Messages In This Digest (25 Messages)
- 1a.
- Re: [keluarga] Belajar Menjadi Ayah From: Nursalam AR
- 1b.
- Re: [keluarga] Belajar Menjadi Ayah From: Nursalam AR
- 2a.
- [LONCENG] Selamat Hari Lahir Bu Has From: Hadian Febrianto
- 2b.
- Re: [LONCENG] Selamat Hari Lahir Bu Has From: www.ysummer_shine89
- 3a.
- Re: (catcil) ngidam From: www.ysummer_shine89
- 4a.
- Re: (Ruang Tamu) salam kenal... From: www.ysummer_shine89
- 4b.
- Re: (Ruang Tamu) salam kenal... From: www.ysummer_shine89
- 4c.
- Re: (Ruang Tamu) salam kenal... From: Listya Arisanti
- 5a.
- Re: (Karyaku) Membaca Ebook Senyaman Membaca Buku From: Nurhadi@tecsg.com.sg
- 6.
- [Maryamah Karpov] Semangat Mewujudkan Mimpi dan Harapan From: Anwar Holid
- 7.
- OOT: Orang Kaya Sombong?! Ke Laut Aje! From: Farizal Alboncelli
- 8a.
- Re: (Catcil) Sisi Lain Jepang: Sidang Penentuan Mahasiswa From: Nursalam AR
- 9.
- One Word From: ecrivain della
- 10.
- [Cerpen] Siluet Pagi From: www.ysummer_shine89
- 11.
- [ETALASE] Beasiswa Calon Pengajar Tahsin Quran, YRII Cabang Cimahi From: Rumah Ilmu Indonesia
- 12.
- [catatan kaki] Bill Cosby From: daniel yang
- 13a.
- Check out my Facebook profile From: Fiyan Arjun
- 14.
- [Catcil] Perpisahan Lajang Dengan Segala Sunyi -1 From: Kang Dani
- 15a.
- [Artikel] Membuat Sejarah (GeGer 2,5%) From: muhamad agus syafii
- 15b.
- [Ruang Keluarga] Kalung Untuk Ibu From: Jojo_Wahyudi@manulife.com
- 16.
- (Sekolah Kehidupan): Indira Gandhi (1917-1984) From: Pandika Sampurna
- 17.
- (LONCENG): Virus Perusak From: Pandika Sampurna
- 18.
- [Etalase] Buka Penerbitan From: asadihati
- 19.
- [CAtcil]Ayahku, Idolaku..Kak From: muhamad agus syafii
- 20.
- PERJALANAN HIDUP HANYA SEKALI (CATATAN KAKI) From: arya noor amarsyah arya
Messages
- 1a.
-
Re: [keluarga] Belajar Menjadi Ayah
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Sun Feb 15, 2009 4:07 am (PST)
Insya Allah,amin:). Dukungan moril dari para sahabat seperti Kang Budi Magni
seperti ini, salah satunya, yang membuat saya tegar (seperti Rosa),hehe...
Thx for reading!
Tabik,
Nursalam AR
On Sat, Feb 14, 2009 at 6:25 AM, magnifico_99 <magnifico_99@yahoo.co. >wrote:id
> Subhanalloh...
> yang tabah ya kang,
> perjuanganya luar biasa
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Nursalam AR
> <nursalam.ar@...> wrote:
> >
> > *Belajar Menjadi Ayah*
>
> >
> > *Oleh Nursalam AR*
> >
> >
> >
> > *"Bakat terbentuk dalam kesunyian, watak terpupuk dalam riak besar
> > kehidupan." (Goethe)*
> >
> > Menjadi ayah, bagiku, adalah kegembiraan dan juga salah satu riak besar
> > kehidupan. Kegembiraan akan datangnya sang buah cinta dan darah daging
> > adalah hal wajar. Namun pada saat yang sama riak besar kehidupan mungkin
> > tidak selalu menyertai perjuangan setiap calon ayah. Buatku ini
> sebuah ujian
> > kehidupan untuk menggembleng watak. Barangkali aku patut bersyukur
> > semestinya. Karena sepertinya, setelah sepekan pertama menjadi ayah,
> Allah
> > memberikan gelombang riak besar jelang kelahiran bayiku sebagai
> ujian agar
> > kuat bertahan dalam gelombang-gelombang besar berikutnya. *Pre-test*,
> > barangkali maksud-Nya demikian.
> >
> > Jelang kelahiran bayiku, permohonan kasbon sebulan gaji ditolak *boss*.
> > Padahal sudah sejak sebulan sebelumnya ia sudah mengulur-ulur dengan
> > berbagai alasan seperti kondisi keuangan kantor yang tidak
> memungkinkan dll
> > kendati aku tahu betul kegemarannya *dugem* yang menghabiskan jutaan
> > rupiah tiap malam. Tapi saat kedatanganku ke ruangannya terakhir
> kali itu,
> > sang *boss* mungkin tidak menyadari bahwa sedetik setelah
> penolakannya
> > aku akan mengambil keputusan keluar dari kantor (pada saat yang tepat).
> > Kembali menjadi "orang bebas" seperti tiga tahun sebelumnya.
> >
> > Menjelang pernikahanku setahun lalu pada 2007, demi memenuhi
> keinginan ibu
> > mertua, aku memang bekerja kantoran. Masih sebagai penerjemah *legal
> English
> > * (dokumen hukum dan bisnis) di agensi atau biro penerjemahan. Ini juga
> > berpindah-pindah. Dari agensi penerjemahan di Jakarta Timur aku hanya
> > bertahan lima bulan. Ada persoalan ketidakberesan gaji dan perlakuan
> yang
> > tidak manusiawi. Setelah pindah ke biro yang lain yang ini karena
> sang *
> > boss* adalah sahabat lamaku dan ada beberapa kompromi termasuk gaji,
> di mana
> > aku lebih mengalah, dibuat aku juga tak bertahan lama.
> >
> > Per Desember 2008 aku resmi berhenti bekerja kantoran. Membuka
> bisnis agensi
> > penerjemahan sendiri. Meski, dilihat dari kesiapan infrastruktur dan
> modal,
> > lebih cocok untuk disebut "penerjemah *freelance*". Bayangkan saja
> kantor
> > agensi penerjemahan tanpa fasilitas printer, koneksi internet,
> faksimili dan
> > sambungan telepon rumah. Ruangannya pun menyatu dengan sebuah kamar
> yang
> > aku, istri dan anakku tempati yang menumpang pada rumah ibu mertuaku.
> > Lebih persis lagi, kantorku adalah seperangkat komputer yang,
> > alhamdulillah, sudah lunas -- kreditan. *That's it!*
> >
> > Gila! Mungkin ada yang menyebut demikian. Termasuk beberapa kawan dan
> > kerabat yang menyayangkan mengapa aku berhenti bekerja justru di
> saat baru
> > memiliki anak. Sementara istriku juga sudah berhenti bekerja sejak
> > mengandung dua bulan. Tapi aku yakin Allah Maha Pemurah. Bagi
> manusia, tanpa
> > pandang kualitas ibadah atau agamanya, pasti ada rejeki
> masing-masing asal
> > berani menjemput. Termasuk, yang aku yakini juga, ada bagian rejeki yang
> > sudah dicatatkan-Nya di *lauhul Mahfuz* di atas sana untuk anakku
> yang kini
> > sedang lucu-lucunya di usianya yang tiga bulan.
> >
> > Ya, aku sedang belajar menjadi ayah. Pelajaran pertama yang kucatat,
> saat
> > permohonan kasbonku ditolak *boss* yang notabene sahabat sendiri,
> adalah *hanya
> > Allah yang sesungguhnya dan selayaknya menjadi tempat bergantung*.
> Sedekat
> > apapun manusia, mereka punya keterbatasan dan tak bisa selalu
> diharapkan.
> >
> > Ketika kasbon ditolak sementara dokter sudah menvonis istriku harus
> > dioperasi caesar beberapa pekan lagi, datang tawaran dua order besar
> yang
> > terbilang jarang aku dapat--kepadaku. Aku ajukan kesanggupan dan minta
> > klien-klienku tersebut setor uang muka (DP, *down payment*) terlebih
> dulu.
> > Kendati itu harus aku tebus dengan bekerja dobel keras karena selepas *
> > ngantor* aku harus begadang hingga dini hari untuk menyelesaikan
> kedua order
> > tersebut hingga sebulan lebih. Tapi dengan itulah aku dapat
> mencukupi biaya
> > operasi caesar istriku. Alhamdulillah, anakku lahir dengan selamat.
> > Laki-laki. Muhammad Alham Navid namanya.
> >
> > Empat puluh hari pertama bagi seorang ayah baru sepertiku sungguh tak
> > terlupakan. Sementara berjuang bermalam-malam menyelesaikan dua order
> > terjemahan tersebut, aku juga harus membantu istriku mengganti popok
> bayi
> > atau menidurkannya. Frekuensi menyusui dan buang air (kecil dan
> besar) bayi
> > dalam 40 hari pertama sungguh dahsyat. Rata-rata nyaris seperempat jam
> > sekali. Alhasil, meski sudah dibantu ibu mertua dalam merawat bayi
> kami, aku
> > ambruk dan sempat jatuh sakit. Cukup parah hingga seminggu tidak
> *ngantor*.
> > Dan aku pikir itulah saat yang tepat untuk *resign*, berhenti bekerja.
> > Setelah agak membaik, aku pamit baik-baik dari kantor.
> >
> > Rasanya sudah cukup aku memperkaya sahabatku itu -- hingga tubuhku
> bobrok
> > -- yang tak peduli dengan kondisiku yang notabene pegawainya sendiri. Di
> > kantorku tersebut hanya ada dua orang tenaga penerjemah termasuk aku.
> > Sehingga aku tahu betul semestinya posisi tawar kami. Namun
> hidup memang
> > keras. Dan barangkali itu yang harus dijalani.
> >
> > Aku bukan *super daddy*, ayah super dan juga tak ingin menjadi
> seperti itu.
> > Aku hanya ingin jadi ayah yang baik, yang mampu memberikan kehidupan dan
> > penghidupan yang layak bagi anaknya. Jalan terbaik, yang ada di
> pikiranku
> > saat itu, adalah mencoba mandiri, berusaha sendiri. Jatuh bangun,
> aku pikir
> > sudah biasa, niscaya akan mendewasakanku.
> >
> > Tak urung aku *shock* juga ketika riak-riak besar yang lain
> menghantam. Dua
> > klienku yang sebelumnya itu -- ketika pekerjaan sudah aku serahkan
> -- lari
> > dengan meninggalkan sisa tagihan tak terbayar. Jumlahnya mencapai enam
> > setengah juta rupiah. Lebih terpukul lagi ketika, saat malam
> berhujan lebat
> > dan dingin menyengat, dada kiriku nyeri dan aku terbatuk-batuk hebat di
> > kamar mandi. Ketika aku meludah, ludahku merah seperti bekas ludah
> nenekku
> > dahulu yang suka makan sirih. Merah darah. Berkali-kali aku meludah, hal
> > yang sama berulang. Juga di hari-hari berikutnya. *Ya Allah, cobaan
> apalagi
> > ini?*
> >
> > Bukan itu saja. Sebagian kawan tak percaya waktu aku bilang hidup
> satu atap
> > bersama mertua tidaklah mudah. Mereka mengajukan argumentasi soal
> > penghematan biaya hidup dan kemudahan saat mengurus anak yang masih
> bayi.
> > Aku tertawa. Aku dan kawan-kawan itu tak punya definisi yang sama soal
> > "tinggal di wisma mertua indah". Setiap definisi, seumum apapun
> cakupannya,
> > tentu tak sanggup mencakup sesuatu yang di luar kelaziman. Nah,
> itulah yang
> > aku jalani. Buktinya barangkali bisa ditanyakan pada mas kawin
> pernikahan
> > kami yang rajin "disekolahkan" di pegadaian. Barangkali saat ini mereka
> > sudah pintar mengajari kami aku dan istriku soal perjuangan hidup.
> >
> > Aku selalu menghibur istriku, setelah sholat malam dan diberbagai
> > kesempatan, bahwa roda senantiasa akan berputar asalkan kita tak
> kenal lelah
> > untuk memutarnya. Sebagai ayah, aku belajar mempersiapkan mental
> baja agar
> > anakku nanti tak lemah. Sepeninggalku, jika sampai waktuku, aku tak
> ingin
> > meninggalkan keturunan yang lemah, yang hanya bergantung pada orangtua
> > bahkan hingga mereka dewasa dan saatnya menikah. Bukankah anak singa
> takkan
> > lahir dari seekor kambing?
> >
> > Sesungguhnya penghiburan terutama bagi kami yang penat dengan jungkir
> > balik kehidupan terutama pasca aku berhenti *ngantor* adalah sang
> putera
> > tersayang, Alham. Beratnya yang kini mencapai lima kilo lebih dengan
> pipi
> > gembul dan perawakan jangkung membuatnya tampak lebih besar dari
> bayi-bayi
> > seusianya. Ocehannya yang banyak, terutama selepas disusui, kerap
> membuatku
> > sadar bahwa banyak hal yang patut disyukuri ketimbang disesali dalam
> hidup
> > ini. Termasuk tawaran pemberian kereta dorong bayi yang menurut
> kami cukup
> > mahal dari seorang sahabat, yang sayangnya tak jua datang. Yah,
> apapun,
> > aku hargai niat baiknya.
> >
> > *"Mencintai seseorang akan membuatmu berani, dan dicintai seseorang akan
> > membuatmu kuat,"* demikian kata Lao Tze, sang filsuf dari Tiongkok
> kuno. Itu
> > pelajaran kedua bagiku sebagai ayah. Berani berhutang, bentuk
> praktisnya.
> >
> > Saat orderan terjemahan sepi, sementara aku mengisi waktu dengan menulis
> > untuk koran, dan kami berhari-hari bertahan hidup dengan mie instan plus
> > telur dan tak jarang hanya nasi goreng tanpa lauk tanpa mertua dan
> kakak
> > ipar tahu aku tak tega membiarkan anakku yang masih menyusui hanya
> dapat
> > asupan ASI yang alakadarnya. Selain menerjemahkan dan menulis,
> aktivitasku
> > sebagai *trainer* penulisan untuk anak-anak *dhuafa* sama sekali dan
> > memang bukan tujuan tidak dapat diandalkan untuk tambahan pendapatan.
> > Solusi kuno yang termudah, sejak awal peradaban manusia, untuk
> kekurangan
> > pendapatan adalah berhutang meski salah satu hadis Rasullulah mengatakan
> > bahwa itu sebagian dari tanda-tanda kehinaan.
> >
> > Mata anakku yang bening dan besar saat menatapku, kerapkali saat aku
> gendong
> > untuk menidurkan atau membuatnya bersendawa, seakan bertanya
> kepadaku,"Abi
> > ngutang lagi ya?"
> >
> > "Iya nih," jawabku dengan mimik dibuat lucu untuk mencandainya.
> Biasanya ia
> > yang murah senyum akan tertawa terkekeh-kekeh. Terlebih lagi jika
> aku dengan
> > gokil menirukan gaya tangannya yang khas seperti gaya orang menyetir
> mobil
> > atau seperti gaya Superman terbang dengan satu tangan teracung
> lurus ke
> > depan.
> >
> > "Nanti Alham sekolah yang tinggi ya. Biar jadi orang kuat," pesanku.
> Entah
> > mengerti atau tidak, ia tersenyum lebar. Tampak lucu menggemaskan dengan
> > penampakan gusi kosong dan binaran mata kelerengnya. Semoga saja harapan
> > ayahnya ini terpatri di alam bawah sadarnya kelak saat dewasa.
> >
> > Ya, menjadi orang kuat dalam pengertian fisik, keimanan, ilmu,
> finansial
> > dan kedudukan adalah syarat seorang pejuang, nama "Alham" adalah salah
> > satu nama penulis-pejuang yang aku kagumi, dalam apapun bentuk
> perjuangan
> > yang ditekuninya.
> >
> > Jika ada tangga menuju kesuksesan di masa depan yang harus didaki
> anakku ini
> > maka aku rela jadi anak tangga terbawah untuk ia pijak menuju pijakan
> > berikutnya. Ketika banyak orang maupun tetangga memuji-mujinya
> sebagai anak
> > yang "pintar" atau "responsif", aku termimpi-mimpi Alham berkuliah
> di luar
> > negeri. *Ah, mimpi yang indah*. Sayang aku lekas terbangun di dini
> hari itu.
> > Entahlah apakah ini juga obsesi masa laluku yang tak sampai ketika
> seorang
> > dosen menawariku beasiswa S-2 ke Jerman bahkan ketika aku masih di
> semester
> > lima. Sayang S-1 pun tak mampu aku tamatkan. Kekurangan biaya,
> alasannya.
> > Klise memang.
> >
> > Belajar menjadi ayah memang perlu waktu panjang. Aku rasa aku masih
> di tahap
> > teramat dini di usia anakku belumlah genap setahun. Namun pelajaran
> ketiga
> > yang utama yang aku dapatkan di tiga bulan menjadi ayah adalah:
> *jika ada
> > kemauan pasti ada jalan*. Dengan kondisi menjadi ayah dan suami
> > berpenghasilan tak menentu yang pernah tertipu orang, terlilit
> hutang dan
> > kehabisan tabungan yang merupakan ujian Allah agar emas terpisah dari
> > loyang aku belajar mengendalikan emosi, lebih menghargai istri dan
> belajar
> > mensyukuri yang ada serta lebih gesit mengejar peluang.
> >
> > Di titik inilah aku merasakan dengan makna sejati-jatinya bahwa
> pernikahan
> > termasuk keberadaan anak --mendewasakan orang. Saat beberapa teman
> lajang
> > curhat kepadaku tentang susahnya hidup melajang dan mereka
> berangan-angan
> > tentang (melulu) indahnya pernikahan, aku tersenyum. Aku hanya
> berdoa semoga
> > kelak, dengan harapan semuluk itu, mereka tidak menyesal menikah. Karena
> > sebenarnya ungkapan lama "sengsara membawa nikmat" dari Sutan Sati
> penulis
> > Melayu angkatan Balai Pustaka dalam konteks pernikahan dapat
> > terbolak-balik letaknya. Dan cinta tak selalu semakna dengan bisikan
> mesra
> > atau tatapan sayang. Cinta sejati lebih merupakan perjuangan yang
> tak jarang
> > berlumur peluh dan air mata.
> >
> >
> >
> > *Jakarta, 14 Februari 2009*
> >
> > * *
> >
> >
> > --
> > -"Let's dream together!"
> > Nursalam AR
> > Translator, Writer & Writing Trainer
> > 0813-10040723
> > E-mail: salam.translator@...
> > YM ID: nursalam_ar
> > http://nursalam.multiply. com
> >
>
>
>
--
-"Let's dream together!"
Nursalam AR
Translator, Writer & Writing Trainer
0813-10040723
E-mail: salam.translator@gmail.com
YM ID: nursalam_ar
http://nursalam.multiply. com
- 1b.
-
Re: [keluarga] Belajar Menjadi Ayah
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Sun Feb 15, 2009 4:09 am (PST)
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya, Mas. Moga tidak bikin gentar untuk
menikah. Ayo menikah:). INi bagian perjalanan hidup, dan memang harus saya
dan kita semua lewati.
Thx for reading!
Tabik,
Nursalam AR
2009/2/14 sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id >
> Perjuangan yang keras dan penuh perjuangan Kang, terimakasih dah
> berbagi semoga memberikan pencerahan pada semua.minimal sebagai
> gambaran bagi yang masih lajang seperti saya dan yang lainnya :)
>
> Salam,
> Sis
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Nursalam AR
> <nursalam.ar@...> wrote:
> >
> > *Belajar Menjadi Ayah*
> >
>
>
>
--
-"Let's dream together!"
Nursalam AR
Translator, Writer & Writing Trainer
0813-10040723
E-mail: salam.translator@gmail.com
YM ID: nursalam_ar
http://nursalam.multiply. com
- 2a.
-
[LONCENG] Selamat Hari Lahir Bu Has
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Sun Feb 15, 2009 4:01 pm (PST)
Assalaamu'alaikum wr.wb.
Senin yang cerah... dinanti oleh semua orang... saatnya berkarya kembali
untuk diri kita dan orang lain.
Bertepatan dengan itu, ada hari lahir dari seorang guru kita di sekolah ini.
(namanya masih rahasia ya... euleuh-euleuh di judul sudah ada ya?)
Ya sudah, selamat hari lahir bu Has... semoga semakin sukses dan mendapatkan
keberkahan di usia ibu...
kalo ada rencana traktiran (halah makanan mulu!!!), ingat ke urang bandung
ya bu...
Wish you all the best deh!!!
Wassalaamu'alaikum wr.wb
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
- 2b.
-
Re: [LONCENG] Selamat Hari Lahir Bu Has
Posted by: "www.ysummer_shine89" www.ysummer_shine89@yahoo.com www.ysummer_shine89
Sun Feb 15, 2009 6:20 pm (PST)
Assalaamu'alaikum wr.wb.
iya....senin...semoga menjadi hari yang cerah...
awal kehidupan minggu-minggu terakhir februari yang basah...
siapapun....yang lahir menjadi guru...saya ucapkan selamat! ayo terus
semangat!!tanggung jawab besar di depan mata! Semangat!!!!
....salam kenal.....panggil diriku dengan nama Tia...^-^
Wassalaamu'alaikum wr.wb
- 3a.
-
Re: (catcil) ngidam
Posted by: "www.ysummer_shine89" www.ysummer_shine89@yahoo.com www.ysummer_shine89
Sun Feb 15, 2009 6:21 pm (PST)
selamat ya mbak.....semoga kelak menjadi anak yang
sholeh/sholehah..pasti menyenangkan bisa merasakan anugerah yang
sangat luar biasa..menjadi seorang ibu...
oh..ya..salam kenal, panggil saya Tia
- 4a.
-
Re: (Ruang Tamu) salam kenal...
Posted by: "www.ysummer_shine89" www.ysummer_shine89@yahoo.com www.ysummer_shine89
Sun Feb 15, 2009 6:21 pm (PST)
Assalamu'alaikum....
salam kenal....
mari berteman!!!^-^
panggil diriku dengan nama Tia...asal dari Jogja, sekarang masih
kuliah di stikes 'Aisyiyah jogja,,
terimakasih...
wassalam
- 4b.
-
Re: (Ruang Tamu) salam kenal...
Posted by: "www.ysummer_shine89" www.ysummer_shine89@yahoo.com www.ysummer_shine89
Sun Feb 15, 2009 6:26 pm (PST)
Assalamu'alaikum...
salam kenal...mari berteman!!
maaf...diriku ikutan nimbrung...panggil diriku dengan nama tia, dari jogja
semoga harimu menyenangkan...^_^
wasalam..
- 4c.
-
Re: (Ruang Tamu) salam kenal...
Posted by: "Listya Arisanti" listyarisanti@yahoo.com listyarisanti
Sun Feb 15, 2009 7:06 pm (PST)
ya ya yaa..haluwww!!! aku Tya..
pertanyannya:mo ikutan lomba kagakkkk???
Listya Arisanti
http://tyainside.multiply. com/
http://www.sekolah-kehidupan. com/file/ postermom. jpg
--- On Sat, 2/14/09, ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com > wrote:
From: ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com >
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Ruang Tamu) salam kenal...
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Saturday, February 14, 2009, 1:26 PM
ada pertanyaan??Ada, tertarik kah ikut lomba esai Amazing Moms ;)
Salam kenal,:sinta:
Kamu suka bikin coretan tulisan kan? Coba tuangkan kreasimu dengan ikutan lomba esai "Amazing Moms". Info lebih lanjut klik aja di http://www.sekolah- kehidupan. com/index. php?suser=&sId=&act=agenda& vId=5
^_^
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumen atapdunia. blogspot. com
BloG
RaMe-RaMe
http://sinthionk. multiply. com
BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk. rezaervani. com
YM : SINTHIONK
--- On Fri, 2/13/09, aditia Ginantaka
<adhiet_krani@ yahoo.co. id> wrote:
From: aditia Ginantaka <adhiet_krani@ yahoo.co. id>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang Tamu) salam kenal...
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Date: Friday, February 13, 2009, 10:09 AM
assalamu'alaikum
hallo..rekan- rekan...karena saya baru gabung di sini...ijinkan untuk
memperkenalkan diri:
nama:aditia ginantaka
asal:majenang, Cilacap
status:mahasiswa IPB jurusan teknologi industri pertanian
usia: 22 tahun
ada pertanyaan??
wasalam
- 5a.
-
Re: (Karyaku) Membaca Ebook Senyaman Membaca Buku
Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg
Sun Feb 15, 2009 6:24 pm (PST)
Betul mas, suatu saat ebook akan memegan peran yang sangat penting dalam
dunia perbukuan dan baca-tulis.
Tapi?
Buku cetak konvensional akan tetap ada. Tak akan mudah menggantinya,
apalagi ada beberapa hal yang tidak bisa digantikan oleh ebook.
Misalnya, fleksibilitas. Pada kondisi tertentu, buku cetak lebih nyaman
dari ebook.
Regards,
Nurhadi
http://nurhadi.net
- 6.
-
[Maryamah Karpov] Semangat Mewujudkan Mimpi dan Harapan
Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com wartax
Sun Feb 15, 2009 6:26 pm (PST)
Semangat Mewujudkan Mimpi dan Harapan
--------------------- --------- -------
--Anwar Holid
Maryamah Karpov
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang, 2009
Halaman: 504 hal.
ISBN: 978-979-1227-45-2
Mimpi dan harapan hanya berbeda sedikit saja. Bahkan pada satu titik, keduanya bertemu. Salah satu arti mimpi ialah sesuatu yang diharapkan, diidam-idamkan, atau begitu ambisius dinginkan oleh seseorang, biasanya sesuatu yang sulit dicapai atau dilepaskan dari keadaan sekarang. Ada satu peribahasa Filipina mengenai harapan, bunyinya seperti ini: keberanian merupakan buah dari harapan.
Bahkan sebagian orang beranggapan hanya orang beranilah yang biasanya bisa mewujudkan harapan. Atau kalaupun gagal mendapatkan mimpi dan harapan itu, dia telah mencoba dengan gagah, ksatria, dan habis-habisan. Bila demikian, orang-orang pun tetap respek pada dirinya. Mereka berhenti melihat kegagalan orang bersangkutan, malah menoleh pada keberanian dan keteguhan dirinya. Itulah buah harapan, buah dari keyakinan orang dalam mewujudkan mimpi-mimpinya.
Maryamah Karpov (Bentang, 504 hal.), pamungkas tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, memiliki subjudul "Mimpi-mimpi Lintang." Sejumlah pembaca Maryamah Karpov, terutama yang begitu fanatik pada tiga novel sebelumnya, menilai subjudul tersebut sebenarnya lebih pantas menjadi judul utama dan justru dengan sangat tepat mewakili semangat novel bungsu itu. Sebab dengan mimpi dan harapan itulah Ikal beserta sejumlah tokoh lain dalam novel ini mengarungi kehidupan, mempertaruhkan keyakinan, berusaha mewujudkannya, satu demi satu. Wajar bila ada seseorang berkomentar, "Semangat, keberanian bermimpi dan mewujudkan mimpi paling gila sekalipun merupakan inti novel ini."
Memang ada banyak harapan dan mimpi dalam Maryamah Karpov. Harapan paling hebat yang muncul di awal-awal novel ini ialah harapan Ketua Karmun untuk memajukan masyarakat dan kampungnya. Caranya sederhana saja: dengan menerima seorang dokter gigi berpraktik di sana. Namun ternyata harapan itu tak semudah dugaannya. Masyarakat, terutama karena masih terhalang oleh berbagai anggapan sempit dan pandangan keliru, menolak usaha itu. Bahkan Ikal, yang kemudian diharap-harapkan jadi contoh karena nota bene sangat terdidik, karena trauma dan alasan tertentu, sulit memberi contoh betapa penting perubahan itu bagi kampungnya di masa depan. Ketua Karmun membujuk dengan berbagai cara untuk mewujudkan harapannya, tapi berkali-kali dia gagal.
Harapan--yang juga merupakan tema utama Laskar Pelangi--dulu pernah diucapkan Andrea Hirata dalam wawancara dengan harian Pikiran Rakyat, sektiar 3 tahun lalu. Dia bilang, "Agar orang jangan mudah berputus asa. Belajarlah dengan betul. Itu sebenarnya pesan utama saya. Klasik sebenarnya, tapi dengan bercontoh dari Laskar Pelangi, kesulitan apa pun terutama dalam masalah pendidikan, bisa diatasi. Buktinya, anggota Laskar Pelangi bisa survive. Pokoknya don't give up."
Maka di ujung tetralogi ini, Andrea melanjutkan berbagai harapan; harapan Ikal bertemu A Ling, harapan Ketua Karmun meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, harapan Kalimut mengubah nasib dengan mau berisiko menyeberangi lautan menuju Singapura. Harapan dan drama yang dibawa dalam petualangan bersama Mimpi-mimpi Lintang.
***
Harapan menghidupkan energi orang-orang, membuat mereka terus aktif, mencari banyak alternatif, pantang menyerah, mengalahkan berbagai energi negatif yang mencoba meruntuhkan moral. Meski mereka juga gelap atas apa yang bakal terjadi di masa depan, mereka enggan mundur, malah terus mencari peluang. Barangkali, dalam kasus ini, optimisme Ketua Karmun sungguh pantas di kedepankan. Dengan berbagai cara dia gagal membujuk Tancap bin Seliman agar beribat ke dokter gigi Budi Ardiaz, namun senantiasa gagal. Namun, di puncak kegagalan upaya yang juga persis di puncak rasa sakit gigi Tancap bin Seliman, Ketua Karmun akhirnya malah menunjukkan belas kasihan demi menolong rakyatnya yang kesakitan.
Mimpi dan harapan itulah yang menjaga sejumlah tokoh dalam Maryamah Karpov berhasil mengatasi kesulitan. Meski bagi Ikal sendiri kisah itu berakhir pilu, toh dia sebelumnya sempat mengalami masa-masa madu. Mungkin inilah kekuatan sebuah novel yang ditingkahi dengan kejadian-kejadian hiperbolik, ironik, fantastik, dan humor. Pembaca dibuai oleh mimpi-mimpi yang awalnya menghanyutkan, lantas diseret oleh peristiwa dramatik, musykil, namun ujungnya ternyata menghempaskan harapan pembaca itu sendiri. Barangkali, itulah kekhasan sebuah novel yang disebut-sebut sejumlah orang istimewa berkat "cara berceritanya luar biasa."
Mimpi seperti apa yang malah membuat pemimpinya bersemangat dan bisa terus berharap? Itulah mimpi yang membuat pelakunya hidup. Kata sebuah pepatah, "jika ingin mimpimu jadi kenyataan, jangan sampai kamu tidur." Kenapa? Karena dengan begitu orang tersebut akan berusaha dan mencari cara agar mimpinya terwujud, sebab untuk mewujudkan itu perlu dorongan, strategi, energi, dan konsistensi. Ada keyakinan bahwa bila mimpi dilekatkan erat-erat di depan kepala, dipasang persis di depan mata, mimpi itu bakal terwujud.
Maryamah Karpov memperlihatkan bagaimana para karakter di dalamnya mewujudkan impian. Mimpi paling ambisius dalam novel itu tentu mimpi Ikal, protagonis novel ini, yang memanfaatkan peluang atau tanda-tanda sekecil apa pun demi menemukan pujaan hatinya. Dia melakukan apa pun dan mengorbankan segala-galanya demi mempertaruhkan keyakinannya. Ikal bahkan boleh dibilang secara hiperbolik melakukan hal-hal di luar nalar orang normal terpelajar, ketika dia bahkan rela meloakkan jam tangan, tape recorder, kalkulator, koleksi uang kuno dan prangko, jas almamater, baju, celana, sepatu, termasuk plakat penghargaan akademik demi membiayai pembuatan perahu yang dia wujudkan dengan bantuan kawan-kawan Laskar Pelangi.
Mimpi membuai, harapan menghidupkannya. Kita kerap rela membaca dan memperhatikan mimpi yang mempesona, yang memberi kelegaan setelah mendapatkannya. Buktinya ada banyak kisah--baik buku dan film--yang awalnya bermula dari mimpi, atau gabungan antara dunia mimpi dan nyata. Tapi jelas ada beda antara mimpi melenakan yang kerap berserakan jatuh sekadar jadi bunga-bunga kehidupan dengan mimpi yang begitu kuat, menggetarkan, nyata, sampai ia harus berusaha diwujudkan, apa pun bayarannya. Ia pantas menjadi kenyataan. Itulah mimpi yang berharga dan bermanfaat.[]
ANWAR HOLID, eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung. Bekerja sebagai editor & penulis freelance.
KONTAK: wartax@yahoo.com | (022) 2037348 | Panorama II No. 26 B, Bandung 40141
Copyright © 2009 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid
Informasi lebih banyak:
http://www.mizan.com
http://www.klub-sastra-bentang. blogspot. com
- 7.
-
OOT: Orang Kaya Sombong?! Ke Laut Aje!
Posted by: "Farizal Alboncelli" farizal.info@yahoo.com farizal.info
Sun Feb 15, 2009 6:27 pm (PST)
Orang Kaya Sombong?!
Ke Laut Aje!
Mohon maaf sebelumnya, bukannya ingin menggeneralisir orang kaya secara umum, bukan juga iri melihat mereka yang kaya dengan berbagai macam kemudahan, bahkan... terlebih lagi bukan juga penganut faham komunis sosialisme dengan jargon sama rata sama rasa, tapi hanya sedikit berbagi dan mengingatkan bahwa ALLAH telah menurunkan ayatnya yang sungguh indah di surat Ali Imran yang artinya:
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imron: 26)
Ya...! untuk kesekian kalinya, saya disuguhkan 'tontonan' yang membuat saya makin membenci orang kaya (bahasa betawinya: eneg). Setelah setiap hari saya menyaksikan kesombongannya lewat mobil-mobil mewah yang berseliweran di jalanan ibukota dan membuat kemacetan yang semakin parah. Dan yang makin membuat parah lagi adalah mereka sendirian di mobil itu.
Hggghhh.... emang... hak mereka siy untuk suka-suka bawa mobil pribadinya masing-masing. Tapi entah mereka mikir jauh ke depan atau cuma mentingin dirinya sendiri saja. Bayangkan! satu keluarga kaya memiliki 4 mobil mewah dan masing-masing anggota keluarganya pergi dengan satu mobil. Bayangkan kalau semua orang kaya di Jakarta gitu semua! entah kemacetan seperti apa yang akan ditimbulkan.... (selanjutnya klik http://farizal- alboncelli. )blogspot. com/
FARIZAL ALBONCELLIAjari Aku 'tuk jadi MUJAHID TANGGUH
- 8a.
-
Re: (Catcil) Sisi Lain Jepang: Sidang Penentuan Mahasiswa
Posted by: "Nursalam AR" pensilmania@gmail.com
Sun Feb 15, 2009 6:28 pm (PST)
Unik ya, Fey. Jadi ingat dulu waktu teman sidang skripsi sampe bawa suporter
biar mendoakan dia di ruangan:). Yah, beda jepang dan Indonesia mungkin di
soal birokratisasinya. Di Indonesia, jika bisa dipersulit kenapa harus
dipermudah?hehe..Pesimis sekali ya:).
Tabik,
Nursalam AR
2009/2/9 febty febriani <inga_fety@yahoo.com >
> Hari ini dan besok adalah sidang skripsi S1 mahasiswa di Chiba
> University. Jadwal presentasi mahasiswa tingkat akhir di labku (di Jepang
> disebut dengan Yonensei) adalah hari ini. Jangan bayangkan seperti rumitnya
> sidang skripsi S1 di Indonesia. Menurutku, sidang skripsinya sangat simpel.
> Bahkan, ada beberapa mahasiswa hanya menggunakan kaos dan sweater waktu
> presentasi. kaget, awalnya. Tapi, setelah kutanya dengan seorang mahasiswa
> Doktor yang juga berasal dari Indonesia, hal itu adalah lumrah [image: :D] Sidangnyapun tidak lama-lama. Hanya 15 menit. Dua belas menit untuk
> presentasi dan tiga menit sisanya adalah waktu untuk para sensei bertanya.
> Dan kalau dalam waktu tiga menit itu jawaban atas pertanyaan belum memuaskan
> sensei yang bertanya, yah sudah tidak apa-apa. Mahasiswa yang sidangpun
> adalah mahasiswa satu fakultas. Jadi, suasananya persis mirip seminar.
>
> Sekitar satu minggu lalu adalah sidang thesis mahasiswa S2. Dari pagi
> sampai sore, karena seluruh mahasiswa S2 fakultas sains (dalam bahasa Jepang
> disebut rigakubu) mempresentasikan thesisnya hari itu. Di labku, cuma ada
> satu orang mahasiswa S2 yang mau lulus (di Jepun disebut dengan M2).
> Jadilah, dia adalah mahasiswa S2 tersibuk di labku. Bolak-balik dari
> ruangannya ke ruangan sensei untuk konsultasi. Sama seperti sidang skripsi
> S1, suasana sidang thesis S2 juga mirip seminar. Waktu presentasi cuma 12
> menit, dan 3 menit terakhir adalah sesi tanya jawab. Dan, kalau bel tanda 15
> menit berbunyi, selesailah masa-masa mendebarkan itu. Paling enak, mungkin,
> adalah seorang mahasiswa S2 dari Indonesia. Presentasinya dalam bahasa
> Inggris. Aku menyebutnya 'enak' karena sedikit sensei yang bertanya tentang
> penelitiannya. Ntahlah karena apa. Aku jadi ingat dengan ujian wawancaraku
> untuk ujian masuk Chibadai. Dari sekitar sepuluh orang sensei yang
> mewawancari, hanya tiga orang yang kuingat bertanya kepadaku. Enak juga sih,
> gak ditanya macam-macam. Padahal orang-orang China yang ikut ujian masuk
> Chibadai dan wawancara dalam bahasa Jepang, bercerita kalau
> pertanyaan-pertanyaannya sulit. Raut muka dan ekspresi cara berceritanya
> yang mengatakan kepadaku.
>
>
> Nah, yang agak serius adalah *oral-defense* mahasiswa Doktor. Di Chibadai
> ada dua kali sidang mahasiswa S3. Sidang tertutup dan sidang terbuka. Aku
> hanya bisa menghadiri sidang terbuka seorang mahasiswa Doktor di labku,
> sekitar dua minggu yang lalu. Tentu saja dalam bahasa jepang, dan jadilah
> aku sebagai penonton saja. Sangat sedikt mengerti tentang hal yang
> dibicarakan. Mahasiswa di Jepang sangat jarang yang bisa berbahasa Inggris.
> Begitu juga dengan mahasiswa Doktor di labku yang sidang thesis PhDnya kali
> ini. Karena itulah, ketika seorang mahasiswa Doktor dari Indonesia yang
> bertanya dalam bahasa Inggris ketika *oral-defense*nya, akhirnya
> pertanyaan itu ditranslate oleh seorang sensei sehingga mahasiswa S3 yang
> *oral-defense* mengerti. Tapi, akhirnyapun dijawab dalam bahasa Jepang.
> Aneh, kan. Awalnya iya. Tapi setelah hampir 4 bulan di Jepang, rasanya hal
> itu menjadi hal yang biasa. Pun juga ketika aku berkomunikasi dengan sensei.
> Kadang, aku bertanya dalam bahasa Jepang yang terpatah-patah. Beliau
> menjawab dalam bahasa Inggris. Atau sebaliknya, aku bertanya dalam bahasa
> Inggris, senseiku menjawab dalam bahasa Jepang.
>
> Yah, sudahlah, lebih baik menikmati saja 'perjalanan kuliah ini' [image:
> :D]
>
>
> Kesanku tentang sidang akhir untuk mahasiswa S1, S2 dan S3 begitu simple,
> tidak rumit. Jadi, kalau ada sidang S1, S2 dan S3 di Jepang jangan
> dibayangkan ada konsumsi. Sama sekali tidak ada. Juga untuk segelas air
> putih. Apalagi segelas kopi. Bahkan, para sensei yang hadirpun, membawa
> botol minuman mereka sendiri. Ketika istirahat makan siang, yah sudah makan
> saja di kantin.
>
>
>
> @kampus, Februari 2009
>
> ~ http://ingafety.wordpress. ~com
>
>
>
>
>
>
--
-Nursalam AR
Translator, Writer & Writing Trainer
0813-10040723
E-mail pribadi: salam.translator@gmail.com
YM ID: nursalam_ar
www.nursalam.multiply. com
- 9.
-
One Word
Posted by: "ecrivain della" della_ecrivain@yahoo.com della_ecrivain
Sun Feb 15, 2009 6:45 pm (PST)
One Word
Menulis cepat? Mengapa tidak?! Mengapa lama, kalau menulis cepat bisa.
diambil dari http://idemenulis.blogspot. com/
- 10.
-
[Cerpen] Siluet Pagi
Posted by: "www.ysummer_shine89" www.ysummer_shine89@yahoo.com www.ysummer_shine89
Sun Feb 15, 2009 7:03 pm (PST)
Assalamu'alaikum wr.wb.
Akan menjadi pengingat juga tanda....itukah eksistensi lonceng?
sesuatu: di mana ada sebuah awal..suatu saat pasti ada akhir...
tetapi jangan membicarakan akhir sebelum kita memulai..karena kita
akan takut untuk memulai hanya karena takut pada suatu akhir.
sederet kisah pendek dalam siluet pagi...
ketika membuka mata...sebut saja abu, ia menerawang jauh tentang
nasibnya seterusnya. tetapi yang ada di benaknya adalah hari
selanjutnya adalah hari di mana ia harus masuk sekolah, tahun ajaran
baru. setumpuk pikiran mungilnya seperti tidak kuat menahan beban,
dari mana ia bisa mendapat buku baru? tidak ada uang celengan
lagi...tidak ada orang tua yang bisa dimintai uang...hanya tinggal
Embah putri dan bejo, kambing kecil warisan Embah kakung.
meski pun masih berusia tujuh tahun, tetapi kerasnya kehidupan telah
memproses nya sedemikian rupa sehingga ia tumbuh mendewasa dan jauh
lebih mandiri dari bocah-bocah se usianya. ia telah mengungkapkan apa
yang menjadi beban dalam pikirannya kepada Embah putri...
kebuntuan, kebutuhan akan barang konyol yang ternyata begitu penting,
uang!! uang untuk membeli buku-buku baru. dari mana akan dia dapatkan?
sementara kebutuhan hidup belum juga tercukupi.
kebuntuan, penghasilan embah putri sebagai buruh ladang tidak akan
bisa menutup kebutuhan itu semua...
kebuntuan, tidak ada tetangga yang bisa meminjamkan uang...
dari sederet kebuntuan hanya napas panjang yang terdengar, merdu tapi
menyayat hati. mata bening Abu menerawang lagi....apa yang akan dia
lakukan, sungguh dalam lubuk hati yang paling dalam ia ingin sekolah,
ingin punya buku baru,,, buku-buku lamanya sudah penuh dengan tulisan
lugu yang diperkecil sehingga masih bisa bertahan untuk tahun itu,
tapi sekarang?? bukan hanya buku baru kebutuhannya tapi sesungguhnya
kebutuhan hidup mereka merengek minta dipenuhi.
Embah putri mengelus kepala abu dengan lembut. mengisyaratkan untuk
mengambil keputusan berat. menjual si bejo. memang masih kecil tetapi
itu jauh lebih baik daripada hanya pasrah pada kebuntuan.
berat hati abu melepas si bejo. tetapi dalam hatinya ia berjanji kalau
sudah punya uang akan membeli bejo kembali.
hari itu, di mana siluet pagi begitu lugu, abu berjalan menuju pasar
untuk menjual bejo. Kondisi Embah putri tidak memungkinkan untuk
berjalan ke pasar menuntun bejo.
dalam hiruk pikuk pasar, abu berjalan pelan, menuju tempat penjual
kambing. suasana yang ramai berubah menjadi tatapan heran, kenapa anak
kecil ini datang membawa kambing kecil, di antara penghuni pasar acuh,
tetapi ada yang memperhatikannya dengan seksama. siapa lagi kalau
bukan para penjual kambing.
satu penjual mendatang abu. dia menanyakan apakah kambing kecil itu
akan dijual dan dia juga langsung menawarkan harga. harga yang
mengecewakan, tigapuluh ribu. datang lagi penjual lain, menawarkan
harga yang tidak jauh berbeda. satu demi satu penjual kambing tertarik
sehingga lama kelamaan terbentuk koloni yang terpusat pada abu. abu,
anak kecil yang belum pernah menjual kambing atau sejenisnya ke pasar,
bingung. akan kah ia menjual bejo pada harga tertinggi yaitu limapuluh
ribu? seringai licik para pedagang tidak bisa dibaca oleh bocah lugu
itu...
abu bingung. tapi ia harus memutuskan kepada siapa ia akan menjual.
dan tentu saja ia memilih pada orang yang menawar lima puluh ribu itu...
belum sempat abu menjawab pertanyaan para penjual itu, ada seorang
pemuda yang menarik abu dari kerumunan itu. sebut saja abi. abi
menatap lekat-lekat bocah itu. dalam benaknya muncul seribu satu
pertanyaan. ia lalu memilih satu pertanyaan jitu untuk menjawab semua
pertanyaan dalam benaknya. "UNTUK APA KAMU MENJUAL KAMBING KECIL ITU?"
pertanyaan itu membuat abu menuturkan perihal buku,uang, embah putri,
sekolahnya dan masih banyak lagi tanpa memedulikan para pedagang yang
dari tadi masih menunggui abu, untuk jawaban 'iya'.
mata abi berkaca-kaca. ia memutuskan untuk membeli bejo dari abu
dengan harga 200ribu. uang gajian bulan ini, ia ingat ada tanggung
jawab lain dalam nominal itu. tetapi keputusan telah ia ambil. ini
mungkin harga yang lebih dari pantas untuk kambing kecil seukuran bejo.
senyum mengembang di wajah abu. ia merasa harga itu lebih baik dari
pada limapuluh ribu yang ditawarkan pedagang tadi.
dalam hati abi, terus ia 'nyebut', untuk mengingat Allah. di mata abi,
koloni pedagang tadi tidak lebih dari seonggok daging berjalan yang
ingin untung sendiri.
matahari terbit dengan ramah, sinarnya tidak begitu panas. abu bisa
berjalan pulang tanpa memicingkan kedua matanya karena silau. di
tangannya menggenggam uang 200ribu dari abi, untuk sementara uang itu
bisa menolong abu untuk memenuhi kebutuhannya dan embah putri.
dan di antara siluet pagi itu, abi pulang menuntut bejo dengan hati
pilu. tidak adakah yang lain, yang bisa ia lakukan untuk anak itu.
tetapi ia meyakinkan hatinya, Allah tidak akan memberikan ujian
melampaui kemampuan hambanya. dalam benaknya terbayang semangat abu
untuk sekolah,untuk menuntut ilmu, dan basah lah mata abi.
jogja,feb'09
tia
benar-benar sebuah sayatan perih...tetapi diriku percaya suatu hari
seorang abu akan tumbuh menjadi orang yang besar.
- 11.
-
[ETALASE] Beasiswa Calon Pengajar Tahsin Quran, YRII Cabang Cimahi
Posted by: "Rumah Ilmu Indonesia" rumahilmubandung@gmail.com rezaervani
Sun Feb 15, 2009 7:05 pm (PST)
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahirobbil 'alamin,
Dengan ini kami umumkan LAZIS Rumah Ilmu Indonesia membuka Kelas
Beasiswa Calon Pengajar Tahsin - Tahfidz Quran di Rumah Ilmu Indonesia
cabang Cimahi. Program ini diluncurkan dalam rangka mewujudkan cita-cita pendirian Sekolah Quran Rumah Ilmu Indonesia.
Pembimbing Program adalah Ustadz Ahmad Jumhur Al Hafidz.
Program Belajar berlangsung gratis selama 3 bulan, dan terikat kontrak
kerja mengajar di Yayasan Rumah Ilmu Indonesia.
Pendaftaran secara langsung dapat dilakukan ke Rumah Ilmu Indonesia
cabang Cimahi, Perumahan Nusa Hijau Blok B-1, Pasar Atas Cimahi (Depan
SMP BPK Penabur). Informasi lain dapat ditanyakan via phone line di :
022 - 7661 2427 - 0818 42 53 42 atau via email di :
info@rumahilmuindonesia.net
Seleksi dan wawancara calon peserta akan dilakukan pada tanggal 2 - 3
Maret 2009. Persyaratan yang diperlukan hanyalah pengisian form biodata yang dilengkap fotokopi identitas diri. Kelas direncanakan dimulai tanggal 9 Maret 2009.
Demikian kami sampaikan, dan mohon bantuan sahabat sekalian untuk
menyebarluaskan berita ini. Mari hidupkan Quran dalam kehidupan kita.
Salam,
Yayasan Rumah Ilmu Indonesia
http://www.rumahilmuindonesia. or.id
NB : Yayasan Rumah Ilmu Indonesia tidak sama dan tidak ada kaitannya
dengan Bimbel Rumah Ilmu
- 12.
-
[catatan kaki] Bill Cosby
Posted by: "daniel yang" daniel_yang1@yahoo.com daniel_yang1
Sun Feb 15, 2009 7:07 pm (PST)
" ada gula, ada semut...
ada kunci, tentu ada pintu ...
kalaupun anda tidak punya kunci pembuka pintu sukses, siapa bilang harus lewat pintu ?
lewat jendela, atau gali terowongan bawah tanah, lewat atap , kan tetap masih bisa masuk.
tidak ingatkah kau, tentang cerita seorang yang lumpuh dan ditandu, dimasukkan lewat atap rumah, supaya bisa bertemu Yesus Kristus ?
kalaupun ditangan hanya punya kunci pembuka pintu kegagalan, tidakkah kau ingat...
bahwa VIAGRA tercipta karena kegagalan, kegagalan para ilmuwan Pfizer dalam menemukan obat gangguan jantung, yang dihasilkan Viagra yang Biru itu ...
imanilah tulisan ayat alkitab yang sering dipakai seorang petinju di celananya...
I can do all things through Christ who strengthen me"
Amen.
- 13a.
-
Check out my Facebook profile
Posted by: "Fiyan Arjun" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Feb 15, 2009 7:35 pm (PST)
Hi Sekolah-kehidupan,
I set up a Facebook profile where I can post my pictures, videos and events and I want to add you as a friend so you can see it. First, you need to join Facebook! Once you join, you can also create your own profile.
Thanks,
Fiyan
To sign up for Facebook, follow the link below:
http://www.facebook.com/p.php? i=1298556971& k=56FY36PXTXXMZA G1QF56Q&r
- 14.
-
[Catcil] Perpisahan Lajang Dengan Segala Sunyi -1
Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sun Feb 15, 2009 9:00 pm (PST)
Perpisahan Lajang Dengan Segala Sunyi
(Memoar menjelang Pernikahan)
~DA~
Menikah seperti berkebun. Sebuah taman bisa saja terlihat memesona, tapi tak bisa tetap indah jika tak ada tangan yang setia memeliharanya. Menyiram dua kali sehari, memindah posisi pot sebelum hujan agar debu yang menempel di dedaunannya luruh, membersihkan rumput, menyiangi tanaman, memangkas cabang yang terlalu lebat, memasang besi pembentuk cabang, membersihkan daun dan bunga gugur, sampai mencabut dan mengganti tanaman supaya ada penyegaran suasana. Dan si pemelihara dilarang abai, tak boleh lelah, dan jangan sampai bosan. Begitulah pernikahan, setidaknya itu yang saya tangkap.
Dan inilah saya, seorang laki-laki biasa yang mencoba menjadi luar biasa dengan menikah. Hal itu sudah saya lalui. Dan sekarang, saya tengah berada dalam biduk besarnya, mengarungi samudera luas tanpa tepi: pernikahan.
Menikah bukanlah hal yang saya prioritaskan sejak lama. Tidak menjadi rencana utama dalam kehidupan remaja saya, pun hal tersebut terkadang terlintas dalam benak dan berkali-kali mendatangkan gelisah yang tidak saya mengerti. Meski pada akhirnya, saya masuk ke dalam tahap tersebut.
Tidak ada rencana yang sempurna yang disusun oleh wedding organizer, tidak ada anggaran khusus untuk menyiapkan hal tersebut. Tentu saja ini bukan hal ideal yang bisa saya persembahkan untuk perempuan yang akan saya nikahi. Tapi saya tidak bisa berkelit, bahwa kondisi saya jauh dari sempurna. Akhirnya, hanya tekad saja yang menemani saya dan membuat semuanya menjadi niscaya.
Awal Jejak Pernikahan: Menapaki kota kembang ini, seperti menarik kembali pada tiap pesona yang pernah Saya kagumi beberapa tahun yang lalu. Saat-saat ketika semangat seorang anak muda yang baru saja lulus SMU, dalam mencari sebuah strata baru di sebuah lingkungan yang juga baru. Entah kenapa, justru Bandunglah yang saat itu selalu memenuhi hasrat dan menjadi tujuan.
Bayangan tentang kesejukan udaranya, dan semua keramahan yang ditawarkan oleh kota ini berhasil membiusku. Mungkin juga ini dikarenakan oleh adanya hubungan historis antara Bandung dengan Ibu saya yang memang juga berasal dari kota ini. Ya, rasa cinta pada kota ini sudah tumbuh sejak awal, entah kenapa. (Bersambung)
Dani Ardiansyah
www.sekolah-kehidupan. com
www.catatankecil.multiply. com
- 15a.
-
[Artikel] Membuat Sejarah (GeGer 2,5%)
Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Sun Feb 15, 2009 9:04 pm (PST)
Membuat Sejarah (GeGer 2,5%)
By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA
sumber, http://mubarok-institute. blogspot. com
Sejarah terkadang berlangsung seperti yang dirancang oleh para pelaku sejarah, terkadang berjalan sendiri menyimpang jauh dari yang dirancang. Oleh karena itu ada pelaku sejarah, ada orang yang terbawa oleh arus sejarah dan ada orang yang menjadi korban sejarah. Bung Karno dulu berusaha mengukir sejarah Indonesia, tetapi di ujung beliau menjadi korban dari sejarah yang diukirnya. Pak Harto juga merancang sejarah Indonesia untukbisa tinggal landas. Ujungnya seperti yang kita saksikan, rancangannya berantakan, dan beliau juga mengalami nasib yang tak jauh berbeda dengan Bung Karno.
Peristiwa besar terkadang dipicu oleh peristiwa kecil, bahkan terkadang dipicu oleh sesuatu yang sesungguhnya tidak ada. Ada contoh kecil yang kebetulan melibatkan nama saya. Secara terbuka saya sebagai wakil ketua umum Partai Demokrat ditegur oleh Bapak SBY selaku ketua Dewan Pembina Partai. Yang membuat peristiwa itu menjadi besar adalah karena tegurannya dilakukan secara terbuka, lewat konperensi pers yang ditayangkan oleh semua stasiun TV nasional.
Dapat diduga, malam itu dan hari-hari berikutnya Koran,TVdan radio se Indonesia selalu menyebut nama saya, dan seakan ada konflik besar dalam koalisi Demokrat Golkar atau SBY-JK). Mendadak saya menjadi selebritis, dikejar TV, wartawan, dan telpon serta SMS tak pernah berhenti berdering. Nama Achmad Mubarok selalu disebut dan wajah saya ditayangkan berulang-ulang disemua tayangan TV,sebagai pemicu peristiwa, atau sebagai newsmaker. Benarkah saya sebagai pemicu ? ternyata heboh itu bersumber dari sesuatu yang tidak ada, karena saya sesungguhnya tidak pernah berfikir, tidak berbuat dan tidak berkata seperti yang diberitakan. Lalu apa sesunguhnya yang terjadi.
Di sela-sela acara rapimnas Partai Demokrat di Kemayoran, sementara saya menunggu persiapan liputan life ANTV , ada seorang mendekati saya dari samping , saya tahu dia wartawan, tetapi tidak wawancara resmi, seperti orang ngobrol biasa, tidak direkam, dia bertanya. Pak Kenapa koalisi tidak dibangun sekarang ? Saya jawab. Kalau koalisi sekarang , itu sama dengan koalisi di awang-awang,wong realita politiknya belum nampak. Nanti habis Pemilu legislatip tuh, baru nampak the real politiknya. Tapi kan sudah kelihatan partainya?kata wartawan. Saya jawab. Eh ,pemilu itu bisa membuat yang kecil jadi besar, dan yang besar menjadi kecil. Koalisi harus kuat,paling tidak 50 % lebih, maka hanya partai yang memperoleh angka signifikan yang bisa menjadi pilar koalisi . Angka signifikan itu berapa pak ?. ah relatip itu., tetapi yang jelas kalau mencari 50% ya bukan partai yang hanya memperoleh 2,5 %. Seandainya PKS dapat 20 % ? tanya wartawan.
Itu adalah realitas, siapapun akan memperhatikan. Kalau Golkar hanya dapat 2,5 % ? tanya wartawan. Itu juga realitas,jawab saya. Apa mungkin Golkar bisa turun jadi 2,5% ? tanya wartawan lagi. ha ha ha ha, di dunia ini apa aja bisa terjadi. Jawab saya geli. Rupanya watawan ini kreatip. Ia mengambil potongan ini untuk memancing pak Yusuf Kalla, dengan pertanyaan.Pak,kata Pak Mubarok Demokrat akan gandeng PKS karena golkar hanya dapat 2,5%. Pak Yusuf Kalla terpancing, merespon dengan jawaban jangan mimpi buruk lah dan seterusnya seperti yang sudah kita dengar.
Bayangkan, dialog yang sama sekali tidak melecehkan siapa-siapa dan tidak meramalkan siapa-siapa bisa berkembang sangat dahsyat, setelah Pak JK mengomentari,hingga Pak SBY pun ikut konperensi pers. Untung Pak SBY sangat bijak, menegur saya tetapi menutup dengan kalimat pujian;,saya kenal pak Mubarok,orangnya lurus dan lugu, tidak punya pikiran jahat.
Saya juga sudah membantah melalui koran dan TV, tetapi sejarah berjalan terus.Di Golkar berkembang wacana-wacana baru, mungkin akan berkembang menjadi alur sejarah yang tak dibayangkan, mungkin juga akan berhenti seminggu lagi setelah muncul issue baru yang lebih segar sehingga tidak menjadi sejarah.
Kata orang penganut teologi Jabariah (predestination), semua itu sudah diatur oleh Tuhan dari atas, kita tinggal terima. Kata orang yang menganut teologi Qadariyah, wah ini bisa kita mainkan ke arah yang kita inginkan. Kata orang Ahlussunnah waljamaah. Mari kita berfikir dan berbuat yang baik, selanjutnya kita tawakkal kepada Alloh,apapun hasilnya..
Begitu melekatnya angka 2,5% dengan nama saya, kemarin ada teman muallaf, pengusaha, bertanya lewat telpon; saya punya harta ini dan itu, nilai semuanya sekian. Berapa zakat yang harus saya keluarkan pak ? saya jawab langsung, 2,5%. Ehh teman saya langsung jawab, pak yang bener dong jawabnya, saya ini bukan golkar.,Padahal maksud saya zakatnya sebesar 2,5% dari nilai yang dia sebut. Huebaat kan ?
Wassalam,
agussyafii
- 15b.
-
[Ruang Keluarga] Kalung Untuk Ibu
Posted by: "Jojo_Wahyudi@manulife.com" Jojo_Wahyudi@manulife.com
Sun Feb 15, 2009 10:16 pm (PST)
Assalaamualaikum Wr Wb
Mudah2an kejadian setahun lalu ini
bisa membawa hikmah untuk kami sekeluarga
Amien
Wassalaamualaikum Wr Wb
_____________________ _________ _____
Kalung Untuk Ibu
Oleh Jojo Wahyudi
Siang itu Senin, 11 Pebruari 2008 HPku bergetar. Kulihat nomornya.
Dari telepon di rumah ternyata. Di seberang sana terdengar suara renyah putri pertamaku Zalfa Humaira, 7 tahun. "Kakak" begitu panggilan akrab kami sekeluarga untuknya.
"Assalaamualaikum Ayah, Kakak ingin bicara dengan Ayah. Tapi sebentar ya, Kakak naik ke atas duluâ" katanya setengah berbisik, seolah takut suaranya di dengar orang di sekelilingnya.
"Ayah ingat tidak, kalau besok Ibu ulang tahun ?" katanya kemudian,
nampaknya dia sudah berada di kamar atas.
"Oh iya, Ayah kok sampai lupa ya, terima kasih ya Kak, sekarang Ayah jadi inga". aku benar-benar lupa besok adalah ulang tahun istriku.
"Nah bagaimana kalau kita buat kejutan untuk Ibu besok Yah." katanya
semangat tetapi tetap berbisik.
"Maksud kakak ?"
"Kita belikan Ibu sesuatu. Nanti Ayah pulang kerja cari ya hadiahnya ".
"Oke deh Kak, nanti sepulang dari kantor Ayah usahakan cari ya"lanjutku
seraya melanjutkan kerjaku di depan komputer kantor.
"angan sampai lupa ya Yah â katanya mengakhiri percakapan kami.
Hari itu aku benar-benar tidak bisa santai, pun saat istirahat tengah hari.
Banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Belum lagi permintaan
support dari departemen lain yang datang bertubi-tubi. Hingga menjelang
maghrib aku belum bisa beranjak dari depan komputer. Saat Adzan Maghrib
berkumandang, mataku masih nanar memandangi layar monitor. Baru pukul 18.36
WIB aku melaksanakan kewajibanku pada Sang Khalik.
Hingga larut malam, aku masih berkutat dengan perangkat elektronik yang
membuat mataku ber-air. Ide-ide di kepala yang diharapkan terus mengalir,
semakin sulit keluar karena fisikku yang semakin lelah. Pukul 20.15
terpaksa kuhentikan kegiatan, karena ide sudah tidak lagi bisa keluar,
ditambah kekhawatiranku tertinggal KRL terakhir menuju Bogor.
Bergegas kumatikan komputer dan segera beranjak dari kursi menuju lift ke
lantai dasar.
Setengah berlari aku menaiki anak tangga stasiun Cikini yang berjarak hanya
sepuluh meter dari gerbang kantorku. Setelah sepuluh menit menunggu,
transportasi rakyat yang cukup vital itupun muncul. Berdesakan aku
menyeruak masuk di kerumunan penumpang yang berjubal dan basah oleh
keringat beraneka aroma.
Satu jam kemudian besi tua dengan seribu jasa itupun memasuki stasiun
Bojong Gede, aku segera melompat turun dan mengambil motor di tempat
penitipan. Dengan gas penuh kupacu roda dua itu agar bisa segera tiba di
rumah, baru terasa kalau cacing-cacing di perut mulai meronta-ronta meminta
jatahnya.
Sepiring nasi dan lauknya serta segelas teh manis hangat, mampu mengantarku
ke alam mimpi hingga Adzan Subuh tak lagi bisa terdengar. Tepat 05.15
guncangan tangan istriku membuyarkan mimpi lelapku. Bergegas kulaksanakan
kewajiban dengan terburu-buru.
Sekelebat kulihat putri pertamaku melongok dari balik pintu. Setelah
"salam" kupanggil dia, kuraih dan kududukan di antara sila-ku.
"Ada apa Kak ?" kulihat mimik wajahnya seolah ingin mengatakan sesuatu
"Sudah dibungkus belum hadiah untuk Ibu, Yah ?" bisiknya ketelingaku,
khawatir Ibunya mendengar.
"MasyaAllah, kenapa Ayah jadi pelupa seperti ini ya Kak......" kataku
sambil meletakan telapak tangan di kening.
"Jadi Ayah belum beli kado ulang tahun untuk Ibu?" terlihat kekecewaan di
wajahnya.
"Maafkan Ayah ya Kak. Ayah benar-benar lupa. Tadi malam banyak sekali
kerjaan yang harus diselesaikan di kantor" kataku mencoba menerangkan.
Akhirnya pagi itu, hanya ucapan selamat ulang tahun ala kadarnya dari kami
untuk Ibu dari anak-anakku. Dengan kekecewaan yang masih tampak, Zalfa
mencium tangan lalu pipi Ibunya, disusul adiknya Zulfa yang tampak ceria.
Istriku tersenyum membalas ucapan mereka. Terakhir aku yang mengucapkan
selamat sambil mencium keningnya.
Seperti biasa, aku berangkat pukul 06.30 menuju stasiun kereta.
Puteri ke-duaku Zulfa yang masih TK, berangkat pukul 08.00 dengan diantar
jemputan, sedangkan kakaknya, minggu ini mendapat giliran masuk sekolah
siang.
"Ibu, boleh tidak Kakak minta uang ?" cerita Istriku mengenai permintaan
Zalfa yang sebetulnya jarang sekali terjadi. Kami memang membiasakan
anak-anak untuk tidak meminta uang pada orang tuanya. Untuk bekal ke
sekolah biasanya Istriku membawakan roti atau makanan kecil lainnya,
kecuali memang tidak ada persediaan bekal sama sekali untuk di bawa ke
sekolah, baru Istriku memasukan lima ratus atau seribu rupiah ke dalam tas
sekolah Zalfa agar bisa dibelikan makanan ringan di sekolahnya.
" Uang untuk apa Kak ?"tanya Istriku
"Ya untuk jajan di sekolah Bu " katanya.
Sekali-kali bolehlah mengabulkan permintaan uang jajan, pikir Istriku
seraya memberikan pecahan dua ribu rupiah ke genggamannya. Cukup ceria
Zalfa berangkat ke sekolah, melupakan kekecewaannya pagi tadi.
Tengah hari, setiba dari sekolah, putri pertamaku itu langsung berlari
menemui Ibunya.
"Ibu, coba tutup mata Ibu" katanya meminta Ibunya menutup mata.
"Ada apa Kak ?" Istriku bertanya sambil menyusui Zaidan putra ke-tiga kami
yang baru berusia tiga bulan.
"Pokoknya tutup dulu mata Ibu " rengeknya, Istriku menuruti kemauannya
seraya menutup mata.
"Sekarang buka mata Ibu"tangan mungilnya menggenggam sesuatu terbungkus
plastik bening.
"Ini kado ulang tahun untuk Ibu dari Kakak Zalfa, Kakak Zulfa, Dede Zaidan
dan Ayah"katanya seraya menyodorkan plastik itu ke tangan Ibunya.
"Apa ini Kak ?"tanya Istriku setengah kaget.
â Coba Ibu buka saja plastiknya â katanya tersenyum.
Istriku membuka bungkus plastik yang disodorkannya, sebuah kalung acesoris
anak-anak ada di dalamnya. Walau hanya terbuat dari timah pyuter biasa,
tapi bentuknya sangatlah indah, dengan liontinnya yang berbentuk hati.
Terharu dan bahagia Istriku menerima pemberian itu, tak kurang terharu dan
malu aku saat diceritakan kisah ini.
Anak sulung kami, yang belum tahu mengenai "kebudayaan barat" tentang
ungkapan kasih sayang yang keliru, dengan kemurnian rasa sayangnya yang
tulus telah melunasi ke-alpha-anku. Dibelanjakan uang jajannya yang tidak
seberapa untuk sebuah kado terindah dalam hidup Istriku, yang bisa jadi
belum pernah aku lakukan selama hampir sepuluh tahun kami berumah-tangga.
Ya Allah, terima kasih Kau telah menitipkan "bidadari" kecil ke dalam hidup
kami, yang dengan sayangnya yang tulus telah mengingatkanku akan sebentuk
perhatian kecil yang akan mempunyai arti sangat besar untuk hidup kami
selanjutnya.
(Bojong Depok Baru, 12 Pebruari 08)
- 16.
-
(Sekolah Kehidupan): Indira Gandhi (1917-1984)
Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com pandika_sampurna
Sun Feb 15, 2009 9:23 pm (PST)
Manusia cenderung lupa akan tanggung jawabnya, tetapi selalu ingat akan hak-haknya.
- 17.
-
(LONCENG): Virus Perusak
Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com pandika_sampurna
Sun Feb 15, 2009 9:26 pm (PST)
Dari Milis tetangga:
Subject: Fwd: FW: Virus Perusak
Date: Tuesday, February 10, 2009, 8:27 AM
Â
Subject: Virus Perusak
Â
Dear ALL
Aslm wr wb.
Â
WASPADALAHâ¦Ã¢¦Ã¢¦Ã¢¦Ã¢¦Ã¢¦Ã¢¦Ã¢¦Ã‚
VIRUS PALING JAHAT DARI YANG PERNAH ADA
Sebuah virus baru sudah ditemukan, dan digolongkan oleh Microsoft sebagai yang paling merusak! Virus itu baru ditemukan pada hari Minggu siang yang lalu oleh McAfee, dan belum ditemukan vaksin untuk mengalahkannya.
Virus ini merusak Zero dari Sektor hard disc, yang menyimpan fungsi informasi-informasi terpenting. Virus ini berjalan sebagai berikut:
·secara otomatis virus ini akan terkirim ke semua nama dalam daftar alamat anda dengan judul "Sebuah Kartu Untuk Anda" (Une Carte Pour Vous, atau A Card For You);
·begitu kartu virtual itu terbuka, virus itu akan membekukan komputer sehingga penggunanya harus memulainya kembali; kalau anda menekan CTRL+ALT+DEL atau perintah untuk restart, virus itu akan merusak Zero dari Sektor Boot hard disk, sehingga hard disk akan rusak secara permanen.
Menurut CNN, virus itu dalam beberapa jam sudah menimbulkan kepanikan di New York. Peringatan ini telah diterima oleh pegawai Microsoft sendiri.
Jangan membuka e-mail dengan judul "Sebuah kartu virtual untuk Anda" ( Une Carte Virtuelle Pour Vous atau A Virtual Card For You ).
Kirimkan pesan ini kepada semua teman anda. Saya rasa bahwa sebagian besar orang, seperti saya sendiri, lebih suka mendapat peringatan ini 25 kali daripada tidak sama sekali.
AWAS!!! Jangan terima kontak "pti_bout_de_ chou @hotmail.com". Ini virus yang akan memformat komputer anda. Kirimkan pesan ini ke semua orang yang ada di dalam daftar alamat anda.
Kalau anda tidak melakukannya dan salah seorang teman anda memasukkannya dalam daftar alamatnya, komputer anda juga akan terkena.
--
Iwan Setiawan
CV. A R K A N I N D O
- 18.
-
[Etalase] Buka Penerbitan
Posted by: "asadihati" asadihati@yahoo.com asadihati
Sun Feb 15, 2009 10:45 pm (PST)
saya buka penerbitan buku berbasis mobile book.....
untuk teman-teman yang mau menerbitkan bukunya dalam mobile book
silahkan hubungi email saya untuk tanya jawab di asadihati@yahoo.com... .
terima kasih untuk numpang promosi....
salam hangat untuk semua...
- 19.
-
[CAtcil]Ayahku, Idolaku..Kak
Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Mon Feb 16, 2009 1:04 am (PST)
Ayahku, Idolaku..Kak
By: agussyafii
Malam itu anak-anak pengajian "Amalia" dirumah, saya tanya. "rizki, siapa tokoh idolamu.." "Ayahku, Idolaku..Kak." Jawab Rizki dengan lantang. Rizki menuturkan bahwa ayahnya lebih hebat daripada Superman sebab ayahnya seorang pekerja keras dalam mencari nafkah, dengan bangga rizki menceritakan ayahnya yang setiap malam pulang dengan membawa buah kesukaannya.
Manusia sejak kanak-kanak memiliki tabiat ingin meniru orang lain (identifikasi) yang dikagumi. Tokoh identifikasi anak-anak biasanya adalah ayahnya, pada remaja tokoh identifikasinya biasanya pahlawan atau selebritis, sedang pada orang dewasa tokoh identifikasinya adalah tokoh besar yang memiliki gagasan besar atau karya besar. Tokoh panutan atau tokoh idola biasanya menjadi sumber inspirasi dalam bercita-cita, yang oleh karena itu pola hidup dan bahkan gaya hidup sang idola selalu ditirunya. Problemnya, sesungguhnya tidak ada tokoh yang benar-benar besar, karena dibalik kebesaran sang tokoh biasanya terdapat sifat-sifat tercela yang sama sekali tidak layak untuk diteladani. Hanya saja sifat tercela itu tidak diketahui publik karena tertutup oleh kepopulerannya. Setiap orang besar, setiap kali dipuji kebesarannya, maka akan ada kalimat berikutnya, sayang begini, sayang begitu.
Menurut pandangan hidup muslim, tokoh besar yang benar-benar bisa menjadi panutan adalah Nabi Muhammad s.a.w, karena setiap kali keutamaan pribadi Muhammad dikaji, semakin diketahui bahwa masih banyak lagi dimensi keutamaan Muhammad yang belum tergali. Muhammad adalah sosok yang bisa menjadi panutan dalam semua aspek kehidupannya, kehidupan dalam keluarga, sebagai ayah, sebagai suami, sebagai sahabat, sebagai prajurit dan sebagai pemimpin, pemimpin masyarakat, pemimpin keagamaan, panglima perang dan pemimpin negara. Tak ada satu aspekpun dari perilaku Muhammad yang tercela, karena Muhammad bersifat ma`shum, yakni terpelihara dari perilaku cela, dijaga oleh Alloh SWT sendiri. Tokoh idola mestilah tokoh yang sempurna. Dimata kanak-kanak tokoh paling sempurna adalah ayahnya.
Wassalam,
agussyafii
---
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye Program Pendidikan "Anak-anak Insan Mulia (Amalia)" Program Pendidikan anak-anak dengan kasih sayang, silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431 atau di http://agussyafii.blogspot. com
- 20.
-
PERJALANAN HIDUP HANYA SEKALI (CATATAN KAKI)
Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id arnabgaizir
Mon Feb 16, 2009 1:30 am (PST)
Â
Perjalanan Hidup Hanya
Sekali
Â
           Bagi
para pembaca yang pernah membaca tulisan saya yang berjudul âMenempuh
Perjalanan Membutuhkan Rambuâ, tentu mengetahui bagaimana sulitnya untuk
mencapai ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Apalagi tempat yang
dituju amat jauh. Tempat yang dimaksud adalah rumah seorang sahabat yang
tinggal di daerah Ciledug.
           Hari
Ahad kemarin (15/2-2009) saya kembali mengunjungi sahabat itu. Tapi perjalanan
kali ini beda dengan perjalanan sebelumnya. Perjalanan kali ini lebih mudah,
lebih tenang dan lebih yakin.
           Dalam
perjalanan sebelumnya. Sampai di jalan Sisimangaraja, ketika tiba di
perempatan menjelang terminal Blok M, saya mengambil jalur cepat. Karena saya
ingin berbelok ke kanan menuju Cileduk, melewati RS Pertamina, Mayetik dan
seterusnya. Tapi permasalahannya di jalur cepat itu, tidak ada satu pun motor
di sana, kecuali motor yang kukendarai.
           Waktu
itu, saya merasa tidak tenang. Setiap ada kendaraan yang baru datang di perempatan
itu, saya menengok. Wah....yang datang mobil lagi. Di samping itu, di depan
saya terlihat pak polisi sedang bertugas. Waah.....jangan-jangan kena tilang.
           Begitu
lampu hijau, ternyata tidak bisa langsung berbelok ke kanan. Terpaksa harus
mengambil jalan lurus dan itu berarti saya harus melintasi pak polisi yang
sedang berdiri. Bagaimana kira-kira perasaan pembaca menghadapi keadaan ini?
Kita dalam keadaan salah (karena motor dalam jalur cepat). Ya....begitulah.
Tidak tenang.
           Perjalanan
kemarin (15/2). Sampai di jalan Sisimangaraja, ketika tiba di perempatan
menjelang terminal Blok M, saya langsung mengambil jalur lambat. Tujuannya
adalah untuk berputar balik dan kemudian mengarahkan kendaraan ke Cileduk.
           Beda
memang rasanya antara perjalanan sebelumnya dengan perjalanan kemarin. Karena
sudah pengalaman dan karena sudah tahu tidak boleh langsung berbelok ke kanan, saya
merasa tenang. Saya dapat bersikap sebagaimana mestinya.
Sedangkan
sebelumnya, saya bersikap meraba-raba, coba-coba alias trial and error. Sikap
seperti ini tentu beresiko dan resikonya itu error.
Perjalanan
kemarin itu (15/2) lebih nyaman. Karena saya mengadakan perjalanan dengan bekal perjalanan
sebelumnya dan berbagai informasi yang diperoleh.
Berbeda
dengan perjalanan sebelumnya. Perjalanan kala itu hanya berbekal informasi seadanya. Setelah
melewati RS Pertamina dan Majestik, kendaraan diarahkan terus hingga Cileduk
sampai bertemu dengan mall Carrefour. Setelah itu ikuti angkot no. 02. Karena
angkot ini akan mengantarkan kita sampai ke pemberhentian terakhir yang
letaknya dekat dengan tujuan saya.
Informasi
ini membingungkan ketika baru beberapa menit dari Majestik, saya menemukan mall
Carrefour yang terletak di kiri jalan. Apakah Carrefour ini yang dimaksud?
Apakah dari sini saya harus mengikuti angkot 02. Di sini saya sempat bingung.
Sebab setahu saya perjalanan yang harus ditempuh cukup jauh.
Alhamdulillah
perjalanan kemarin (15/2) tidak seperti perjalanan sebelumnya. Saya tidak bingung.
Sebab saya tahu bahwa Carrefour yang terletak di kiri jalan bukan Carrefour
yang dimaksud. Tatkala melewati Carrefour yang ada di kiri jalan, saya tidak
bingung dan motor terus dijalankan.
Di dalam
perjalanan kemarin, saya sempat melihat metro mini S 69 (Blok M â" Cileduk). Â Melihat metro mini ini, tidak berpengaruh
apa-apa bagi saya.
Lain
ketika dalam perjalanan sebelumnya, ketika melihat metro mini nomor ini, saya
berpikiran, âWah.....jalan yang sedang saya tempuh ini sudah benar. Karena
masih searah dengan metro mini S 69.â Demikian pula ketika melihat metro mini
ini datang dari arah yang berlawanan.
Ketika itu,
berbagai rambu, informasi dan segala petunjuk benar-benar diperhatikan. Seperti
petunjuk bahwa mall Carrefour tinggal beberapa kilometer lagi. Petunjuk ini
benar-benar memantapkan laju motor saya. Sebab itu berarti perjalanan saya
sudah berada di jalur yang benar.
Berbeda
ketika kemarin. Petunjuk, rambu dan informasi tidak terlalu dipedulikan. Sebab sudah tahu
arah tujuan saya. Saya terus mengarahkan motor hingga sampai di mall Carrefour.
Perjalanan tidak sampai di sana. Motor saya arahkan hingga ujung jalan,
tepatnya di sebuah pertigaan. Hingga pertigaan pasar Bengkong atau Bengkok
(nggak jelas namanya). Dari sini saya tinggal mengarahkan kendaraan hingga
komplek Pepabri.
Perjalanan
kemarin memang perjalanan yang berbeda dengan sebelumnya. Saya dapat sampai di
tujuan dengan tenang. Karena berbagai petunjuk, rambu dan informasi sudah saya
ingat. Selain itu, saya juga sudah berpengalaman untuk sampai di tujuan.
Tapi lain
halnya dengan perjalanan hidup. Perjalanan hidup hanya dijalani sekali. Tidak
ada kesempatan kedua untuk mengulangi perjalanan hidup. Jika perjalanan hidup
yang pertama telah usai, tidak ada lagi perjalanan hidup yang kedua. Jika kita
selamat dalam perjalanan hidup, maka itu selamat untuk selamanya. Jika kita
gagal dalam perjalanan hidup, maka itu gagal untuk selamanya. Tidak ada
kesempatan untuk mengulanginya lagi. Semoga kita dapat menempuh perjalanan
hidup ini dengan benar dan sampai di tujuan. Aaaamiiin
arnabgaizir.blogspot. com
arnab20.multiply.com
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar