Minggu, 01 Februari 2009

[FISIKA] Digest Number 2659

Messages In This Digest (8 Messages)

1.
Photonics Event From: petrus indrianto surjadi
2a.
Bls: [FISIKA] tanya DFT From: imam baihaki
2b.
Re: Bls: [FISIKA] tanya DFT From: Ahmad-Ridwan Tresna NUGRAHA
2c.
Re: Bls: [FISIKA] tanya DFT From: Ahmad-Ridwan Tresna NUGRAHA
3.
International Workshop on Advanced Material for New and Renewable En From: L.T. Handoko
4a.
Re: Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak? From: Ma'rufin Sudibyo
4b.
Re: Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak? From: Ma'rufin Sudibyo
5.
Re: Apa yg didapat dari hasil pengamatan GMC  2009 ini? From: Ma'rufin Sudibyo

Messages

1.

Photonics Event

Posted by: "petrus indrianto surjadi" iyang24tea@yahoo.com   iyang24tea

Fri Jan 30, 2009 5:17 pm (PST)

Photonics Event
Connecting Students and Companies

   Event      Programme      Venue      Companies      About   
Organized by IEEE/LEOS Benelux Student Chapter

WHAT? 20 innovative companies specialized in photonics present their activities »
VENUE 'De Therminal'
Hoveniersberg 24, Ghent »
DATE Monday, 30 March, 2009
14:00 - 18:00
 

www.photonicsevent.be

Kind regards,

Petrus Indrianto Ronald S
Photonics Engineering
Ghent University
Ghent - Belgium 

2a.

Bls: [FISIKA] tanya DFT

Posted by: "imam baihaki" amibee1st@yahoo.com   amibee1st

Sat Jan 31, 2009 4:58 am (PST)

Moderator Edit:

DFT yang dimaksud disini adalah Density Functional Theory, bukan Discrete Fourier Transform.

End Moderator Edit:

coba cari aja buku numerical recipes...
disitu ada penjelasan mengenai DFT 
atao klo masih pengen yang lebih jelas, cari aja buku tentang DSP.
semoga membantu

M Imam Baihaki

Instrumentation Physics

Physics Department Of Institute Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

--- Pada Kam, 29/1/09, isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com> menulis:
Dari: isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com>
Topik: [FISIKA] tanya DFT
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 Januari, 2009, 10:53 PM

Salam semua anggota milis
 
Saya sekarang sedang belajar tentang DFT. Dan sudah mengumpulkan berbagai paper tentang penyelesaian sifat fisis material, seperti struktur elektronik menggunakan metode self-consistency Kohn-Sham. Dan saya kesulitan untuk nyari sumber (paper, jurnal dan lain2) yang membahasa tentang analitik nya (terutama yang manjabarkan tentang perolehan potensial Exchange-Correlatio n dan Hartree nya). Semuanya cuma manampilkan hasil akhir perhitungan/ komputasinya. Kalau ada yang bisa manunjukkan dimana bisa nyari paper tentang itu tolong informasinya. Atau mgkn paket program ataupun script program DFT (walaupun sederhana).. .
Terimakasih sebelumnya.
 
Salam
Hilmi











Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com
2b.

Re: Bls: [FISIKA] tanya DFT

Posted by: "Ahmad-Ridwan Tresna NUGRAHA" art.nugraha@gmail.com   art.nugraha

Sat Jan 31, 2009 12:43 pm (PST)

Iya Mas Imam, DFT ada banyak jabarannya. Konteks di sini adalah "Density
Functional Theory" karena dari pertanyaan Hilmi di situ disebutkan tentang
persamaan Kohn-Sham.

Hilmi, dulu tentang referensi DFT sudah pernah dibahas di milis ini.
Ini arsipnya:
http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/12717

Salam.

2009/1/31 imam baihaki <amibee1st@yahoo.com>

> coba cari aja buku numerical recipes...
> disitu ada penjelasan mengenai DFT
> atao klo masih pengen yang lebih jelas, cari aja buku tentang DSP.
> semoga membantu
>
> M Imam Baihaki
> Instrumentation Physics
> Physics Department Of Institute Teknologi Sepuluh Nopember
> Surabaya
>
> --- Pada *Kam, 29/1/09, isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com>* menulis:
>
> Dari: isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com>
> Topik: [FISIKA] tanya DFT
> Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Tanggal: Kamis, 29 Januari, 2009, 10:53 PM
>
> Salam semua anggota milis
>
> Saya sekarang sedang belajar tentang DFT. Dan sudah mengumpulkan berbagai
> paper tentang penyelesaian sifat fisis material, seperti struktur elektronik
> menggunakan metode self-consistency Kohn-Sham. Dan saya kesulitan untuk
> nyari sumber (paper, jurnal dan lain2) yang membahasa tentang analitik nya
> (terutama yang manjabarkan tentang perolehan potensial Exchange-Correlatio n
> dan Hartree nya). Semuanya cuma manampilkan hasil akhir perhitungan/
> komputasinya. Kalau ada yang bisa manunjukkan dimana bisa nyari paper
> tentang itu tolong informasinya. Atau mgkn paket program ataupun script
> program DFT (walaupun sederhana).. .
> Terimakasih sebelumnya.
>
> Salam
> Hilmi
>
>
> ------------------------------
> Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
> <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
>
>
2c.

Re: Bls: [FISIKA] tanya DFT

Posted by: "Ahmad-Ridwan Tresna NUGRAHA" art.nugraha@gmail.com   art.nugraha

Sat Jan 31, 2009 12:44 pm (PST)

Untuk program/paket DFT gratisan yg cukup bagus menurut saya adalah abinit:
http://www.abinit.org

Kalo pake ubuntu linux sangat mudah menginstal-nya karena sudah masuk di
repositori standar:*
sudo apt-get install abinit*

Belajar abinit dari tutorial online:
http://www.abinit.org/Infos_v5.5/tutorial/welcome.html

Salam.

2009/2/1 Ahmad-Ridwan Tresna NUGRAHA <art.nugraha@gmail.com>

> Iya Mas Imam, DFT ada banyak jabarannya. Konteks di sini adalah "Density
> Functional Theory" karena dari pertanyaan Hilmi di situ disebutkan tentang
> persamaan Kohn-Sham.
>
> Hilmi, dulu tentang referensi DFT sudah pernah dibahas di milis ini.
> Ini arsipnya:
> http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/12717
>
> Salam.
>
> 2009/1/31 imam baihaki <amibee1st@yahoo.com>
>
> coba cari aja buku numerical recipes...
>> disitu ada penjelasan mengenai DFT
>> atao klo masih pengen yang lebih jelas, cari aja buku tentang DSP.
>> semoga membantu
>>
>> M Imam Baihaki
>> Instrumentation Physics
>> Physics Department Of Institute Teknologi Sepuluh Nopember
>> Surabaya
>>
>> --- Pada *Kam, 29/1/09, isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com>* menulis:
>>
>> Dari: isom hilmy <isomhilmy@yahoo.com>
>> Topik: [FISIKA] tanya DFT
>> Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
>> Tanggal: Kamis, 29 Januari, 2009, 10:53 PM
>>
>> Salam semua anggota milis
>>
>> Saya sekarang sedang belajar tentang DFT. Dan sudah mengumpulkan berbagai
>> paper tentang penyelesaian sifat fisis material, seperti struktur elektronik
>> menggunakan metode self-consistency Kohn-Sham. Dan saya kesulitan untuk
>> nyari sumber (paper, jurnal dan lain2) yang membahasa tentang analitik nya
>> (terutama yang manjabarkan tentang perolehan potensial Exchange-Correlatio n
>> dan Hartree nya). Semuanya cuma manampilkan hasil akhir perhitungan/
>> komputasinya. Kalau ada yang bisa manunjukkan dimana bisa nyari paper
>> tentang itu tolong informasinya. Atau mgkn paket program ataupun script
>> program DFT (walaupun sederhana).. .
>> Terimakasih sebelumnya.
>>
>> Salam
>> Hilmi
>>
>>
>> ------------------------------
>> Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
>> <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
>> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
>> @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
>>
>>
>
>
>
3.

International Workshop on Advanced Material for New and Renewable En

Posted by: "L.T. Handoko" handoko@teori.fisika.lipi.go.id   lt.handoko

Sat Jan 31, 2009 4:58 am (PST)

Mohon maaf, ada titipan informasi :

Date :

8-11 June 2009

The International Workshop on Advanced Material for New and Renewable
Energy is organized by Research Center for Physics, Indonesian
Institute of Sciences (LIPI), in co-operation with ASEAN Sub Committee
on Material Science and Technology (SCMST) and Sub Committee on
Non-Conventional Energy Research (SCNCER). Its primary objective is to
provide an effective media for sharing of information about research
in material for energy and its application. This event is also of
importance for creating network, collecting and Date :

8-11 June 2009

The International Workshop on Advanced Material for New and Renewable
Energy is organized by Research Center for Physics, Indonesian
Institute of Sciences (LIPI), in co-operation with ASEAN Sub Committee
on Material Science and Technology (SCMST) and Sub Committee on
Non-Conventional Energy Research (SCNCER). Its primary objective is to
provide an effective media for sharing of information about research
in material for energy and its application. This event is also of
importance for creating network, collecting and coordinating
information, so that research planners in this area are able to avoid
double or redundant experiment.

Developing advanced energy technologies requires more than applied
research and development. Basic research in advanced material for new
and renewable energy will be the foundation for progress on energy
technologies with zero pollution. Electricity storage, solar cells,
fuel cells, hydrogen production and storage just a few examples. It is
creative linkages between basic research and applied technology
development that will pinpoint these opportunities.

This event also has aim to encourage member country and the rest of
the world whose concern in Climate Change and Global Warming as a
world issue to find a feasible solution for this matter.

Info :

http://amnre2009.fisika.lipi.go.id coordinating information, so
that research planners in this area are able to avoid double or
redundant experiment.

Developing advanced energy technologies requires more than applied
research and development. Basic research in advanced material for new
and renewable energy will be the foundation for progress on energy
technologies with zero pollution. Electricity storage, solar cells,
fuel cells, hydrogen production and storage just a few examples. It is
creative linkages between basic research and applied technology
development that will pinpoint these opportunities.

This event also has aim to encourage member country and the rest of
the world whose concern in Climate Change and Global Warming as a
world issue to find a feasible solution for this matter.

Info :

http://amnre2009.fisika.lipi.go.id

4a.

Re: Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Sat Jan 31, 2009 4:58 am (PST)

Yth. Pak Rovicky dan miliser lainnya..

Kalo kaitannya dengan defleksi cahaya akibat keberadaan benda massif seperti Matahari, sebenarnya kuantitas defleksi itu tidak bergantung kepada panjang gelombang foton cahaya-nya. Memang defleksi cahaya saat melintasi zona transisi antara medium
yang lebih rapat dengan medium yang kurang rapat, atau kita kenal
sebagai pembiasan, itu bergantung kepada panjang gelombangnya. Namun untuk kasus Matahari, bukan itu permasalahannya, karena defleksi itu terjadi akibat adanya efek Relativitas Umum. Relativitas Umum meramalkan bahwa setiap jenis foton, pada panjang gelombang berapapun, yang berasal dari bintang-bintang jauh dan kebetulan tepat melintas di permukaan sebuah benda massif bermassa M dengan jejari R, maka lintasan berkas foton itu akan didefleksikan sejauh j = 4GM/c2R dengan c = kecepatan cahaya di ruang vakum dan G = tetapan gravitasi universal. Jika kita terapkan pendekatan ini kepada Matahari, akan diperoleh besarnya defleksi = 1,75 detik busur atau tepat 2 kali lipat nilai yang diramalkan oleh mekanika Newton.

Defleksi ini berlaku untuk smeua jenis foton, dan nilainya akan semakin membesar ketika R berkurang (dengan M tetap). Sehingga kalo kita mau sedikit "bermain-main" dengan fenomena ini, kita akan mendapati bahwa pada R tertentu, dimana untuk Matahari terjadi pada jejari 1,4 km dan pada Bumi di jejari 3 cm, defleksi cahayanya bernilai 180 derajat atau terkesankan bahwa cahaya itu dibelokkan kembali ke sumber asalnya. Namun pengkajian lebih lanjut menunjukkan bahwa cahaya itu tidaklah dibelokkan kembali ke asal, namun malah terjatuh ke permukaan benda massif tersebut akibat demikian kuatnya medan gravitasi di permukaannya. Inilah kondisi yang kemudian dinamakan sebagai lubang hitam alias black hole, monsternya jagat raya.

Sementara persoalan radiasi UV, yang memang selalu dikhawatirkan tiap kali melakukan pengamatan Gerhana Matahari, itu sepenuhnya bergantung kepada respons mata akan kondisi pencahayaan ketika gerhana. Saya dulu punya papernya (cetak), namun sayang kini sudah hilang, yang menjelaskan soal ini lengkap dengan perhitungan matematisnya. Intinya, ketika terjadi Gerhana, maka pencahayaan dari Matahari berkurang dan akibatnya intensitas sinar yang mengenai mata pun berkurang. Ini merangsang pupil mata untuk membuka lebih lebar sebagai respons akan keredupan tersebut. Nah permasalahannya, pelebaran pupil ini membuat intensitas cahaya yang diterima lensa mata justru menjadi lebih besar ketimbang kondisi normal. Dan inilah yang mengkhawatirkan. Radiasi inframerahnya sih gak begitu mengkhawatirkan, karena radiasi ini sudah cukup banyak diserap oleh molekul2 air di atmosfer, sehingga kuantitas yang jatuh ke permukaan Bumi sudah cukup kecil. Namun radiasi
ultraviolet-nya masih besar dan inilah yang dikhawatirkan bisa merusak syaraf-syaraf penglihatan mata.

Btw, cincinnya Iffah bukan dari Matahari, hehehe

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovicky@Gmail.com>
To: astronomi_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 30, 2009 12:03:23 PM
Subject: Re: [astronomi_indonesia] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Mas Marufin,
Kalau dari spektrum cahaya. Apakah UV lebih susah terbelokkan ketimbang Infra Red ?
Nah apakah ini yang menyebabkan UV masuk lebih banyak ketimbang spektrum cahaya lain sehingga lebih merusak mata ?

Eh cincinya karatnya berkurang lah udah you ambil buat Iffah, gimana ? :)

Salam
RDP

2009/1/29 Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo. com>

Yup. Hanya gerhana matahari total (GMT) yang bisa membuktikan teori relativitas umum Einstein, berupa pembelokan cahaya bintang2 jauh yang kebetulan posisinya ada di dekat Matahari (jika dilihat dari Bumi tentunya). Pembelokan/defleksi cahaya ini bisa terjadi akibat melengkungnya ruang waktu di sekitar Matahari yang massanya massif itu.

Btw, sebagai tambahan, meski Eddington dan timnya adalah yang pertama kali melaksanakan pengamatan ini, pada Gerhana Matahari Total 1919 namun hasilnya kemudian rada diragukan (karena akurasinya rendah, terdapat kesalahan sistematis dan bias, walopun re-analisis masa kini menunjukkan analisa Eddington sudah tepat). Konfirmasi kesahihan defleksi cahaya di dekat Matahari datang dari Erwin Freudlich dkk, yang melaksanakan pengamatan Gerhana Matahari Total 1929 di Sumatra (!).

So, sedikit nasionalis yuk..berbahagialah kita, Sumatra lagi menjadi tempat yang penting. Pada 1929 menjadi arena pengujian teori Einstein. Dan pada 2009 ini, menjadi pusat perhatian dunia akan Gerhana Cincin.

Btw, cincinnya berapa karat ya ?

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Edwards <edwards.taufiqurrah man@gmail. com>

To: astronomi_indonesia @yahoogroups. com
Sent: Thursday, January 29, 2009 10:54:19 AM

Subject: Re: [astronomi_indonesi a] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Waduh, dari mana nih sumbernya? Salah nih, sebab gerhana yang dijadikan pembuktian teori Einstein itu adalah gerhana matahari TOTAL, bukan cincin.

Kalau mau melakukan pengamatan ini, pilih obyek yg cukup terang dan polanya jelas yang kebetulan berada di belakang matahari pas gerhana terjadi. Misalnya Pleiades. Nah, kapan ada gerhana matahari yang juga mengokultasi Pleiades, itu yang perlu diketahui dulu.

2009/1/26 zuhair al-bantani <zuhair1410@gmail. com>

Eddington melakukan pengamatan tersebut saat terjadi gerhana Matahari
Cincin, karena memang hanya pada saat itulah cahaya bintang-bintang
yang ada di belakang Matahari dapat terlihat (bila kondisi biasa,
tentu cahaya Matahari itu sendiri akan mengalahkan cahaya
bintang-bintang di belakangnya) . Selanjutnya, citra yang ditangkap
pada saat gerhana Matahari tersebut dibandingkan dengan citra latar
bintang yang serupa, namun pada waktu di mana tidak ada matahari di
sana.
__

--
"The hardest part was letting go not taking part" (Coldplay - The Hardest Part)

Edwards Taufiqurrahman
http://stillskywalk er.wordpress. com/
http://cosmicemissi on.wordpress. com/

--
Dongeng anget :
http://rovicky. wordpress. com/2009/ 01/27/melihat- evolusi-jalur- gaza-dari- peta/


4b.

Re: Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Sat Jan 31, 2009 4:58 am (PST)

Yth. Pak Rovicky dan miliser lainnya..

Kalo kaitannya dengan defleksi cahaya akibat keberadaan benda massif seperti Matahari, sebenarnya kuantitas defleksi itu tidak bergantung kepada panjang gelombang foton cahaya-nya. Memang defleksi cahaya saat melintasi zona transisi antara medium
yang lebih rapat dengan medium yang kurang rapat, atau kita kenal
sebagai pembiasan, itu bergantung kepada panjang gelombangnya. Namun untuk kasus Matahari, bukan itu permasalahannya, karena defleksi itu terjadi akibat adanya efek Relativitas Umum. Relativitas Umum meramalkan bahwa setiap jenis foton, pada panjang gelombang berapapun, yang berasal dari bintang-bintang jauh dan kebetulan tepat melintas di permukaan sebuah benda massif bermassa M dengan jejari R, maka lintasan berkas foton itu akan didefleksikan sejauh j = 4GM/c2R dengan c = kecepatan cahaya di ruang vakum dan G = tetapan gravitasi universal. Jika kita terapkan pendekatan ini kepada Matahari, akan diperoleh besarnya defleksi = 1,75 detik busur atau tepat 2 kali lipat nilai yang diramalkan oleh mekanika Newton.

Defleksi ini berlaku untuk smeua jenis foton, dan nilainya akan semakin membesar ketika R berkurang (dengan M tetap). Sehingga kalo kita mau sedikit "bermain-main" dengan fenomena ini, kita akan mendapati bahwa pada R tertentu, dimana untuk Matahari terjadi pada jejari 1,4 km dan pada Bumi di jejari 3 cm, defleksi cahayanya bernilai 180 derajat atau terkesankan bahwa cahaya itu dibelokkan kembali ke sumber asalnya. Namun pengkajian lebih lanjut menunjukkan bahwa cahaya itu tidaklah dibelokkan kembali ke asal, namun malah terjatuh ke permukaan benda massif tersebut akibat demikian kuatnya medan gravitasi di permukaannya. Inilah kondisi yang kemudian dinamakan sebagai lubang hitam alias black hole, monsternya jagat raya.

Sementara persoalan radiasi UV, yang memang selalu dikhawatirkan tiap kali melakukan pengamatan Gerhana Matahari, itu sepenuhnya bergantung kepada respons mata akan kondisi pencahayaan ketika gerhana. Saya dulu punya papernya (cetak), namun sayang kini sudah hilang, yang menjelaskan soal ini lengkap dengan perhitungan matematisnya. Intinya, ketika terjadi Gerhana, maka pencahayaan dari Matahari berkurang dan akibatnya intensitas sinar yang mengenai mata pun berkurang. Ini merangsang pupil mata untuk membuka lebih lebar sebagai respons akan keredupan tersebut. Nah permasalahannya, pelebaran pupil ini membuat intensitas cahaya yang diterima lensa mata justru menjadi lebih besar ketimbang kondisi normal. Dan inilah yang mengkhawatirkan. Radiasi inframerahnya sih gak begitu mengkhawatirkan, karena radiasi ini sudah cukup banyak diserap oleh molekul2 air di atmosfer, sehingga kuantitas yang jatuh ke permukaan Bumi sudah cukup kecil. Namun radiasi
ultraviolet-nya masih besar dan inilah yang dikhawatirkan bisa merusak syaraf-syaraf penglihatan mata.

Btw, cincinnya Iffah bukan dari Matahari, hehehe

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovicky@Gmail.com>
To: astronomi_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 30, 2009 12:03:23 PM
Subject: Re: [astronomi_indonesia] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Mas Marufin,
Kalau dari spektrum cahaya. Apakah UV lebih susah terbelokkan ketimbang Infra Red ?
Nah apakah ini yang menyebabkan UV masuk lebih banyak ketimbang spektrum cahaya lain sehingga lebih merusak mata ?

Eh cincinya karatnya berkurang lah udah you ambil buat Iffah, gimana ? :)

Salam
RDP

2009/1/29 Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo. com>

Yup. Hanya gerhana matahari total (GMT) yang bisa membuktikan teori relativitas umum Einstein, berupa pembelokan cahaya bintang2 jauh yang kebetulan posisinya ada di dekat Matahari (jika dilihat dari Bumi tentunya). Pembelokan/defleksi cahaya ini bisa terjadi akibat melengkungnya ruang waktu di sekitar Matahari yang massanya massif itu.

Btw, sebagai tambahan, meski Eddington dan timnya adalah yang pertama kali melaksanakan pengamatan ini, pada Gerhana Matahari Total 1919 namun hasilnya kemudian rada diragukan (karena akurasinya rendah, terdapat kesalahan sistematis dan bias, walopun re-analisis masa kini menunjukkan analisa Eddington sudah tepat). Konfirmasi kesahihan defleksi cahaya di dekat Matahari datang dari Erwin Freudlich dkk, yang melaksanakan pengamatan Gerhana Matahari Total 1929 di Sumatra (!).

So, sedikit nasionalis yuk..berbahagialah kita, Sumatra lagi menjadi tempat yang penting. Pada 1929 menjadi arena pengujian teori Einstein. Dan pada 2009 ini, menjadi pusat perhatian dunia akan Gerhana Cincin.

Btw, cincinnya berapa karat ya ?

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Edwards <edwards.taufiqurrah man@gmail. com>

To: astronomi_indonesia @yahoogroups. com
Sent: Thursday, January 29, 2009 10:54:19 AM

Subject: Re: [astronomi_indonesi a] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?

Waduh, dari mana nih sumbernya? Salah nih, sebab gerhana yang dijadikan pembuktian teori Einstein itu adalah gerhana matahari TOTAL, bukan cincin.

Kalau mau melakukan pengamatan ini, pilih obyek yg cukup terang dan polanya jelas yang kebetulan berada di belakang matahari pas gerhana terjadi. Misalnya Pleiades. Nah, kapan ada gerhana matahari yang juga mengokultasi Pleiades, itu yang perlu diketahui dulu.

2009/1/26 zuhair al-bantani <zuhair1410@gmail. com>

Eddington melakukan pengamatan tersebut saat terjadi gerhana Matahari
Cincin, karena memang hanya pada saat itulah cahaya bintang-bintang
yang ada di belakang Matahari dapat terlihat (bila kondisi biasa,
tentu cahaya Matahari itu sendiri akan mengalahkan cahaya
bintang-bintang di belakangnya) . Selanjutnya, citra yang ditangkap
pada saat gerhana Matahari tersebut dibandingkan dengan citra latar
bintang yang serupa, namun pada waktu di mana tidak ada matahari di
sana.
__

--
"The hardest part was letting go not taking part" (Coldplay - The Hardest Part)

Edwards Taufiqurrahman
http://stillskywalk er.wordpress. com/
http://cosmicemissi on.wordpress. com/

--
Dongeng anget :
http://rovicky. wordpress. com/2009/ 01/27/melihat- evolusi-jalur- gaza-dari- peta/


5.

Re: Apa yg didapat dari hasil pengamatan GMC  2009 ini?

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Sat Jan 31, 2009 4:58 am (PST)

Terus terang, ini pertanyaan yang sulit dijawab...

Kalo kami yang amatir2 di Rukyatul Hilal Indonesia, yang sejak 13 Desember 2008 secara resmi telah berubah nama menjadi Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu Falak Rukyatul Hilal Indonesia (LP2IF RHI), ada beberapa hal yang ingin disasar dari ekspedisi Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009 lalu :

1. Membandingkan waktu-waktu kontak gerhana yang teramati dengan waktu yang diprediksikan oleh berbagai sistem hisab.
2. Mengukur perubahan suhu saat gerhana.
3. Mengukur perubahan ketinggian permukaan air laut saat gerhana.
4. Mengamati dan mendokumentasikan anomali aktivitas fauna saat gerhana.Dari keempat sasaran tersebut, memang yang jadi fokus kami adalah yang pertama. Sebagaimana diketahui, ada banyak sekali sistem hisab alias sistem perhitungan posisi Bulan dan Matahari yang digunakan oleh Umat Islam Indonesia, namun secara garis besar sistem-sistem hisab tersebut bisa diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar :

* Sistem hisab taqribi (pendekatan/approksimasi)

* Sistem hisab tahqiqi (perbaikan dari tahqiqi)

* Sistem hisab kontemporer (modern)
Kami di LP2IF RHI secara resmi menggunakan sistem hisab kontemporer berbasis Algoritma Jean Meeus dengan tambahan aplikasi ELP 2000/82 untuk teori gerak Bulan (dimana algoritma dan tambahannya ini telah divisualisasikan secara indah sekali dalam Starry Night ataupun software2 sejenis). Namun mayoritas Umat islam Indonesia (dalam kuantitas katakanlah 80 %) masih bergantung kepada praktisi falakiyyah yang mendasarkan perhitungannya pada sistem hisab taqribi, dimana yang populer misalnya yang berbasis kitab Sullam al Nayyirain. Nah, sistem-sistem hisab tersebut boleh dikata jarang sekali dikalibrasi dengan hasil pengamatan dalam event lain di luar rukyat hilaal, misalnya dalam peristiwa gerhana yang tergolong rare events, seperti Gerhana Matahari Cincin, Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Bulan Sebagian dan Gerhana Bulan Penumbral. Dengan pengamatan GMC 2009, salah satu harapannya bisa dilakukan semacam "seleksi" terhadap sistem2 hisab yang layak untuk
digunakan (dalam kaidah ilmiyah), untuk kemudian bisa ditindaklanjuti.

Untuk keperluan tersebut, dibangun titik pengamatan di dua lokasi : Pantai Anyer (Banten) dan Balai Rukyat Condrodipo Gresik (Jawa Timur). Saya sendiri seharusnya berada di Anyer, namun secara aksidental (karena gangguan radang tenggorok yang sambarannya masih terasa sampe saat ini), hanya bisa mengamati di Cirebon (Jawa Barat). Mungkin ini blessing in disguisse, karena tersedia 3 lokasi pengamatan yang hampir membentuk garis lurus, dengan bagian tengah (Cirebon) sebagai titik referensi bagi yang lain.

Hasilnya masih kami olah. Namun sejauh ini bisa disimpulkan, sejumlah sistem hisab (misalnya saja seperti Ittifaq Dzatil Bain dan Almanak Menara Kudus) memberikan prediksi kontak awal gerhana yang meleset cukup jauh dari hasil pengamatan (menara Kudus = jam 12:52 WIB, Ittifaq = 14:39 WIB, sementara kontak gerhana sebagaimana teramati di Cirebon adalah 15:23 WIB).

Catatan perubahan suhu masih dikompilasi oleh tim Anyer. Untuk pengamatan di Cirebon, pencatatan suhu menggunakan termometer dinding biasa dengan batas skala terkecil 1 derajat C, sehingga sulit untuk mengukur perubahan suhu dalam rentang di bawah 0,5 derajat C. Demikian pula catatan perubahan ketinggian permukaan air laut masih dikompilasi tim Anyer. Untuk perubahan perilaku fauna, baik di Cirebon maupun di Anyer tidak ada anomali yang mencolok, misalnya gerakan burung ataupun hewan-hewan lain yang gelisah.

Demikian untuk sementara yang bisa disampaikan.

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovicky@Gmail.com>
To: astronomi_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 31, 2009 11:29:06 AM
Subject: Re: [astronomi_indonesia] Apa yg didapat dari hasil pengamatan GMC 2009 ini?

Aku juga pingin tau nih.
Adakah perubahan spektrum sinar matahari ketika normal dan saat
tertutup serta normal lagi.
Adakah hasil pengamatan sblmnya dimana aja ?

Rdp

On 1/31/09, USMAN SETIYANTO <usanto168@yahoo. co.id> wrote:
> p.Ma'rufin, p. Anton dkk semua......
>
> sungguh..... luar biasa bapak2 telah membagi ilmu kepada kami2 yg awam di
> milis ini...
> ini merupakan pencerahan yg sangat bermanfaat dalam mensosialisasikan betapa
> dgn ilmu astronomi kita semua bisa mengungkap satu per satu rahasia alam
> semesta ini.
>
> seandainya ada yg bisa sharing:
> apa yg didapat dari hasil pengamatan GMC 2009 ini?
> rahasia alam semesta apa yg bisa diungkap?
> Tentu bukanlah sekedar hasil photo2 cantik fenomena alam GMC
> doank....... ......... .kan?
>
> kami tunggu pencerahan dari bapak2/ibu2 semua.....
>
> terima kasih & salam untuk semuanya!!
>
> ===USman===
> Teluk Bintuni-Papua
>
>
> --- Pada Jum, 30/1/09, Anton William <astro_william@ yahoo.com> menulis:
>
> Dari: Anton William <astro_william@ yahoo.com>
> Topik: Re: [astronomi_indonesi a] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba gak?
> Kepada: astronomi_indonesia @yahoogroups. com
> Tanggal: Jumat, 30 Januari, 2009, 10:54 AM
>
>
>
>
>
>
> Pak Ma'rufin,
>
> Saya pernah liat tayangan tv, waktu itu justru dikatakan Einstein datang
> langsung ke Bengkulu, penasaran mau menguji sendiri cenah :P. Ini beritanya
> bener apa engga, ya?
>
> Einstein khan memprediksi pembelokan cahaya di dekat Matahari akan
> menyebabkan objek bergeser 1.75 detik busur.
>
> Ekspedisi Eddington ke kepulauan Principe di Afrika pada 1919 bertujuan
> memanfaatkan fenomena langka, gerhana Matahari total, untuk menguji prediksi
> Einstein. Gerhana terjadi berdekatan dengan gugus terang Hyades sehingga
> ekspektasi orang pada saat itu sangat tinggi. Eddington berhasil melakukan
> pemotretan.
>
> Beberapa bulan kemudian sebagian tim ekspedisi mengambil foto pada arah
> langit yang sama dengan kejadian gerhana. Pelat Eddington kemudian
> dibandingkan dengan pelat yang diambil kemudian lalu dipelajari apakah ada
> pergeseran. Dua analisis yang dilakukan secara paralel masing-masing
> menghasilkan angka pergeseran 1".98 +/- 0."30 dan 1".61 +/- 0."30. Prediksi
> Einstein, yaitu 1".75, masih berada dalam rentang kesalahan. Einstein pasti
> sengan sekali dengan hasil eksperimen.
>
> Ada yang menarik dengan pengumuman hasil eksperimen ini. Pengumuman
> dilakukan pada 6 November 1919 pada pertemuan British Royal Society, di
> antara tatapan Isaac Newton, mantan presiden British Royal Society sekaligus
> pencetus teori gravitasi, diwakili oleh potret besarnya yang tergantung di
> ruang pertemuan.
>
> Untuk melakukan percobaan Eddington, pengamatan harus dilakukan saat puncak
> gerhana Matahari total. Saat itu cahaya fotosfer Matahari terhalang sampai
> ke Bumi sehingga langit menjadi gelap.
>
> Pergeseran posisi bintang sebesar 1.75 detik busur tidak saja membutuhkan
> teleskop dan detektor yang baik namun juga lokasi pengamatan dengan
> turbulensi atmosfer yang rendah. Observatorium Bosscha memiliki angka seeing
> 2 detik busur sehingga pergeseran 1.75 detik busur tertelan oleh turbulensi
> atmosfer. Dengan kata lain, eksperimen Eddington tidak bisa dilakukan di
> Obs. Bosscha(?).
>
> Anton W.
>
> --- On Thu, 1/29/09, Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo. com> wrote:
> From: Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo. com>
> Subject: Re: [astronomi_indonesi a] Pengamatan Eddington, ada yang nyoba
> gak?
>
> Yup. Hanya gerhana matahari total (GMT) yang bisa membuktikan teori
> relativitas umum Einstein, berupa pembelokan cahaya bintang2 jauh yang
> kebetulan posisinya ada di dekat Matahari (jika dilihat dari Bumi tentunya).
> Pembelokan/defleksi cahaya ini bisa terjadi akibat melengkungnya ruang waktu
> di sekitar Matahari yang massanya massif itu.
>
> Btw, sebagai tambahan, meski Eddington dan timnya adalah yang pertama kali
> melaksanakan pengamatan ini, pada Gerhana Matahari Total 1919 namun hasilnya
> kemudian rada diragukan (karena akurasinya rendah, terdapat kesalahan
> sistematis dan bias, walopun re-analisis masa kini menunjukkan analisa
> Eddington sudah tepat). Konfirmasi kesahihan defleksi cahaya di dekat
> Matahari datang dari Erwin Freudlich dkk, yang melaksanakan pengamatan
> Gerhana Matahari Total
> 1929 di Sumatra (!).
>
> So, sedikit nasionalis yuk..berbahagialah kita, Sumatra lagi menjadi tempat
> yang penting. Pada 1929 menjadi arena pengujian teori Einstein. Dan pada
> 2009 ini, menjadi pusat perhatian dunia akan Gerhana Cincin.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard
> Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/

--
Sent from my mobile device

Dongeng anget :
http://rovicky. wordpress. com/2009/ 01/27/melihat- evolusi-jalur- gaza-dari- peta/


Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Support Group

Lose lbs together

Share your weight-

loss successes.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: