Jumat, 06 Juli 2012

[daarut-tauhiid] Kisahku diperlakukan kejam oleh polisi Belgia

NB:

*".....mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka
sanggup... "* (QS. Al Baqoroh: 217)
Kisahku diperlakukan kejam oleh polisi Belgia

Siraaj

*Kamis, 5 Juli 2012 16:08:19*
<http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/07/ukhti-di-belgia.jpg>

*Arrahmah.com - * Pada (31/5/2012) di Belgia, seorang Muslimah ditangkap
oleh polisi karena memakai niqab (cadar), Muslimah itu tiba-tiba didatangi
oleh polisi dan dan diminta untuk membuka cadarnya untuk pemeriksaan
identitas, namun setelah pemeriksaan identitas, polisi tetap memaksa
Muslimah itu untuk dibawa ke kantor polisi. Di kantor polisi, ia dicaci
maki, pakaiannya dirobek-robek, dan dipukuli hingga ia mengalami gegar otak
dan luka-luka yang mengharuskan ia dirawat di rumah sakit.

Berikut ini ia menceritakan fakta bagaimana insiden itu terjadi hingga ia
harus dibawa ke gawat darurat. Diterjemahkan dari video dan transkrip yang
dipublikasikan oleh *Izharudeen.com*.

Cerita berikut mungkin hanya satu dari sekian kasus diskriminasi dan
kekejaman yang terjadi di Eropa terhadap saudari-saudari kita yang memakai
niqab.

***

Bissmillahirrahmanirrahiim

Semoga salam dan keberkahan tercurah kepada mereka yang mengikuti kebenaran.

Saya adalah Stephanie Djato, saya seorang gadis muda yang diserang pada
saat pemeriksaan identitas oleh polisi Molenbeek, saya seorang Muslimah
yang telah masuk Islam empat tahun lalu. Dan sekarang saya memakai niqab
selama hampir 4 tahun. Dan selama itu saya tidak pernah menemukan masalah
karena niqab ini hingga pada hari di tanggal 31 Mei 2012.

Jadi, saya akan memberikan fakta berdasarkan versi saya. Sebelum saya
memulainya, izinkan saya mengatakan bahwa saya tidak menyeru untuk
kebencian atau apapun. Video ini, hanyalah dibuat dengan tujuan untuk
mengklarifikasi masalah sebenarnya dan untuk memberitahu kebenarannya,
karena semua yang disebarkan oleh orang-orang sejauh ini hanyalah
kebohongan.

Jadi, pada hari Kamis pagi itu pada 31 Mei 2012, saya duduk di deretan trem
di Jette dan bukan Molenbeek seperti yang media klaim. Saya sedang menunggu
trem (transportasi umum listrik –red) menuju rumah sakit di mana saya punya
janji pada jam 12. Sebuah janji yang cukup penting. Kemudian datanglah 2
petugas polisi menghampiri saya dan meminta saya untuk menunjukkan kartu
identitas (ID) saya. Saya langsung bekerjasama dan saya telah memberikan ID
saya tanpa membuat masalah apapun. Kemudian mereka bertanya apakah saya mau
melepaskan niqab saya sehingga mereka dapat mengidentifikasi saya.

Saya jawab, itu bukan masalah, tetapi setelah pemeriksaan ID saya akan
menutup wajah saya kembali. Pernyataan saya membuat marah para petugas
polisi itu. Mereka mengatakan bahwa hukum melarang burqa dan bahwa saya
tidak memiliki hak untuk memakai burqa saya kembali setelah pemeriksaan ID
dilakukan. Tentu saja saya menolaknya. Kemudian saya menjelaskan kepada
mereka bahwa ini bukan pertama kalinya saya menjadi sasaran pemeriksaan ID
semacam ini oleh polisi dan polisi tidak pernah meminta saya untuk
melepaskan niqab saya lagi setelah pemeriksaan selesai. Umumnya, sebuah
pemeriksaan ID berlangsung dengan mudah, pada pemeriksaan ID lalu, saya
memberikan ID saya, saya menunjukkan wajah saya kepada polisi dan mereka
mengidentifikasi saya dan mereka membiarkan saya pergi tanpa masalah,
tetapi tentu saja dengan denda yang selalu saya bayar setelah itu.

Tetapi pada 31 Mei itu, tidak berlangsung sebagaimana pemeriksaan ID
sebelumnya, hal itu benar-benar berlangsung salah. Alasannya mengapa, saya
tidak tahu. Setelah saya menolak untuk melepaskan niqab saya secara
permanen setelah pemeriksaan ID, mereka menawarkan, sebenarnya mereka bukan
menawarkan kepada saya tetapi mereka telah memaksa saya untuk masuk ke
dalam mobil untuk membawa saya ke kantor polisi. Saya masuk ke dalam mobil
tanpa membuat masalah apapun, saya bangkit dari tempat pemberhentian dan
telah mengikuti mereka masuk ke dalam mobil dan saya dibawa di dalam mobil.

Saat itu di mobil saya ingin mengambil telepon saya untuk memberitahu rumah
sakit bahwa saya tidak akan tepat waktu mengenai janji saya karena saya
terlambat, telah pukul 11:30 dan saya punya janji pukul 12, jadi saya sadar
pasti bahwa saya terlambat satu jam.

Polisi wanita yang berada di kursi belakang bersama saya berusaha menarik
telepon saya. Dia mengatakan bahwa saya telah dicabut dari kebebasan saya
dan bahwa saya tidak punya hak untuk menelepon. Terkait ini maka saya
menjawab bahwa saya punya pertemuan yang sangat penting, saya tidak bisa
melewatkan janji ini dan biarkan saya untuk memberitahu mereka dan meminta
apakah ada kemungkinan saya bisa datang kemudian setelah pemeriksaan ID ini
selesai. Petugas polisi itu kemudian menjawab: "Dengarkan, tidak perlu kau
memberitahu mereka bahwa kau akan terlambat hari ini karena kau sedang
tidak pergi ke rumah sakit. Kau akan berada selama 24 jam di sel penjara!."

Maka saya menjawab: "Apakah ini sebuah ancaman?", dia menjawab: "Tidak,
sama sekali tidak. Tetapi kami akan mengajarimu sebuah pelajaran jadi kau
belajar untuk menghormati hukum!."

Kalian harus tahu bahwa di sana telah terjadi ancaman, hinaan,
komentar-komentar rasis ditujukan langsung kepada keimanan saya, niqab saya…

Tetapi di dalam mobil tidak ada kekerasan. Saya ingin menekankan, karena
para jurnalis mengatakan bahwa polisi telah menyerang saya pada saat awal
pemeriksaan ID, ini tidak benar. Sehingga pada poin ini tidak ada
kekerasan, tidak dari pihak saya atau dari pihak mereka.

Ketika tiba di kantor polisi, mereka menempatkan saya di sebuah ruangan,
itu bukan sebuah kantor, itu seperti ruang penyimpanan. Di sana mereka
menginggalkan saya dengan keberadaan 3 wanita yang mengintimidasi dan
mencaci saya, dan lain-lain. Mereka meminta saya melepaskan cadar saya,
setidaknya ini yang saya pahami dari pertanyaan mereka, mereka menjawab:
"ini bukan apa yang kami maksud. Maksud kami adalah semuanya. Apa yang
menutupi wajahmu, rambut dan tubuhmu kau harus lepaskan. Kau harus
melepaskan semuanya!." Maka saya menolak karena saya tidak mengerti mengapa
saya harus menanggalkan pakaian sepenuhnya untuk sebuah pemeriksaan ID.
Saya mendapati bahwa ini adalah sebuah ketidakadilan besar dan penghinaan
jadi saya menolaknya. Kemudian mereka mulai mencaci saya, mereka mengatakan
bahwa kita tidak sedang berada di dalam sebuah sirkus, lepaskan kostum itu,
dan segala pernyataan yang menyerang,…

Saya tetap teguh, saya tidak ingin diri saya sendiri menanggalkan pakaian
di hadapan siapapun dan pastinya tidak di hadapan wanita non-Muslim. Ini
hal yang tidak terpikirkan oleh saya. Kemudian saya berkata dengan jelas
bahwa saya tidak akan sepenuhnya melepaskan niqab saya, saya tunjukkan
wajah saya, kalian dapat mengidentifikasi saya dan saya tidak akan
menanggalkan pakaian. Kemudian mereka berkata, jika kau tidak ingin
menanggalkan pakaian sendiri secara rela kami akan memaksamu untuk
menanggalkan pakaian.

Pada saat itu seorang petugas polisi melompat ke belakang saya, memegang
tangan saya di balik punggung saya untuk menahan. Dan dua lainnya
menghampiri saya untuk memaksa saya melepaskan jilbab saya. Karena itu
adalah jilbab yang panjang dengan kancing dan ikatan, mereka mendapatkan
kesulitan untuk melepaskannya. Saya melawan atas penanggalan pakaian ini
dan mereka menendang saya, dan memukul perut saya dan sedikit ke semua
bagian.

Pada saat yang sama dia berusaha untuk merobek jilbab saya. Para wanita
yang mengalami kesulitan untuk melepaskan jilbab saya kemudian memanggil
bantuan laki-laki untuk datang untuk menolong mereka. Ketika para pria itu
datang, mereka tiba-tiba mulai memukuli saya sedikit di semua bagian di
tubuh saya. Mereka terus menarik jilbab saya yang mereka lakukan di
sebagian besar bagian tetapi masih menempel di leher dan pergelangan tangan
saya. Pada saat itu mereka meminta bantuan pria ketiga yang disuruh untuk
membawa gunting. Mereka mendorong saya ke lantai dan petugas pria duduk di
bokong saya dan ia mulai menggunting baju saya. Jilbab saya, niqab dan
pakaian dalam.

Jadi saya berada di lantai dengan polisi di punggung saya yang merobek baju
saya dengan gunting dan sisanya dengan tangannya. Sementara itu, saya
ditendang lagi di wajah saya dan dipukul di tubuh saya oleh dua polisi yang
berdiri di samping saya. Ada tendangan yang menyebabkan saya gegar otak.
Gegar otak saya benar-benar disebabkan oleh tendangan-tendangan ke kepala
saya. Ketika saya berbaring di lantai, dia (polisi wanita) membenturkan
kepala saya ke ubin lantai. Pada saat itu, seorang polisi laki-laki datang
dan dia memborgol tangan saya. Dengan tangan saya di belakang punggun saya.

Rambut saya diikat dalam simpul, dia menarik karet gelang dari rambut saya
dan dia menarik saya dengan rambut saya dan menempatkan saya di kaki saya.
Dia menarik rambut saya dan borgol saya, dan saya duduk dengan kedua lutut
saya. Kemudian salah satu polisi yang berada di depan saya dan memukuli
saya pada wajah, saya berusaha untuk membela diri dan terus-menerus
mengalihkan wajah saya dari pukulan petugas polisi. Kepala saya tiba-tiba
menghantam kepalanya yang menyebabkan petugas polisi itu patah hidungnya.

Saya ingin mengklarifikasi bahwa ini bukan niat saya, ini terjadi pada saat
perkelahian di mana semua agen itu memukuli saya dan saya ingin
mempertahankan diri saya dari pukulan-pukulan mereka, dan pastinya terhadap
wajah saya, karena pukulan dan tendangan keras tiba di kepala saya.
Kemudian kepala saya menghantam hidung petugas polisi wanita itu.

Ketika dia mendapatkan tandukan kepala dia marah besar. Itu saatnya polisi
benar-benar menjadi liar dan mereka melemparkan saya kembali ke lantai dan
mulai menanggalkan pakaian saya sepenuhnya, mereka mulai menggunting
pakaian dalam saya dan melepas celana panjang saya. Saya menjadi telanjang.
Seorang pria duduk di atas saya dan mengatakan: "Kami akan menunjukkan
kepadamu hal-hal yang lebih buruk dari Guantanamo!," dia berkata: "Ini
lebih buruk daripada Guantanamo," dan mereka mulai tertawa. Mereka
menyakiti saya, seorang Muslimah, Islam…

Di sana ada beberapa bagian kecil kain yang tergantung di leher saya, pria
yang duduk di atas saya menariknya kembali, dia mencekik saya dengan
potongan niqab saya.

Saya mendapatkan kesan bahwa saya sedang sekarat, saya lemas, saya tidak
dapat bernafas, saya gemetar dan mata saya memutar ke belakang (atas), saya
panik. Saya pikir saya akan mati. Saya menjerit dalam kepanikan, gelisah,
saya sangat stress, saya berteriak: "Hentikan, tolong hentikan, saya akan
melakukan apa yang kalian inginkan, tetapi tolong hentikan, hentikan
penyiksaan ini saya akan melakukan apa yang kalian inginkan, kalian mau
membunuh saya!".

Kemudian mereka menjawab: "Kau bisa mati!" dan kemudian mereka menghina
saya, mereka mengatakan hal-hal yang tidak dapat disebutkan. Pada saat itu,
saya menerima banyak sekali pukulan, saya pingsan di lantai, saya tidak
dapat bergerak, dan saya berteriak sangat banyak sehingga saya tidak bisa
berteriak lagi. Kemudian saya mengingat kata-kata terakhir yang saya dapat
katakan, itu adalah do'a yang mana saya memohon kepada Allah untuk
mematahkan punggung mereka, dan untuk menghukum mereka atas semua
ketidakadilan yang mereka lakukan terhadap saya. Ketika dia (polisi wanita)
mendengarnya, mereka benar-benar membantai saya, mereka tidak tahan dengan
kata-kata itu, namun saya bersumpah bahwa saya tidak menyinggung. Dan saya
memohon sebelumnya untuk berhenti menyerang saya. Mereka telah memukuli
saya sangat sampai-sampai saya tidak dapat bicara dan bergerak.

Ketika mereka menyadari bahwa mereka telah terlalu jauh dan mereka
mengambil celana panjang saya kembali dan mereka menutupi saya pada bagian
atas. Mereka menyeret saya sehingga saya dapat bangun dan mereka menyeret
saya ke departemen polisi di depan semua rekan mereka. Rekan-rekan mereka
itu bertanya, "Siapa ini?", polisi berkata: "Ini adalah seorang burqa, ini
adalah seorang burqa!." Bagi saya ini adalah penghinaan tiga kali lipat
karena saya setengah telanjang dan ini adalah penghinaan besar terhadap
saya, karena saya merasakan bagaiamana setiap orang memandang saya, saya
merasa kotor dengan mata-mata mereka yang fokus terhadap tubuh saya, ini
adalah penghinaan bagi saya.

Mereka mengarak saya selama 5 menit atau lebih di seluruh kantor polisi.
Dan mereka memekik: "Lihatlah, lihatlah ini seorang burqa (gadis berpakaian
burqa –red)!."

Dan sampai akhir, mereka melemparkan saya di dalam sebuah sel selama 2 jam.
Saya mereka sangat mual, saya mendapatkan masalah, saya mulai bergetar dan
mulai muntah dan terus muntah, saya sangat sakit. Setelah itu mereka
terpaksa untuk memanggil seorang dokter. Mereka tiba-tiba mengirim saya ke
UGD. Saya sekarang akan bercerita bagaimana mereka membawa saya dari kantor
polisi ke UGD.

Beberapa rumor merebak bahwa saya meninggalkan di kantor polisi dalam
keadaan telanjang, beberapa mengatakan bahwa saya benar-benar tertutup
dengan jilbab saya ketika saya meninggalkan kantor polisi, ini setidaknya
apa yang polisi klaim.

Ini sungguh tidak benar. Apa yang terjadi, saya akan jelaskan. Ketika
mereka menarik saya keluar dari penjara, dan mereka mengatakan saya akan
dibawa ke rumah sakit, saya meminta mereka untuk memberikan kembali jilbab
saya sehingga saya dapat meninggalkan kantor polisi dengan kain penutup.
Ketika saya berusaha untuk menutupi diri saya saya melihat jilbab saya
telah robek jadi saya tidak dapat memakainya kembali. Kemudian saya
mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak akan meninggalkan kantor polisi
dengan keadaan setengah telanjang. Lalu saya meminta apakah saya dapat
menelepon seseorang, seseorang yang dapat memberi saya pakaian untuk
menutupi tubuh saya, sebuah jilbab. Saya kemudian menelepon seseorang dan
orang itu berkata bahwa dia akan berada di sana (kantor polisi) dalam satu
jam. Orang itu meminta polisi untuk menunggu. Polisi itu kemudian menjawab
bahwa mereka tidak punya waktu untuk menunggu. Dan dia memintanya untuk
mengirim ke rumah sakit.

Kemudian mereka membawa saya ke luar kantor polisi dengan setengah
telanjang, hanya dengan celana panjang dan atasan kecil, tanpa pakaian
dalam. Saya tidak memiliki rompi, tidak juga jilbab atau apapun. Mereka
membawa saya seperti itu ke UGD. Sementara polisi berharap untuk pernyataan
dari dokter bahwa saya dapat meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke sel,
meskipun kondisi medis saya. Dokter menolaknya. Setelah beberapa
pemeriksaan, dokter menemukan bahwa saya mengalami gegar otak dan luka-luka.

Dokter telah memiliki beberapa daftar dan juga laporan yang disusun.
Sehingga bagi mereka yang mengatakan apa yang saya katakan, saya memiliki
bukti-bukti laporan yang membenarkan apa yang saya katakan dan saya
memiliki semua dokumennya.

Jadi saya pikir, saya telah menceritakan semuanya, kebenaran, versi
sebenarnya dari fakta-fakta. Tentu saya menceritakan semuanya pada umumnya
saja tanpa terlalu rinci. Hal terpenting yang perlu kalian ketahui. Saya
menekankan bahwa saya merekam video ini semata-mata dengan tujuan untuk
menceritakan kebenaran kepada semua orang. Orang-orang Muslim, non-Muslim,
saya mengklarifikasi bahwa saya tidak menyeru untuk kebencian. Saya
berharap cerita ini akan mengakhiri kebohongan, dan kebenaran yang berlaku.

(muslimahzone.com/arrahmah.com<http://arrahmah.com/read/2012/07/05/21432-kisahku-diperlakukan-kejam-oleh-polisi-belgia.html>
))

http://arrahmah.com/read/2012/07/05/21432-kisahku-diperlakukan-kejam-oleh-polisi-belgia.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: