Jumat, 16 Mei 2008

[daarut-tauhiid] Sharing: Silaturahmi ruhiah

Hari Minggu kemarin, saya ikut pengajian MMQ Istiqlal sorangan wae soalnya my husband di luar kota, bulan kemarin sih beliau ikut. Seperti biasa saya naik KRL, tidak ada yang special dalam perjalanan kecuali KRL ACnya kok penuh ya? Saya berdiri tuh sampe Depok, duh mana perut lapar karena lupa sarapan lagi. Setelah mendapat tempat duduk, saya mulai merancang rencana mau turun di gambir lalu beli sarapan, ee..ee….ternyata KRL melaju terus oh..saya lupa walaupun sama sama Ac tapi ini bukan Pakuan. Saya pun mengubah rencana, setelah turun di Stasiun Juanda saya celingukan mencari tempat jajan, akhirya saya menemukan lokasi yang "pas" tapi kelihatannya baru buka, saya tetap nekad menyebrang dan langsung bertanya "udah jualan ya bang?" "oh, baru buka bu silakan tunggu sebentar jawab abangnya ramah. Ternyata langkah saya diikuti 3 orang lainnnya, kemudian satu mobil berhenti pula dan penumpangnya kurang lebih 5 orang turun semua. Abang penjual soto itu kelimpungan di buatnya,
mana barang jualannya masih di bungkus bungkus lagi. Tapi dengan sigap dia menyiapkan 9 mangkok dan mulai meramu soto. Aduh saya pikir jangan jangan abangnya lupa, eh…ternyata prasangka saya salah astagfirullah…saya sudah kotor hati. Abangnya menyodorkan mangkuk soto itu ke saya dulu dengan ramah. Selesai menyantap soto saya cepat cepat menuju mesjid istiqlal sambil berdoa mudah mudahan masih sempat dhuhur berjamaah, Alhamdulillah…waktunya pas…semua.
Alhamdulillah banyak sekali ilmu yang di dapat termasuk sesi "Muhasabah" anehnya saya tidak menangis justru pas tausiahnya aduh…rasanya teriris hati dan membuat air mata ini bercucuran ah masih menyentuh hati juga nih AA tausiahnya he..he... Setelah shalat asar saya bergegas ke stasiun lagi tadinya saya rencana mau menginap di rumah mertua. Sampai di stasiun antrian panjang, saya kemudian bertanya ke petugas KRL PAKUAN, tapi entah kenapa saya kurang memahami penjelasannya, akhirnya saya keluar barisan. Tapi pas antrian tinggal 2 atau 3 orang lagi saya penasaran lo…kok ini antrian untuk PAKUAN. Saya cepat membeli karcis dan saya dengar kereta sudah menunggu, petugas pun memburu-buru, saya berlari cepat menaiki tangga dan begitu muncul di atas ternyata saya muncul dari arah lokomotif depan yang praktis saya bisa menyetop masinisnya, saya bilang pak tunggu pak tunggu. Masinisnya melongok ke jendela dan menatap saya meloncat ke dalam kereta. Sampai di dalam kereta saya
tidak kuat ingin tertawa, saya celingak celinguk kanak kiri, siapa nih saya pikir yang saya ajak tertawa, eh rupanya ada satu keluarga juga tergoph gopoh hamper ketinggalan kereta, saya tersenyum kepada mereka dan kami tertawa berjamaah sampai sakit perut sambil mengatur napas yang masih tersengal sengal.
Setelah puas tertawa, saya pikir Subhanallah, Allah begitu mengatur segalnya dengan sempurna, saya belum terlalu hapal situasi stasiun Juanda tapi rasanya seumur umur saya baru ketinggalan kereta dan bisa menyuruh masinisnya menunggu sebentar sampai saya loncat ke kereta. Kemudian kejadian berlari menaiki tangga itu Cuma kejadian ketika saya "Nyantri kilat" di Bandung. Saya pikir subhanallah…masih kuat juga kaki ini…ya…dan yang penting membangkitkan kenangan manis ketika saya menimba ilmu dengan teman teman di DT. Sehari lebih dari 3 kali tuh naik turun tangga Muslimah Centre.Dan belum selesai terkagum kagum dengan Allah yang Maha Mengatur, ketika saya memandang ke sisi kiri, loh…kok ada sepupu saya? Ternyata habis dari istiqlal juga!. Saya iseng telp, pura pura minta gorengan. Giliran dia yang kebingungan, dalam pikirnya kok ada yang minta gorengan tapi nelp? Tapi akhirnya dia bisa menemukan saya juga he..he…
Kalau sudah begitu saya memang tidak pernah berhenti mengagumi Allah dengan segala "KemahaanNya" sempurna sekali rencanaNya, dan saya tidak pernah terpikir sedikitpun akan menemukan 3 hikmah di atas. Ketika menyimak tausiah dari Aa Gym tadi saya juga banyak berpikir, saya suka dzikir, doa, tapi doa yang saya panjatkan kalau boleh di bilang " Al Qur'an-lek" atau buku-lek itu loh. Saya jarang meminta yang betul meminta, saya juga heran…kok orang bisa ya sampai menghiba hiba. Tapi kalau boleh jujur saya punya rasa malu yang besar dengan Allah makanya saya jarang "meminta". Saya pikir minta apa lagi sama Allah, kalau selama ini apapun yang di inginkan sudah ada. Suami yang belum sholeh tapi kan sedang berproses, rumah sederhana, menjadi ibu rumah tangga, nafkah yang cukup walau belum berlebih. Mau naik angkot tinggal pilih, mau nyaman dan agak egois tinggal panggil taksi. Dan hikmah yang paling penting saya jadi lebih tahu ke barisan mana saya harus merapat dalam barisan
dakwah di saat saat banyak terjadinya gonjang ganjing.
Deeply more thinking, ketika saya dulu meninggalkan DT saya berpikir kemana lagi saya harus melangkah menimba ilmu untuk memperbaiki diri. Subhanallah..suami ternyata ikut salah satu majelis shalawat di Bogor dan ternyata tim assatidz DT Bandung juga sering ke sana. Eh saya pikir kok kebetulan lagi.Padahal tadinya saya pikir ingin mengamalkan apa yang di katakan Imam Al Ghazali ketika berdialog dengan murid muridnya mengenai apa yang terjauh, dan sang imam memberi tahu bahwa yang terjauh adalah masa lalu karena tidak akan pernah bisa kembali ke masa kini. Ternyata dalam menimba ilmu tidak seperti itu. Tidak ada masa lalu yang ada sambungan dari masa lalu untuk menuju ilmu yang lebih tinggi Subhanallah wal handulillah Allahu Akbar. Terima kasih ya Allah untuk bimbinganMu menemukan guru guru yang penuh keikhlasan.
Terus saya ikuti jalan Allah ini mengalir seperti air untuk menemuka ceruk yang tepat, untuk menjadi mata air yang menyejukan dan bisa diambil manfaatnya, walaupun perjalanan ini masih panjang dan berliku, ibarat air saya masih seperti tetes air, masih menetes satu satu ke atas batu hitam yang begitu luas permukaannya. Dan Batu itu saya ibaratkan keluarga atau orang orang terdekat saya. Sebait doa untuk Aa Gym dan teh Ninih, Mama Ajengan Sepuh dan Anom di Tanah Baru Bogor, tim assatidz DT Bandung.
Ya Allah puji syukurku atas bimbinganMu
Melalui guru guru yang pernah memberikan ilmunya padaku
Andai tanganMu tak pernah engkau ulurkan lewat mereka
Mungkin aku takkan pernah kembali padaMu
Dan akan terpuruk selalu di dunia yang semu
Ya Allah ya RabbKu
Ijinkan aku ucapkan terima kasihku
Kepada semua guru guruku
Atas ketulusan yang pernah mereka berikan
Atas curahan ilmu yang mereka limpahkan
Berikan mereka kemuliaan
Semulia ilmuMu yang pernah kau ajarkan
Buka pintu maafmu padaku wahai guru guruku
Atas segala sikap, khilaf dan alfa muridmu
Dan aku tahu engkau adalah lautan ilmu sabar
Samudra ilmu maaf untuk murid murid mu
Wallahualam.





[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Yahoo! Groups

Balance your life

by learning how to

make smart choices.

Yahoo! Groups

Join people over 40

who are finding ways

to stay in shape.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: