Sabtu, 15 Juni 2013

[daarut-tauhiid] Jujur Itu Indah

 

http://didaytea.com/2013/06/12/jujur-itu-indah/

JUJUR ITU INDAH
 
           
Surat
Yang Rumit
 
Proses seseorang menjadi karyawan
di perusahaan saya lumayan berat. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
 
            
Di akhir bulan September, saya mengikuti tes tertulis  dan wawancara dua
hari berturut- turut. Sebulan kemudian , saya harus berangkat lagi ke Jakarta
untuk mengikuti tes kesehatan.
 
            
Di antara tes kesehatan dan tes tertulis dan wawancara, kegiatan paling
melelahkan yang harus saya lakukan adalah ketika membuat SKCK (Surat Keterangan
Catatan Kepolisian), yaitu surat keterangan dari kepolisian yang menerangkan
bahwa seseorang pernah atau tidak pernah berurusan dengan tindak pidana yang
tercatat pada instansi kepolisian.
 
Saya harus meminta surat
rekomendasi dari RW, Kelurahan, Kecamatan. Lalu harus ke Polres, Polsek dan
sampai Polda.
 
            
Dan ini tidak bisa dilakukan dalam satu hari.
 
            
Karena saya tidak bekerja shift, jadi setiap keperluan yang berhubungan dengan
pembuatan passport, bahkan sejak pembuatan SKCK tadi saya harus mengorbankan
cuti saya.
 
            
Momennya juga pas sekali menjelang Lebaran.
 
           
Proses terakhir pembuatan SKCK adalah tandatangan dari
Kapolda. Dan saya ingat betul bahwa itu adalah bulan Ramadhan hari terakhir.
Sampai- sampai saya harus mengorbankan waktu lebaran saya dengan keluarga di
Bandung.
 
            Di
setiap tahapan ketika saya harus membuat dokumen- dokumen tersebut, setidaknya
jatah cuti tahunan saya yang tinggal beberapa hari saja terpakai.
 
            Dan
sampai akhirnya cuti tahunan saya tidak ada yang tersisa, semuanya terpakai
untuk pembuatan SKCK tadi, karena prosesnya yang sangat rumit dan menghabiskan
waktu, dan juga tidak di satu tempat. Beda kota malah. Saya tinggal di Cilegon.
Tapi Kantor Kecamatan, Polres, Polsek dan Polda ada di Serang. Yang paling
dramatis ya ketika di Polda itu.
 
            Dari
rumah saya harus naik angkot ke tempat bis antar kota. Lalu naik bis sampai ke
terminal pakupatan Serang yang sudah sangat jauh. Dan dari terminal ini pun,
saya masih harus naik ojek lagi yang ongkosnya sepuluh ribu rupiah. Bayangkan
saja jauhnya. Ongkos ojek dari rumah kontrakan saya ke pangkalan bis sekitar
tiga kilo meter saja hanya dua ribu rupiah.
 
            Belum
lagi keringat yang tak henti- henti bercucuran di setiap lipatan tubuh saya,
yang seketika merubah wangi parfum menjadi bau asem, bahkan sejak duduk di
pangkalan bis ke arah Serang.
 
            Belum
lagi ketika pembuatan paspor, saya harus bolak- balik Jakarta- Merak untuk
mendapatkan surat rekomendasi dari agen perekrutan karyawan.
 
 Cuti Habis         
 
Ada panggilan terakhir untuk
mengikuti semacam penataran dari agen yang menjadi perantara perekrutan
karyawan oleh perusahaan tempat saya bekerja.
 
            Waktu
itu saya benar- benar bingung bagaimana caranya agar besoknya bisa berangkat ke
Jakarta, padahal cuti saya sudah habis.
 
            Sampai
pulang kerja pun kepala saya masih berputar bagaimana caranya agar saya bisa
berangkat ke Jakarta besok pagi.
 
            Satu-
satunya cara yang mungkin adalah izin tidak masuk karena sakit. Sick Leave. Tapi saya tidak mau
berbohong jika harus bilang bahwa saya sakit, padahal saya sama sekali tidak
sakit. Saya takut nanti malah benar- benar sakit, dan tidak jadi berangkat ke
Jakarta.
 
            Tapi,
berhubung pikiran saya sudah mentok dan karena hanya cuti sakit itulah cara
agar saya tidak masuk kerja besoknya adalah ya itu tadi, cuti sakit.
           
            Urusan
surat dari dokter, ya saya sudah berniat akan tetap jujur dengan tetap bilang
ke dokter kondisi saya yang sebenarnya, hanya memerlukan surat darinya agar
bisa cuti sakit, untuk keperluan saya pergi bekerja ke luar negeri.
 
            "Ya sudahlah, Allah kan Maha Mengetahui,
kali ini saya kan berbohong demi kebaikan. Saya berniat untuk pergi ke luar
negeri agar bisa memperbaiki kehidupan saya dan orang tua saya. Semoga Allah mengampuni
dan mengerti."
 
            Walau
pun masih menyisakan pergolakan batin, tapi akhirnya tubuh lelah dan pikiran
saya yang seharian berpikir keras, akhirnya saya tertidur tanpa sempat berganti
baju, mandi, apalagi makan malam.
 
Allah
Memberi Jalan
           
            Saya
tidak ingat jam berapa saya terlelap.
 
            Saya
ingat betul, waktu itu sekitar jam tiga pagi, saya terbangun dengan perasaan
tidak enak di perut, melilit seperti ada yang mengaduk- ngaduk dan diperas-
peras.
 
            Sakit.
 
            Dengan
kelopak mata yang masih terasa sangat berat untuk dibuka, dan tubuh terhuyung-
huyung karena masih belum sadar sepenuhnya saya beranjak dari sehelai kasur
Palembang di kamar depan ke kamar mandi.
 
            Tangan
saya baru saja memegang bingkai pintu, ketika tiba- tiba seluruh isi perut saya
tiba- tiba mendesak keluar dengan sangat kuat. Ya, semua yang ada di perut saya
keluar dan saya terus muntah- muntah sampai tidak ada yang keluar lagi.
 
            Kalau
bahasa Sundanya mah, utah uger. Hehehe.
 
             
             
Eh, pas adzan subuh, abis nelepon
itu tiba- tiba jagjag waringkas. Dan akhirnya bisa ke Jakarta. J
Dan tiga jam kemudian sudah
bergabung dengan teman- teman yang bergabung di perusahaan yang sama.
Alhamdulillah!

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: