Messages In This Digest (4 Messages)
- 1a.
- Re: JEJAK PERJUANGANMU From: ketik_galih
- 2a.
- Re: MENULIS: WARISAN SEKALIGUS BEKAL MATI From: manhaj_fithriy
- 3a.
- Re: (OOT) WANITA CANTIK---TUK ABIR DAN RIZKI From: dr. Sony H.W
- 4a.
- Re: (OOT) WANITA CANTIK From: manhaj_fithriy
Messages
- 1a.
-
Re: JEJAK PERJUANGANMU
Posted by: "ketik_galih" ketik_galih@yahoo.co.id ketik_galih
Sat May 17, 2008 2:00 am (PDT)
Terima kasih untuk do'nya Uni Asma.
Salam,
Galih
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "asma_h_1999"com
<asma_h_1999@...> wrote:
>
> Semoga cita-citanya tercapai. Amiin
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , galih@ wrote:com
> >
> > Rumah tempat tinggalku dan keluarga tidaklah terlalu besar, cukup
> > sederhana. Sebuah rumah yang menjadi kenang-kenangan kami semua
akan
> > seorang Bapak yang telah memeras keringatnya sehingga kami semua
dapat
> > berteduh dari terik panas dan dinginnya hujan.
> >
> > Jika mengenang kembali perjuangan Bapak kala menyicil rumah ini
hatiku
> > selalu mengharu biru. Betapa tidak, Bapak berjuang habis-habisan
demi
> > cita-citanya memberikan tempat tinggal yang layak bagi kami
sekeluarga,
> > dan bukan mengontrak atau tinggal di tempat orang lain. Aku
melihat
> Bapak
> > ingin memerankan sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab bagi
> seluruh
> > anggota keluarganya.
> >
> > Kulitnya yang hitam, tangannya yang kasar, tatapan matanya yang
masih
> > terlihat letih, semua itu sebagai bukti akan pengorbanannya.
Namun,
> Bapak
> > tidak pernah terlalu memusingkan mengenai keadaannya itu. Yang
> terpenting
> > baginya adalah menjaga kondisi badan yang sehat sehingga Bapak
bisa
> > mencari nafkah dengan istiqamah. Yang terpenting anak-anaknya
dapat
> > tercukupi semua kebutuhannya dan bisa hidup normal layaknya
> anak-anak yang
> > lain.
> >
> > Sebagai anak laki-laki yang terbesar Bapak memang memberikan
perhatian
> > yang lebih pada diriku. Aku merasa bahwa Bapak sedang membentuk
diriku
> > agar di kemudian hari menjadi sosok penerus perjuangan Bapak.
Menjadi
> > sosok yang dapat menjadi payung buat keluarga terutama untuk
> adik-adikku.
> > Sehingga aku sering diajaknya untuk menemani Bapak bekerja pada
hari
> sabtu
> > dan minggu. Kata Bapak biar saya bisa melihat dunia kerja itu
> seperti apa,
> > atau lebih jauhnya Bapak membukakan pintu gerbang agar aku bisa
melihat
> > apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang kepala keluarga.
> >
> > Tidak hanya itu, kami sering terlibat berdiskusi mengenai masa
depan.
> > Bapak menceritakan cita-citanya yang belum terwujud dan aku pun
> > menceritakan cita-cita untuk masa depanku. Bapak selalu berpesan
kepada
> > diriku agar fokus dan berikhtiar dengan optimal untuk mewujudkan
setiap
> > cata-citaku. Hal yang sering menyentuh perasaanku adalah nasihat
Bapak
> > yang memperingatiku untuk bisa lebih berhasil dari Bapak sendiri.
> Hal ini
> > memang nasihat semua orang tua bagi anak-anaknya. Bekerja
keraslah dan
> > berhasil, karena ketika kamu berhasil, kamu bisa berbagi dengan
orang
> > lain, terutama dengan keluarga.
> >
> > Dua tahun berlalu, kini Bapak hanya berada dalam ruang kenangan.
> Nasihat
> > itu tidak lagi terdengar namun hanya berupa rekaman yang aku
simpan
> dengan
> > baik di otakku. Sosoknya yang tegap tidak lagi terlihat kecuali
jejak
> > perjuangannya yang selalu memecutku untuk meneruskan perjuangan
itu.
> >
> > Ketika rasa rindu tiba menyapa hati, ingin rasanya aku memeluk
tubuhnya
> > yang masih bersimbah peluh. Akan aku dekap dan aku katakan padanya
> bahwa
> > aku mencintai dirinya. Akan aku hapus setiap tetesan peluh yang
> keluar di
> > sela-sela gurat wajahnya yang letih. Dengan lirih, aku akan
> > mengatakan,"Pak, hari ini istirahatlah. Besok, biarkan anakmu ini
yang
> > akan meneruskan perjuanganmu. Biarkan diriku berjalan meniti lika-
liku
> > kehidupan agar dapat menjadi payung keluarga. Sudah cukup tetesan
> keringat
> > keluar dari pori-porimu. Kini giliranku, Bapak, istirahatlah."
Kemudian
> > akan ku kecup keningnya sambil sekali lagi aku akan
berucap,"Terima
> kasih
> > atas segala pengorbanan Bapak untukku. Semoga Allah akan membalas
> setiap
> > butir peluh Bapak. Terima kasih, selamat istirahat."
> >
> > Pada suatu pagi aku berdiri di depan rumah peninggalan Bapak. Di
> hadapanku
> > sinar matahari mencoba menerobos masuk melalui celah-celah
tanaman hias
> > yang menggantung. Aku menatap mentari itu. Mentari selalu tampak
> ceria dan
> > menyemangati. Terus berputar dari hari ke hari tanpa henti. Meski
> > terkadang wajahnya tertutup awan namun tidak membuatnya bosan
untuk
> > kembali tersenyum kepada dunia keesokan harinya.
> >
> > Sinar mentari itu membakar semangat dalam diri ini. Membangkitkan
> kembali
> > cita-cita yang pernah aku ucapkan dihadapan Bapak. Optimisme itu
kian
> > berkobar menguatkan azzamku untuk menjadi yang terbaik seperti
> harapannya.
> > Aku sambut sinar mentari itu dan aku siap menjadi pesaingnya
dalam
> > menyinari dunia, memberikan manfaat atas apa yang Allah
anugerahkan
> pada
> > diriku.
> >
> > Salam cinta yang penuh hangat untukmu Bapak.
> >
> > Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
> sekarang juga.
> >
>
- 2a.
-
Re: MENULIS: WARISAN SEKALIGUS BEKAL MATI
Posted by: "manhaj_fithriy" abirsabil.81@gmail.com manhaj_fithriy
Sat May 17, 2008 2:00 am (PDT)
Ustadz Udo,
Tulisan yang cukup menarik. Pengalaman hidup (bukan bacaan atau
penuturan orang lain) mengantarkan saya pada kesimpulan tentang tiga
jenis manusia yang kita butuhkan dalam hidup (selain kedua orang
tua). Guru, rekan kerja dan pasangan. Ternyata, ketiga jenis manusia
ini sangat berkaitan erat dengan hadis Rasulullah
shollallahu'alayhiwasallam tentang amal yang tak terputus itu. Hadis
itu sudah saya ketahui sebelumnya. Namun baru kali ini saya
menemukan hubungan antara hadis tersebut dan kesimpulan pengalaman
saya. Jazakallaahu khoiron.
Abir
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , # Udo Yamin Majdi #com
<udoyamin_majdi@...> wrote:
>
> MENULIS: WARISAN SEKALIGUS BEKAL MATI
> Oleh: Udo Yamin Majdi
>
>
> Bismillâh. Ketika saya menjadi pemateri dalam beberapa pelatihan
menulis dan jurnalistik, para peserta â€"teman-teman mahasiswa
Indonesia Mesir [Masisir]â€" sering mengajukan pertanyaan ini:
“Apa yang menggerakkan atau memotivasi Udo untuk menulis?â€
Dengan kata lain, “Apa yang saya harapkan dari kegiatan menulis?â€
>
> Sebagai seorang muslim, apapun yang saya lakukan selalu berpijak
pada tujuan hidup sekaligus kaidah ini: hayâtunâ kulluhâ ‘ibâ
dah [Hidup kami semuanya untuk ibadah]. Dan makna ibadah, bukan
hanya urusan vertikal (mahdhoh) â€"sholat, puasa, zakat, haji, dst,
melainkan pada tataran horizontal (ghairu mahdhoh) â€"mencari rizki,
mencari ilmu, dan mencari teman hidup. Tiga hal inilah yang dicari
dan dibutuhkan oleh manusia.
>
> Menurut nabi Muhammad Saw., mencari rizki, ilmu, dan teman hidup,
sebagai bekal setelah mati. Sedangkan bagi Stephen R. Covey,
ketiganya, sebagai warisan setelah mati. Nabi memakai istilah
shadaqah jâriyah, al-‘ilmu yuntaf’u bihî, dan waladin shâ
lihin yad’u lahu. Adapun Covey menyebutnya to live, to learn, dan
to love.
>
> Meskipun mereka berdua berbeda istilah dan memfungsikannya, namun
pada hakikatnya mereka sama, bahwa shodaqah jariyah atau to live
tidak mungkin kita capai kecuali dengan bekerja; al-‘ilmu
yuntafu’i bihi atau to learn bisa kita raih dengan belajar, dan
waladin shalihin atau to love terwujud dengan ikatan atau komitmen.
>
> Lantas, apa hubungan antara motivasi atau harapan menulis saya
dengan tiga hal itu? Baca selanjutnya di sini:
http://udoyamin.multiply. com/journal/ item/96/MENULIS_ WARISAN_SEKALIGU
S_BEKAL_MATI
>
- 3a.
-
Re: (OOT) WANITA CANTIK---TUK ABIR DAN RIZKI
Posted by: "dr. Sony H.W" sonym4n@gmail.com s0nyman
Sat May 17, 2008 2:00 am (PDT)
Sdr Abir, Saya paham maksud anda. Anda ingin mensucikan Allah dari kekotoran perkataan manusia yang bercampur aduk di dalamnya kebenaran dan kebatilan.
Tapi, Menurut pandangan saya perkataan yang benar, siapa pun yang mengucapkannya maka itu dari Tuhan, itu merupakan ayat Allah yang tak tertulis.
Sekali saja anda menganggap ada kebenaran yang bukan dari Tuhan, anda telah melakukan perbuatan syirik.
Bahkan lebih baik berkata bahwa bila ada satu kata saja kebenaran yang terucap dari seorg Firaun, adalah perkataan dari Tuhan.
Jadi kalau sesuatu itu benar, saya lebih suka mendengar seseorg berpendapat bahwa itu ayat Allah yang tak tertulis...daripada saya mendengar pendapat anda bahwa ayat Allah hanya yang tertulis di al-Quran. Dan membatasi Tuhan hanya dengan Al-Quran.
Dan sampai saat ini sudah miliaran manusia yang pernah berkata: "seakan Allah menegur saya....", atau "seakan Allah berkata pada saya....", atau "seakan Allah menghibur saya...", dst. Semua itu terucap tanpa ada konsekuensi hukum bahwa orang itu mengadakan dusta thd Allah.
Sdr Abir, Anda perlu introspeksi cara pandang anda.
Demikian sudut pandang saya. Kira2 ada kesalahan dalam sudut pandang saya? Mohon koreksi.
^_^
Trims
Salam
Sony
Messenger:
s0nyman@msn.com
s0nyman@yahoo.com
sonym4n@gmail.com
BBpin:25207cf3
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message-----
From: "Abir Sabil" <abirsabil.81@gmail.com >
Date: Fri, 16 May 2008 19:07:27
To:sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (OOT) WANITA CANTIK---TUK ABIR DAN RIZKI
Sdri. Divin,
Sekali lagi, saya tak sedang menyinggung maksud dan niat siapapun. Sebab niat orang lain itu ghoib bagi saya. Dan karena ghoib itulah saya tak berani memberi penilaian sedikitpun. Tuhan juga ghoib. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita tidak membuat-buat perkataan untuk dinisbahkan kepada Tuhan kalau memang tidak memiliki dasar. Sebagaimana saya akan dikatakan lancang kalau menuduh orang lain bermaksud buruk tanpa dasar, begitu juga orang yang membuat-buat perkataan untuk dinisbahkan kepada Tuhan tanpa dasar. Bahkan kelancangan terhadap Tuhan itu lebih buruk lagi.
Saya tidak begitu memahami maksud perkataan anda:
"Apapun bisa dikatakan Tuhan karena sifatnya yang universal. Namun seorang hamba akan langsung mengatakan Tuhannya sendiri."
Kalau yang anda maksud dengan "universal" adalah universalitas kebenaran yang dikandung dalam suatu perkataan, maka saya tak sedang bicara tentang kandungan makna dalam perkataan yang dinisbahkan kepada Tuhan itu. Saya bicara tentang benar tidaknya penisbahan perkataan itu kepada Tuhan. Karena tidak ada buktinya dalam dokumen wahyu Islam, maka penisbahan itu adalah dusta. Betapapun indah dan menggugah makna yang dikandungnya. Saya tak tahu bagaimana halnya dengan dokumen wahyu agama-agama lain.
Perkataan anda bahwa tulisan itu tidak bermaksud untuk menggambarkan percakapan manusia yang fana dengan Tuhan, tidak dapat diterima dalam perspektif interpretasi literal. Prasangka baik tidak sepatutnya membutakan mata kita dari makna kata yang sudah sedemikian jelas. Mungkin anda mengira bahwa dengan menghukumi tulisan itu sebagai dusta, otomatis saya juga menghukumi penulis dan penukilnya sebagai pendusta. Saya tak menghukumi siapapun sebagai pendusta. Yang saya hukumi adalah perbuatannya.
Di balik kritik pun ada cinta.
Salam kritis.
Abir
On 5/16/08, Divin Nahb <divin_nahb_dn@ <mailto:divin_nahb_dn@ yahoo.com > yahoo.com> wrote:
Salam cinta untuk kalian berdua!!!
Em...
Jujur ketika aku membaca tulisan yang diposting Rizki dari temannya
Sungguh membuatku terkesan
Karena memang begitulah wanita
Dia harus kuat menerima apapun kehidupan ini
Yang terkadang terlalu kejam untuknya
Maka, dalam ketegaran itu pula ada pengobat sebuah air mata
Memang tidak harus menangis di hadapan semua orang
Tapi cukup dalam ruang atau orang-orang tertentu
Lalu adanya masalah omongan Tuhan
Menurutku Rizki tidak bermaksud untuk seperti itu Mas Abir
Dan bisa dilihatkan dari tanggapan selanjutnya Rizki??
Maaf ya, bagiku apapun bisa dikatakan Tuhan karena sifatnya yang universal
Namun, seorang hamba akan langsung mengatakan Tuhannya sendiri
Allah SWT (untuk seorang muslim atau muslimah)
Yesus (untuk orang-orang kristiani)
Dan sebagainya
Semua hamba memiliki sebutan yang sakral untuk mengucapkan Tuhan mereka
Tentu terkecuali bagi yang Atheis
Jadi, tulisan tersebut bagiku tidak ada maksud untuk mengatakan
"adanya percakapan manusia yang fana dengan Tuhan"
Hanya penyampaian bagaimana wanita itu pada hakekatnya
Jadi apa pendapatku bisa diterima Mas Abir?
Diterima ya Mas.... Diterima deh....
Aku sudah pakai senyum termanis loh.....
Sampai-sampai semua cewek kalah sama senyumku ini!!
He... he... he.... maaf ya para wanita
Senyumanmu diambil cewek termanis kayak aku ini....
Salam cinta lagi buat Mas Abir dan Rizki
Semangat dan terus berkarya
Hidup cinta dan kasih sayang
Divin Nahb
- 4a.
-
Re: (OOT) WANITA CANTIK
Posted by: "manhaj_fithriy" abirsabil.81@gmail.com manhaj_fithriy
Sat May 17, 2008 2:00 am (PDT)
Supaya tidak timpang, saya ingin memberikan sedikit apresiasi atas
potongan tulisan berikut:
> 'Dan
> akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.
>
> Ini adalah
> khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.'
Air mata jelas bukan khusus milik wanita. Laki-laki pun memilikinya.
Kalau yang dimaksud penulis adalah bahwa wanita lebih punya
kecenderungan "meneteskan air mata", mudah-mudahan ia tak bermaksud
menganjurkan para wanita untuk mudah cengeng.
>
> 'Kau tahu:
> Kecantikan
> seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang
ia
> tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.'
>
> 'Kecantikan
> seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu
hatinya -
> tempat dimana cinta itu ada.
Apa hubungan antara menangis dan kecantikan mata? Mungkin, karena air
mata itu berfungsi sebagai pembersih, orang yang sering menangis tentu
memiliki mata yang sehat. Tapi kayaknya bukan dari sudut medis
potongan tulisan itu perlu dipandang. Menangis, dalam kapasitas
tertentu, bisa menjadi indikator lembut tidaknya hati. Hati yang
lembut memang salah satu segi kecantikan wanita. Nampaknya kecantikan
batin inilah yang ingin ditunjuk oleh penulis. Kecantikan batin yang
terpantul dari sorot mata yang teduh dan penuh kasih. Bukan keindahan
visual mata wanita yang dilihat berdasarkan bola mata yang besar, bulu
mata yang lentik atau kelopak mata yang memanjang dan tidak melebar.
Atau, apalagi, merahnya mata setelah menangis.
Abir
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar