarakat adalah
disahkannya perkawinan mut'ah (nikah temporal).

Dalam nikah jenis ini, seorang wanita bisa berpasangan mut'ah dengan
berbagai laki-laki. Status anak-anak dalam perkawinan jenis inipun bisa
bermasalah. Biasanya pihak Syiah akan menyalahkan Umar bin Khattab karena
telah berani melarang nikah mut'ah yang pernah dihalalkan oleh Nabi SAW.

Padahal, faktanya tidak demikian. Umar bin Khattab justru melaksanakan
ketetapan dari Nabi sendiri. Keputusan Umar itu pun juga disetujui oleh Ali
bin Abi Thalib. Sebab, Ali adalah mustasyar (penasihat) pada pemerintahan
Umar. Sampai-sampai Umar pernah menyata kan, "Tan pa keterlibatan Ali,
gagallah Umar." Nikah jenis ini mutlak haram bagi kaum Suni dan sebagian
kelompok Syiah (Zaidiyah) yang mendekati Suni.

Begitulah, jika kita ingin membangun ukhu wah, maka perlu diperhatikan
benar masalah-masalah mendasar dalam soal keagamaan ini. Hal-hal yang
menimbulkan sensitivitas pihak lain, perlu dihindari.

Sebaiknya, kaum Syiah sebagai minoritas di negeri Indonesia, bisa menahan
diri untuk tidak bersifat agresif dalam menyebarkan ajaran mereka, disertai
dengan menyerang dan melecehkan ajaran-ajaran pokok kaum Suni. Faktanya,
kita tidak hanya bisa mendasarkan pada aspek kebebasan semata.

Mudah-mudahan umat Islam Indonesia mampu mengatasi masalah-masalah yang
mereka hadapi, baik masalah eksternal maupun internal mereka. Amin. ■

<http://www.nu.or.id/>

http://www.nu.or.id

<http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/01/19/ArticleHtmls/Syiah-dan-Ukhuwah-19012012024013.shtml?Mode=1>

http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/01/19/ArticleHtmls/Syiah-dan-Ukhuwah-19012012024013.shtml?Mode=1

--
::
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
Now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
Im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können::
>> al-Ra'd [13]: 28

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: