Jumat, 20 Februari 2009

[daarut-tauhiid] Silaturahmi, Sebuah Solusi

Silaturahmi, Sebuah Solusi


-----------

Menebar kasih sayang terhadap sesama melalui
silaturahmi, subhanallah, akan terasa jauh lebih indah, lebih mengesankan, dan
luar biasa hasilnya sekiranya kita berusaha sekuat-kuatnya untuk memiliki kemampuan
muhasabah (menelisik diri), sehingga lebih mengenali siapa diri kita yang
sebenarnya. Artinya, kalaulah kita hendak mengingat-ingat dan mencari-cari aib
dan kejelekan, jangan sekali-kali tertuju kepada aib dan kejelekan orang lain
karena sungguh teramat terbatas pandangan kita untuk mampu melakukannya.

Kalau mau kita lakukan, ingat-ingat dan selidikilah
aib-aib dan kejelekan yang melumuri diri sendiri. Betapa akan kaget bahwa kita
yang selama ini begitu gemar menilai orang lain jelek, ternyata diri sendiri
malah jauh lebih busuk lagi! Sungguh akan malu sendiri ketika ternyata kita ini
tak lebih dari seorang yang hina dan gemar mengumpul-ngumpul dosa dengan mata,
tangan, mulut, hati, dan anggota tubuh lainnya.

Seorang ulama seperti Yunus bin `Ubaid saja pernah
mengaku, "Sesungguhnya aku menemukan seratus pekerti yang baik, di mana
tidak kulihat diriku sendiri memiliki satu pun di antaranya." Atau,
seperti pernah dikatakan Muhammad bin Wasi`, "Andaikata dosa itu mempunyai
bau, niscaya tak seorang pun yang mau duduk-duduk bersamaku!"

Rahasia silaturahmi

 "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah)
hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu" (Q.S. An-Nisaa: 1).

Sahabat, tahukah tentang sesuatu yang paling cepat
dapat mendatangkan kebaikan ataupun sebaliknya, membuahkan kejahatan?
"Sesuatu yang paling cepat dapat mendatangkan kebaikan," sabda
Rasulullah saw., "adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebajikan dan
menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan
kejahatan ialah balasan (siksaan) orang yang berbuat jahat dan memutuskan
hubungan kekeluargaan" (H.R. Ibnu Majah).

Berbicara tentang silaturahmi, kita tidak hanya
membatasinya dengan sekadar saling bersalaman menyentuhkan tangan atau
permohonan maaf. Akan tetapi, lebih jauh daripada itu kita harus berbicara yang
hakiki, yakni tentang suatu kekuatan mental dan kemampuan yang tinggi dari hati
manusia. Hal ini sesuai dengan asal kata dari "silaturahmi" itu
sendiri, yakni shilat atau washl, yang berarti "menyambungkan" atau
"menghimpun" dan ar-rahiim, yang berarti "kasih sayang".

Pengertian "menyambungkan" adalah suatu
proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. "Menghimpun"
biasanya mengandung makna dari sesuatu yang bercerai-berai dan berantakan,
menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Dalam hal ini Rasulullah saw.
bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang
membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah
menyambungkan apa yang terputus" (H.R. Bukhari). 

Oleh karena itu, adalah teramat penting bagi kita
untuk tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh di dalam bersilaturahmi
tersebut, namun haruslah benar-benar bersungguh-sungguh menata hati agar kita
mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu lagi
daripada apa yang dilakukan orang terhadap kita. 

Kalau orang berkunjung kepada kita dan kita balas
mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi karena bisa
jadi hal itu dilakukan karena kita merasa berutang. Akan tetapi, ada orang yang
tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita kunjungi
walaupun harus menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan waktu, maka inilah
yang disebut silaturahmi. Apalagi kalau ada orang yang membenci kita, lalu kita
upayakan untuk menemuinya. Padahal, jelas hak-hak kita pernah terambil atau
hati kita sempat terlukai. Di sinilah kekuatan silaturahmi yang sebenarnya. 

Pada suatu kesempatan Rasulullah saw. memberikan
taushiyah kepada para sahabatnya. "Hendaknya kalian mengharapkan kemuliaan
dari Allah," demikian sabdanya. "Apakah yang dimaksud itu, ya
Rasulullah?" tanya sahabat. Rasulullah kemudian bersabda lagi,
"Yaitu, hendaknya kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang
yang telah memutuskan engkau, memberikan sesuatu (hadiah) kepada orang yang
tidak pernah memberi sesuatu kepada engkau, dan hendaknya engkau bersabar
(jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap engkau bodoh" (H.R.
Al-Hakim). 

Walhasil, betapa pentingnya bagi kita menyambungkan
kasih sayang (silaturahmi) itu.
Betapa tidak! Dengan kasih sayang yang
tersambung kepada makhluk-makhluk Allah, maka insya Allah Dia akan menyayangi
kita. Apabila Allah telah menyayangi kita, maka akan dahsyat sekali dampaknya
bagi kita karena kita akan menjadi orang yang paling beruntung dunia dan
akhirat. 

Lihat saja bagimana seperseratus kasih sayang Allah
yang dibagi-bagikan kepada bermiliar-miliar makhluk yang ada di dunia ini.
Sampai-sampai induk ayam pun membela dan melindungi anak-anaknya. Orang tua
kita yang notabene tidak pernah bisa kita balas kebaikannya, tetapi mereka
senantiasa berusaha mencukupi kekurangan kita, memenuhi segala kebutuhan kita,
membela di kala kita teraniaya, serta melindungi saat kita terancam. Mereka pun
dengan sepenuh kasih sayang menuntun agar anak-anaknya tidak tergelincir ke
jalan yang salah dan menerangi agar anak-anaknya tidak tersesat walaupun harus
bersimbah peluh berkuah darah. 

Demikianlah seperseratus kasih sayang Allah yang
ditebarkan dan dibagi-bagikan kepada makhluk-makhluk yang ada di bumi ini,
sudah sedemikian dahsyatnya. Apalagi Allah yang Mahasempurna dan Mahautuh kasih
sayang-Nya. Allah Mahatahu akan segala kebutuhan, harapan, dan keinginan kita.
Bahkan Allah pemilik segala apa yang kita inginkan. Allah penentu segala
kejadian yang terbaik bagi dunia maupun akhirat kita. Allah tahu persis segala
sesuatu yang akan mencelakakan diri kita. Allah pun tahu persis segala sesuatu
yang akan membinasakan dunia akhirat kita. 

Allah Mahagagah, pelindung yang Mahasempurna.
Jikalau Dia berkehendak melindungi seorang makhluk-Nya, tidak ada satu pun yang
bisa menganiayanya, kendatipun bergabung seisi alam semesta ini untuk melakukan
sesuatu. Begitu pun kalau Allah akan memberi karunia kepada makhluk-Nya, tidak
akan pernah terhalangi walaupun seluruh jin dan manusia bergabung untuk
menghalanginya. Pendek kata, orang yang dikasih-sayangi oleh Allah, sempurnalah
kebahagiaannya. Semua kebutuhan tercukupi, kesulitan akan diberi jalan keluar,
bahkan akan dibela dari segala yang mengancamnya dengan pembelaan yang pasti
sangat memuaskan. 

Kata-kata ini terlalu ringkas untuk bisa
menguraikan bagaimana dahsyatnya kasih sayang Allah. Terbukti kendati sampai
saat ini berlumur dosa, bergelimang maksiat, dan kurang bersyukur, ternyata
Allah toh tetap saja memberikan segalanya. Tubuh dinormalkan, dididik, diberi
rezeki, diberi tempat tinggal, dan aib-aib kita pun ditutupi-Nya. Padahal,
Allah tidak membutuhkan kita sama sekali. Kendati kita telah berlumur kehinaan
dan kemaksiatan, ternyata tidak terhalang kasih sayang-Nya yang senantiasa
menanti kita kembali kepada-Nya. Allaahu akbar! 

Jadi, silaturahmi yang kita laksanakan benar-benar
bukan karena mengharapkan imbalan dari makhluk-makhluk, bukan karena berharap
pujian dan penghargaan, juga bukan karena mendambakan mereka agar menyambungkan
tali silaturahmi sebagaimana yang telah kita lakukan. Sama sekali bukanlah
semua itu yang kita dambakan, melainkan semua ini kita lakukan semata-mata agar
kita semakin disayangi oleh Allah Azza wa Jalla! Zat yang Mahaagung,
Mahasempurna, Mahahebat, Mahasuci, dan Mahamulia. 

Sungguh, Mahabenar Allah dengan firman-Nya,
"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (Q.S. An-Nisaa: 1).

------------------suber:cyberMQ.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

John McEnroe

on Yahoo! Groups

Join him for the

10 Day Challenge.

Dog Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about dogs.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: