Bahasa yang dipergunakan oleh Bangsa ini ialah Bahasa Indonesia. dalam
perjalannya Bahasa Indonesia menyerap berbagai kata
atau idiom dari bahasa lain. Hal ini sah-sah saja, sepanjang
penggunaannya efektif dan tidak rancu. Ambil contoh kata-kata
berikut ini: Komputer (diambil dari Computer, Bahasa Inggris), Taplak
(diambil dati Tapelaken, Bahasa Belanda), Koran
(Qur'an, Arab, artinya bacaan), dan lainnya.
Hal yang wajar ialah bila pronounciation dari kata yang diserap
tersebut kemudian dibakukan agar menjadi mudah. Seperti
huruf "C" pada Computer kemudian berubah menjadi "K" pada Komputer,
yang akhirnya dibakukan menjadi kosa kaat Indonesia.
Tapi ada juga penyerapannya dari bahasa lain, yang selain salah malah
semakin bertambah rancu saja artinya.
Ambil contoh kata "Graha". Graha 'dianggap' diambil dari bahasa
Sansekerta yang artinya Rumah atau lebih tepatnya, "suatu
bangunan untuk ditempati." tap apakah benar demikian?
Sesungguhnya kata yang benar untuk arti tersebut ialah "Grha"
bukan "Graha"; jadi tanpa huruf "A" diantara konsonan "R" dan
"H". Akan tetapi kemudian oleh sebagian orang "dipelesetkan"
menjadi "Graha", yang 'sialnya', justeru malah menjadi kosa
kata yang umum dan biasa dijumpai di Indonesia. Kata "Graha" banyak
kita jumpai penggunaannya di negara ini, umumnya
digunakan untuk nama bangunan, tempat atau suatu perusahaan. Seperti
contoh Artha Graha, Graha Ubud, Graha Resor, Satya
Graha dan sebagainya.
Tetapi ada juga yang menyadari bahwa penggunaan yang benar
ialah "Grha" seperti: Grha SCTV, Grhapari (semua Kantor Cabang
milik telkomsel memakai kata Grhapari), Grha Widya Maranatha, Gra-C
Multimedia dan lain sebagainya.
Sesungguhnya apakah arti yang sebenarnya dari "Graha"? Anda boleh
percaya boleh tidak. Arti yang sesungguhnya "Graha" bukan
"papan" atau "suatu tempat tinggal untuk ditempati" tetapi arti
sesungguhnya ialah BUAYA.
Inilah satu kesalahan fatal dari sistem pendidikan di negeri ini.
Kesalahan yang SEPELE tapi FATAL ini dibiarkan dan malah
dilestarikan. Jadi anda sekarang bisa menjelaskan arti sesungguhnya
dari BINA GRAHA, kantor resmi tempat sang Presiden bekerja di negeri
ini, milik kebanggaan orang Indonesia. Dari sinilah, negara ini
diatur, negara ini dikendalikan. Jadi ada sebagian orang yang
mengganggap, jangan salahkam Tuhan kalau akhirnya memang negara
ini "dikutuk" karena membiarkan negara ini dikendalikan oleh "Graha"
tadi.
Seperti yang saya katakan sebelum-sebelumnya dimilis cfbe ini, negara
ini sudah dari awalnya salah menerapkan sistem pendidikan di negara
ini. Jadi jangan heran kalau negara ini akhirnya terpuruk terus.
Daphne
Sumber: Milis cfbe http://groups.yahoo.com/group/cfbe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar