Minggu, 25 April 2010

[daarut-tauhiid] Membulatkan Tekad

http://www.dakwatuna.com

Membulatkan Tekad

Oleh: Samin Barkah, Lc
________________________________


dakwatuna.com – Dari Tsauban bin Bajdad, ia berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda, "Hampir saja bangsa-bangsa berkumpul menyerang kalian
sebagaimana mereka berkumpul untuk menyantap makanan di nampan. Salah
seorang sahabat bertanya, "Apakah karena sedikitnya jumlah kami pada
saat itu?" Beliau menjawab, "Bahkan pada saat itu jumlah kalian
banyak, tetapi kalian seperti buih, buih aliran sungai. Sungguh Allah
benar-benar akan mencabut rasa takut pada hati musuh kalian dan
sungguh Allah benar-benar akan menghujamkan pada hati kalian rasa
wahn." Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah wahn
itu?" Beliau menjawab, "Cinta kepada dunia dan takut mati." (H.R. Abu
Daud dan Ahmad)

Tentang Hadits

Hadits di atas berbunyi:

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Hadits ini adalah hadits shahih, marfu dari Rasulullah saw.

Hadits ini menggambarkan ramalan Rasulullah saw bahwa nanti pada suatu
saat umat Islam akan menjadi bulan-bulanan bangsa-bangsa di dunia.
Dari hadits di atas tergambar bahwa tidak ada seorang pun sahabat yang
menyangkal apa yang dikatakan Rasulullah. Mereka justru menanyakan
lebih lanjut perihal kondisi umat Islam yang pada suatu masa, mereka
tidak lagi dipandang, tetapi menjadi obyek pelecehan dan tindak
kebrutalan. Bukan karena jumlah umat Islam yang sedikit, tetapi karena
pada hati mereka telah bersarang suatu penyakit, yaitu penyakit wahn.
Jika dilihat dari jumlah, maka justru umat Islam adalah umat yang
paling besar jumlahnya dibandingkan dengan umat-umat lain. Tetapi
seperti peribaratan Rasulullah saw bahwa pada saat itu jumlah umat
Islam yang banyak tidak mempunyai arti apa-apa jika mereka tidak punya
bobot. Mereka seperti buih air yang tidak mempunyai arus, bahkan
justru buih itu ikut ke mana arus bergerak.

Penjelasan Hadits

Ramalan Rasulullah saw itu telah menjadi kenyataan, terutama setelah
umat Islam tidak lagi memiliki induk. Ketika umat Islam tidak memiliki
kekhilafahan, karena dihancurkan oleh musuh-musuhnya melalui putra
negeri Islam sendiri, Mustafa Kemal Attaturk. Kondisi umat Islam
sebagai umat yang pernah memiliki peradaban dunia yang bertahan sekian
abad telah hancur berkeping-keping. Kepingan peradaban dan kekuatan
umat Islam itu kini tidak lagi menjadi perhitungan musuh-musuhnya,
bahkan mereka kadang bisa diadu domba antara satu negeri Islam dengan
negeri Islam lainnya.Runtuhnya kekhilafahan Islam bukanlah awal dari
kemunduran umat Islam. Jauh sebelum itu umat Islam sudah menunjukkan
kemundurannya dan puncak kemunduran umat Islam itu ditandai dengan
ketidakmampuan umat ini mempertahankan eksistensi khilafah islamiyah.
Penyakit itu seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw adalah
penyakit wahn. Wahn adalah penyakit hati. Penyakit mental yang
munculnya tidak tiba-tiba, sebagaimana juga bahwa untuk mengobati
penyakit ini tidak bisa sim salabim, instan, langsung sembuh dan
mentalnya berubah.

Penyakit ini berawal dari perilaku para pejabat negara Islam atau
dikenal dengan pejabat kalangan istana. Dalam sejarah kita bisa dapati
bahwa awal tindak kezhaliman itu berawal dari pejabat istana atau
pejabat negeri Islam yang kemudian menular ke bawahan. Lambat laun
menjadi penyakit umat dan bangsa. Diawali dari penyakit afrad yang
hanya menghinggapi beberapa oknum pejabat, kemudian ketika penyakit
itu menjadi wabah, maka akhirnya mereka tidak lagi menganggap itu
adalah penyakit. Orang akan bingung ketika melihat kenyataan ini, dari
mana kita harus mulai mengobatinya. Penyakit yang menjadi kompleks
karena sudah menjadi tradisi dan adat, bahkan mungkin sudah menjadi
norma yang harus diakui dan diterima.

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra'd: 11)

Benar bahwa Allah menjanjikan bahwa umat Islam akan dimenangkan Allah
atas musuh-musuhnya.

Jika Allah menolong kalian, maka tidak ada yang dapat mengalahkan
kalian; jika Allah membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka
siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah
itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakal. (Ali Imran: 160)

Tetapi pertolongan Allah itu hanya Allah berikan kepada umat yang
benar-benar membela agamanya. Ketika umat ini tidak lagi Allah
menangkan atas musuh-musuhnya, itu karena mereka tidak sungguh-sungguh
membela agama Allah sehingga musuh-musuh umat ini dicabut rasa
takutnya sebagaimana kondisi saat ini.

Negeri-negeri Islam sekarang menjadi santapan negara besar untuk
dikuras semua isinya dan diracuni penduduknya dengan peradaban mereka.
Tujuan dari serangan mereka adalah mencetak putra negeri menjadi kader
yang menyebarkan peradaban mereka hingga Islam dan umatnya menjadi
semakin jauh.

Kemunduran umat ini adalah karena mereka cinta kepada dunia, cinta
jabatan, cinta harta, cinta kedudukan dan cinta kesenangan. Mereka
tidak mau merasakan pedih dan menderitanya di dunia, mempertahankan
prinsip dan akhlaq Islam. Semakin cinta umat ini kepada dunia, maka
semakin takut mereka menyambut kematiannya. Kematian telah mereka
hilangkan dalam kamus kehidupan mereka. Bukan hanya takut kepada
kematian, mereka tidak mau membicarakan masalah kematian, padahal
Rasulullah saw bersabda, "Cukuplah kematian itu menjadi pelajaran."

Modal Untuk Bangkit

Kemunduran umat Islam lebih besar disebabkan oleh faktor internal
sebelum faktor eksternal dari musuh-musuhnya yang memang ingin
mengalahkannya. Mereka menunggu saat-saat kelemahan mental umat ini.

Sebagaimana dalam surat Ar-Ra'd Allah menyebutkan bahwa Allah tidak
akan merubah kondisi umat Islam sebelum mental dan iman umat ini
berubah. Jarak masa antara kejayaan umat Islam dengan keruntuhan dan
kehancurannya adalah sekian abad, maka untuk menyembuhkan penyakit
mental ini, kita memerlukan stamina yang kuat untuk mengobati mental
ini agar menjadi kuat.

Dalam risalah "Ila Ayyi Syaiin Nad'un Naas", Imam Syahid Hasan
Al-Banna menyebutkan suatu formula jeli yang mengingatkan kita akan
kondisi dan keinginan untuk membangkitkan umat yang telah lama
terlelap.

Sesungguhnya dalam pembentukan suatu umat, pembinaan rakyat,
perealisasian suatu angan-angan dan memenangkan suatu prinsip
diperlukan dari umat yang mau berusaha merealisirnya atau dari
kelompok yang senantiasa menyerukan ini paling tidak "kekuatan jiwa
yang besar" yang tercermin dari beberapa hal:

Pertama: Iradah qawiyah, keinginan yang kuat yang tidak disusupi satu
kelemahan pun.
Kedua: Wafa tsabit, kesetiaan yang teguh yang tidak dihinggapi muka
dua atau khianat.
Ketiga: Tadh-hiyah 'azizah, pengorbanan yang besar yang tidak dikotori
oleh pamrih atau kekikiran serta
Keempat: Ma'rifah bil mabda' wa iman bihi wa taqdir lahu, mengenal dan
meyakini prinsip (prinsip perubahan melalui gerakan pembinaan bangsa)
serta dapat menakarnya yang dapat menyelamatkan kita dari kesalahan
atau penyimpangan atau tertipu.

Bahwa kekuatan jiwa atau kekuatan mental dalam proses kembali kepada
kebaikan umat ini adalah menjadi faktor yang utama mengingat upaya
perbaikan dan perubahan mental tidak bisa hanya dilakukan sekian tahun
atau satu generasi. Upaya ini harus terus dilakukan dan tidak boleh
putus asa sampai penyakit wahn yang menimpa umat ini hilang.

Upaya ini menjadi lebih berat lagi karena segala kemajuan peradaban
manusia bisa menjadi faktor percepatan keburukan yang sebenarnya juga
dalam waktu yang bersamaan menjadi faktor percepatan proses perubahan.
Faktor perkembangan peradaban manusia ini lebih didominasi
pengefektifannya oleh propaganda barat dalam menyebarkan ideologinya
dibanding umat Islam.

Di sinilah peran golongan yang sadar kondisi umat untuk mengajak
seluruh komponen umat untuk sama-sama memberikan andil dalam proyek
besar perbaikan mental umat.

Peran segelintir orang dari umat ini untuk menggerakkan dan mengadakan
perubahan serta penyembuhan penyakit mental ini sangat besar. Allah
telah mensinyalir dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)

Seperti disebutkan dalam kitab "Hal Nahnu Muslimun", karya Muhammad
Quthub, beliau menyebutkan bahwa proses kemunduran umat Islam itu
telah berlangsung sekian abad, sejak masa Bani Abbasiyah sampai tahun
1924 ketika khilafah Islamiyah runtuh. Sekian lama penyakit wahn
menggerogoti sampai akhirnya umat ini tumbang, maka proses perbaikan
dan pembentukannya pun tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Kecuali semua faktor yang telah disebutkan Hasan Al-Banna bisa
diwujudkan dalam diri umat Islam, maka bisa jadi hanya sekian puluh
tahun atau satu abad saja kita bisa bangkit kembali.

Penutup

Semua berpulang kepada kita. Berpulang kepada umat Islam dunia. Semua
faktor eksternal menjadi ringan jika unsur kekuatan dakhili, internal
telah tumbuh dalam diri umat ini. Jika tiap muslim memberikan bobot
pada dirinya dengan meningkatkan keimanan dan pemahamannya akan ajaran
Islam, niscaya umat ini akan mempunyai arus yang bisa mempengaruhi
umat dan bangsa lain. Semakin besar dan berat bobot tiap muslim, maka
kualitas umat Islam akan semakin baik dan siap menghadapi tantangan
zaman dan siap mengendalikan peradaban dunia untuk yang kedua kalinya.

Mari kita buktikan kepada dunia bahwa Islam masih menjadi mampu
bangkit dari keterpurukkannya. Kita buktikan bahwa Islam adalah agama
rahmat bagi semesta alam. Kita buktikan bahwa Islam adalah peradaban
maju yang siap mengadopsi semua sarana kemajuan teknologi zaman digit
ini. Kita buktikan kepada Iblis dan tentaranya bahwa mereka hanya bisa
menggoda sebagian orang yang dalam Islam memang menjadi sampah dan
kendala kemajuan diberikan rahmat oleh Allah. Islam adalah rahmat
Allah. Hanya orang yang tidak mengaku Islam yang masih menjadi teman
setan. Orang Islam sepatutnya tidak lagi mengidap penyakit wahn, cinta
dunia dan takut mati. Wallahu a'lam

http://www.dakwatuna.com/2006/membulatkan-tekad/


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: