Rabu, 25 Februari 2009

[daarut-tauhiid] [News] Kaum Pluralis Memanipulasi Makna Ayat-Ayat Al-Quran

Kaum Pluralis
Memanipulasi Makna Ayat-Ayat Al-Quran

Bandung.
Umat Islam diimbau agar lebih berhati-hati dalam
menyerap informasi yang berasal dari kaum Liberal, dalam penyebaran paham
Pluralisme Agama. Sebab, mereka semakin canggih dalam upaya menyesatkan umat,
dengan memanipulasi ayat-ayat al-Quran. ''Mereka kutip ayat-ayat al-Quran
secara sembarangan dan diberi makna sesuai dengan kepentingan hawa nafsu
mereka. Seolah-olah ayat-ayat itu membenarkan paham Pluralisme Agama,'' kata
Adian Husaini, dalam acara kuliah Dhuha di Masjid Salman ITB, Sabtu 14/2/2009.
Adian yang juga Ketua
Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, menyebutkan sejumlah buku, bahkan disertasi
doktor bidang tafsir al-Quran yang menafsirkan al-Quran secara sembarangan. Dia
mencontohkah, pola-pola seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Snouck
Hurgronje. Kalau soal pinter tentang al-Quran, Snouck lebih pinter dari para
penyebar paham Pluralisme Agama. Snouck juga dipanggil Mufti Batavia atau Syekh
Islam di Tanah Jawa. Jadi, kata Adian, sekarang bermunculan orang-orang yang
dianggap pakar dalam al-Quran, tetapi pendapat-pendapatnya justru melenceng
dari kebenaran Islam. ''Inilah yang pernah disabdakan Rasulullah saw, bahwa
beliau khawatir akan ada orang-orang munafik yang berhujjah dengan al-Quran,''
ujarnya.
Adian menunjukkan
sebuah disertasi doktor bidang tafsir al-Quran di UIN Jakarta yang isinya
justru merusak pemahaman terhadap al-Quran. ''Jadi, cara merusak Islam pun juga
semakin canggih, dengan menggunakan ayat-ayat al-Quran dan disusun dalam bentuk
disertasi doktor ilmu al-Quran,'' kata Adian yang kemudian melanjutkan
pembahasannya di Radio KLCBS Bandung.
Paham Pluralisme Agama
yang telah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) memang terus
dipromosikan dengan berbagai cara. Menurut Adian, adakalanya yang menyebarkan
paham Pluralisme Agama ini tidak tahu bahwa paham ini salah dan merusak agama.
Tapi, adakalanya juga paham ini disebarkan secara sengaja, karena paham ini
memang laku dijual kepada negara-negara Barat.
Para pendukung
Pluralisme Agama juga tak henti-hentinya menyerang MUI. Padahal, paham
Pluralisme Agama juga ditentang keras oleh Katolik, Kristen dan Hindu. Adian
menunjukkan satu buku yang berisi daftar hitam tokoh Gereja yang diberikan
sanksi oleh Vatikan karena menyebarkan paham Pluralisme Agama. Prof. Jacques
Dupuis, misalnya, dicabut lisensinya sebagai teolog Katolik karena menyebarkan
paham Pluralisme Agama ini. Tahun 2000, Vatikan juga mengeluarkan Dekrit
Dominus Jesus yang juga mengharamkan paham Pluralisme Agama. Adian menunjukkan
inkonsistensi kaum Liberal yang tidak mengecam Vatikan, sementara mereka
mencaci maki MUI, karena mengeluarkan fatwa Pluralisme Agama.
Adian menunjukkan
bagaimana cara kaum Pluralis Agama memanipulasi ayat-ayat al-Quran untuk tujuan
legitimasi paham tersebut. Kaum Pluralis Hindu juga mengutip Bagavat Gita untuk
melegitimasi pahamnya. Kaum Pluralis
Kristen mengutip Bibel. Begitu juga kaum Pluralis Agama dari kalanghan Islam
juga mengutip ayat-ayat al-Quran, hadits, dan sejarah Nabi untuk melegitimasi
paham yang disebut Adian sebagai "paham syirik modern". Bisa dikatakan paham
syirik, karena dia membenarkan kemusyrikan. Jadi, cara-cara seperti ini tetap
saja kelihatan kacaunya. "Meskipun dikemas dalam bentuk disertasi dan didukung
oleh banyak Profesor, tetap saja salah," kata cendekiawan Islam yang produktif
menulis buku ini.
Adian menunjukkan
contoh, bagaimana manipulasi penafsiran terhadap ayat al-Quran yang
dipaksa-paksakan menjadi dasar paham
Pluralisme Agama. Bahkan, ada yang tidak segan-segan melakukan penipuan dalam
pengutipan tafsir klasik. Misalnya, biasanya mereka mengutip Tadsir al-Manar
secara serampangan. Padahal, papar Adian, Rasyid Ridla dalam Tafsir al-Manar,
tentang QS 2:62 dan 5:69 adalah membicarakan keselamatan Ahlul Kitab yang
risalah Nabi Muhammad saw tidak sampai kepada mereka. Karena itu, mereka tidak
diwajibkan beriman kepada Nabi Muhammad saw.
Sedangkan bagi Ahli Kitab yang dakwah Islam
sampai kepada mereka, menurut Rasyid Ridla, maka sesuai QS 3:199, ada lima
syarat untuk keselamatan mereka di akherat. Diantaranya beriman kepada Allah
dengan iman yang benar, yakni iman yang tidak bercampur dengan kemusyrikan dan disertai dengan ketundukan
yang mendorong untuk melakukan kebaikan serta beriman kepada al-Quran yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad. "Bagaimana mungkin kita mengimani Allah, bila kita tidak beriman
kepada utusan-Nya Nabi Muhammad. Kita mengenal
nama Allah, beribadah kepada-Nya adalah lewat Al Qur'an dan Sunnah yang dibawa
Nabi Muhammad. Jadi Islam tidak mengenal
paham Pluralisme Agama," ungkap Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama
ini.*



Oleh Heykal
Sya'ban
Ditulis di
Hotel Coryota-Sukajadi-Bandung, Sabtu, 14 Februari 2009
Pukul 21.52 WIB

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: