Selasa, 01 Maret 2011

[daarut-tauhiid] Pernikahan dan sebuah sepeda kumbang

 

Pernikahan dan Sebuah Sepeda Kumbang




Oleh Dinar Zul Akbar

=============

(Sebenarnya saya malas sekali untuk membahas soal pernikahan ini,
nanti dibilang sok tahulah, sok ngerti kayak pernah merasakan manis
getirnya pernikahan. Tapi setelah dipikir tidak ada salahnya juga
mengangkat hal ini, toh Ustadz2 yg sering bicara mengenai kematian,
surga dan neraka mereka juga belum pernah merasakan hal2 tsb??.)
Pernikahan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Balai
Pusataka Jakarta
Tahun 2000 bermakna adalah suatu ikatan (akad)
perkawinan dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Itulah sebuah arti
pernikahan menurut KBBI, akan tetapi mencoba untuk menilisik lebih jauh
sebuah filosofi dari Pernikahan, maka menarik untuk menyamakan Sebuah
Ikatan Pernikahan dengan Sepeda Kumbang atau sepeda ontel..

Ya.. sebuah sepeda kumbang atau ontel seperti penggalan lyrics lagu
Oemar Bakrie karya
Maestro Iwan Fals yang sangat terkenal tsb. Di lain
pihak banyak yang menganggap bahwa pernikahan adalah sebuah
bahtera/perahu, maka kita akan mencoba untuk sedikit keluar dari pakem
yang ada, dan melihat ada beberapa kesamaan antara sebuah ikatan
pernikahan dengan sebuah barang yang biasa dianggap orang antic (baca :
usang) tersebut.

Sepeda kumbang banyak dilihat sudah usang dimakan zaman, barang
peninggalan zaman perang dunia tsb, oleh para manusia saat ini yang
sangat membutuhkan mobilitas tinggi, sudah sering dianggap sebuah besi
tua yang hanya mempunyai dua roda yang sudah pantas di petikemaskan.

Begitu juga dengan pernikahan,

Pada zaman sekarang dimana nuansa Hedonisme sangat melekat, ikatan
pernikahan sudah dianggap kuno atau bahkan sudah tidak layak digunakan
lagi, di negara2 maju kebanyakan dari mereka menganut budaya Samen Level
atau istilah udiknya Kumpul kebo, dan juga tidak dipungkiri Indonesia
yang katanya Negara Berpenduduk Islam terbesar ternyata juga ada budaya
seperti itu.

Berbicara tentang sebuah sepeda kumbang, tentu yang namanya sepeda
terdiri dari beberapa komponen, dan tentu saja yang menjadi instrument
pokok agar Ia dapat berjalan adalah dua buah roda terletak di depan dan
dibelakang, yang juga mempunyai rem tentunya, untuk mengendalikan cepat
atau tidak cepatnya dari laju sepeda tersebut, apa yang terjadi jika dua
roda tersebut sejajar, tentunya itu bukanlah sebuah sepeda, atau
kalau
mau dipaksakan itu sepeda, mungkin akan sangat sukar untuk dikendarai.

Sama halnya dengan Pernikahan, tentu di dalam Islam yang menjadi
salah satu rukun nikah adalah sepasang adanya suami istri, suami sebagai
seorang Imam tentulah Ia berada di depan, dan sang Istri di belakang
sebagai makmum, seperti halnya posisi dua roda tersebut, jika keduanya
sama2 berada dalam posisi yang sejajar, maka akan mudah sekali untuk
ditebak, bahwa akan menjadi susah untuk di kendalikan sama halnya dengan
sepeda tadi, jikalau hal itu ingin di anggap sebagai sebuah pernikahan.

Dan tentu seperti yang disebutkan di atas tadi bahwa suami istri
sebagai roda dari ikatan pernikahan haruslah mempunyai rem (baca :
Pengendalian dari) jikalau kedua2nya sama2 mengerem maka pernikahan
tidak akan pernah berjalan, dan jika kedua2nya tidak mau mengerem, tentu
juga tidak akan pernah berhenti dan bahkan malah lebih berbahaya lagi.

Maka sudah sepatutnya bahwa jika roda depan (baca : Suami) mengerem
maka roda belakang (baca : istri ) pun harus mengerem, jika hanya salah
satu roda yang mengerem maka sepeda (baca : Pernikahan) akan bisa jadi
menjadi oleng yang akhirnya dapat terpelanting jatuh, bahkan dapat
menyebabkan sepeda (baca : Pernikahan) menjadi rusak!.

"Laju sepeda kumbang di jalan berlubang" (Oemar Bakri : Iwan Fals)

Yaa, bahwasannya jalan yang akan di lalui oleh sepeda itu tidak akan
pernah selalu lurus, bagus, dan mulus. Terkadang sepeda tsb melewati,
apalagi ketika musimnya perang dunia, Ia biasa melewati jalan berlumpur,
becek, jalan yang bergelombang, tidak rata, hancur, tanah, rumput,
aspal bagus dan perlu diketahui bahwa sepeda, terlebih sepeda kumbang
itu juga tidak boleh masuk ke dalam jalan toll!!. (lurus tanpa hambatan)

Begitu juga dengan pernikahan, tak selamanya jalan itu mulus, kadang
harus juga melewati tipe2 jalan yang sudah di sebutkan diatas tadi, dan
sama halnya dengan sepeda yang tidak boleh masuk ke dalam toll, maka
sudah dapat dipastikan bahwa pernikahan juga tidak akan mendapat kan
sebuah alur yang lurus, bagus, dan mulus plus tanpa hambatan.

Bukan hati bermaksud untuk merendahkan nilai2 pernikahan dengan
menyamakan hal tsb, dengan sebuah sepeda terlebih sepeda kumbang. Hanya
saya bermaksud untuk melihat dan mencari persamaan dengan hal2 sederhana
yang ada disekitar kita.

sumber:eramuslim.com

===========
**SURYATI**
Gd. Pascasarjana FEUI
Pascasarjana Ilmu Ekonomi Lt. 2
Kampus UI
Depok

Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: