Senin, 12 September 2011

[daarut-tauhiid] Perempuan Setegar batu Karang

 




Perempuan Setegar Batu Karang
Oleh Hani Fatma Yuniar *)

==============

Dua tahun yang lalu, saya dikejutkan oleh sebuah berita
bahagia. Saudari saya, yang saat itu telah genap berusia 25 tahun
akhirnya menemukan pendamping hidupnya. Sebuah walimatul urusy yang
sederhana pun digelar di kota asalnya, Pekalongan Jawa Tengah.

Pernikahan adalah impian semua gadis. Lebih-lebih bagi para gadis
yang selama ini begitu hati-hati menjaga pergaulannya dengan lawan
jenis. Dan alangkah bahagianya, ketika saat yang dinanti-nantikan itu
akhirnya tiba. Alloh memberikan nikmat untuk menyempurnakan separuh
agama, membangun peradaban dengan menyemai rumah tangga yang sakinah ma
waddah wa rohmah. Tentu kami semua, tak terkecuali saya, turut
berbahagia atas anugerah yang dilimpahkan Alloh untuk saudari
seperjuangan kami ini.

Setelah menikah, pasangan baru ini memutuskan untuk mengontrak sebuah
rumah sederhana di Surabaya. Sang suami bekerja di sebuah lembaga
sosial, sedangkan istrinya, saudari kami ini, memilih untuk fokus
menjadi ibu rumah tangga saja, mengurus rumah dan kelak menjadi pendidik
bagi anak-anak mereka. Seperti layaknya pengantin baru yang lain, hari
demi hari dilalui pasangan aktivis ini dengan penuh kebahagiaan.
Mereka
saling mengisi, saling melengkapi, saling menolong, dan saling
mengurangi letih.
Segala puji bagi Alloh yang telah menganugerahkan
kasih sayang-Nya pada pasangan yang selama ini telah mengabdikan
hidupnya di jalan dakwah. Alloh telah mempertemukan mereka dalam ikatan
pernikahan yang agung, lewat proses ta'aruf yang singkat oleh kedua
belah pihak dan keluarga. Pantaslah jika Alloh berkenan melimpahkan
barokah-Nya untuk keluarga baru ini.

Namun rupanya kebahagiaan itu tidak lama, ujian demi ujian datang
silih berganti menimpa pasangan baru ini. Baru sebulan mengarungi
bahtera rumah tangga, sang suami sudah diuji dengan surat PHK dari
atasannya. Ujian ini membuat sang suami syock berat, hingga akhirnya
jatuh sakit. Setelah diperiksakan ke dokter, rupanya laki-laki ini
dideteksi terkena penyakit TBC. Terapi pengobatan secara medis pun
ditempuh demi kesembuhan sang kepala keluarga. Alih-alih sembuh, rupanya
sakit sang suami kian hari kian parah.

Terbaring lemah di Rumah Sakit,
rupanya dokter memvonis sang suami terkena radang otak. Sungguh sebuah
penyakit yang tak pernah terduga sebelumnya. Laki-laki itu pun mengalami
koma selama beberapa hari di Rumah Sakit.

Istrinya, saudari kami yang cantik ini, tampak begitu tegar
menghadapi ujian yang diberikan Alloh di awal pernikahan mereka. Saat
para sahabat mengunjungi dan menanyakan kabarnya, dia justru meminta
maaf karena sementara tak bisa membantu mengkoordinir ta'lim rutin
ibu-ibu di daerah kami yang semula menjadi tanggung jawabnya.

Sementara itu, sang suami tak juga kunjung sembuh. Istrinya makin
khawatir, hatinya diliputi perasaan cemas, disergap perasaan takut
kehilangan sang belahan jiwa yang baru satu bulan mengisi hari-harinya
dengan warna cinta. Dengan segala kesabaran, ketegaran, dan ketelatenan,
dia menunggui dan merawat suaminya sepanjang hari. Dia tetap berharap,
meski sang suami tak kunjung terjaga membuka matanya. Dia bacakan ayat
suci Al Qur'an di telinga sang suami, dia panjatkan do'a setiap saat
demi kesembuhan suami tercintanya. Hingga suatu malam, sang istri
bermunajat kepada Alloh. Sambil menguatkan jiwa dan raganya, dia
pasrahkan segala harapnya kepada Alloh, seandainya kesembuhan adalah
takdir yang terbaik untuk suaminya, maka dia memohon kepada Alloh agar
dimudahkan jalan kesembuhan bagi suaminya itu. Namun, jika Alloh
berkehendak lain, maka dia pun tak kuasa untuk memaksa, dia akan
berusaha untuk mengikhlaskan kepergian sang suami, meskipun hal itu
berat, sangat berat.

Tak lama setelah sang istri memasrahkan harapannya, Alloh pun
memberikan keputusan-Nya. Kondisi sang suami makin kritis, sakarotul
maut makin dekat, dan malaikat Izroil diutus oleh Alloh untuk menjemput
ruh laki-laki sholih itu. Lelaki itu pun syahid dengan tenang menghadap
Sang Pencipta.

Sang istri tak kuasa membendung air matanya. Pedih rasa hatinya
menanggung musibah sepilu ini. Namun dia tetap tegar dan menyerahkan
segalanya kepada Alloh. Dia berusaha untuk ikhlas.

Sejak kepergian suaminya, saudari kami ini tetap tinggal di rumah
kontrakannya. Sahabat-sahabatnya tak ada yang membiarkannya melewatkan
malam sendirian, satu per satu, secara bergiliran mereka menginap dan
menemaninya di rumah kontrakan itu.

Sehari-harinya perempuan tegar ini menghabiskan waktunya dengan
mengajar TK dan TPA. Dia juga berusaha mengasah jiwa entrepreneurnya
dengan berjualan cokelat buatan tangannya sendiri. Sesekali kami turut
membantunya, memasarkan cokelat-cokelat itu.
Dia pun tetap seperti dulu,
tak berkurang semangatnya untuk berdakwah bersama kami, tenggelam dalam
aneka kegiatan sosial dan keagamaan.

Subhanalloh, kami selalu terinspirasi dengan kesabaran, ketegaran,
dan keikhlasan hati perempuan sholihah ini. Kami selalu mendoakan agar
Alloh berkenan memberikan pengganti atas pendamping hidupnya yang telah
berpulang ke rohmatulloh.

Segala puji bagi Alloh, kabar gembira itu pun akhirnya datang juga.
Beberapa saat yang lalu perempuan ini berkirim SMS dengan saya. Seorang
laki-laki sholih telah datang untuk meminangnya. Laki-laki itu tidak
mengenalnya, namun dia adalah sahabat dekat dari suaminya yang
terdahulu. Perempuan ini sempat bertanya kepada saya, mengapa ada orang
yang mau menikah dengan seorang janda seperti saya, bukankah masih
banyak gadis-gadis lain yang masih perawan. "Karena mbak seorang
perempuan sholihah yang telah teruji kesabaran, ketegaran, keikhlasan,
dan kematangannya", jawab saya waktu itu.
Bukankah Khadijah RA juga
seorang janda, dan hal itu sama sekali tidak mengurangi kemuliaannya.
Justru dengan kelebihannya itu Alloh menjodohkannya dengan sebaik-baik
manusia di dunia ini, Rosululloh Muhammad SAW.

Barokallohulaka wa barokallohu alaika wa jama'a bainakuma fii
khoirin, selamat menempuh hidup baru untuk kedua saudara kami yang
berbahagia. Mudah-mudahan Alloh mentakdirkan rumah tangga kalian dalam
sakinah, ma waddah, wa rohmah fii dunya wal akhirat.

Menulis kisah ini mengingatkan saya pada sabda Rosululloh SAW,
bahwasanya "Jika Alloh mencintai seorang hamba maka Alloh berikan cobaan
baginya. Dan jika Alloh mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka
Alloh akan mengujinya…" Namun jangan bersedih, karena "…kelak Tuhanmu
pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas."
(QS. Adh-Dhuha [93] : 5). Jadi janganlah pernah menyerah dan putus asa,
tetaplah berjuang tanpa kenal lelah dalam menapaki kehidupan ini, hingga
kelak Alloh memuliakan kita dengan syurga-Nya.

Wallohu a'lam bisshowab.

hanifatmayuniar@yahoo.com

www.srikandisejati.multiply.com

======>sumber :eramuslim.com

===================
**SURYATI**
Gd. Pascasarjana FEUI
Pascasarjana Ilmu Ekonomi Lt. 2
Kampus UI
Depok

Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Pin BB : 27782D20
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


A bad score is 598. A bad idea is not checking yours, at freecreditscore.com.
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: