Oleh: DR. Amir Faishol Fath <http://www.dakwatuna.com/author/ustadz>
*
*
*dakwatuna.com -*
Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáøóÐöíäó íõÞóÇÊöáõæäó Ýöí ÓóÈöíáöåö ÕóÝøðÇ
ßóÃóäøóåõãú ÈõäúíóÇäñ ãóÑúÕõæÕñ (ÇáÕÝ4)
*"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh."
*
**
Dalam Al Qur'an ada satu surah namanya *Ash Shaf* artinya barisan yang
kokoh. Dalam shalat berjamaah disyaratkan barisan shaf harus lurus. Karena
ketidak lurusan shaf akan menyebabkan hati bercerai-berai. Dalam ayat di
atas kita temukan kata *shaffa* yang artinya barisan pasukan umat Islam
harus lurus dan kokoh, *ka'annahum bunyaanun marshush* (mereka seperti
bangunan yang kuat, tidak tergoyahkan).
*Amal Yang Paling Dicintai Allah*
Imam Al Qurthuby meriwayatkan bahwa ayat di atas turun ketika para sahabat
bertanya: *law na'lam ayyul a'maali ahabbu ilallahhi
la'amilnaahu*(seandainya kami tahu amal yang paling Allah cintai
niscaya kami akan
melakukannya) lalu turunlah ayat di atas.
Benar ayat ini berkenaan dengan masalah barisan perang, tetapi pada dasarnya
semua barisan sama. Baik itu barisan dalam shalat maupun barisan dalam
dakwan apalagi dalam perang, itu harus solid. Karena itu Rasulullag saw.
selalu mengingatkan sebelum shalat agar barisam shaf diluruskan. Bahkan
Rasulullah saw. tidak pernah memulai shalatnya sampai semua barisan shaf
benar-benar rapi. Perhatikan betapa makna soliditas barisan ini benar-benar
sangat penting, sebagai cerminan ketaatan bagi orang-orang yang beriman.
Dari firman Allah di atas: *innallaaha yuhibu* nampak bahwa Allah
benar-benar sangat mencitai barisan yang solid. Artinya sekalipun seseorang
banyak melakukan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat dan haji,
tetapi jika dalam akhlaknya seahari-hari merusak persatuan umat Islam, itu
semua tidak akan membuat Allah cinta kepadanya. Perhatikan Allah mengkaitkan
cinta-Nya dengan soliditas barisan. Bahwa untuk meraih cinta Allah seorang
hamba harus bersatu dengan saudaranya. Tidak boleh saling menjatuhkan,
menjelekkan hanya karena perbedaan fikih atau jamaah, apalagi saling
membunuh.
Karenanya kita menemukan contoh-contoh yang sangat mengagumkan dari tradisi
para ulama, bahwa mereka sekalipun berbeda mazhab fikih, mereka saling
menghormati di antara mereka.
Imam Ahmad mengatakan:* "Aku tidak akan menjelekkan orang-orang yang
mengatakan bahwa menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu' sekalipun itu
sependapat dengan aku."*
**
Imam Syafi'ie tidak membaca qunut ketika menjadi imam di tengah masyarakat
yang bermadzhab Hanafi. Ketika di tanya mengapa ia tidak membaca qunut,
padahal baginya sunnah muakkadah dalam shalat subuh, Imam Sya'fii menjawab,
*"Aku menghormati pendapat Imam Abu Hanifah."*
**
Perhatikan, betapa para ulama benar-benar memahami bahwa perbedaan fikih
tidak boleh menyebabkan lahirnya fanatisme buta, bahkan harus saling
menghormati antar satu dengan lain. Ini antara berbagai madzhab, bahwa
solidaritas keumatan itu harus ditegakkan, apalalagi dalam satu jama'ah atau
organisasi dakwah yang jelas-jelas semuanya berbuat untuk menegakkan ajaran
Allah swt.
Mengapa soliditas barisan ini termasuk amal yang paling dicintai Allah?
*Pertama, bahwa dari soliditas akan lahir kekompakan.*
**
Dari kekompakan akan lahir sinergi yang berkesinambungan. Bukankah kita
hidup di alam ini karena sinergi yang utuh antar seluruh unsur yang Allah
ciptakan di dalamnya. Dalam ilmu biologi itu di kenal dengan ekosistem.
Perhatikan bahwa semua proses dalam hidup kita sehari-harti sangat
membutuhkan soliditas. Dalam tubuh kita, kita temukan bahwa semua organ
bekerjasama dengan solid, sehingga kita merasakan nikmatnya. Sungguh tidak
terbayang apa yang akan kita rasakan jika masing-masing organ dalam tubuh
kita bekerja sendiri-sendiri dan bercerai-berai. Berdasarkan ini nampak
bahwa soliditas itu fitrah. Dan kita semua tidak akan pernah menghindarinya.
Sekali menghindar kita pasti akan menderita, bahkan itu akan menyebabkan
malapetaka bagi kemanusiaan. Karena itu menegakkan soliditas dalam usaha apa
saja -apalagi dalam usaha dakwah- adalah suatu keniscayaan. Maka sungguh
berdosa ketika seseorang mengaku beriman kepada Allah, sementara dalam
menegakkan ajaran-Nya tidak solid, apalagi saling membunuh antar sesamanya.
*Kedua, soliditas barisan adalah bagian dari iman.*
**
Perhatikan ayat sebelumnya, Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk
berfirman: *limaa taquuluuna maa laa taf'aluun* artinya (wahai orang-orang
yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian lakukan).
Maksudnya mengapa kalian mengaku beriman jika kalian tidak mau bersatu dalam
barisan yang kokoh. Ini menarik untuk kita tekankan. Sebab fenomena
perpecahan di kalangan umat Islam kini di anggap biasa. Padahal menurut ayat
di atas menegakkan persatuan yang solid adalah ciri utama keimanan. Dengan
kata lain bahwa tidak ada artinya iman yang dimiliki seseorang jika kemudian
saling bemusuhan sesama mu'min. Bahkan dalam surah Al Hujurat:10 Allah
berfirman: *innamal mu'minuuna ikhawatun*, kata innama dalam pandangan ulama
tafsir *lilhashr* maksudnya identifikasi. Artinya bahwa seorang yang beriman
identik dengan persaudaraan. Maksudnya tidak pantas seseorang mengaku
beriman jika kemudian tidak bersaudara antara satu dengan lainnya. Sama
dengan ayat di atas, bahwa tidak pantas seseorang mengatakan bahwa dirinya
beriman jika dalam prakteknya tidak bersatu dalam barisan yang kokoh.
*Ketiga, bahwa tidak solid dalam barisan dakwah adalah perbuatan dosa.*
**
Perhatikan Allah berfirman pada ayat sebelumnya: "Amat dibenci oleh Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan". Lalu Allah
menegaskan bahwa sangat suka kepada orang-orang yang berjuang di jalan-Nya
dengan barisan yang solid. Artinya bahwa syarat untuk mendapatkan cinta
Allah, bukan hanya semata berjuang di jalan-Nya, tetapi juga harus bersatu
dalam satu barisan yang solid. Ini pemahaman yang banyak orang Islam salah
pahami, sehingga mereka tidak mau bersatu dengan umat Islam lainnya. Padahal
shalatnya masih sama, kiblatnya juga masih sama, Allah yang disembah pun
juga masih sama. Akibatnya mereka mudah di adu domba. Tidak sedikit dari
nyawa orang Islam yang melayang hanya karena perang saudara.
*Bagai Satu Bangunan Yang Kokoh*
**
Pada ayat berikutnya Allah berfirman: *ka'annahum bunyaanun
marshush*(mereka seperti bangunan yang kokoh). Apa artinya:
*Pertama, bahwa masing-masing bahan bangunan itu berkualitas baik.
*
**
Tidak mungkin bangunan itu tegak kokoh jika batu batanya rapuh atau kualitas
pasir dan semennya tidak baik. Bagitu juga dalam dakwah, bahwa masing-masing
individu harus mempunyai iman dan keikhlasan yang benar-benar berkualitas.
Di sini peran tarbiyah dan pembinaan harus dioptimalkan.
*Kedua, bahwa bahan-bahan bangunan itu bukan hanya baik secara individual
melainkan harus bisa disinergikan dengan bahan-bahan lainnya.*
**
Artinya bahwa kualitas masing-masing aktifis dakwah hendaknya bukan hanya
baik secara individu, melainkan ia mampu bersinergi dengan orang lain.
Itulah rahasia mengapa Allah mengumpamakan dengan bangunan. Bahwa seorang
muslim tidak cukup hanya menjadi sholeh sendirian, melainkan ia harus
bersinergi untuk membuat orang lain beramal shaleh. Dalam rangka ini sangat
dibutuhkan soliditas barisan dakwah.
*Ketiga, bahwa bangunan dikatakan kokoh bila bertahan lama, dan tidak
mengalami kerapuhan di tengah musim apapun panas atau hujan.*
**
Begitu juga barisan dakwah dikatakan solid bila ia tetap utuh, tidak
terpengaruh dengan rayuan dan godaan apapun. Pun juga tetap istiqamah
memegang prinsip sekalipun situasi dan kondisi memaksanya harus berubah. Ia
tidak pernah bubar barisan sebelum ada komando bubar barisan. Itulah rahasia
mengapa Allah swt. mengumpamakan dengan bangunan yang kokoh. Karena bangunan
akan melindungi dan bisa memberikan rasa aman kepada penghuninya bila ia
kokoh dan solid. *Wallahu a'lam bishshawab*.
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:
http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar