Kamis, 22 April 2010

[daarut-tauhiid] Profesor Israel : "Hentikan Blokade di Gaza !"

 

Profesor Israel: "Hentikan Blokade di Gaza !"

Profesor Avishal Margalit, salah satu tokoh filsuf terkemuka di Israel adalah segelintir dari orang Yahudi Israel yang menentang blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Filsuf yang tahun ini mendapat penghargaan "Israel Prize for Philosophy" ini menyatakan, blokade Israel di Gaza adalah sebuah bencana dan untuk itu harus segera diakhiri.

Secara khusus ia menyampaikan permintaan itu pada pemerintah Israel bersamaan dengan peringatan "Hari Berdirinya Negara Israel". Ia mengatakan, blokade yang diterapkan Israel sejak Hamas mengambil alih kontrol di Gaza tahun 2007, sebenarnya menunjukkan kebangkrutan moral Israel.

"Israel menciptakan penjara raksasa dan meyakini akan mendapatkan hasil yang baik dari kebijakan ini, hanyalah sebuah ilusi. Ilusi yang mengerikan dan merupakan sebuah kebangkrutan moral," kata Profesor yang juga dikenal pengamat yang tajam dan sebagai penulis buku berkualitas.

Buku-buku yang sudah ditulisnya antara lain: On Compromise and Rotten Compromises, Occidentalism: The West in the Eyes of Its Enemies dan The Ethics of Memory and The Decent Society. Selain itu, Profesor Margalit juga menulis biografi sejumlah politis Israel, antara lain: Yitzhak Rabin, Ariel Sharon, dan Shimon Perez.

Israel Negara yang Bermasalah

Meski seorang Israel, Profesor yang lahir dan besar di Yerusalem ini, berada pada posisi yang bertentangan dengan rezim Zionis Israel. Margalit adalah tokoh Israel yang menganjurkan agar Israel kembali ke "Israel kecil" yaitu Israel dengan wilayah perbatasan pada tahun 1948 dan melupakan ambisi untuk memperluas wilayahnya dari Yordan sampai ke Mediterania seperti yang dilakukan Israel sejak usai perang Arab tahun 1967. Ambisi itu menurut Margalit, hanya menjadikan Israel menghadapi banyak masalah dan menjadi negara yang menerapakan prinsip apartheid.

"Di dalam Garis Hijau, kehidupan di Israel terlihat tenang-tenang saja. Tapi menurut saya, semua pihak mengakui bahwa Israel adalah negara yang bermasalah dengan entitasnya," kata Margalit.

"Israel yang sekarang, adalah kekalahan besar ideologi Zionisme dengan keterlibatan Israel dalam berbagai masalah yang berbahaya. Oleh sebab itu, saya pikir, hari ini (hari terbentuknya negara Israel) seharusnya menjadi 'momen kebenaran' dimana Israel kembali ke 'Israel kecil' yaitu Israel dengan wilayah pada tahun 1948," papar Margalit.

Meski demikian, terkait persoalan Yerusalem yang selalu memicu ketegangan antara Israel-Palestina, Margalit menawarkan solusi agar Yerusalem dikelola bersama oleh Israel maupun Palestina. Menurutnya, yang menjadi ketegangan di Yerusalem sebenarnya berakar dari persoalan sejarah kota itu. Kota Yerusalem yang diperebutkan Israel, kata Margalit, adalah "Kota Daud" yang luas wilayahnya hanya satu persen dari seluruh kota Yerusalem.

Di sisi lain, ia tidak setuju berbagai perubahan yang telah dilakukan Israel di Yerusalem, yang sampai sekarang statusnya sebenarnya berada dalam wewenang PBB. "Jangan mengubah fisik kota Yerusalem, karena kota itu merupakan warisan sejarah bagi seluruh dunia, dan warisan sejarah agama-agama Ibrahim," kata Margalit.

Hentikan Blokade Gaza

Bagi Margalit, yang terpenting saat ini, rezim Israel harus segera mengakhiri blokadenya di Jalur Gaza. "Saya pikir blokade tidak boleh dilanjutkan. Blokade itu merupakan bencana," tandasnya.

Untuk mengakhiri blokade itu, menurut Margalit, isu utamanya bukan apakah Israel harus berdialog dengan Hamas, baik langsung atau tidak langsung. Masalahnya terletak pada rezim Zionis yang berpandangan bahwa mengisolasi satu setengah juta warga Gaza akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi rakyat Israel dan akan menyulitkan posisi Hamas yang berkuasa di wilayah itu. Tapi kenyataannya harapan Israel tidak terjadi. Hamas masih kuat dan perlawanan terhadap Israel dari Gaza tetap berlanjut.

Lebih lanjut Margalit mengatakan, bahwa tetangga Israel, Mesir juga berperan dalam blokade itu. "Saya heran, mengapa dunia menuding hanya Israel yang melakukan blokade itu. Faktanya, Mesir menjadi bagian dari kebijakan blokade tersebut," ujarnya.

Melihat perkembangan konflik Israel-Palestina sekarang ini, Margalit menyatakan pesimis, AS dibawah kepemimpinan Presiden Barack Obama bisa membantu memberikan solusi yang bisa diterapkan oleh Israel dan Palestina.

Margalit menegaskan, solusi yang terbaik adalah, Israel kembali ke perbatasan 1948. "Mengakhiri pendudukan dan penjajahan, adalah solusi moral dan tindakan yang paling penting dilakukan rezim Zionis," tandasnya. (ln/JP)

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Welcome to Mom Connection! Share stories, news and more with moms like you.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: