Kamis, 15 Desember 2011

[daarut-tauhiid] Surga Lebih Dekat Kepada Seseorang Daripada Tali Sandalnya

Surga Lebih Dekat Kepada Seseorang Daripada Tali Sandalnya

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Menjadikan surga
sebagai balasan terbaik bagi orang beriman. Menjadikan neraka sebagai
ancaman dan tempat persinggahan terakhir bagi orang kafir yang ingkar.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah *Shallallahu
'Alaihi Wasallam*, teladan dalam menuju surga dengan usaha dan doa. Semoga
shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya.

Setiap kita pasti berharap masuk surga. Tak seorangpun yang menginginkan
mejadi penghuni neraka. Namun tahukan kita bahwa surga itu didapatkan
dengan kesungguhan dan siap menanggung beban berat. Sementara neraka
dimasuki dengan menuruti syahwat dan mengumbar maksiat.

Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* bersabda,

ÍõÌöÈóÊú ÇáäøóÇÑõ ÈöÇáÔøóåóæóÇÊö æóÍõÌöÈóÊú ÇáúÌóäøóÉõ ÈöÇáúãóßóÇÑöåö

"*Neraka diliputi oleh syahwat sedangkan surga diliputi oleh sesuatu yang
tidak disuka.*" (Muttafaq 'Alaih, lafaz milik Al-Bukhari dari Abu
Hurairah *Radhiyallahu
'Anhu*)

Lafaz hadits di atas merupakan bagian dari *Jawami' Kalim* (kalimat ringkas
yang penuh makna) Nabi *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* dalam mencela syahwat
walau jiwa ini cenderung kepadanya, juga dalam menganjurkan berbuat
ketaatan walau jiwa ini tidak menyukainya dan merasa berat menjalankannya.
Di mana seseorang yang berkeinginan masuk surga itu harus mampu menundukkan
diri/jiwanya untuk menjalankan beban syariat dari Allah dalam bentuk
mengerjakan perintah atau meninggalkan larangan-larangan dengan perkataan
maupun perbuatan. Dan maksud surga diliputi dengan *makarih* (sesuatu yang
tak disuka) karena beratnya beban yang harus ditanggung dan pelaksanaannya
yang sulit, bersabar atas musibah dan menerima keputusan Allah dengan
lapang dada.

Sementara untuk masuk neraka tidak demikian, ia bebas berbuat apa saja dan
menikmati dunia sekehendaknya tanpa memperhatikan larangan-larangan
syariat. Orang yang ingin masuk neraka juga tak perlu repot memenuhi
panggilan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan. Jika ingin mabuk,
maka ia mabuk. Jika ingin zina, maka ia berzina. Jika ingin mencuri, ia
mencuri, jika mau korupsi, ia korupsi. Tak perlu ia memperhatikan perintah
Allah dan tak perlu ia mengindahkan larangan-Nya. Namun, kelak ia
dimasukkan ke dalam neraka yang siksanya tak ada bandingnya.

. . untuk masuk neraka tidak demikian, ia bebas berbuat apa saja dan
menikmati dunia sekehendaknya tanpa memperhatikan larangan-larangan syariat
. . .

Allah Ta'ala berfirman:

ÝóÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÞõØøöÚóÊú áóåõãú ËöíóÇÈñ ãöäú äóÇÑò íõÕóÈøõ ãöäú
ÝóæúÞö ÑõÁõæÓöåöãõ ÇáúÍóãöíãõ

"*Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.*" (QS.
Al-Hajj: 19)

Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang
lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, *al-hamim* (air yang
sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka,
kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka!

Kemudian Allah melanjutkan,

íõÕúåóÑõ Èöåö ãóÇ Ýöí ÈõØõæäöåöãú æóÇáúÌõáõæÏõ

"*Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka
dan juga kulit (mereka).*" (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air
tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan
menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya
meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun
kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari
beratnya siksa neraka.

Selanjutnya Allah berfirman,

æóáóåõãú ãóÞóÇãöÚõ ãöäú ÍóÏöíÏò

"*Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.*" (QS. Al-Hajj: 21)

*Maqami'* itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala
mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan
martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus
dari mereka. "*Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran
kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada
mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".*" (QS. Al-Hajj: 22)

. . . jika ingin masuk surga dan dijauhkan dari neraka maka seseorang
haruslah bersungguh-sungguh mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.

Dan terkadang perintah-perintah tersebut bukan sesuatu yang besar menurut
kita. . .

Pada ringkasnya, jika ingin masuk surga dan dijauhkan dari neraka maka
seseorang haruslah bersungguh-sungguh mengerjakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Dan terkadang perintah-perintah tersebut bukan
sesuatu yang besar menurut kita. Tapi kalau itu perintah, maka kita tak
boleh meremehkannya, karena ia menjadi bagian dari sarana menuju surga.

Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* bersabda,

ÇáúÌóäøóÉõ ÃóÞúÑóÈõ Åöáóì ÃóÍóÏößõãú ãöäú ÔöÑóÇßö äóÚúáöåö æóÇáäøóÇÑõ
ãöËúáõ Ðóáößó

"*Surga itu lebih dekat kepada salah seorang kalian daripada tali
sandalnya, dan neraka juga demikian.*" (HR. al-Bukhari)

Ibnu Baththal *rahimahullah *berkata, "Di dalamnya (terdapat keterangan),
ketaatan mengantarkan kepada surga dan maksiat mendekatkan kepada neraka.
Ketaatan dan kemaksiatan terkadang dalam bentuk perkara yang sangat mudah.
(Dinukil dari Fath al-Baari, terhadap syarah hadits di atas)

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits lain, seseorang dimasukkan
ke dalam surga karena satu kalimat yang tak terlalu dianggap olehnya. Dan
terkadang satu kalimat yang tak disadari juga bisa menyebabkan seseorang
masuk neraka, padahal perkataan itu dianggap biasa saja. Rasulullah
*Shallallahu
'Alaihi Wasallam* bersabda,

Åöäøó ÇáúÚóÈúÏó áóíóÊóßóáøóãõ ÈöÇáúßóáöãóÉö ãöäú ÑöÖúæóÇäö Çááøóåö áÇó
íõáúÞöì áóåóÇ ÈóÇáÇð ¡ íóÑúÝóÚõ Çááøóåõ ÈöåóÇ ÏóÑóÌóÇÊò¡ æóÅöäøó ÇáúÚóÈúÏó
áóíóÊóßóáøóãõ ÈöÇáúßóáöãóÉö ãöäú ÓóÎóØö Çááøóåö áÇó íõáúÞöì áóåóÇ ÈóÇáÇð
íóåúæöì ÈöåóÇ Ýöì Ìóåóäøóãó

"*Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang
tidak terlalu dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan
perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu
perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya
lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.*" (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah *Radhiyallahu 'Anhu*, Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi
Wasallam *bersabda,

* *Åöäøó ÇáÑøóÌõáó áóíóÊóßóáøóãõ ÈöÇáúßóáöãóÉö áÇó íóÑóì ÈöåóÇ ÈóÃúÓðÇ
íóåúæöì ÈöåóÇ ÓóÈúÚöíäó ÎóÑöíÝðÇ Ýöì ÇáäøóÇÑö

"*Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu
tidaklah mengapa (tidak berdosa), padahal karena ucapan itu dia dilemparkan
di neraka sejauh 70 tahun perjalanan.*" (HR. Tirmidzi. Beliau mengatakan
bahwa hadits ini hasan gharib)

Oleh karenanya, seseorang tidak boleh meremehkan kebaikan sekecil apapun
itu untuk ia kerjakan. Dan juga tak boleh ia meremehkan keburukan sekecil
apapun itu untuk ia jauhi. Sebabnya, karena ia tidak tahu kebaikan mana
yang benar-benar dirahmati oleh Allah, juga keburukan mana yang benar-benar
membuat Allah murka kepadanya.

Terdapat beberapa hadits lain yang menyebutkan beberapa amal ringan tapi
menjadi sebab Allah merahmatinya dan memasukkannya ke dalam surga. Sehingga
sekecil apapun amal yang sudah mampu kita tegakkan dan ada kesempatannya,
kita tidak meremehkannya.

Diriwayatkan dari Abu Dzar *Radhiyallahu 'Anhu* ia berkata, Nabi *Shallallahu
'Alaihi Wasallam* bersabda kepadaku,

áóÇ ÊóÍúÞöÑóäøó ãöäú ÇáúãóÚúÑõæÝö ÔóíúÆðÇ æóáóæú Ãóäú ÊóáúÞóì ÃóÎóÇßó
ÈöæóÌúåò ØóáúÞò

"*Janganlah sekali-kali kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu
saudaramu dengan wajah berseri (menyenangkan).*" (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah *Radhiyallahu 'Anhu*, Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi
Wasallam* bersabda,

íóÇ äöÓóÇÁó ÇáúãõÓúáöãóÇÊö áóÇ ÊóÍúÞöÑóäøó ÌóÇÑóÉñ áöÌóÇÑóÊöåóÇ æóáóæú
ÝöÑúÓöäó ÔóÇÉò

"Wahai wantia muslimah, janganlah seorang tetangga menganggap remeh untuk
berbagi dengan tetangganya walaupun itu kikil kaki kambing." (HR. Muttafaq
A'laih)

Syaih Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menerangkan maksud hadits di atas
dalam Syarah-nya terhadap Riyadhus Shalihin milik Imam Nawawi, "Maka dalam
hadits ini Rasulullah* Shallallahu 'Alaihi Wasallam* menganjurkan untuk
memberi hadiah kepada tetanga walaupun sedikit. . . Seolah beliau bersabda:
Janganlah engkau meremehkan kebaikan walau itu hanya sedikit."

. . . sekecil apapun amal yang sudah mampu kita tegakkan dan ada
kesempatannya, kita tidak meremehkannya. . .

Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang sangat kehausan dalam sebuah
perjalanan. Lalu ia mendapati sebuah sumur, ia turun ke dalamnya dan minum.
Kemudian ia keluar, tiba-tiba ia mendapatkan seekor anjing sangat kehausan
sampai menjilati tanah yang basah. Kemudian ia turun lagi ke dalam sumur
dan memenuhi terompahnya dengan air, lalu membawanya dengan menggigitnya
sehingga ia sampai di atas dan memberi minum anjing tersebut. Atas amalnya
itu Allah memujinya, mengampuni dosanya, dan memasukkannya ke dalam surga.
Mendengar penuturan Nabi *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* tersebut para
sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, apakah kita juga mendapat pahala dalam
berbuat baik kepada binatang?" Beliau menjawab, "Dalam (berbuat baik)
kepada setiap makhluk bernyawa itu ada pahala." (Muttafaq 'Alaih)

Jika demikian besar pahala bagi yang berbuat baik terhadap anjing, lalu
bagaimana kalau itu terhadap sesama manusia? Tentu pahalanya lebih besar.
Maka jika Anda berbuat baik kepada sesama manusia, maka pahalanya lebih
besar dan lebih banyak. Oleh karena itu, Nabi *Shallallahu 'Alaihi Wasallam
*bersabda: Siapa yang memberi minum seorang muslim yang kehausan, Allah
akan memberikan minum baginya dari Rakhiqul Makhtum (khamar murni yang
dilak di surga).

Dari Abu Hurairah* Radhiyallahu 'Anhu*, berkata: Rasulullah* Shallallahu
'Alaihi Wasallam* bersabda, "Saya telah melihat seseorang bersenang-senang
di surga karena memotong sebuah pohon yang mengganggu di jalanan kaum
muslimin." (HR. Muslim) dalam riwayat lain, "Seseorang melewati dahan pohon
yang melintang di jalan, lalu ia berkata: Demi Allah saya akan
menyingkirkan dahan ini dari jalan supaya tidak mengganggu kaum muslimin.
Karena itu, ia dimasukkan ke surga."

Dari Jabir, Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* bersabda, Tidak ada
seorang muslim yang menanam satu tanaman kecuali yang dimakan termasuk
shadaqah, yang dicuri termasuk sedekah, dan tiada diambil oleh seorangpun
kecuali menjadi shadaqah baginya." (HR. Muslim)

Dalam riwayat yang lain, "Tiada seorang muslim yang menanam tanaman,
kemudian di makan oleh manusia, binatang, dan burung kecuali menjadi
sedekah baginya hingga hari kiamat."

Ini merupakan anjuran bagi seorang muslim untuk memberikan manfaat bagi
orang lain dan supaya tidak berat untuk melakukan kebaikan walaupun
sedikit, seperti menanam satu tanaman. Ini akan menjadi shadaqah jariyah
baginya yang pahalanya akan terus mengalir kepadanya saat ia sudah
meninggal dunia.

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menerangkan tentang amal-amal
kecil di mata manusia, tapi kemudian Allah memujinya, mengampuni dosanya,
serta merahmati pelakunya karena sebab amal kecil itu hingga ia dimasukkan
ke dalam surga. Sesungguhnya kita tidak tahu amal mana dari amal-amal
shalih kita yang dirahmati oleh Allah Ta'ala, boleh jadi amal tersebut
bukan yang dianggap besar oleh kebanyakan manusia. Karenanya, jangan
remehkan amal kebaikan sekecil apapun itu. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/
voa-islam.com]


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: