Jumat, 23 Mei 2008

[FISIKA] Digest Number 2426

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1.

Radioaktivitas Rokok

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Thu May 22, 2008 7:30 am (PDT)

Thanks atas koreksinya.

Kalo merujuk US Department of Health, Division of Radiation Protection 2002, sinar kosmis menghasilkan dosis 26 mrem/tahun. Radioisotop di permukaan Bumi menyumbang 29 mrem/tahun. Gas Radon di atmosfer memberikan kontribusi terbesar, yakni 200 mrem/tahun. Tubuh manusia sendiri memancarkan radiasi (dari Karbon-14 dan Kalium-40) sebesar 40 mrem/tahun. Sinar X kesehatan memberikan 39 mrem/tahun. Aktivitas kedokteran nuklir memberikan 14 mrem/tahun. Instrumen elektronik (TV, komputer) memberikan 11 mrem/tahun. Dan sisa ledakan nuklir (fall out), reaktor nuklir, pesawat terbang dll memberikan 2 mrem/tahun. Sehingga total dosis yang diterima tiap manusia di AS secara rata-rata adalah 361 person mrem/tahun atau 0,3 person rem/tahun (1 rem = 1.000 mrem). Dengan catatan ia tidak merokok.

Dalam PLTN berdaya 1.000 MWe dosis radiasi yang muncul mencapai 4,8 person rem/tahun. Namun pemerintah AS membatasi agar pekerja PLTN dan sektor nuklir lainnya hanya menerima dosis maksimum sebesar 100 person mrem/tahun saja. Sementara dalam PLTU berdaya 1.000 MWe yang menghasilkan radiasi 100 kali lebih besar (yakni 490 person rem/tahun), belum ada kebijakan yang sama.

Dalam kasus rokok, radioisotop Polonium-210 dalam rokok menambahkan dosis ekivalen sebesar 29,1 person rem/tahun untuk manusia perokok. Dalam jaringan epitel paru-parunya didapatkan dosis sebesar 6,6 - 40 person rem/tahun sementara pada bronchiolus-nya sebesar 1,5 person rem/tahun.

So, dengan patokan 100 person mrem/tahun bagi pekerja sektor nuklir, kita mendapatkan pekerja PLTU dan para perokok menerima paparan radiasi berkali-kali lipat lebih besar. So, bisa diduga bahwa lebih banyak orang yang mati akibat radiasi rokok atau PLTU (karena mereka benar2 tidak terlindungi) dibanding pekerja sektor nuklir. Dan kalo kita mau ekstrim lagi, orang2 di kawasan sekitar Semenanjung Muria itu (Kudus - Pati - Jepara), yang banyak pabrik rokok dan konsumennya itu, sebenarnya sudah mengonsumsi radiasi jauh-jauh hari bahkan sebelum PLTN dibangun.

Dan sejauh ini, tak ada tindakan apapun dari rezim apapun yang pernah berkuasa di Indonesia. Mungkin saja Bu Menkes dan pak direktur PLN lebih memilih sikap seperti pejabat Pacific Gas & Electric dalam kasus cemaran ion Cr6+ di Kota Hinkley, yang memunculkan nama Erin Brokovich, dengan mengguman : "asap itu memang beracun, namun tak perlu dibicarakan dengan tetangga..."

salam,

Ma'rufin

----- Original Message ----
From: sigit jaya herlambang <kupleaslitlb@yahoo.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 13, 2008 7:56:17 PM
Subject: Re: [FISIKA] Re : Radiasi PLTN vs Radiasi PLTU --> berkaca dari kasus Rokok

Ya, memang benar....... . Untuk yang alami mungkin kita memang tak bisa mengelak dari hal itu.... Tapi sesuai dengan prinsip ALARA kita harus memperkecil segala macam kemungkinan untuk terpapar radiasi dan sudah menjadi kewajiban kita untuk mengurangi radiasi itu...... Bukan menambah dengan alasan apapun..... Btw mw ngeralat sedikit tentang batas "konsumsi" radiasi, yakni 25mrem/orang/ tahun dari IAEA.....

Mengenai rokok mestinya diajukan ke pemerintah, karena kepengecutan mereka..... Pemerintah kita terlalu takut kehilangan cukai dari rokok, dan melepas tanggung jawab dengan menulis peringatan yang aneh di tiap bungkus rokok " merokok berbahaya bagi kesehatan, dapat menyebabkan kemandulan dll"...... Aneh!

mengenai :
"Melelehnya sebagian reaktor Three Mile Islands-2 di Pennsylvania pada
28 Maret 1979 ternyata justru tidak berdampak signifikan pada kanker
paru-paru."
diharapkan tidak menjadi salah satu fakta pendukung pengesahan pembangunan PLTN di Indonesia... ..

----- Original Message ----
From: Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo. com>
To: Forum-Pembaca- Kompas@yahoogrou ps.com; Fisika <fisika_indonesia@ yahoogroups. com>
Sent: Tuesday, May 13, 2008 22:30:52
Subject: [FISIKA] Re : Radiasi PLTN vs Radiasi PLTU --> berkaca dari kasus Rokok

Apa yang disebutkan pak Irwan Kurniawan, secara garis besar, itu benar. Memang di alam semesta ini terdapat sumber2 radioaktivitas natural yang senantiasa memapar tubuh kita sepanjang masa. Di angkasa ada sinar kosmis yang membanjiri kita dengan proton dan neutron energetik yg tetap kedeteksi hingga kedalaman 100 m dari permukaan laut, di Bumi ada radioisotop U-235, U-238, Th-232 dan K-40 yang menjadi penggerak lempeng2 tektonik. Juga radioisotop Radon-222 di permukaan Bumi dan memiliki konsentrasi terbesar hingga ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Peradaban manusia menambahkan sumber radiasi natural itu dengan sinar X untuk kesehatan (termasuk dari CT scan), sisa fall-out produk eksperimen detonasi senjata nuklir atmosferik tahun 1945 - 1963 serta radiasi sinar X bremsstrahlung dari tabung sinar katoda (banyak dipake di televisi dan komputer).

Seluruh sumber itu menghasilkan dosis radiasi rata-rata yang diterima manusia sebesar 0,3 person-rem/tahun untuk yang tinggal di AS. Inilah yang dikenal sebagai background radiation.

Nah, PLTN berdaya 1.000 MWe menghasilkan dosis radiasi rata-rata 4,8 person-rem/tahun sementara PLTU berdaya sama menghasilkan dosis rata-rata 490 person-rem/tahun, juga untuk kasus AS. Kedua angka ini secara statistik tentu berbeda dengan level 0,3 person-rem/tahun dari background radiation sehingga sudah bisa diklasifikasikan ke dalam kontaminasi nuklir meski dalam taraf rendah.

Apakah kontaminasi nuklir dalam taraf rendah ini bisa berbahaya?

Tergantung pada sumber radiasinya. Sumber radiasi alfa (yakni yang memancarkan partikel alfa) berpeluang lebih bermasalah jika tertelan ke dalam tubuh dibandingkan sumber radiasi beta maupun gamma. Musababnya meski jarak tempuh sinar alfa di udara (dalam suhu kamar) sangat pendek, demikian pula jika di dalam tubuh, namun daya ionisasinya sangat besar sehingga sepanjang lintasannya bisa terbentuk puluhan ribu pasangan ion positif dan elektron bebas secara serentak, yang akan dilanjutkan dengan terbentuknya radikal bebas.

Peluang ini akan berubah menjadi realita bila kita "memasukkan" sumber radiasi alfa ini secara kontinu ke dalam tubuh sehingga terdapat akumulasi yang suatu saat kemudian melampaui kemampuan tubuh mengekskresikan partikulat ini keluar.

Kondisi seperti ini nampak dengan telanjang pada kasus perokok. Rokok diketahui mengandung radiosiotop Polonium-210 (pemancar sinar alfa berenergi 5 MeV dan umur paruh 139 hari) meski aktivitasnya cukup rendah (3 - 5 mili Becquerel/batang) . Ini sangat kecil dibandingkan dengan ambang batas dosis mematikan Polonium-210 untuk manusia berbobot 80 kg yang sebesar 148 juta Becquerel (4 mili Curie). Namun aktivitas merokok membuat Polonium-210 terhirup dan terdepositkan ke dalam paru2 tanpa bisa diekskresikan secara langsung oleh tubuh mengingat sifatnya sebagai logam berat dan memiliki sifat kimiawi mirip Oksigen sehingga tidak bisa diikat oleh CO2 maupun ion HCO3- (kecuali ada perlakuan khusus dengan meminum pil EDTA misalnya, itupun diragukan apa bisa melakukan Polonium removal di paru2). Jika perokok yang bersangkutan mengkonsumsi rata-rata 2 bungkus rokok/hari selama lima tahun tanpa terputus, akumulasi Polonium-210 nya sudah cukup mampu menghasilkan
perubahan abnormal pada alvoeli. Dan jika konsumsi terus berlanjut tanpa terputus, maka dalam masa 10 - 15 tahun sejak awal menjadi perokok, perokok yang bersangkutan sudah sangat berpotensi menderita kanker paru-paru, seperti nampak pada penelitian di Brazil (berdasarkan tembakau setempat). Jika konsumsi dikurangi menjadi 1 bungkus rokok/hari tanpa terputus, maka baru dalam 25 - 30 tahun kemudian potensi menderita kanker paru-paru mulai muncul.

Kondisi sejenis juga dapat dijumpai pada kasus paparan gas Radon-222, pemancar sinar alfa berenergi 5 MeV dan jauh lebih aktif daripada Polonium-210 karena umur paruhnya hanya 3,5 hari. Gas ini banyak terjebak di deposit batubara dan fosfat (sebagai hasil peluruhan U-238), di zona2 retakan/patahan di permukaan Bumi dan pada daerah2 tertentu yang batuan penyusunnya memiliki konsentrasi Uranium lebih besar dari rata2. Radon ini densitasnya besar sehingga hanya mampu melayang maksimum 1 m dari permukaan tanah. Di AS terdapat korelasi signifikan antara banyaknya kasus kanker paru-paru di Pennsylvania dengan tingginya konsentrasi Radon-222 disini. Melelehnya sebagian reaktor Three Mile Islands-2 di Pennsylvania pada 28 Maret 1979 ternyata justru tidak berdampak signifikan pada kanker paru-paru.

Nah, bagaimana dengan radioisotop dari PLTU ?

Dari data yang sedikit dibocorkan pak Muhammad Subekti, dalam tiap kg abu hasil pembakaran batubara di PLTU terdapat U-235 170 Becquerel, Th-232 87 Becquerel dan Ra-226 105 Becquerel. Semuanya adalah pemancar sinar alfa, dengan aktivitas terkuat pada Radium-226, meskipun tidak sekuat Polonium-210. Dan ketiga radioisotop tersebut juga tergolong logam berat, yang jika terhirup ke dalam paru-paru sulit diekskresikan dibandingkan dengan tertelan ke saluran pencernaan.

Nah, adakah ketiga radioisotop dalam abu terbang batubara ini berpengaruh kepada penurunan kualitas kesehatan masyarakat di sekitar PLTU di Indonesia dalam jangka panjang, terutama dalam peningkatan prevalensi kanker paru-paru? Ini yang belum ada jawabannya. Terlebih kita tahu betapa buruknya sistem data di sini sehingga sangat sulit mencari data penyakit secara spasial dan temporal. Padahal, dari ketiga radioisotop tadi total aktivitasnya mencapai 362 Becquerel, alias setara dengan 0,0098 mili Curie/ton. Dan jika dianggap tidak ada massa radioisotop yang hilang dalam pembakaran, tak ada proses pemekatan dan kita bandingkan aktivitas radiasi batubara Indonesia dengan standar EPA (0,0043 mili Curie/ton batubara), maka batubara kita 2 kali lipat lebih radioaktif.

So, persoalan radiasi dari PLTU bukanlah ilusi, tapi realitas. Dan bagaimana dampaknya itulah yang perlu diteliti lebih lanjut dan diantisipasi oleh yang berwenang, terutama Depkes dan institusi2 litbang kesehatan lainnya. KMNLH dan Ristek juga perlu turun tangan di sini untuk mengatur regulasi, kewajiban penggunaan filter dan zona2 eksklusi sebagaimana yang telah diterapkan dalam PLTN. Jika zona2 eksklusi ini diadakan, so dengan teknologi nuclear waste removal seperti misalnya fitoremediasi yang murah meriah dan efisien itu, maka radioisotop yang masih bisa lolos dari filter bisa 'ditangkap' oleh tanaman2 tertentu di zona eksklusi untuk disimpan didalamnya dan kelak tanaman ini akan diolah sebagai limbah (nuklir) padat. Ini perlu diperhatikan terlebih jika kebijakan percepatan pembangkit 10.000 MWe yang berbasis batubara jadi direalisasikan.

salam

Ma'rufin

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com

2a.

Toru segment dan Menristek

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Thu May 22, 2008 7:34 am (PDT)

Di sepanjang Pulau Sumatra membujur pegunungan lipatan memanjang yang terkenal sebagai Pegunungan Bukit Barisan. Di dalam jajaran pegunungan inilah terletak sejumlah lembah-lembah antar pegunungan, yang beberapa diantaranya berukuran sangat besar seperti Lembah Gayo dan Alas, serta beberapa lainnya tergenangi air seperti Danau Singkarak. Lembah-lembah tersebut sejatinya merupakan ekspresi di permukaan Bumi dari patahan besar Sumatra.

Patahan besar Sumatra adalah patahan aktif sepanjang 1.900 km dimana 1.650 km diantaranya berada di daratan Pulau Sumatra. Patahan yang senantiasa bergeser dengan kecepatan rata-rata 10 mm/tahun ini terbagi ke dalam 19 segmen yang panjangnya bervariasi dari 30 km hingga 225 km. Salah satu segmen itu adalah segmen Toru, yang terletak di wilayah Tapanuli, sebelah selatan Danau Toba. Segmen ini memiliki panjang 45 km dan berdasar penelitian pak Danny Hilman Natawidjaja dari Puslitbang Geoteknologi LIPI menggunakan GPS dan pergeseran sedimen produk letusan Toba 73.000 tahun silam, segmen ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 20 mm/tahun.

Seluruh segmen dalam patahan besar Sumatra adalah pembangkit gempa dengan periode ulang rata-rata 100-an tahun dan dengan magnitude maksimum 7 - 8 Mw. Dikombinasikan dengan keberadaan patahan besar mentawai (yang berada di lepas pantai) dan zona subduksi Sumatra, menjadikan pantai barat Sumatra sebagai kawasan yang rawan gempa.

Dalam 2 tahun terakhir 2 segmen dalam patahan besar Sumatra telah patah dan melenting, membangkitkan gempa kuat yang memakan korban jiwa. Segmen Angkola, yang berada di selatan segmen Toru, telah patah sebagian pada Gempa Desember 2006 dengan magnitude 5,8 Mw. Sementara segmen Sianok, di selatan segmen Angkola, telah patah pada Gempa Maret 2007 dengan magnitude 6,3 Mw. Pada dasarnya, kecuali segmen Liwa (Lampung), Angkola dan Sianok, segmen2 dalam patahan besar Sumatra sedang menunggu waktu untuk terpatahkan mengingat mereka sudah berada dalam ujung siklus seismik 100-an tahun. Dan potensi pematahan ini diperbesar dengan adanya tekanan tambahan akibat gempa megathrust Sumatra-Andaman 2004 (magnitude 9,1 Mw) dan gempa megathrust Simeulue-Nias 2005 (magnitude 8,7 Mw) di zona subduksi Sumatra.

Dan itulah yang terjadi pada segmen Toru, 20 Mei 2008 lalu. Bagian utara segmen ini sepanjang 23 km telah patah pada 1984 silam dalam Gempa Pahae Jahe dengan magnitude 6,4 Mw. Dan sekarang patah lagi pada 2008 ini. Cepet sekali bukan? Hanya 25 tahun sudah berulang. Tapi secara elastic rebound theory itu mungkin saja dengan pelentingan 50 cm dan kecepatan geser rata2 20 mm/tahun. Gempa bersumber pada kedalaman 10 km dan di sepanjang 23 km zona rekahannya itu menghasilkan guncangan 7 MMI yang sanggup merobohkan bangunan dan melongsorkan tebing. Sementara di sekeliling zona rekahan ini guncangan beringsut turun ke 6 MMI atau 5 MMI, meski itu pun masih sanggup membuat bangunan retak.

Sumatra adalah wilayah yang potensi kegempaannya sudah diketahui dengan baik seiring penyelidikan intensif pada patahan besar Sumatra, patahan besar Mentawai dan zona subduksi Sumatra. Namun terkecuali di Padang dan sekitarnya, pemahaman itu nampaknya belum dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dalam kepentingan mitigasi bencana. Belum ada satu perhatian besar dari perangkat pemerintahan kabupaten/propinsi yang dilintasi patahan besar Sumatra terhadap potensi bahaya gempanya. Yang mengemuka justru bagaimana mengkonversi hutan lindung. Akhirnya ketika gempa benar2 melanda, yang mengemuka adalah sikap karitatif : pasrah dan kalangkabut mendata kerusakan serta menyalurkan bantuan.
Jika Sumatra saja seperti itu, bagaimana dengan pulau yang lain? Yang patahannya bahkan belum diketahui dengan baik ?

Sudah saatnya kita bangkit dari situasi seperti ini. Ada Menristek yang bisa mengerahkan ilmuwan2 terbaik di Indonesia yang masih bertapa untuk mulai mengkaji seismisitas pulau2 di Indonesia. Ada Menkominfo yang bisa menyebarluaskan informasi dengan ekstensif, ketimbang kejebak pada situasi kurang kerjaan kayak sekarang dengan ngurusin youtube dan blogger. Semestinya kita belajar dari rekan2 kita di Univ. California Berkeley, California, yang kampusnya dilintasi patahan aktif Hayward namun mampu mengembangkan manajemen lebih bersahabat dengan patahan.

salam

Ma'rufin

----- Original Message ----
From: Agus Hamonangan <agushamonangan@yahoo.co.id>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 19, 2008 3:54:34 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Gempa 6.2 SR Guncang Sumatera Utara

http://www.kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 05/19/21500747/ gempa.6.2. sr.guncang. sumatera. utara

JAKARTA, SENIN - Gempa berkekuatan 6.2 skala richter terjadi pukul
21.26 di Sumatera Utara, tepatnya 35 kilometer Barat Laut Padang
Sidempuan, Senin (19/5) malam.

Menurut data yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa
terjadi di lokasi 1.68 LU - 99.19 BT pada kedalaman 10 km. Warga
setempat sempat panik ketika terjadi gempa, namun belum ada laporan
adanya korban jiwa.

Gempa susulan pada pukul 21:49 juga terjadi 32 kilometer Tenggara
Taruntung. Gempa berkekuatan 5.5 skala richter pada kedalaman yang
sama. FIA

2b.

Re: Toru segment dan Menristek

Posted by: "Iwan Sugihartono" ione06@yahoo.com   ione06

Thu May 22, 2008 4:25 pm (PDT)

Salam kenal Pak Ma'rufin,

Wah setelah membaca tulisan bapak di milis ini wawasan saya menajdi bertambah dalam melihat gejala alam berupa gempa yang sering terjadi. Untuk itu ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah data2 yang Bapak miliki sudah diinformasikan ke pemerintah?
2. Sampai kapan patahan2 yang aktif tersebut menjadi fix alias menjadi stabil sehingga potensi gempa berkurang? Karena menurut saya yang awam ini, patahan bergerak untuk menyeimbangkan kondisi yang terjadi di struktur bumi, betulkah?Atau malah akan terus bergerak?

Terima kasih sebelumnya,

wasalam,

Iwan Sugihartono


Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo.com> wrote:
Di sepanjang Pulau Sumatra membujur pegunungan lipatan memanjang yang terkenal sebagai Pegunungan Bukit Barisan. Di dalam jajaran pegunungan inilah terletak sejumlah lembah-lembah antar pegunungan, yang beberapa diantaranya berukuran sangat besar seperti Lembah Gayo dan Alas, serta beberapa lainnya tergenangi air seperti Danau Singkarak. Lembah-lembah tersebut sejatinya merupakan ekspresi di permukaan Bumi dari patahan besar Sumatra.

Patahan besar Sumatra adalah patahan aktif sepanjang 1.900 km dimana 1.650 km diantaranya berada di daratan Pulau Sumatra. Patahan yang senantiasa bergeser dengan kecepatan rata-rata 10 mm/tahun ini terbagi ke dalam 19 segmen yang panjangnya bervariasi dari 30 km hingga 225 km. Salah satu segmen itu adalah segmen Toru, yang terletak di wilayah Tapanuli, sebelah selatan Danau Toba. Segmen ini memiliki panjang 45 km dan berdasar penelitian pak Danny Hilman Natawidjaja dari Puslitbang Geoteknologi LIPI menggunakan GPS dan pergeseran sedimen produk letusan Toba 73.000 tahun silam, segmen ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 20 mm/tahun.

Seluruh segmen dalam patahan besar Sumatra adalah pembangkit gempa dengan periode ulang rata-rata 100-an tahun dan dengan magnitude maksimum 7 - 8 Mw. Dikombinasikan dengan keberadaan patahan besar mentawai (yang berada di lepas pantai) dan zona subduksi Sumatra, menjadikan pantai barat Sumatra sebagai kawasan yang rawan gempa.

Dalam 2 tahun terakhir 2 segmen dalam patahan besar Sumatra telah patah dan melenting, membangkitkan gempa kuat yang memakan korban jiwa. Segmen Angkola, yang berada di selatan segmen Toru, telah patah sebagian pada Gempa Desember 2006 dengan magnitude 5,8 Mw. Sementara segmen Sianok, di selatan segmen Angkola, telah patah pada Gempa Maret 2007 dengan magnitude 6,3 Mw. Pada dasarnya, kecuali segmen Liwa (Lampung), Angkola dan Sianok, segmen2 dalam patahan besar Sumatra sedang menunggu waktu untuk terpatahkan mengingat mereka sudah berada dalam ujung siklus seismik 100-an tahun. Dan potensi pematahan ini diperbesar dengan adanya tekanan tambahan akibat gempa megathrust Sumatra-Andaman 2004 (magnitude 9,1 Mw) dan gempa megathrust Simeulue-Nias 2005 (magnitude 8,7 Mw) di zona subduksi Sumatra.

Dan itulah yang terjadi pada segmen Toru, 20 Mei 2008 lalu. Bagian utara segmen ini sepanjang 23 km telah patah pada 1984 silam dalam Gempa Pahae Jahe dengan magnitude 6,4 Mw. Dan sekarang patah lagi pada 2008 ini. Cepet sekali bukan? Hanya 25 tahun sudah berulang. Tapi secara elastic rebound theory itu mungkin saja dengan pelentingan 50 cm dan kecepatan geser rata2 20 mm/tahun. Gempa bersumber pada kedalaman 10 km dan di sepanjang 23 km zona rekahannya itu menghasilkan guncangan 7 MMI yang sanggup merobohkan bangunan dan melongsorkan tebing. Sementara di sekeliling zona rekahan ini guncangan beringsut turun ke 6 MMI atau 5 MMI, meski itu pun masih sanggup membuat bangunan retak.

Sumatra adalah wilayah yang potensi kegempaannya sudah diketahui dengan baik seiring penyelidikan intensif pada patahan besar Sumatra, patahan besar Mentawai dan zona subduksi Sumatra. Namun terkecuali di Padang dan sekitarnya, pemahaman itu nampaknya belum dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dalam kepentingan mitigasi bencana. Belum ada satu perhatian besar dari perangkat pemerintahan kabupaten/propinsi yang dilintasi patahan besar Sumatra terhadap potensi bahaya gempanya. Yang mengemuka justru bagaimana mengkonversi hutan lindung. Akhirnya ketika gempa benar2 melanda, yang mengemuka adalah sikap karitatif : pasrah dan kalangkabut mendata kerusakan serta menyalurkan bantuan.
Jika Sumatra saja seperti itu, bagaimana dengan pulau yang lain? Yang patahannya bahkan belum diketahui dengan baik ?

Sudah saatnya kita bangkit dari situasi seperti ini. Ada Menristek yang bisa mengerahkan ilmuwan2 terbaik di Indonesia yang masih bertapa untuk mulai mengkaji seismisitas pulau2 di Indonesia. Ada Menkominfo yang bisa menyebarluaskan informasi dengan ekstensif, ketimbang kejebak pada situasi kurang kerjaan kayak sekarang dengan ngurusin youtube dan blogger. Semestinya kita belajar dari rekan2 kita di Univ. California Berkeley, California, yang kampusnya dilintasi patahan aktif Hayward namun mampu mengembangkan manajemen lebih bersahabat dengan patahan.

salam

Ma'rufin

----- Original Message ----
From: Agus Hamonangan <agushamonangan@yahoo.co.id>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 19, 2008 3:54:34 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Gempa 6.2 SR Guncang Sumatera Utara

http://www.kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 05/19/21500747/ gempa.6.2. sr.guncang. sumatera. utara

JAKARTA, SENIN - Gempa berkekuatan 6.2 skala richter terjadi pukul
21.26 di Sumatera Utara, tepatnya 35 kilometer Barat Laut Padang
Sidempuan, Senin (19/5) malam.

Menurut data yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa
terjadi di lokasi 1.68 LU - 99.19 BT pada kedalaman 10 km. Warga
setempat sempat panik ketika terjadi gempa, namun belum ada laporan
adanya korban jiwa.

Gempa susulan pada pukul 21:49 juga terjadi 32 kilometer Tenggara
Taruntung. Gempa berkekuatan 5.5 skala richter pada kedalaman yang
sama. FIA

3a.

Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "mohammad rodius" arloji_item@yahoo.co.id   arloji_item

Thu May 22, 2008 7:37 am (PDT)



--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "Agung" <trisetyarso@...>
wrote:
>
> Mas Wido,
>
> Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat tinggi,
> yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
> ekonominya terkuat di Asia atau tidak.
>
> (Silakan kunjungi:
> http://trisetyarso.wordpress.com/2008/05/18/bom-waktu-di-jepang/)
>
> Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
> teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga tidak
> heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba, Fujitsu dsb
> habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke
universitas2x.
>
> Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari dini
> sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana
pemerintah
> dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa masa
> depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang mutlak
> kuadrat binti penting sekali".
>
> Semoga ...
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "wido_mono" <wido_mono@>
> wrote:
>
> > Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir
sebagian
> > besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang.
Perusahaan
> > seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset
yang
> > belum tentu berhasil.
>

maap sebeLomnya..
numpang beKoar juga ahh..

yg saya tahu sic cuma dikit nih.. ^_^
sebenernya perusahaan jepangd indonesia misal, TOYOTA
itu udah ngadain yg kyk gini tapi cuma tuk anak STM yg dianggep
bisa LuLus dari tes yg pernah diadain ma mereka,
Lumayan berat n dapet gaji juga tu kseukuran anak STM cos mereka yg
pengetahuan otomotif "sangat" minim juga dikasi kesempatan training d
perusahaan itu n ga` tanggung2 d kasi kesempatan tuk ikut tes mekanik
seLevel mekanik mereka n bisa dapet Level juga, n katanya sic ini
berawal dari omong2annya "pemerintah" yg minta balesan k pihak itu n
d kasi kesmpatan itu k anak2 indonesia. tapi sayang baru jakarta
aZ.. ^_^

banyak juga yg katanya "magang" k Luar negeri kyk k jepang, beLanda,
dll. nah.. itu kan kesempatan yg bagus bgt.. n pernah baca d milis
ini juga katanya "jepang duLu yg pernah terpuruk, ngirimin duta2nya k
Luar tuk beLajar"

indonesia juga banyak peLuang seperti tu tapiberhubung "uang" yg d
dapet kLo kerja d Luar negeri itu GEDE, jadi yah...
apa boLeh buat

bahkan temen senior saya juga ada yg pernah ngomong "tuk pendidikan
gini.. d indonesia GA ADA yg nampung.." jadi baLik kLuar Lagi dehh..

^_^

jadi, intinya apa yah...
mo mikirin diri sendiri duLu?? orang banyak??

^_^

.

4a.

Re: Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG - respond TOE Hawki

Posted by: "rusdi taufik" taufikrusdi_hda@yahoo.com   taufikrusdi_hda

Thu May 22, 2008 7:39 am (PDT)

Dear Fajar, Elang & dyl

Saya juga punya beberapa tulisan tentang asal usul alam semesta, respond TOE nya moxness dan hawking juga tulisan2 ilmiah lainnya, sayang file nya cukup besar. Namun dapat anda singgahi di web saya, meski belum sempurna

Silahkan kunjungi dan bila ingin file aslinya bisa saya email lwt japri atau saya kirim CD nya.

Best Regards
Taufik Rusdi EL55
email: taufikrusdi_hda@yahoo.com
http://world-islah-enterprise.tripod.com (english version)
http://world-islah-enterprise-indonesia.tripod.com (indonesia version)

Raja Elang <raja.elang@yahoo.fr> wrote:
Dear Fajar,

It's an honour to be related to any physicists or physics hobbyists. My translation is not copyrighted, so please feel free to use the translation. Thanks for asking.

regards,

raja.elang



--- En date de : Jeu 22.5.08, FAJAR ASWIN <kelinci_putih2005@yahoo.com> a écrit :
De: FAJAR ASWIN <kelinci_putih2005@yahoo.com>
Objet: Re: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG
À: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Jeudi 22 Mai 2008, 1h18

Dear Raja Elang,

Many thank to your Artikel about "Asal usul alam semesta", i am very interest about it. with this email, i want to permitt to publicatting this artikel in my blog, because i think everyone must be know about it.
end than, i hope you can give me legality to publicatting this artikel.

regard,

Fajar Aswin
Kampus I, POLMAN TIMAH - UBB
fajar.aswin@ gmail.com


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure protection possible contre les messages non sollicités
http://mail.yahoo.fr Yahoo! Mail

4b.

Re: Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG - respond TOE Hawki

Posted by: "Raja Elang" raja.elang@yahoo.fr   raja.elang

Thu May 22, 2008 6:35 pm (PDT)



Dear Taufik,



Saya baru saja singgah di situs anda dan membaca sekilas
'Bagaimana Tuhan Membaca Jagat Raya'. Tulisan yang menarik tapi
membutuhkan waktu untuk memahaminya. Kalau ada pertanyaan saya
harap anda dapat membantu. Terima kasih banyak.



raja.elang <http://www.youtube.com/watch?v=fFY5w1rbOwk>

--- En date de : Jeu 22.5.08, rusdi taufik
<taufikrusdi_hda@yahoo.com> a écrit :
Dear Fajar, Elang & dyl Saya juga punya beberapa tulisan
tentang asal usul alam semesta, respond TOE nya moxness dan
hawking juga tulisan2 ilmiah lainnya, sayang file nya cukup
besar. Namun dapat anda singgahi di web saya, meski belum
sempurna Silahkan kunjungi dan bila ingin file aslinya bisa
saya email lwt japri atau saya kirim CD nya. Best Regards
Taufik Rusdi EL55 email: taufikrusdi_ hda@yahoo. com
<http://fr.mc284.mail.yahoo.com/mc/compose?to=mtaufikrusdi_hda@ya\
hoo.com
>
http://world- islah-enterprise .tripod.com
<http://world-islah-enterprise.tripod.com/> (english version)
http://world- islah-enterprise -indonesia. tripod.com
<http://world-islah-enterprise-indonesia.tripod.com/> (indonesia
version)
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure
protection possible contre les messages non sollicités
http://mail.yahoo.fr Yahoo! Mail
5a.

Re: tentang uang semester itb

Posted by: "Rockefellaz Fellow" rockefellaz@gmail.com

Thu May 22, 2008 4:25 pm (PDT)

kalo ITB memang adalah cita-cita anda,
pilih aja dulu.
jangan takut masalah biaya.

banyak sekali peluang selamat untuk masalah ekonomi.
kalo takut, mending gak usah belajar sekalian!
dan jangan pernah berharap untuk bisa meraih cita2 yang lainnya!

2008/5/22 Rasahgelo <rasahgelo@yahoo.com>:

> kalo benar-benar butuh beasiswa yang bahkan untuk daftar ulang saja gak
> sanggup, datang ke rektorat itb bagian kemahasiswaan sambil bawa
> dokumen bukti bahwa refki berasal dari keluarga tidak mampu. ada
> baiknya dikoordinasikan dengan sekretaris jurusan bidang kemahasiswaan,
> dan ini tentu saja setelah refki tahu masuk ketrima jurusan apa.
> .
>
>
>

--
Rock for Freedom
6.

plot logaritmik

Posted by: "Eric Johnson" go_learn@yahoo.co.id   go_learn

Fri May 23, 2008 12:45 am (PDT)

Mohon pencerahannya..

Dalam menganalisa hubungan dari kedua besaran, terkadang kita plot grafik dari kedua besaran tersebut dalam bentuk logaritmik.
Apa yang membedakan (dalam analsia) plot secara logaritmik dengan plot secara linier ?

pada kriteria seperti apa kita harus melakukan plot secara logaritmik?
Terimakasih atas penjelasannya..

---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Home Improvement

on Yahoo! Groups

Find tips & tricks

for doing it yourself.

Special K Group

on Yahoo! Groups

Learn how others

are losing pounds.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: