Minggu, 18 Mei 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 1983

Messages In This Digest (16 Messages)

Messages

1a.

Re: (OOT) WANITA CANTIK -> Untuk Peserta Diskusi

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Sat May 17, 2008 4:33 am (PDT)

Diskusi yang menarik dan hidup
semua murid dan guru berhak memberikan pendapat dan argumen
semua murid dan guru berhak memberikan alibi dan sanggahan
silahkan diteruskan diskusinya, TAPI INGAT! Ada kode etik yang yang
harus diperhatikan, menjaga perasaan teman diskusi, tidak membahas
hal-hal diluar tema, tetap berkepala dingin (kalo perlu dikompres).

Multi kultur di sekolah ini harap juga diperhatikan ya? ^_^ Semakin
banyak diskusi semakin pintar murid2 disini, kalo sudah waktunya
istirahat, maka bapak penjaga sekolah akan membunyikan bel dan akan
menghentikan diskusi, silahkan pergi ke kantin dan nikmati jajanan
yang ada ^_^

Salam Kehidupan

DANI ARDIANSYAH
(Salah satu Moderator)

2.

[Cerpen] Suatu saat nanti

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Sat May 17, 2008 4:58 am (PDT)

"Suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan Bapakmu dan keluarga-keluarganya
yang pinter mengaji dan rata-rata sekolahnya tinggi. Bagaimana kamu dapat
bertemu mereka, apakah tidak malu.??!".

Demikian kira-kira lontaran kalimat yang sering keluar dari seorang ibu
kepada anaknya, Ujang Nana, ketika malas mengaji, malas sekolah, atau malas
belajar di rumah. Ibu itu sangat paham dengan apa yang harus dilakukan
ketika anaknya malas-malasan. Cukup mengulang kalimat demikian, dan hasilnya
Ujang Nana melaksanakan, walaupun dengan langkah gontai. Sering sekali
kalimat itu diucapkan terutama, pada pagi hari menjelang sekolah, menjelang
adzan shubuh, adzan ashar, dan adzan maghrib, dimana setelah waktu-waktu itu
merupakan jadwal Ujang Nana mengaji.

Di benak Ujang Nana, bertemu dengan seorang Bapak merupakan impian yang
sangat besar. Bagaimana tidak, sejak usia 4 tahun, Bapaknya telah bercerai
dengan Ibunya, dan semenjak perceraian itu, jangan kan kasih sayang Bapak
dia peroleh, kabar Bapaknya pun seperti apa dia tidak pernah mengetahuinya.
Kakek dan saudara-saudaranya selalu mengatakan bahwa Bapaknya tinggal di
Jakarta. Apa daya, barangkali belum ada keberanian, bagi seorang anak
sekecil Ujang Nana, yang baru menginjak Sekolah Dasar untuk ke Jakarta. Dia
hanya menyimpannya di benak dan selalu ber-angan seperti apa yang dikatakan
ibunya '*Suatu saat nanti, aku akan bertemu dengan Bapak, supaya tidak malu,
aku harus pinter -mengaji- dan -sekolah*-'.

Ujang Nana terus tumbuh dengan harapan yang sama "*suatu saat nanti*".
Sekitar usia kelas 2 SLTP, Ujang Nana se-Keluarga berkunjung ke Jakarta
untuk menghadiri pernikahan kakak sepupunya. Keluarganya telah sepakat untuk
sekalian mampir ke rumah Bapaknya. Jelas sekali kegembiraan Ujang Nana saat
itu, karena harapan "Suatu saat nanti" akan segera menjadi "*Sekarang
saatnya"* bertemu dengan seorang Bapak yang menjadi impiannya.

Sejak malam keberangkatan dan selama perjalanan itu, konsentrasinya terus
terpusat tentang "apakah sekarang saatnya.?". Hatinya *dag-dig-dug* tidak
karuan, ia terus berpikir "bagaimana sikapnya ketika awal ketemu nanti.?".
Dia merasakan kecemasan yang luar biasa, tubuhnya terasa lemas, ada rasa
semacam demam dadakan, dan seperti dia belum siap untuk bertemu. Dia mencoba
untuk membayangkan sikapnya nanti pada pertemuan itu "mm... mungkin aku
hanya berani mencium tangannya, tapi apabila dia memelukku, aku juga akan
berani memeluknya, mungkin aku juga akan menangis.. entahlah, yang jelas aku
rindu dan aku bahagia..!", Ujang Nana mencoba membuat skenario.
Namun, apa yang terjadi?, dia tetap harus mengubur kembali harapan itu dan
hanya dapat menyimpan angan seperti apa yang dikatakan ibunya '*Suatu saat
nanti...*'.

'*Suatu saat nanti...*', ternyata cukup mujarab bagi Ujang Nana untuk
berkembang, cukup mujarab bagi dia terutama saat-saat malas untuk mengaji
dan belajar, cukup mujarab bagi dia untuk mengendalikan diri saat
godaan-godaan yang menjauhkannya dari aktivitas mengaji dan sekolahnya
datang. Ia tumbuh besar dengan kekuatan itu. Ujang Nana mampu menjadi
seperti yang diharapkan ibunya, bisa mengaji dan menyelesaikan sekolah
sampai tingkat atas, dan bahkan sampai lulus perguruan tinggi. Disela-sela
liburan ketika sekolah atas maupun saat kuliah, Ia selalu berkunjung ke
Rumah di jakarta, tetapi hasilnya, selalu dia harus membisikkan kedalam
'telinga hati'-nya harap, "*suatu saat nanti*...", karena Bapaknya sudah
cukup lama tidak pernah pulang ke Jakarta.

Namun, buah kesabarannya membuahkan hasil, pada kunjungan ke jakarta yang
kesekian kali, salah seorang kerabat Bapak-nya menceritakan, bahwa pada
suatu waktu ia pernah diajak Bapaknya ke kediamannya. Kemuadian Ia mencoba
menjelaskan dan menyampaikan pengalaman perjalannnya. "Bapakmu tinggal di
kota 'X', dan saya tidak tahu persis alamatnya, tapi kamu dapat menaiki
bis... menuju ke..., kemudian angkot ...., menuju ke..., kemudian turun
di..., kemudian tanya..., tetapi maaf saya tidak dapat mengantar".

Informasi itu?., ya hanya informasi itu memang yang Ujang Nana dapatkan.
Dengan 'modal nekad' atau apalah namanya, Ujang Nana bergegas ke tujuan
tersebut, menelusuri rute yang didapatkannya tadi. Cukup pelik
perjalanannya, dia hanya berbekal rute dan Nama Bapaknya, yang sama sekali
tidak pernah terbayangkan perawakan dan raut mukanya.

Di tujuan akhir rute yang diperolehnya, Ujang Nana mulai bertanya perihal
rumah tinggal Bapaknya. Dia berjalan menelusuri jalan setapak. Dari jarak
tidak begitu jauh, terlihat sebuah rumah sederhana yang mungil, sesuai
dengan petunjuk yang Dia dapatkan. Mungil, tetapi rumah itu terlihat cantik.
Halaman depan, kiri, dan kanannya ditumbuhi beraneka ragam bunga, sangat
terlihat indah. Disekitarnya ditanami pohon singkong, pisang, dan tanaman
pertanian lainnya. Tidak jauh dari sana terlihat gunung yang menambah
keasrian dan kesejukan daerah itu.

"*Sekarang saatnya..!*", rasanya, Ujang Nana ingin beteriak dan bersungkur
untuk bersujud syukur, ketika perempuan paruh baya yang menemuinya dan
mengatakan bahwa, benar orang yang Dia cari tinggal di rumah itu, dan
sekarang lagi dikebun bunga sebelah Selatan rumah. Sambil menunjukkan
jarinya ke arah seorang lelaki yang bertopi dan duduk di *saung*, perempuan
itu berucap "itu orangnya.!". Ujang Nana mengeluarkan butiran bening
dimatanya, dadanya terasa sesak, tetapi ia masih mampu mengatakan "Kalo saya
langsung menemuinya disana tidak apa-apa bu?". "Silahkan.!", jawab perempuan
itu.

Entah apa yang dirasakan Ujang Nana ketika itu, susah sekali untuk
digambarkan. Yang jelas degup jantungnya semakin kencang dan kembali ia
bingung dengan apa yang harus diperbuatnya. Apakah langsung 'menubruk'
kemudian memeluknya, atau .., atau ..., atau, dan atau ....!. Sulit sekali
Dia menentukan skenario apa yang harus dilakukan. Langkah kakinya seolah
lebih cepat daripada apa yang dia pikirkan. Kenyataannya, dia sudah berada
di hadapan Bapak yang selama ini dirindukannya. Cukup kata salam yang dapat
dia ucapkan sebagai awal pertemuannya, kemudian memperkenalkan diri "Saya
Ujang Nana Pak, Saya dari kota 'x', dan Saya adalah anak Bapak..!". Apa yang
dilakukan Bapaknya?, Ia cuma menjawab 'O iya, silahkan duduk sini Jang.!'.
Walapun Ujang Nana, sangat merindukan untuk memeluk dan bersandar dibahu
itu, tetapi ia tidak berani melakukannya. Lelaki dihadapannya tetap saja
seperti orang lain yang baru dikenal, walapun selama ini dia merindukan dan
memimpikannya. Pertemuan itu juga tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam
saja, karena Ujang Nana harus bergegas kembali menuju kota lain yang cukup
jauh dari tempat itu.

Pertemuan kedua, ketiga, dan keempat sudah cukup membuat hubungan Bapak-Anak
itu terlihat harmonis. Dari keduanya mulai berani mengungkapkan
kerinduannya, saling bercerita dan berbagi, tetapi hal itu tidak berlangsung
lama. Ujang Nana harus meninggalkan 'Sekarang saatnya', karena setelah
pertemuan keempat atau tidak lebih setahun dari pertemuan pertama, Bapaknya
meninggal dunia. Ujang Nana mendapatkan informasi di tempatnya bekerja, dan
itupun setelah bapaknya di pembaringan terakhir. Ujang Nana hanya dapat
menatap gundukan tanah dan bunga taburan yang masih harum dan belum
mengering, menundukkan kepala sambil berdoa, kemudian merenung sambil
sesekali juga menatap kayu nisan yang tertancap di pembaringan terakhir itu.

Selamat jalan "*suatu saat nanti*", karena "*sekarang saatnya*" untuk
meneruskan dan membangun "*masa depan.*!" agar kudapatkan "*suatu saat
nanti-selanjutnya*.!.

_____________________
Untuk teman SD-Ku.. Ujang Nana, yang dulu pernah mengajari aku 'Burung dari
Kertas Lipat', "aku sudah lupa cara buatnya, ajari lagi dung..!." Where're u
guys?., sengaja pake nama-mu, supaya kamu tahu, aku masih ingat dan menjadi
sahabat mu..!.

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
3.

KASUS AMBULANCE ZIG-ZAG VERSI MINAHASA

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Sat May 17, 2008 4:59 am (PDT)

Hari ini aku menyaksikan dan mendengar sebuah berita tentang seorang bayi yang meninggal. Karena tidak ada biaya untuk operasi, seorang bayi meninggal di Minahasa. Bayi ini lahir tidak normal, ususnya berada di luar. Menurut dokter, bayi ini harus dioperasi. Karena tidak ada biaya, bayi dibiarkan begitu saja, walau orang tuanya sudah menunjukkan kartu orang tidak mampu.

Kasus ini amat memiriskan hati. Di saat orang-orang sedang berlibur ke luar negri, di saat orang-orang berbelanja hingga jutaan, ada seorang bayi atau tepatnya orang tua bayi yang sedang membutuhkan uang kurang lebih 4 juta untuk biaya operasi.

Entah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk pergi ke luar negri dan berbelanja? Entah apa yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan itu? Tapi di Minahasa, seorang bayi membutuhkan biaya operasi sekitar 4 juta dan karena ketidak mampuan orang tuanya, si bayi harus meregang nyawa. Ironis memang.

Mungkin kita pernah dengar lagu Iwan Fals yang berjudul Ambulance Zig-zag. Lagu ini bercerita tentang potret rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia. Seorang pemilik bensin eceran menjadi korban, karena pangkalan bensin ecerannya meledak. Pemilik bensin eceran ini dibawa ke rumah sakit, tapi apa yang terjadi? Korban ini tidak dilayani oleh pihak rumah sakit. Di waktu yang bersamaan, seorang pria -mungkin anak seorang konglomerat- yang juga membutuhkan pelayanan dan perawatan rumah sakit, langsung memperoleh pelayanan pihak rumah sakit.

Lagu Iwan Fals ini, keluar sekitar tahun 80-an. Lagu ini masuk dalam album Iwan yang pertama. Jadi hingga sekarang, sekitar 20 tahunan, pelayanan kesehatan Indonesia belum ada perubahan.

Apakah yang sakit hanya orang-orang kaya saja? Bagaimana jika orang-orang miskin sakit? Akankah mereka dibiarkan dan diacuhkan merintih, merasakan sakit hingga meregang maut?

Karena pelayanan kesehatan merupakan kepentingan rakyat banyak, Rasulullah langsung memerintahkan agar dokter yang merupakan hadiah untuk beliau, dimanfaatkan untuk masyarakat umum. Beliau tidak mau menjadikan dokter pemberian seorang kenalannya, menjadi dokter pribadi beliau semata. Beliau Saw menjadikan dokter itu bertugas melayani masyarakat secara umum, tanpa dibeda-bedakan (LIhat buku Hidup Sejahtera di bawah Naungan Islam, Abdul Aziz Badri)

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

---------------------------------
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
4a.

TANGGAPAN: (Inspirasi): tv... bad habbit!---Divin Nahb

Posted by: "Alang Nemo" dhoed_122@yahoo.com   ilalangalam

Sat May 17, 2008 5:02 am (PDT)

Ya, salam kenal juga... mas/ mbak Divin Nahb (he..he..he..)

Terima kasih juga udah menanggapi tulisan sederhana saya. Semoga dengan
ini kita bisa saling berbagi, memotivasi dan menginspirasi satu sama
lain.

Untuk mengenal lebih lanjut tentang saya bisa buka:
http://avonturir.multiply.com

~Salam Avonturir

alangnemo
avonturir author
http://avonturir.multiply.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Divin Nahb <divin_nahb_dn@...>
wrote:
>
> LAm Kenal yo....
>
> Jadi mengiyakan juga apa yang dibilang Alang Nemo
> Mas apa Mbak ya???
>
> Dulu aku juga gitu.
> Ampe sekarang juga
> Kalo lagi ngerjain kerjaan di depan komputer bisa berjam-jam karena
diselangi nonton tv
> Tau tuch!! kebiasaan buruk banget.
> Pengen kerjain di kantor? Waduh... kantornya di rumah.
> Pengennya sih ngerjain kerjaan di kamar
> Tapi komputernya kudu ada di luar kamar.
> Alhasil setan yang nyuruh nontonpun berhasil mengulik aku
>
> He... he... he...
> Payah banget deh!!!!
> Tapi kalo udah sampe deadline, wah... kagak ada kompromi ke tv!!!
> Malah kadang marah-marah kalo orang rumah nyetel tv kegedean suara
>
> Biar begitu ada positifnya loh....
> Aku memang harus banyak nonton tv juga buat referensi tulisan
> Biar lebih tahu konflik cerita dari siaran Sinetron, baik yang komedi
atau serius
> Kesimpulannya, nonton tv buatku memang suatu keharusan
> Tuntutan pekerjaan juga. Biar nggak kalah cerita ama siaran yang lain
>
> BTW, pokoke thanx deh buat tulisannya
> Salam kenal sekali lagi yo....
>
>
> Salam
>
>
> Divin Nahb
>

5a.

KASUS KECELAKAAN ITU BERULANG KEMBALI

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Sat May 17, 2008 5:02 am (PDT)

Hari ini ada sebuah berita duka cita. Seorang artis senior Sophan Sophian mengalami kecelakaan. Katanya penyebab kecelakaannya, motor besar yang sedang dikendarainya masuk lubang.

Melihat kecelakaan ini, saya jadi teringat pada kasus kecelakaan yang menimpa diriku. Pada waktu itu, saya sedang membonceng ibu. Kecepatan motor yang sedang kukendarai hanya sekitar 60 km/jam. Jadi, tidak terlalu cepat. Tapi, tiba-tiba dihadapanku ada sebuah lubang. Mendadak saja, saya mengerem. Karena lubang itu cukup besar motor yang dikendarai terbalik. Saya jatuh, demikian pula ibuku.

Bayangkan bagaimana perasaan saya pada saat itu? Ibu saya jatuh dari motor yang kukendarai. Muka ibuku lecet, lutut ibuku terluka dan bagian bokong ibuku agak memar. Bagaimana perasaan bersalahku pada saat itu? Saya merasa amat bersalah. Tidak bisa dibayangkan, bila ibuku pada saat itu mengalami luka yang lebih parah dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Dua kasus kecelakaan di atas, sama-sama kasus kecelakaan sepeda motor. Penyebab kecelakaannya pun sama. Karena ada lubang di jalan. Cuma bedanya, kecelakaan pertama memakan korban, sedangkan yang kedua hanya luka-luka saja.

Siapa yang harus bertanggung jawab? Si pengendara motor? Tentu, sudah pasti. Lalu siapa lagi? Tentu pihak yang bertanggung jawab pada kelayakan jalanan.

Bila suatu kejadian terjadi dan berulang kembali, maka ini berarti ada yang salah. Jika saya dua kali mengalami kecelakaan dengan kasus yang sama, maka itu berarti saya tidak mengambil pelajaran dari kecelakaan sebelumnya. Bila ada kecelakaan terjadi dengan kasus yang sama, yaitu karena jalanan yang berlubang, maka pihak yang berwenang dan bertanggung jawab pada jalanan perlu diberi tahu dan harus mengambil pelajaran secepat mungkin. Apa maksud dari mengambil pelajaran secepat mungkin? Pihak yang berwenang dan bertanggung jawab, harus mengambil tindakan dan langkah secepat mungkin.

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

---------------------------------
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
5b.

Re: KASUS KECELAKAAN ITU BERULANG KEMBALI

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Sat May 17, 2008 12:10 pm (PDT)

Analisisnya pak Arya bener juga, sih...

asal jangan jadi takut naik motor.

Hmm, kalo inget kecelakaan motor, yang paling saya ingat ya bapak
saya. Beliau meninggal setelah kecelakaan motor. Ga tahu persis
kejadiannya, tapi memang jadi thrauma.

tapi ya ga sampe takut naik motor, sih... cuma, gitu, deh

tapi yang aneh justru, tanggapan masyarakat yang nyuruh menjual motor
itu (mungkin karena dianggap membawa sial) dan lain2...

yang jelas yang ada di pikiranku kalau namanya meninggal karena
kecelakaan itu, hmmm rasanya kayak hilang aja...

duh, jadi melebar

tfs, ya

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, arya noor amarsyah arya
<arnabgaizir@...> wrote:
>
> Hari ini ada sebuah berita duka cita. Seorang artis senior Sophan
Sophian mengalami kecelakaan. Katanya penyebab kecelakaannya, motor
besar yang sedang dikendarainya masuk lubang.
>
> Melihat kecelakaan ini, saya jadi teringat pada kasus kecelakaan
yang menimpa diriku. Pada waktu itu, saya sedang membonceng ibu.
Kecepatan motor yang sedang kukendarai hanya sekitar 60 km/jam. Jadi,
tidak terlalu cepat. Tapi, tiba-tiba dihadapanku ada sebuah lubang.
Mendadak saja, saya mengerem. Karena lubang itu cukup besar motor yang
dikendarai terbalik. Saya jatuh, demikian pula ibuku.
>
> Bayangkan bagaimana perasaan saya pada saat itu? Ibu saya jatuh dari
motor yang kukendarai. Muka ibuku lecet, lutut ibuku terluka dan
bagian bokong ibuku agak memar. Bagaimana perasaan bersalahku pada
saat itu? Saya merasa amat bersalah. Tidak bisa dibayangkan, bila
ibuku pada saat itu mengalami luka yang lebih parah dan terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
>
> Dua kasus kecelakaan di atas, sama-sama kasus kecelakaan sepeda
motor. Penyebab kecelakaannya pun sama. Karena ada lubang di jalan.
Cuma bedanya, kecelakaan pertama memakan korban, sedangkan yang kedua
hanya luka-luka saja.
>
> Siapa yang harus bertanggung jawab? Si pengendara motor? Tentu,
sudah pasti. Lalu siapa lagi? Tentu pihak yang bertanggung jawab pada
kelayakan jalanan.
>
> Bila suatu kejadian terjadi dan berulang kembali, maka ini berarti
ada yang salah. Jika saya dua kali mengalami kecelakaan dengan kasus
yang sama, maka itu berarti saya tidak mengambil pelajaran dari
kecelakaan sebelumnya. Bila ada kecelakaan terjadi dengan kasus yang
sama, yaitu karena jalanan yang berlubang, maka pihak yang berwenang
dan bertanggung jawab pada jalanan perlu diberi tahu dan harus
mengambil pelajaran secepat mungkin. Apa maksud dari mengambil
pelajaran secepat mungkin? Pihak yang berwenang dan bertanggung jawab,
harus mengambil tindakan dan langkah secepat mungkin.
>
>
> arnabgaizir.blogspot.com
> arnab20.multiply.com
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
sekarang juga.
>

5c.

Re: KASUS KECELAKAAN ITU BERULANG KEMBALI

Posted by: "Bambang" bsetiawan55@yahoo.com   bsetiawan55

Sat May 17, 2008 2:55 pm (PDT)

Frekuensi kecelakaan motor akan tinggi karena populasi motor memang
tinggi. Itu masalah statistik. Frekuensi akan makin tinggi kalau kondisi
fisik jalan jelek dan perilaku ceroboh pengendara motor.

Saya sering melihatnya sendiri, bahkan mengalaminya sendiri. Yang
mengherankan adalah reaksi pemakai jalan yang lain.

Motor saya pernah terguling karena waktu membelok ke kiri, menginjak
bagian jalan yang licin. Sangat mengecewakan reaksi dari pengendara
motor yang lain : tidak ada seorang pun yang berhenti untuk menolong.
Saya tidak bermaksud cengeng, tapi saya mempertanyakan solidaritas antar
pengendara motor.

Kalau tidak terjadi solidaritas antara pengendara mobil dengan
pengendara motor, mungkin kita bisa menerimanya. Kadang-kadang terjadi
prasangka sosial yang jelek. Suatu hari di Bandung, hari sedang hujan
besar, sopir angkot yang saya tumpangi tidak berhenti waktu di depannya
ada motor jatuh masuk lubang cukup besar di jalan yang tidak jelas
terlihat karena tertutup air hujan. Saya berusaha menyuruh sopir untuk
berhenti, tapi dia hanya menghindari motor jatuh itu tanpa berhenti.
Tapi saya cukup lega melihat dari jauh pengendara motor itu bisa berdiri
lagi.

Mungkin itulah sebabnya, kalau bepergian jauh, pengendara motor
cenderung melakukannya secara kelompok. Beberapa minggu yang lalu,
malam Minggu dan jalan antara Parung dan Munjul itu gelap karena tidak
berlampu. Motor di depan saya tiba-tiba jatuh. Saya menghentikan motor
saya, dan terlihatlah satu lubang besar, memenuhi setengah lebar jalan.
Saya kaget juga, kalau saya tidak berhenti, bisa saja saya ikut masuk
lubang itu juga karena saya tidak hapal jalan ini. Satu dari dua orang
dari motor itu tergeletak, satu orang lagi berteriak-teriak memanggil
beberapa temannya yang juga naik motor tapi sudah agak jauh di depan.

Kalau anda mengendarai mobil dan di depan ada motor jatuh, kalau tidak
mau menolong mungkin masih bisa diterima. Tapi janganlah anda
mengklakson menyuruh pengendara motor malang itu menyingkir cepat-cepat.
Suara klakson itu akan terasa menyakitkan. Sebagai pengendara motor saya
sudah pernah mengalaminya.

Saya pernah melihat hal seperti itu terjadi pada pengendara motor lain.
Yang saya lakukan pada waktu itu adalah berusaha memeriksa kalau-kalau
pengendara motor itu luka parah, lalu memindahkan orang itu beserta
motornya ke pinggir jalan. Dengan demikian lalu lintas bisa terhindar
dari macet.

Satu nasihat untuk anda yang sering naik motor, agar terhindar dari
luka karena kecelakaan. Pakailah helm, jaket, sarung tangan dan
sepatu.

Salam,

Bambang Setiawan

Kunjungi
Kandaga Rasa <http://worldofbset.blogspot.com/>

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, arya noor amarsyah arya
<arnabgaizir@...> wrote:
>
> Hari ini ada sebuah berita duka cita. Seorang artis senior Sophan
Sophian mengalami kecelakaan. Katanya penyebab kecelakaannya, motor
besar yang sedang dikendarainya masuk lubang.
>
> Melihat kecelakaan ini, saya jadi teringat pada kasus kecelakaan yang
menimpa diriku. Pada waktu itu, saya sedang membonceng ibu. Kecepatan
motor yang sedang kukendarai hanya sekitar 60 km/jam. Jadi, tidak
terlalu cepat. Tapi, tiba-tiba dihadapanku ada sebuah lubang. Mendadak
saja, saya mengerem. Karena lubang itu cukup besar motor yang dikendarai
terbalik. Saya jatuh, demikian pula ibuku.
>
> Bayangkan bagaimana perasaan saya pada saat itu? Ibu saya jatuh dari
motor yang kukendarai. Muka ibuku lecet, lutut ibuku terluka dan bagian
bokong ibuku agak memar. Bagaimana perasaan bersalahku pada saat itu?
Saya merasa amat bersalah. Tidak bisa dibayangkan, bila ibuku pada saat
itu mengalami luka yang lebih parah dan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
>
> Dua kasus kecelakaan di atas, sama-sama kasus kecelakaan sepeda motor.
Penyebab kecelakaannya pun sama. Karena ada lubang di jalan. Cuma
bedanya, kecelakaan pertama memakan korban, sedangkan yang kedua hanya
luka-luka saja.
>
> Siapa yang harus bertanggung jawab? Si pengendara motor? Tentu, sudah
pasti. Lalu siapa lagi? Tentu pihak yang bertanggung jawab pada
kelayakan jalanan.
>
> Bila suatu kejadian terjadi dan berulang kembali, maka ini berarti ada
yang salah. Jika saya dua kali mengalami kecelakaan dengan kasus yang
sama, maka itu berarti saya tidak mengambil pelajaran dari kecelakaan
sebelumnya. Bila ada kecelakaan terjadi dengan kasus yang sama, yaitu
karena jalanan yang berlubang, maka pihak yang berwenang dan bertanggung
jawab pada jalanan perlu diberi tahu dan harus mengambil pelajaran
secepat mungkin. Apa maksud dari mengambil pelajaran secepat mungkin?
Pihak yang berwenang dan bertanggung jawab, harus mengambil tindakan dan
langkah secepat mungkin.
>
>
> arnabgaizir.blogspot.com
> arnab20.multiply.com
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
sekarang juga.
>

6a.

TANGGAPAN: (Inspirasi): tv... bad habbit!---Tuk Divin Nahb

Posted by: "Alang Nemo" dhoed_122@yahoo.com   ilalangalam

Sat May 17, 2008 5:04 am (PDT)

Ya, salam kenal juga... mas/ mbak Divin Nahb (he..he..he..)

Terima kasih juga udah menanggapi tulisan sederhana saya. Semoga
dengan ini kita bisa saling berbagi, memotivasi dan menginspirasi satu
sama lain.

Untuk mengenal lebih lanjut tentang saya, bisa buka:
http://avonturir.multiply.com

~Salam Avonturir

alangnemo
avonturir author
http://avonturir.multiply.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Divin Nahb
<divin_nahb_dn@...> wrote:
>
> LAm Kenal yo....
>
> Jadi mengiyakan juga apa yang dibilang Alang Nemo
> Mas apa Mbak ya???
>
> Dulu aku juga gitu.
> Ampe sekarang juga
> Kalo lagi ngerjain kerjaan di depan komputer bisa berjam-jam karena
diselangi nonton tv
> Tau tuch!! kebiasaan buruk banget.
> Pengen kerjain di kantor? Waduh... kantornya di rumah.
> Pengennya sih ngerjain kerjaan di kamar
> Tapi komputernya kudu ada di luar kamar.
> Alhasil setan yang nyuruh nontonpun berhasil mengulik aku
>
> He... he... he...
> Payah banget deh!!!!
> Tapi kalo udah sampe deadline, wah... kagak ada kompromi ke tv!!!
> Malah kadang marah-marah kalo orang rumah nyetel tv kegedean suara
>
> Biar begitu ada positifnya loh....
> Aku memang harus banyak nonton tv juga buat referensi tulisan
> Biar lebih tahu konflik cerita dari siaran Sinetron, baik yang
komedi atau serius
> Kesimpulannya, nonton tv buatku memang suatu keharusan
> Tuntutan pekerjaan juga. Biar nggak kalah cerita ama siaran yang lain
>
> BTW, pokoke thanx deh buat tulisannya
> Salam kenal sekali lagi yo....
>
>
> Salam
>
>
> Divin Nahb
>

7a.

Re: JEJAK PERJUANGANMU

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Sat May 17, 2008 5:18 am (PDT)

Nikmat Allah SWT begitu besar akan terasa luar biasa besarnya dan akan
bertambah nikmatnya, apabila si penerima nikmat itu bersyukur. Mas Galih
bersyukur mempunyai Bapak yang bertanggung jawab, perhatian, dan hangat.

Tidak semua orang mendapatkan Bapak seperti Bapaknya mas Galih, dan tidak
setiap orang yang mendapatkan bapak seperti Bapaknya Mas galih atau bahkan
lebih baik, dapat mensyukurinya.

Semoga syukur ini menjadikan dan selalu mengingatkan mas Galih menuju
kepribadian yang lebih baik dan berkualitas.

Sukses buat mas Galih dan Salam

Apranolo-Jogja

2008/5/16 <galih@asmo.co.id>:

>
>
> Rumah tempat tinggalku dan keluarga tidaklah terlalu besar, cukup
> sederhana. Sebuah rumah yang menjadi kenang-kenangan kami semua akan seorang
> Bapak yang telah memeras keringatnya sehingga kami semua dapat berteduh dari
> terik panas dan dinginnya hujan.
>
> Jika mengenang kembali perjuangan Bapak kala menyicil rumah ini hatiku
> selalu mengharu biru. Betapa tidak, Bapak berjuang habis-habisan demi
> cita-citanya memberikan tempat tinggal yang layak bagi kami sekeluarga, dan
> bukan mengontrak atau tinggal di tempat orang lain. Aku melihat Bapak ingin
> memerankan sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab bagi seluruh anggota
> keluarganya.
>
> Kulitnya yang hitam, tangannya yang kasar, tatapan matanya yang masih
> terlihat letih, semua itu sebagai bukti akan pengorbanannya. Namun, Bapak
> tidak pernah terlalu memusingkan mengenai keadaannya itu. Yang terpenting
> baginya adalah menjaga kondisi badan yang sehat sehingga Bapak bisa mencari
> nafkah dengan istiqamah. Yang terpenting anak-anaknya dapat tercukupi semua
> kebutuhannya dan bisa hidup normal layaknya anak-anak yang lain.
>
> Sebagai anak laki-laki yang terbesar Bapak memang memberikan perhatian yang
> lebih pada diriku. Aku merasa bahwa Bapak sedang membentuk diriku agar di
> kemudian hari menjadi sosok penerus perjuangan Bapak. Menjadi sosok yang
> dapat menjadi payung buat keluarga terutama untuk adik-adikku. Sehingga aku
> sering diajaknya untuk menemani Bapak bekerja pada hari sabtu dan minggu.
> Kata Bapak biar saya bisa melihat dunia kerja itu seperti apa, atau lebih
> jauhnya Bapak membukakan pintu gerbang agar aku bisa melihat apa yang
> seharusnya dilakukan oleh seorang kepala keluarga.
>
> Tidak hanya itu, kami sering terlibat berdiskusi mengenai masa depan. Bapak
> menceritakan cita-citanya yang belum terwujud dan aku pun menceritakan
> cita-cita untuk masa depanku. Bapak selalu berpesan kepada diriku agar fokus
> dan berikhtiar dengan optimal untuk mewujudkan setiap cata-citaku. Hal yang
> sering menyentuh perasaanku adalah nasihat Bapak yang memperingatiku untuk
> bisa lebih berhasil dari Bapak sendiri. Hal ini memang nasihat semua orang
> tua bagi anak-anaknya. Bekerja keraslah dan berhasil, karena ketika kamu
> berhasil, kamu bisa berbagi dengan orang lain, terutama dengan keluarga.
>
> Dua tahun berlalu, kini Bapak hanya berada dalam ruang kenangan. Nasihat
> itu tidak lagi terdengar namun hanya berupa rekaman yang aku simpan dengan
> baik di otakku. Sosoknya yang tegap tidak lagi terlihat kecuali jejak
> perjuangannya yang selalu memecutku untuk meneruskan perjuangan itu.
>
> Ketika rasa rindu tiba menyapa hati, ingin rasanya aku memeluk tubuhnya
> yang masih bersimbah peluh. Akan aku dekap dan aku katakan padanya bahwa aku
> mencintai dirinya. Akan aku hapus setiap tetesan peluh yang keluar di
> sela-sela gurat wajahnya yang letih. Dengan lirih, aku akan mengatakan,"Pak,
> hari ini istirahatlah. Besok, biarkan anakmu ini yang akan meneruskan
> perjuanganmu. Biarkan diriku berjalan meniti lika-liku kehidupan agar dapat
> menjadi payung keluarga. Sudah cukup tetesan keringat keluar dari
> pori-porimu. Kini giliranku, Bapak, istirahatlah." Kemudian akan ku kecup
> keningnya sambil sekali lagi aku akan berucap,"Terima kasih atas segala
> pengorbanan Bapak untukku. Semoga Allah akan membalas setiap butir peluh
> Bapak. Terima kasih, selamat istirahat."
>
> Pada suatu pagi aku berdiri di depan rumah peninggalan Bapak. Di hadapanku
> sinar matahari mencoba menerobos masuk melalui celah-celah tanaman hias yang
> menggantung. Aku menatap mentari itu. Mentari selalu tampak ceria dan
> menyemangati. Terus berputar dari hari ke hari tanpa henti. Meski terkadang
> wajahnya tertutup awan namun tidak membuatnya bosan untuk kembali tersenyum
> kepada dunia keesokan harinya.
>
> Sinar mentari itu membakar semangat dalam diri ini. Membangkitkan kembali
> cita-cita yang pernah aku ucapkan dihadapan Bapak. Optimisme itu kian
> berkobar menguatkan azzamku untuk menjadi yang terbaik seperti harapannya.
> Aku sambut sinar mentari itu dan aku siap menjadi pesaingnya dalam menyinari
> dunia, memberikan manfaat atas apa yang Allah anugerahkan pada diriku.
>
> Salam cinta yang penuh hangat untukmu Bapak.
>
> ------------------------------
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. *Download sekarang
> juga.*<http://sg.rd.yahoo.com/id/search/toolbar/mail/signature/*http://id.toolbar.yahoo.com/>
>
>

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
8.

[CATHAR] Hati-hati Doa Masyarakat : Sophan Sophiaan Meninggal di Kon

Posted by: "Abdul Fatah" q_zyboy@yahoo.co.id   q_zyboy

Sat May 17, 2008 7:49 am (PDT)

pertama2... Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un
semoga segala amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT.
Moga pula dosa2 dan kesalahan beliau, baik pada keluarga dan masyarakat Indonesia pada umumnya bisa diampuni...

Allah always with us

http://menulisuntukbunda.blogspot.com
http://lafatah.multiply.com

ym: q_zyboy
gtalk: fatabdul

---------------------------------
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
9.

Nyanyian Sahabat

Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com   j3nnyjusuf

Sat May 17, 2008 9:20 am (PDT)

Belum habis masa berkabung karena kepergian ayah kawan baik saya, beberapa hari lalu saya kembali dibikin shocked oleh dering telepon jelang jam 10 malam – tepat setelah saya selesai mencuci rambut (ada apa dengan keramas jam 10, sih?).

Ayah sahabat saya baru saja berpulang ke pangkuan Yang Mahakuasa di ruang ICU RS Tebet.

Lagi-lagi saya terhenyak dengan rambut basah dan handuk tersampir di bahu. Kali ini airmata saya benar-benar menetes.

Beda dengan ayah Mira dan Lisa yang belum pernah saya jumpai, saya cukup sering bertemu dengan Pak Andy Azhar, ayah dari Karin Gayatri Azhar, sahabat slash salah satu sumber ide saya dalam menulis novel 'Triangles'.

Meski begitu, tidak banyak yang saya ingat dari beliau, karena kami jarang bercakap-cakap. Paling banter hanya saling sapa di pagi hari, karena dulu saya sering menginap di rumah Karin untuk mengerjakan proyek bersama (sekaligus ngecengin adiknya, Ariel 'Nidji' Harsya, si gitaris tampan *HALAH!* nan kharismatik - Hi, Yel, if you read this ^_^).

Kenangan yang paling jelas terekam di otak saya adalah sosok beliau di sofa ruang tamu, pagi jelang pukul 9, membaca koran dengan kaus kutung dan sarung. Tumpukan DVD yang menemani hari-hari santai beliau, piring-piring berisi aneka makanan yang dihidangkan terpisah di meja ruang tamu, dan wadah plastik berisi obat-obatan juga meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. Kesehatan Pak Andy telah mengalami fluktuasi sejak 5 tahun silam, namun beliau menolak untuk pasrah pada keadaan. Beliau tetap suka bepergian seorang diri dan mengontrol studio yang dikelolanya.

- - - - -

Mendadak saya merasa 'gamang'. Dengan terburu-buru saya mengemasi pakaian seadanya dan memesan taksi. Sambil menunggu, saya menghubungi beberapa teman yang sudah tiba di kediaman keluarga Azhar.

Sampai di sana, saya disambut oleh seorang asisten rumah tangga. Saya naik ke lantai 2, langsung menuju kamar sahabat saya. Ia tersenyum, tapi wajahnya pias. Yang bisa saya lakukan hanya memeluknya erat.

Setelah berbincang beberapa menit, kami turun ke bawah, langsung menuju ruang tamu yang hampir kosong. Sofa-sofa telah dipindahkan. Meja telah diusung keluar. Yang ada hanya hamparan karpet beraneka warna dan ukuran. Di atas spring bed berukuran single, ditutupi kain batik dan renda-renda putih, terbaring jasad ayah sahabat saya.

Setelah melihat wajahnya untuk yang terakhir kali, saya duduk di undakan tangga. Di samping saya duduk seorang perempuan yang wajahnya sering saya lihat di televisi. Kami bertukar senyum, bercakap sekenanya, dan sesekali membisu, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Malam terus menjelang. Hari berganti tanpa saya tahu. Satu-persatu pelayat berdatangan. Mulai dari kerabat, sahabat almarhum dan keluarganya, rekan sejawat, sampai sosok-sosok yang sering berseliweran di layar kaca - yang pernah saya lihat di iklan A, film B, sinetron C, video klip D, dan sebagainya. Bedanya, kali ini tak ada performa apapun, karena mereka datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada figur yang pernah memberi kontribusi besar bagi berjayanya perfilman nasional di era 70-an.

Kali ini, tak ada jenjang antara 'masyarakat biasa' dan selebriti papan atas. Semua bersimpuh di hamparan karpet, duduk sama tinggi, membaca surat Yassin dengan lirih, membisikkan doa untuk menghantar kepergian almarhum. Melebur dalam lantunan ayat-ayat suci.

Wartawan mulai berdatangan. Duduk di sudut dan mohon izin dengan sopan untuk mengambil gambar di ruangan berlampu redup itu, serta mewawancarai anak-anak almarhum. Seorang personil band yang sedang membaca Yassin menundukkan kepala dalam-dalam ketika kamera menyorotnya. Ia menyembunyikan wajah dengan tudung jaket dan merendahkan tubuh, tak ingin terekspos. Sepenuh hati saya menghargai tindakan sederhana itu.

Tamu-tamu terus berdatangan, silih berganti. Peluk tangis mewarnai suasana. Berkali-kali saya merasakan semilir sejuk di hati, melihat banyaknya dukungan yang diberikan bagi sahabat saya dan keluarganya - mulai dari tepukan di punggung sampai peluk hangat nan erat.

Namun, dari semuanya, yang paling menyentuh adalah sekelompok remaja yang datang beramai-ramai -semua berbaju hitam- dan langsung bersimpuh di depan jenazah, membaca doa tanpa dikomando. Mereka duduk cukup lama, kemudian berkumpul di luar, bergerombol memenuhi gang. Rupanya mereka datang berkonvoi dengan motor.

Subuh menjelang dan mereka masih menunggu dengan tertib, tanpa berisik. Entah apa yang dinanti. Mereka bukan kerabat, bukan kawan almarhum maupun keluarga, bukan juga rekan sejawat. Mereka adalah sekumpulan penggemar –Nidjiholic- yang datang untuk menitipkan sebait doa, tulus dari hati.

Pukul 3:30 pagi, diiringi pembacaan ayat-ayat Al-Quran yang terdengar sampai ke lantai 2, saya memejamkan mata. Lamat-lamat terdengar isak lirih dari tempat tidur sahabat saya.

Hampa itu kembali mengusik. Kosong, gamang. Namun setidaknya, saya tahu, apapun yang terjadi, mereka tak akan pernah sendiri. Selama masih ada pelangi bernama persahabatan. :-)

Saat hidup terasa berat,
genggam tanganku lebih erat,
satukan langkah sehati,
menggapai mimpi-mimpi


Saat air mata membasahi relung jiwamu,
nyanyikan lagu ini denganku
Akan s'lalu ada, seribu tangan, di hatiku
ku tahu begitu pula di hatimu

(Nyanyian Sahabat – Cokelat)



ROCK Your Life!
- Jenny Jusuf -
http://jennyjusuf.blogspot.com

10.

Manusia Penuh Kenangan [versi 1]

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Sat May 17, 2008 12:02 pm (PDT)

Manusia Penuh Kenangan [versi 1]

Saya adalah manusia penuh kenangan. Apapun bisa menjadi kenangan bagi saya. Ada benda kenangan, tempat kenangan, jalan kenangan, dan waktu-waktu penuh kenangan.

Saya ingat persis kejadian malam itu, ketika saya pun berusaha menghapus tiap jejak kenangan pahit. Harapan bahwa saya tak akan pernah mengingatnya.

Saya tak mampu lagi pandangi malam. Saya tak sanggup berjalan di sana. Saya tak bisa duduk tenang di bus itu. Saya tak berani memakai baju-baju itu. Saya biarkan saja sepatu yang saya pakai itu ada di kolong meja.

Saya manusia penuh kenangan. Dalam memory otak saya ada beribu-ribu macam kenangan. Ada kenangan indah, tapi terlalu banyak kenangan pahit. Kini kenangan pahit meminta porsi besar dalam hati saya. Dari hari ke hari saya kian tak sanggup menampungnya.

Saya mulai berjalan tanpa alas kaki. Baju-baju yang ada di lemari hanya beberapa yang bisa saya pakai. Semua jadi penuh kenangan dan tak ingin saya sentuh lagi.

Ketika saya berjalan melewati berbagai tempat yang akan membawa saya pada peristiwa kenangan, saya akan membelok atau memutar arah hingga akhirnya saya lelah.

Baju saya basah kuyup, kaki saya berdarah-darah. Saya tak tahu ingin berjalan ke mana. Saya hanya ingin membuang semua kenangan pahit dalam hati saya. Saya ingin berteriak kepada semua manusia yang menyisakan pahit dalam folder kenangan saya.

Satu demi satu hadir wajah-wajah penuh kenangan. Menatap saya dengan kasihan, hingga kemudian saya hampiri dan mendaratkan tamparan di wajahnya. Satu kali... dua kali hingga sepuluh kali.

Saya tak tahan, dan dapati tangan saya berlumuran darah. Sebuah bingkai foto pecah. Wajah seorang itu penuh dengan darah yang mengalir dari tangan saya.

Saya terdiam duduk. Meratap, mengingat, berbagai kenangan terpampang di depan mata saya. Sakiiiiit.... makin sakit hati saya.. Saya harap, tak ada lagi kenangan. Tak ada lagi sakit, tak ada lagi pahit.

Hingga kemudian saya di bawa ke suatu tempat yang bukan lagi penuh kenangan. Rasa sakit kian hilang, tanpa ada sisa....

Saya menuju tempat terakhir, bukan sebuah tempat kenangan...

to be continued :D

novi_khansa&#39;kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/

11.

Manusia Penuh Kenangan [versi 2]

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Sat May 17, 2008 12:03 pm (PDT)

Manusia Penuh Kenangan [versi 2]

Saya manusia penuh kenangan. Apapun bisa menjadi kenangan bagi saya. Saya ingat jalan-jalan yang saya lalui bersama ayah. Motor tuanya juga ikut jadi kenangan. Saya pun ingat pernah kepergok di POM bensin saat diam-diam mengendarai motor ketika masih SMP. Ayah saya tak marah saat itu, justru dia membayarkan bensin yang saya beli. Kenangan akan ayah begitu banyak, meluber, hingga ketika melihat makamnya saya ingin tersenyum sekaligus menangis.

Saya pandangi benda itu. Ini adalah salah satu benda kenangan yang paling berharga bagi saya. ini adalah saksi ketika saya berada di tanah suci. Aaah, syahdunya, indahnya. Kemudian mata saya sampai pada sebuah foto. Foto saya dan teman-teman ketika kami rihlah. Kembali, memory itu terpampang di hadapan saya.

Hmmm, indahnya kenangan-kenangan itu. Sepertinya, kalau saya coba mengambil satu demi satu benda-benda itu, akan terekam dalam ingatan saya berbagai kejadian yang seolah baru kemarin terjadi.

Tiba-tiba pandangan saya sampai pada sebuah baju yang saya pajang di kamar. Baju ini adalah baju andalan saya. warnanya, bentuknya, ukurannya, semua saya suka. Pertama kali memakainya ketika ada pertemuan dengan teman-teman saya. Mungkin bagi orang ini bukanlah hal yang istimewa, tapi tidak bagi saya. Tapi, sayangnya baju yang bagus itu mengingatkan saya pada sebuah kejadian yang tak mengenakkan hati.

Satu-satu saya pandangi benda-benda di sekeliling saya. Mereka seperti berbicara kepada saya. Dari kejadian enak, lucu sampai sedih dan ingin saya lupakan.

Kemudian saya tersenyum, saya ambil baju penuh kenangan itu. Saya pakai dan saya berjalan menuju sebuah tempat. Tidak ada rasa apa-apa. Tidak mengingatkan apa-apa. Segalanya berjalan tanpa saya mengingat ketika saya pertama kali memakai baju itu.

Saya berlari, melompat, dan sampai pada banyak tempat. Tempat-tempat yang kemudian jadi kenangan bagi saya... Saya tertawa, menangis, terkejut, bahagia akan semua kenangan yang saya rasakan kembali.

Saya masih manusia penuh kenangan. Apapun akan selalu jadi kenangan buat saya. Apalagi, yang berkesan, kenangan-kenangan itu tak perlu saya "panggil" karena akan muncul dengan sendirinya ketika saya melihat benda-benda kenangan.

Saya masih manusia penuh kenangan. Saya tak akan pernah berlari dari berbagai kenangan karena saya percaya di setiap kenangan akan tersimpan banyak sekali butir-butir hikmah...

Saya tetaplah manusia penuh kenangan. Saya menyimpan 2 folder kenangan. Di atas lemari hati saya ada folder kenangan indah, baik, bahagia, syukur.... Saya tahu saya tak boleh terus melihat masa lalu. Saya tahu itu. Tapi, dengan menaruhnya di atas lemari hati saya, saya ingin mengajarkan diri saya untuk bersyukur kepada-Nya.

Satu folder lagi saya letakkan di dalam lemari. Terpikir oleh saya, ingin mengubur atau bahkan membakarnya. Tapi, yang saya dapati adalah bau tak enak dari sisa pembakaran itu. Hmm, maka saya putuskan saja, kalau folder kenangan pahit, sedih, tidak enak, tetap saya simpan dalam lemari.

Saya biarkan di sana agar tak ada keinginan untuk membukanya. Tapi, saya yakin saya akan memerlukannya suatu saat nanti.

Benar saja, kemarin, ada kejadian yang mengingatkan saya pada sebuah kenangan. Emosi saya hampir terkuras saat itu hingga saya mengingat kejadian yang hampir mirip. Saya ambil folder kenangan itu... mengingat-ingat hingga saya tak lagi salah langkah.

Saya tetap manusia penuh kenangan.

Saya tahu... bergulirnya waktu tak hanya membawa pada satu sampai seribu kenangan indah, tapi memberikan satu hingga seribu kenangan pahit. Tapi, saya yakin dari sana saya mampu untuk belajar lebih dewasa.

selesai

novi_khansa&#39;kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/

12a.

Re: (OOT) WANITA CANTIK---TUK ABIR DAN RIZKI

Posted by: "Abir Sabil" abirsabil.81@gmail.com   manhaj_fithriy

Sat May 17, 2008 4:39 pm (PDT)

Sdr. Sony,

Sejauh ini, ada dua poin pembedaan yang perlu diperhatikan:

1. Pembedaan antara perkataan dan maksud/niat orang yang berkata.
2. Pembedaan antara perkataan dan orang yang berkata.

Saat ini, kita akan lebih jauh mendiskusikan poin kedua. Namun saya akan
terlebih dahulu membahas tentang terma "ayat".

Anda sudah menyinggung soal Ayat Allah. Ayat itu berarti tanda. Ayat Allah
jadinya berarti "tanda yang menunjuk kepada Allah". Ayat yang menunjukkan
perbuatan Allah disebut ayat fi'liyyah (fi'l = perbuatan). Dan ayat yang
menunjukkan perkataan Allah disebut ayat qowliyyah (qowl = perkataan). Terma
"ayat yang tak tertulis" anda gunakan dengan maksud "perkataan Allah yang
tak tertulis". Jelas, perkataan Allah itu ada yang tertulis, yaitu yang
dapat kita baca dalam Quran. Dan ada juga yang tak tertulis. Yaitu
perkataan-Nya yang tidak dapat kita dengar atau kita baca. Membatasi
perkataan Allah hanya pada yang terdapat dalam Quran, sama saja dengan
mengatakan bahwa Allah itu bisu setelah menurunkan Quran. Dan tentu ini
mustahil.

Namun "ayat yang tak tertulis" itu tidak sama dengan "perkataan yang tidak
tertulis". Ayat itu tanda. Dan yang namanya tanda itu hanyalah sesuatu yang
dapat dilihat, didengar atau diindera. Sesuatu yang tak dapat diindera tidak
dapat disebut sebagai tanda. Karena perkataan Allah yang tidak tertulis itu
tidak dapat didengar atau diindera oleh kita, maka ia tidak dapat disebut
sebagai ayat. Jadi, sekalipun perkataan Allah itu tidak terbatas pada Quran,
namun yang namanya "ayat qowliyyah/ayat perkataan" itu hanya terbatas pada
Quran.

## Pembedaan antara perkataan dan pengata (pihak yang mengatakan). ##

Contoh aplikasi dari pembedaan ini adalah seperti yang telah saya katakan
kemarin kepada sdri. Divin. Bahwa sekalipun saya menghukumi suatu perkataan
sebagai dusta, tidak berarti kemudian saya juga menghukumi si pengata
sebagai pendusta. Ada syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk memvonis
seseorang. Perkataan dusta saja tidak cukup menjadi dasar vonis pendustaan.

Selain contoh tersebut, ada contoh aplikasi lain yang juga telah saya
sampaikan. Bahwa saya tidak sedang bicara tentang benar tidaknya kandungan
makna suatu perkataan, melainkan mempersoalkan benar tidaknya penisbahan
suatu quotasi/kutipan. Dalam ilmu hadis, hal ini masuk dalam bab "sanad",
yaitu rangkaian penutur yang menyampaikan suatu perkataan. Adapun kandungan
perkataan itu sendiri dibahas dalam bab "matan".

Anda mengatakan:

"Sekali saja anda menganggap ada kebenaran yang bukan dari Tuhan, anda telah
melakukan perbuatan syirik."

Jelas, anda menyinggung soal kebenaran kandungan perkataan. Bukan kebenaran
penisbahan suatu perkataan. Di sini, anda tidak cukup memahami maksud saya.

Pernyataan "segala kebenaran itu berasal dari Tuhan" maksudnya adalah bahwa
ilmu yang benar itu merupakan karunia Tuhan kepada manusia. Tambahan sifat
"yang benar" itu hanya sebagai penegas. Tak ada ilmu yang salah. Yang ada
adalah pendapat atau pemahaman atau perkataan yang salah. Perkataan yang
salah itu sendiri bukanlah ilmu. Melainkan kebodohan. Manusia pada dasarnya
bodoh. Allah-lah yang memberinya ilmu. Sekarang, masalahnya adalah: apakah
perkataan yang benar dari seorang Fir'aun atau bahkan Iblis, bisa disebut
sebagai perkataan Allah?

Ilmu itu lebih umum dari sekedar perkataan yang benar. Sebab ia juga
mencakup pemahaman yang benar. Jadi, ada pemahaman yang benar dan ada
perkataan yang benar. Pemahaman itu dalam wujud internal/intelektual (ada
dalam pikiran). Perkataan itu dalam wujud bahasawi (ada dalam lisan atau
tulisan). Iblis pernah berkata kepada Allah:

"Engkau telah menciptakan aku dari api, dan telah Engkau ciptakan Adam dari
tanah". (Quran).

Jelas, Iblis adalah seorang kreasionis (baca: anti-evolusionis) sejati.
Perkataannya bahwa dirinya telah diciptakan dari api itu adalah perkataan
yang benar. Tapi kita tak dapat mengatakan bahwa perkataannya itu adalah
perkataan Allah. Sebab ketika kita menisbahkan suatu perkataan, penisbahan
itu didasari oleh "siapa" yang mengucapkan atau menuliskan suatu perkataan.
Bukan didasari oleh "apa" yang terkandung di dalamnya. Adapun kalau anda
mengatakan bahwa ilmu Iblis tentang keterciptaan dirinya dari api, adalah
kebenaran dari Allah, maka perkataan ini masih bisa diterima. Sekali lagi,
bedakan antara ilmu yang bersifat umum dan perkataan benar yang bersifat
khusus.

Terakhir, anda mengatakan:

"Dan sampai saat ini sudah miliaran manusia yang pernah berkata: "seakan
Allah menegur saya....", atau "seakan Allah berkata pada saya....", atau
"seakan Allah menghibur saya...", dst. Semua itu terucap tanpa ada
konsekuensi hukum bahwa orang itu mengadakan dusta thd Allah."

Coba bandingkan pernyataan "seakan Allah berkata pada saya..." dengan
pernyataan:

"Akhirnya
ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, 'Tuhan, mengapa wanita begitu mudah
menangis?'

Tuhan berkata:

Mudah-mudahan anda dapat membedakan keduanya dengan cermat.

Abir

On 5/17/08, dr. Sony H.W <sonym4n@gmail.com> wrote:
>
> Sdr Abir, Saya paham maksud anda. Anda ingin mensucikan Allah dari
> kekotoran perkataan manusia yang bercampur aduk di dalamnya kebenaran dan
> kebatilan.
>
> Tapi, Menurut pandangan saya perkataan yang benar, siapa pun yang
> mengucapkannya maka itu dari Tuhan, itu merupakan ayat Allah yang tak
> tertulis.
>
> Sekali saja anda menganggap ada kebenaran yang bukan dari Tuhan, anda telah
> melakukan perbuatan syirik.
>
> Bahkan lebih baik berkata bahwa bila ada satu kata saja kebenaran yang
> terucap dari seorg Firaun, adalah perkataan dari Tuhan.
>
> Jadi kalau sesuatu itu benar, saya lebih suka mendengar seseorg berpendapat
> bahwa itu ayat Allah yang tak tertulis...daripada saya mendengar pendapat
> anda bahwa ayat Allah hanya yang tertulis di al-Quran. Dan membatasi Tuhan
> hanya dengan Al-Quran.
>
> Dan sampai saat ini sudah miliaran manusia yang pernah berkata: "seakan
> Allah menegur saya....", atau "seakan Allah berkata pada saya....", atau
> "seakan Allah menghibur saya...", dst. Semua itu terucap tanpa ada
> konsekuensi hukum bahwa orang itu mengadakan dusta thd Allah.
>
> Sdr Abir, Anda perlu introspeksi cara pandang anda.
>
> Demikian sudut pandang saya. Kira2 ada kesalahan dalam sudut pandang saya?
> Mohon koreksi.
>
> ^_^
> Trims
> Salam
> Sony
> Messenger:
> s0nyman@msn.com
> s0nyman@yahoo.com
> sonym4n@gmail.com
> BBpin:25207cf3
>
>
12b.

Re: (OOT) WANITA CANTIK---TUK ABIR DAN RIZKI

Posted by: "Agung Argopo" gopo_alhusna@yahoo.co.id   gopo_alhusna

Sun May 18, 2008 1:18 am (PDT)

Ada-apa ini! ? ada apa!? waduh mas Abir, otak achi
kurang dalem buat nangkep diskusinya mas abir yang
hmmm... hmmm... :-))

hehehe... selamat berdiskusi aja deh! lagi kagak bisa
mikir, ngurusin perut yang melendung aja udah pusing!

tapi seru nih! ayo ada lagi gak yang nanggepin?

salam cintah
dari WANITA CANTIK
Achi TM

________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

13.

Re: TANGGAPAN--(OOT) WANITA CANTIK--TUK MAS ABIR

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Sat May 17, 2008 9:40 pm (PDT)

Lebih salam kenal!!!
Maunya kenalan mulu nih akyu...

Di sini aku cuma ingin menambahkan saja
Semoga dapat pula diterima

Mas Abir mengapresiasikan sebuah kalimat di bawah:

> 'Dan
> akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.
>
> Ini adalah
> khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.'

Menurut Mas Abir:
Air mata jelas bukan khusus milik wanita. Laki-laki pun memilikinya.
Kalau yang dimaksud penulis adalah bahwa wanita lebih punya
kecenderungan "meneteskan air mata", mudah-mudahan ia tak bermaksud
menganjurkan para wanita untuk mudah cengeng.

Menurutku:
Kata khusus yang dituliskan memiliki maksud "bahwa wanita memang kebanyakan berhati lembut hingga dia mudah untuk menguraikan air mata".
Jika air mata dikatakan khusus milik wanita, ada benarnya juga. Karena secara umum air mata milik semua orang--artinya milik kaum laki-laki juga.
Entah kenapa, aku pun bisa melihat bahwa seorang laki-laki memang sanggup dan lebih unggul dalam menyimpan kesedihan hingga tidak jarang mereka sanggup menangis hanya dalam diam atau tidak mengeluarkan air mata.
Lain hal dengan wanita, memang ada wanita yang daya tangguhnya tinggi, hingga air mata bukan ciri-ciri mereka. Namun kebanyakan wanita adalah berperasaan sensitif hingga air mata bukan hal aneh untuk mereka keluarkan.

Dan interpretasiku bahwa tulisan tersebut tidak ada maksud menyuruh wanita untuk cengeng. Tulisan tersebut hanya menggambarkan bagaimana wanita itu pada umumnya. Seseorang yang lembut dan peka hatinya.

Jadi, ada kesimpulan sedikit nih:
Air mata secara "khusus" milik wanita --- pakai tanda petik ya Mas Abir
Air mata secara umum milik semua insan --- tidak terkecuali kaum laki-laki

Berikutnya Mas Abir mengapresiasikan kalimat ini:

>
> 'Kau tahu:
> Kecantikan
> seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang
ia
> tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.'
>
> 'Kecantikan
> seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu
hatinya -
> tempat dimana cinta itu ada.

Menurut Mas Abir:

Apa hubungan antara menangis dan kecantikan mata? Mungkin, karena air
mata itu berfungsi sebagai pembersih, orang yang sering menangis tentu
memiliki mata yang sehat. Tapi kayaknya bukan dari sudut medis
potongan tulisan itu perlu dipandang. Menangis, dalam kapasitas
tertentu, bisa menjadi indikator lembut tidaknya hati. Hati yang
lembut memang salah satu segi kecantikan wanita. Nampaknya kecantikan
batin inilah yang ingin ditunjuk oleh penulis. Kecantikan batin yang
terpantul dari sorot mata yang teduh dan penuh kasih. Bukan keindahan
visual mata wanita yang dilihat berdasarkan bola mata yang besar, bulu
mata yang lentik atau kelopak mata yang memanjang dan tidak melebar.
Atau, apalagi, merahnya mata setelah menangis.

Menurutku:

Aku pernah loh melihat seseorang yang kala itu menangis, dan sungguh dia sangat cantik. Entah kenapa seperti itu? Mungkin karena tangisannya bukan dengan histeria, melainkan dalam kesedihan yang mengharu-biru (pinjem kata-katanya Dani). Ya... kalau ini sih siapa yang melihatnya, sifatnya lebih pada subjektif Mas Abir. Tapi perihal kecantikan mata aku setuju dengan Mas Abir. Tentu di sini bukan ditafsirkan secara harfiah. Dan memang akan merujuk pada kecantikan batin wanita tersebut yang tentunya penuh dengan kasih sayang dan cinta.

Ok... deh segitu aja.
Itu penafsiranku loh....
Pokoke enak juga ya kita diskusi
Seperti kita merasakan kehangatan topik wacana dalam kelas

Salam

Divin Nahb

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Yahoo! Groups

Lawn & Garden

ideas and tips

for a green thumb.

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: